PERENCANAAN EVENT
(Studi Kasus : Jawa Barat)
Disusun oleh:
Fathurochmat Wicaksono (J3B817115)
Dosen :
Ira Resmayasari, S.S, M.Par, MoT
Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, S.Hut
Shinta Amalia, A.Md
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Perencanaan 3
B. Kawasan Alami 4
C. Pendekatan Demand 4
III. KONDISI UMUM 7
A. Letak, Kondisi, Status Kawasan 7
B. Kondisi Fisik 7
C. Kondisi Biotik 8
D. Aksesibilitas 8
IV. METODE PRAKTIKUM 9
A. Waktu dan Lokasi 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
A. Inventarisasi demand di Curug Cipamingkis 10
B. Karakteristik Pengunjung 10
C. Karakteristik Demand 11
D. Program Wisata 14
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
i
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Alat dan Bahan 9
2. Karakteristik Responden 10
3. Intinerary Kegiatan 2D1N 15
4. Intinerary Kegiatan 1 Day 16
ii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Logo Curug Cipamingkis 7
2. Kondisi Biotik di Curug Cipamingkis 8
3. Aksesibiitas Menuju Curug Cipamingkis 8
4. Goa Kecil di Curug Cipamingkis 10
5. Rekapitulasi Motivasi Pengunjung Terhadap Objek Wisata 11
6. Air Terjun Cipamingkis 12
7. Spot foto di Curug Cipamingkis 12
8. Rekapitulasi Kegiatan Wisata di Curug Cipamingkis 13
9. Sketsa Sederhana Kawasan 17
iii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Gambar Foto Kelompok dan Aktivitas Wawancara dengan Pengunjung 20
2. Gambar Fasilitas dan Papan Interpretasi di Curug Cipamingkis 20
iv
Fathurochmat Wicaksono Manajemen Program dan Event Wisata
J3B817115
Culture Hallmark Event Provinsi Jawa Barat
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
2. Menjadikan budaya sunda sebagai daya Tarik wisata sehingga akan mudah
untuk dilestarikan.
A. Perencanaan
B. Kawasan Alami
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi
daya. Kawasan merupakan wilayah dalam batasan fungsional tertentu. Kawasan
menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mendefinisikannya sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya. Kawasan alami merupakan suatu unit baik berupa fisik maupun biologi
yang menunjukkan suatu kondisi alami dengan adanya tipe atau vegetasi yang unik
serta adanya suatu asosiasi biotik, edafis, dan ciri khas ekologi dan perairan
(Wikipedia, 2010). Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam
adalah contoh dari kawasan alami.
Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam
terbagi menjadi 2, yaitu kawasan Cagar Alam (CA) dan kawasan Suaka
Margasatwa (SM). Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri
khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. (Pasal 1 Angka 13 UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya).
C. Pendekatan Demand
bangsa atau daerah lain daripada untuk menikmati atraksi yang dapat berupa
pemandangan alam flora atau fauna.
3. Motivasi interpersonal yaitu motif yang berhubungan dengan keinginan untuk
bertemu dengan keluarga, teman atau berkenalan dengan orang-orang tertentu
atau sekedar melihat tokoh-tokoh terkenal.
4. Motivasi status atau prestise yaitu motif yang berhubungan dengan gengsi atau
status seseorang. Maksudnya ada anggapan bahwa orang yang pernah
mengunjungi suatu tempat dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak
pernah berkunjung ke tempat tersebut.
III. KONDISI UMUM
B. Kondisi Fisik
7
8
C. Kondisi Biotik
Kondisi Biotik yang berada di Curug Cipamangkis terbagi menjadi dua yaitu
Flora dan Fauna. Secara umum flora yang terdapat di Curug Cipamangkis
merupakan tumbuhan liar seperti rerumputan dan tanaman hias. Selain itu, terdapat
beberapa fauna yang dapat dijumpai pada saat menuju Curug Cipamangkis seperti
burung, serangga, tupai, kupu-kupu dan beberapa satwa lain.
