Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum 10 Sabtu, 21 Desember 2018

Mata Kuliah: Perencanaan Dasar Ekowisata

PERENCANAAN KAWASAN BERDASARKAN


PENDEKATAN TERINTEGRASI
(Studi Kasus: Lapangan Bondol, Atang Senjaya Kemang)

Disusun Oleh
Kelompok 2 /A P1
Trina Ayu Khasanah (J3B216153)

Dosen
Rima P. Batubara, S.Hut, M.Si

Asisten Dosen
Alvionita Ritawati, S.Hut
Shinta Amalia, A.Md

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Perencanann ...................................................................................... 2
B. Kawasan ............................................................................................ 2
C. Pendekatan Terintegrasi .................................................................... 2
III. KONDISI UMUM 4
A. Letak Geografis ................................................................................. 4
B. Kondisi Fisik ..................................................................................... 4
C. Aksesibilitas ...................................................................................... 4
IV. METODA PRAKTIKUM 5
A. Waktu dan Lokasi ............................................................................. 5
B. Bahan dan Alat .................................................................................. 5
C. Pendekatan Metode Praktikum ......................................................... 5
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Supply dan Demand Kawasan ........................................................... 6
1. Supply ............................................................................................ 6
2. Demand ......................................................................................... 6
B. Perencanaan Kawasan ....................................................................... 6
1. Atraksi ........................................................................................... 7
2. Aksesibilitas .................................................................................. 7
3. Amenitas ........................................................................................ 7
4. Ansilaris......................................................................................... 7
C. Pembagian Zonasi Kawasan ............................................................. 7
1. Zona Pemanfaatan ......................................................................... 8
2. Zona Perlindungan ........................................................................ 8
3. Zona Sirkulasi ................................................................................ 8
D. Rancangan Program .......................................................................... 8
1. Rancangan Program Harian ‘Aku Bisa Buat Es Krim!’ ................ 8
2. Rancangan Program Harian ‘Malam Bercerita’ ............................ 9
VI. KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Bahan dan Alat 5
2. Rancangan Program Harian 8
3. Itinerary Program ‘Aku Bisa Buat Es Krim’ 9
4. Rancangan Program Mingguan 9
5. Itinerary Program ‘Quality Time in ‘Gelato Factory’ 9

iii
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Lapangan Bondol 4
2. Aksesibilitas 4
3. Perencanaan Tapak ‘Gelato Factory’ 6
4. Pembagian Zonasi di Perencanaan ‘Gelato Factory’ 7

iv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi yang ada di sebuah destinasi wisata akan bermanfaat untuk


kelangsungan atraksi wisata yang ada di destinasi tersebut, potensi ini harus bisa
dikembangkan oleh para pengelola serta harus disadari keberadaannya, ketika
sebuah potensi bisa dimanfaatkan secara baik akan menjadi sebuah ide dan inovasi
baru untuk destinasi tersebut. Kawasan wisata adalah suatu kawasan yang
mempunyai luas tertentu yang sengaja dibangun dan disediakan untuk
kegiatan pariwisata atau jasa wisata.
Potensi di sebuah destinasi wisata sangat beragam mulai dari potensi alam
hingga potensi buatan manusia yang belum dikembangkan secara baik, tentunya
pengembangan potensi disebuah destinasi harus dimaksimalkan secara arif dan
bijaksana agar tidak merusak sumberdaya yang ada didalam nya.
Praktikum perencanaan kawasan berdasarkan pendekatan terintegrasi perlu
dilakukan guna merancang sebuah kawasan dan program yang dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat. Adanya program pada suatu kawasan dapat
meningkatkan jumlah pengunjung kawasan. Serta dengan terdapatnya kawasan
wisata akan menambah penghasilan masyarakat sekitar

B. Tujuan

Praktikum Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Terintegrasi


memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan praktikum ini dilaksanakan yaitu:
1. Mengetahui supply dan demand Lahan yang menjadi studi kasus.
2. Mengetahui Rancangan Program yang dibuat melalui pendekatan terintegrasi
serta perencanaan lahan berdasarkan Akomodasi, Aksesibilitas, Ansilaris,
Amenitas.
3. Mengetahui Pembagian Zonasi Kawasan.
4. Mrencanakan Program Wisata di Lahan tersebut.
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