D. Aksesibilitas
Rute yang bisa dilalui untuk bisa sampai ke Curug Cipamangkis terdiri dari
2 rute yang berbeda, yaitu rute yang memiliki tempat asal Depok atau Bogor
bisa melalui jalur Sentul menuju arah wisata Jungel Land lalu ambil arah kanan
memasuki jalur menuju Wisata Alam Gunung Pancar. Lalu berjalan lurus terus
sampai bertemu dengan papan petunjuk arah menuju Curug Cipamangkis dan
melewati SMAN 1 Sukamakmur.
Rute kedua bagi wisatawan yang berasal dari daerah DKI Jakarta, bisa
melewati jalur Tol Jogorawi menuju ke Tol JOOR kemudian berjalan lurus
sampai di exit pintu tol Gunung Putri. Kemudian melewati Mayor Oking dan
Pasar Baru Citereup. Kemudian mengikuti petunjuk arah untuk sampai di
daerah Jonggol dan Jl. Kp Ciherang.
Alat adalah benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah
data, sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang nantinya akan diolah menjadi
data. Praktikum yang dilakukan memerlukan beberapa alat dan bahan (Tabel 1).
Tabel 1 Alat dan Bahan
No Nama Bahan dan Alat Kegunaan
1 Laptop Untuk menyusun laporan, rekap data, dan PPT
2 Alat Tulis Mencatat data
3 Kamera Mendokumentasikan kegiatan praktkum
4 Literature Bahan dalam pembuatan laporan
5 Microsoft Word Mengerjakan dan menyusun laporan
6 Microsoft Power Point Menyusun Power Point
7 Microsoft Excel Merekap hasil data kuisoner
C. Tahapan Kerja
9
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
10
10
B. Karakteristik Pengunjung
10
11
C. Karakteristik Demand
Daya tarik dan objek kawasan wisata terdapat di objek wisata Curug
Cipamingkis meliputi beberapa bagian seperti Topografi Kawasan, Air Terjun,
Rumah Pohon, Spot Foto, dan Kolam Berenang. Dari hasil rekapitulasi diatas dapat
diketahui bahwa tingkat motivasi pengunjung terhadap objek wisata dapat diketahui
bahwa pengunjung lebih termotivasi kepada lokasi atau objek wisata Air Terjun
yang menjadi objek utama dari Curug Cipamingkis. Air terjun memiliki angka
penilaian tertinggi dengan perolehan angka 7 yaitu sangat termotivasi.
Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang ke kawasan Wisata Curug
Cipamingkis memiliki motivasi ingin melihat air terjun yang menjadi daya tarik
utama dari Curug Cipamingkis ini, hal ini pula mendasari bahwa motivasi yang
dimiliki pengunjung untuk datang ke Curug Cipamingkis adalah motivasi fisik.
Permintaan pengunjung terhadap kawasan air terjun adalah perlunya ada ruangan
ganti yang mempuni disana dan harus ada pihak pengamanan dari pengelola
kawasan jika ada sesuatu hal yang tidak membahayakan pengunjung, pihak
pengamanan juga harus dilengkapi dengan kesiapan kotak P3K yang lengkap
seperti perban, tandu, obat merah, dan lain-lain.
11
12
Keterangan: 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Agak tidak suka, 4. Biasa saja, 5.
Agak suka, 6. suka, 7. Sangat suka
Gambar 8 Rekapitulasi Kegiatan Wisata di Curug Cipamingkis
Sumber: Hasil Analisis Priadi, 2018
13
14
D. Program Wisata
1. Latar Belakang
Perencanaan program yang terdapat di kawasan wisata Curug Cipamingkis
diselenggarakan berdasarkan pertimbangan dari beberapa hal. Latar belakang yang
dijadikan dasar sebagai pembentuk program tersebut adalah isu-isu dan
kecenderungan pengunjung. Selain itu, dasar pembentukan porgram wisata di
Curug Cipamingkis juga adalah karakteristik sumberdaya wisata dan fasilitas.