Perencanaan adalah hal yang umum dilakukan dalam kehidupan sehari- hari
manusia, misalnya seorang mahasiswa pasti memiliki perencanaan setelah
kuliahnya berakhir. Perencanaan adalah aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.
Untuk menyusun dan mengurutkan langkah tindakan guna mencapai suatu tujuan
(Djunaidi, 2014).
Selain itu perencanaan juga memiliki unsur yang harus lebih dahulu
ditetapkan (Djunaidi,2014) diantaranya adalah
1. Tujuan
2. Langkah
3. Pemecahan Masalah
Dengan menentukan terlebih dahulu kedua unsur perencanaan tersebut
makan akan lebih mudah dalam melakukan sebuah perencanaan. Ketika seseorang
telah memiliki tujuan maka akan lebih mudah menentukan langkah apa saja yang
harus diambil untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Kemudian disamping
penyusunan langkah-langkah, dalam menyusun perencanaan juga harus
memikirkan pemecahan masalah, karena perencanaan juga dibuat guna
mempinimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Perencanaan adalah kegiatan
pengumpulan suatu hal yang harus melibatkan masyarakat baik secara langsung dan
tidak langsung, perencanaan pada intinya hanya menyangkut pada dua hal yaitu
penentuan tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan langkah
untunk mencapai tujuan tersebut yang didalamnya pasti ada keterlibatan
masyarakat sekitar (Robinson, 2005).

B. Kawasan

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan merupakan wilayah dalam batasan fungsional tertentu. Kawasan menurut
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mendefinisikannya
sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Kawasan non
alami merupakan suatu lanskap alami yang telah memperoleh pengaruh oleh
campur tangan manusia dengan berbagai kegiatan demi menunjang kehidupan
manusia sehingga memaksa melakukan perubahan terhadap lanskap alami.
Lanskap non alami disebut juga dengan lanskap semi alami. Lanskap ini berupa
pedesaan dan pertanian tersebar di antara pusat-pusat kota dan infrastruktur yang
relevan antara lain high ways, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan, dan
tiang-tiang listrik

C. Pendekatan Terintegrasi

Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi


suatu kesatuan yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Definisi lain mengenai integrasi adalah
suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
3

komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap


mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2
pengertian (Perdana 2008), yaitu :
1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu
2. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Pendekatan terpadu kawasan mandiri yaitu kawasan tersebut mempunyai
komponen-komponen yang lengkap sebagai suatu tujuan wisata. Potensi wisata di
suatu negara menurut Fagence (1991) tidak semua memiliki peluang yang sama.
Keberhasilan kawasan wisata tidak disebabkan oleh perencanaan yang baik, tetapi
lebih kepada lingkungan eksternal yang sangat kondusif yang berada di suatu tujuan
wisata yang kuat daya tariknya. Keberhasilan tersebut didukung oleh kesiapan
masyarakatnya dan kota dengan akses yang baik ke pintu gerbang utama dan
bahkan menjadi pintu gerbang internasional sendiri. Keberhasilan kawasan wisata
tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan perencanaan di tingkat kawasan, tetapi
oleh kaitannya dengan wilayah yang lebih luas dan faktor-faktor eksternal.
4

III. KONDISI UMUM

A. Letak Geografis

Lapangan Bondol Terletak di Kelurahan Atang Senjaya Kecamatan Kemang


yang terletak dalam satu kawasan dengan TNI AU. Lapangan ini terletak di sebelah
kanan jalan ke arah parung melewati semplak.

Gambar 1 Lapangan Bondol


Sumber: Dokumentasi Pribadi 2018

B. Kondisi Fisik

Lahan ini tidak terlalu banyak memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan


yang terdapat di kawasan ini sangat sedikit diantranya adalah tumbuhan Jambu
(Psidium guajava) tumbuhan Mangga (Pinus cembra), rumput gajah (Pennisetum
purpureum). Serta hewan hewan seperti cicak, kadal, bajing dan lain-lain.

C. Aksesibilitas

Akses Kendaraan Pribadi dari Stasiun Bogor dapat menaiki kendaraan online
motor dengan tarif Rp 14.000 atau dengan menaiki angkot No. 03 kemudian turun
di Plaza Bogor Indah dengan tarif Rp.3500 dan langsung menaiki angkot no. 06
jurusan Parung lalu turun di depan lapangan bondol.

Gambar 2 Aksesibilitas
Sumber googlemaps.com
5

IV. METODA PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi

Praktikum yang berjudul Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan


Terintegrasi. dilaksanakan di Lapangan Bondol Atang Senjaya Kemang pada Hari
Kamis, 7 Desember 2018 yang dimulai pukul 14.00- 15.00 WIB.

B. Bahan dan Alat

Kegiatan praktikum yang dilakukan dengan metoda observasi langsung dan


yang memerlukan alat dan bahan yang dapat dilihat dengan fungsi masing-masing.
Adapun setiap alat bahan yang digunakan adalah untuk mempermudah proses
pengerjaan laporan dan bahan presentasi. (Tabel 1).
Tabel 1 Bahan dan Alat
No Nama Bahan dan Alat Kegunaan
1. Alat tulis Mencatat data
2. Laptop Mengerjakan rekapan data dan laporan
3. Modem Mencari studi literatur
4. Literatur Buku Bahan dalam pembuatan laporan
5. Microsoft Word Mengerjakan laporan
6. Microsoft Powerpoint Membuat bahan presentasi
7. Kuesioner Pedoman Wawancara.

C. Pendekatan Metode Praktikum

Perencanaan Kawasan Berdasarkan pendekatan terintegrasi pada lahan


kosong di Lapangan Bondol dilaksanakan dengan menggunakan beberapa
pendekatan metode praktik. Adapun pendekatan metode praktik yang digunakan
terdiri dari tiga metode, yaitu tahap mengenal, belajar dan bekerja. Mengenal, tahap
mengenal merupakan tahapan dimana praktikan dituntut untuk mengetahui secara
baik mengenai berbagai karakteristik areal di Lapangan Bondol. Belajar, tahap
belajar merupakan tahapan yang mana praktikan dituntun untuk mampu merancang
perencanaan kawasan di suatu kawasan. Bekerja, pada tahap ini praktikan dituntut
untuk mampu bekerja melaksanakan kegiatan perencanaan berdasarkan pendekatan
terintegrasi.
6

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Supply dan Demand Kawasan

1. Supply
Lahan kosong yang diidentifikasi yang berada di Atang Senjaya Kemang.
Lahan tersebut memiliki luas kurang lebih 2 Ha. Selain itu juga kawasan ini hanya
ditumbuhi rumput liar yang cukup tinggi dan pohon, letaknya sangat mudah diakses
karena berada di sebelah Jalan Raya dan merupakan lokasi yang strategis untuk
dijadikan sebagai suatu kawasan wisata. Hal tersebut didukung dari kondisi sekitar
lahan yang cenderung banyak masyarakat di tengah kawasan perkotaan. Dari segi
aksesibilitas, jalan untuk menuju lahan ini dinilai sudah memadai yang dapat
ditempuh melalui jalur darat seperti kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
Selain itu juga lapangan ini terletak dekat dengan peternakan sapi perah yang dapat
di manfaatkan untuk pengembangan wisata berkelanjutan.
2. Demand
Kurangnya kawasan wisata yang terdapat di wilayah tersebut juga menjadi
faktor dibutuhkannya pembangunan destinasi wisata. Destinasi wisata yang
diharapkan adalah yang dapat memberi dampak positif bagi masyarakat, ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu juga kawasan tersebut yang ramai banyak
warga lalu lalang cocok sekali untuk dikembangkan, berdekatan dengan banyak
sekolah dan komplek keluarga TNI AU, maka akan lebih baik jika kawasan tersebut
dibangun dengan konsep rekreasi edukasi bagi keluarga.

B. Perencanaan Kawasan

Perencanaan yang akan dilakukan adalah pembuatan pusat pembuatan Gelato


wilayah tersebut diadikan sarana edukasi pembuatan Gelato dari bahan alami
sekaligus tempat bersantai (Gambar 3)

Gambar 3 Perencanaan Tapak ‘Gelato Factory’


Sumber: Analisa Pribadi 2018
7

1. Atraksi
Kawasan wisata yang akan dirancang dengan nama Taman Outbound
memiliki beberapa atraksi pendukung dalam perencanaannya. Atraksi tersebut
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang dengan tujuan dan
motivasi berbeda-beda. Pada kawasan rekreasi, atraksi wisata yang ditawarkan
berupa pengalaman membuat Gelato, mengolah Gelato, berkebun, Sport Center,
serta pemandangan taman yang asri
2. Aksesibilitas
Akses Kendaraan Pribadi dari Stasiun Bogor dapat menaiki kendaraan online
motor dengan tarif Rp 14.000 atau dengan menaiki angkot No. 03 kemudian turun
di Plaza Bogor Indah dengan tarif Rp.3500 dan langsung menaiki angkot no. 06
jurusan Parung lalu turun di depan ‘Gelato Factory’.
3. Amenitas
Amenitas yang direncanakan akan terdapat di Lahan ini adalah tempat duduk,
parkir, Foodcourt, Gerbang Masuk, Jalan Setapak. Amenitas tersebut diharapkan
dapat menunjang segala kebutuhan wisatawan yang dating ke kawasan ini.
4. Ansilaris
Dalam perencanaan kawasan wisata ‘Gelato Factory’. Pihak penyelenggaran
akan meminta beberapa pegawai yang ahli pada bidang-bidang tertentu untuk
merawat kawasan tersebut akan ditempatkan orang orang ahli pertamanan guna
menjaga dan merawat kebersihan serta keindahan taman selain itu juga akan ada
ahli Gelato , Pemandu, dan Pelayan

C. Pembagian Zonasi Kawasan

Zonasi Perencanaan Kawasan dibagi menjadi 3 yaitu pemanfaatan,


perlindungan, sirkulasi. Setiap zona memiliki fungsi masing masing serta
bagiannya masing masing, untuk dapat lebih jelasnya dibagi menjadi beberapa
warna (Gambar 4)

Gambar 4 Pembagian Zonasi di Perencanaan ‘Gelato Factory’


Sumber: Analisa Pribadi 2018
8

1. Zona Pemanfaatan
Zona Pemanfaatan merupakan tempat yang menjadi pusat aktivitas
pengunjung yang biasanya didukung dengan banyaknya fasilitas serta atraksi wisata
dalam perencanaan ‘Gelato Factory’ terdapat zona pemanfaatan yang meliputi
bangunan utama, tempat makan outdoor serta perkebunan buah yang akan menjadi
pusat aktivitas pengunjung (Gambar 4)
2. Zona Perlindungan
Zona Perlindungan merupakan tempat yang tidak boleh dilakukan aktivitas
pengunjung, olehkarena itu di dalam zona perlindungan tidak ada fasilitas
pengunjung. dalam perencanaan ‘Gelato Factory’ terdapat zona perlindungan yang
meliputi taman-taman (Gambar 4)
3. Zona Sirkulasi
Zona Sirkulasi merupakan tempat yang dilewati pengunjung untuk keluar dan
masuk pada satu kawasan pengunjung, dalam perencanaan ‘Gelato Factory’
terdapat zona Sirkulasi yang meliputi tempat parkir dan jalan setapak (Gambar 4)

D. Rancangan Program

1. Rancangan Program Harian ‘Aku Bisa Buat Es Krim!’


Rancangan program wisata terhadap kawasan wisata diambil untuk
merancang suatu kawasan wisata berdasarkan pendekatan Terintegrasi Selain itu,
rancangan program harian ini dibuat guna mengedukasi anak anak agar dapat
membuat eskrim yang sehat dan aman bagi tubuh. ( Tabel 3).
Tabel 2 Rancangan Program Harian
No Nama Program Latar Belakang Sasaran Durasi
1. Aku Bisa Buat Es Masyarakat sekitar Ibu-Anak sekolah atau 8 Jam.
Krim yang sering ditinggal Keluarga TNI AU Program
kepala keluarga dinas, sejumlah 20 Harian
dan juga kondisi
lokasi yang dekat
dengan banyak
Sekolah Dasar yang
rata-rata sangat
menyukai es krim dan
edukasi es krim bagi
Anak.
Anak anak yang sangat menyukai eskrim namun tidak mengetahui jika
dikonsumsi berlebihan tidak baik bagi tubuh terlebih eskrim yang di jual di toko
mengandung banyak bahan pengawet serta kimia perisa. Dengan program ini
diharapkan anak-anak dapat membuat eskrim serta mengerti bahwa eskrim dapat
dibuat dari bahan sekitar kita dan juga lebih sehat karena tanpa bahan pengawet
selain itu juga ibu dan anak memasak bersama pasti kegiatan yang menyenangkan.
Program ini akan dibuka selama weekdays agar jika ibu dan anak bosan selepas
pulang sekolah dapat mengunjungi ‘Gelato Factory’. Selain itu tujuan utamanya
adalah edukasi pentingnya camilan sehat bergizi bagi si anak. Dengan program ini
diharapkan sang ibu terpacu untuk menjaga makanan anak anaknya serta banyak
mengurangi bahan kimia dalam pembuatan makanan yang disukai anak
9

Tabel 3 Itinerary Program ‘Aku Bisa Buat Es Krim’


No Waktu Kegiatan Keterangan
1. 09.00-10.00 Pengumpulan peserta dan materi Peserta dikumpulkan di area parkir
tentang ‘Gelato’ dan melakukan registrasi ulang,
kemudian akan diberikan edukasi
mengenai Gelato di ruang
Auditorium
2. 10.00-11.00 Berkebun Peserta akan diberikan satu keranjan
setiap pasangan ibu dan anak
kemudian akan diajak memanen
buah buahan yang ada di kebun.
3. 11.00-13.00 Membuat Gelato Pasangan ibu dan anak akan
mengolah buah yang dipanen dan
membuat gelato dari hasil panen
yang dipimpin oleh seorang chef.
4. 13.00-14.00 Jamuan Makan siang & Peserta akan disuguhkan makanan
menikmati Gelato italy dan gelato yang sebelumnya
dibuat
5. 14.00-16.00 Membuat kreasi gantungan Peserta akan diajak membuat
berbentuk Gelato gantungan kunci dari clay berbentik
es krim
6. 16.00- 17.00 Penutupan Mengisi mading dengan kesan pesan
serta penutupan dengan foto bersma
Peserta akan dikumpulkan kemudian diberikan materi tentang gelato dan apa
perbedaan gelato dengan eskrim serta asal muasalnya, kemudian peserta akan
diberikan keranjang dan diajak memanen buah buahan untuk kemudian diolah
menjadi gelato. Kemudian masing masing pasangan ibu dan anak akan membuat
gelato berdasarkan kreasinya serta menghiasnya kemudian akan diberi jamuan
makan siang makanan khas italia dan juga menikmati gelato serta akan diberikan
clay untuk gantungan kunci sesuai kreasi anak dan ibu untuk kemudian dibawa
pulang sebagai souvenir(Gambar 6).
2. Rancangan Program Harian ‘Malam Bercerita’
Rancangan program wisata terhadap kawasan wisata diambil untuk
merancang suatu kawasan wisata berdasarkan pendekatan Terintegrasi Selain itu,
rancangan program harian ini dibuat guna mengedukasi serta rekreasi bagi
keluarga.
Tabel 4 Rancangan Program Mingguan
No. Nama Event Latar Belakang Sasaran Durasi
1. Quality Time in ‘Gelato Banyaknya keluarga Keluarga TNI 8 Jam, Wisata
Factory’ TNI yang jarang sebanyak 4 Harian
memiliki waktu Keluarga
banyak untuk berlibur,
dengan datang ke
kawasan ini akan
menambah kualitas
liburan selain dapat
belajar, seorang ayah
juga dapat berolahraga
bersama keluarga
Tabel 5 Itinerary Program ‘Quality Time in ‘Gelato Factory’
10

No Waktu Kegiatan Keterangan


1. 09.00-10.00 Pengumpulan peserta dan materi Peserta dikumpulkan di area parkir
tentang ‘Gelato’ dan melakukan registrasi ulang,
kemudian akan diberikan edukasi
mengenai Gelato di ruang
Auditorium
2. 10.00-11.00 Berkebun Peserta akan diberikan satu keranjan
setiap pasangan ibu dan anak
kemudian akan diajak memanen
buah buahan yang ada di kebun.
3. 11.00-13.00 Membuat Gelato Pasangan ibu dan anak akan
mengolah buah yang dipanen dan
membuat gelato dari hasil panen
yang dipimpin oleh seorang chef.
4. 13.00-14.00 Jamuan Makan siang & Peserta akan disuguhkan makanan
menikmati Gelato italy dan gelato yang sebelumnya
dibuat
5. 14.00-16.00 Sport Time Sementara anak dan ibunya
menikmati gelato sang ayah dapat
bermain olah raga tennis
6. 16.00- 17.00 Penutupan Mengisi mading dengan kesan pesan
serta penutupan dengan foto
bersama
Peserta akan dikumpulkan kemudian diberikan materi tentang gelato dan apa
perbedaan gelato dengan eskrim serta asal muasalnya, kemudian peserta akan
diberikan keranjang dan diajak memanen buah buahan untuk kemudian diolah
menjadi gelato. Kemudian masing masing pasangan ibu dan anak akan membuat
gelato berdasarkan kreasinya serta menghiasnya kemudian akan diberi jamuan
makan siang makanan khas italia dan juga menikmati gelato sang ayah dapat
menikmati waktu untuk berolahraga.
11

VI. KESIMPULAN

Hasil Perencanaan Kawasan berdasarkan Pendekatan Terintegrasi yang


berstudi kasus di Lapangan Bondol memiliki beberapa kesimpulan. Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan praktikum adalah sebagai berikut
1. Supply yang ada di lahan tersebut tidak terlalu banyak karena berupa lahan
kosong selain aksesibilitasnya mudah juga terletak di pinggir jalan selain itu
juha dekat dengan Sekolah Dasar dan Peternakan Sapi, kemudian demand dari
masyarakat adalah pemanfaatan lahan tersebut sehingga dapat menjadi kawasan
wisata tempat rekreasi.
2. Perencanaan kawasan meliputi atraksi yaitu Gelato, Kebun, Sentra Olahraga,
aksasibiltas yang mudah serta fasilitas pendukung lain seperti tempat parkir
3. Zonasi kawasan terbagi menjadi 3 yaitu pemanfaatan meliputi gedung utama
dan kebun zona perlindungan yaitu taman serta zona sirkulasi yaitu lahan parkir
dan jalan setapak.
4. Program yang dapat dibuat dengan sasaran keluarga dan tujuan edukasi yaitu
program ‘aku bisa buat es krim!’ dan ‘Quality Time in Gelato Factory’.
12

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, JP. 2015. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gunn, 2016 Tourism Planning: Basic, Concepts, Cases (Revisi). USA: Taylor &
Francis
Poerwanto. 2013. Analisis Kesan Wisatawan Terhadap Dimensi Kualitas Produk.
Wisata. Jurnal Ilmiah Pariwisata STP Trisakti, Maret 2013, Vol. 9 Revisi
Retnoningsih A. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia: Edisi Lux .
Jakarta. Grafindo

Anda mungkin juga menyukai