Kawasan wisata Curug Cipamingkis memiliki karakteristik dan keistimewaan
khusus yang tidak dimiliki oleh beberapa kawasan wisata lain. Kawasan Curug
Cipamingkis ini memiliki tataruang landskap yang menarik. Kawasan ini dikelilingi
oleh banyak pepohonan dan pegunungan yang indah, serta banyak satwa seperti
burung dapat memerikan daya tarik tambahan yang dimana ada beberapa
pengunjung yang senang dengan adanya keberadaan satwa burung tersebut. Hal ini
membuat pegunjung merasa tidak bosan dan selalu ingin kembali. Selain itu di
Kawsan Curug Cipamingkis ini juga sering terdengar seuah mitos yang dimana jika
wisatawan berendam didalam air terjun, maka orang tersebut akan mendapatkan
jodohnya dan jika seseorang tersebut sudah memiliki pasangan, maka hubungan
mereka akan bertahan selamanya.
Latar belakang lain yang dapat dijadikan dasar pembentukan program
wisata adalah karakteristik kawasan wisata. Selain menawarkan beberapa atraksi,
kawasan wisata Curug Cipamingkis juga menawarkan berbagai bentuk aktivitas
wisata. Contoh dari aktivitas wisata yang dapat dilakukan pengunjung adalah
Outbound dan Berkemah. Curug Cipamingkis menawarkan site untuk melakukan
aktivitas tersebut. Tentunya, aktivitas tersebut didukung dengan pemberian fasilitas
seperti site berkemah dan beberapa peralatan outbound lainnya. Bentuk penawaran
kegiatan bermalam tersebut dapat dijadikan alasan dalam pembuatan suatu program
wisata yang sesuai dengan karakteristik kawasan wisata.
2. Sasaran
Sasaran dari program wisata ini adalah seluruh lapisan masyarakat dengan
berbagai karakteristik kehidupan. Pola pengelolaan sasaran hanya dibatasi pada
penentuan kapasitas kunjungan. Program wisata ini tidak ditawarkan padai segmen
atau jenis wisatawan khusus. Program wisata ini dirancang dan ditawarkan kepada
khalayak seperti pada paket wisata destinasi pada umumnya. Pengunjung dengan
ketertarikan yang berbeda dapat menikmati program wisata di Curug Cipamingkis.
Program wisata yang memiliki karakteristik kegiatan bermalam secara umum dapat
dinikmati semua jenis pengunjung. Target atau sasaran utama dari paket ini adalah
kelompok atau komunitas keluarga. Kapasitas yang ditawarkan kepada sarapan
tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasi dan seasonalitas kawasan wisata.
3. Tujuan
Tujuan dari perancangan program wisata yang terdapat di kawasan Curug
Cipamingkis dapat dibagi berdasarkan beberapa kepentingan. Kepentingan yang
dipertimbangkan adalah nilai manfaat, pengalaman dan pengaruh terhadap
beberapa hal. Contohnya adalah kepentingan dari lokasi atau kawasan wisata.
Program wisata bermalam tersebut dirancang untuk meningkatkan jumlah
kunjungan terhadap kawasan wisata tersebut. Peningkatan jumlah kunjungan
15
4. Intinerary
Itinerary merupakan rangkain kegiatan yang terdapat dalam perencanaan
program wisata. Rangkaian program tersebut disusun secara rapi pada setiap
segmen kegiatan. Secara umum, bentuk dari rangkaian kegiatan tersebut dibagi
menajadi bagian pembukaan (penyambutan), isi (kegiatan inti), perpisahan dan
penutupan (Tabel 3).
Tabel 3. Intinerary Kegiatan 2D1N
No Program Waktu Aktivitas Lokasi
1. Penyambutan 09.00-10.00 a. Penerimaan Area depan dan
Peserta kawasan pintu
b. Greeting masuk
c. Pembacaan
susunan
kegiatan
E. Sketsa Kawasan
Sketsa kawasan wisata Curug Cipamingkis dibuat berdasarakan rancangan
program yang telah disusun. Sketsa kawasan tersebut merupakan miniatur dari
keberadaan objek wisata maupun fasilitas yang terdapat di Curug Cipamingkis.
Sketsa sederhana kawasan wisata Cutug Cipamingkis dapat dijadikan ilustrasi
pelaksanaan program wisata yang telah dirancang. Program wisata yang telah
dirancang disesuaikan dengan bentuk penawaran seperti atraksi, aksesibilitas,
amenitas, dan ansilaris.
17
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN