LAPORAN MAGANG
KENDALA BUDIDAYA TANAMAN SAWI DI DESA SUNGAI
BULAN KECAMATAN SINGKAWANG UTARA
Mengetahui
Ketua Prodi Agroteknologi Pembimbing
Laporan ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Kelulusan
Mata Kuliah Magang
Tanggal :......................…
Disahkan
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Metode Pendekatan 3
II. PELAKSANAAN MAGANG 4
A. Waktu dan Tempat Magang 4
B. Gamabaran Umum Lokasi Magang 4
C. Manfaat 5
D. Batasan Masalah 5
E. Pelaksanaan Kegiatan 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
A. Jarak tanam tidak beraturan 11
B. Banyaknya gulma disekitar penanaman sawi 12
C. Hama yang menyerang tanaman sawi 13
D. Residu pestisida 14
IV. PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembuatan Bedengan 6
Gambar 2. Pembuatan Bedengan 6
Gambar 3. Penanaman benih sawi 7
Gambar 4. Pembersihan gulma 7
Gambar 5. Penyiraman tanaman sawi 8
Gambar 6. Pemupukan 9
Gambar 7. Penyemprotan pestisida 9
Gambar 8. Panen sawi 10
Gambar 9. Penanaman terlalu rapat dan ada yang jarang 11
Gambar 10. Gulma 12
Gambar 11. Hama bekicot dan ulat grayak 13
Gambar 12. Penyemprotan pestisida 15
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Jalan Magang 18
Lampiran 2. Lembar Kendali Magang 19
Lampiran 3. Surat Permohonan Magang 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Covid 21
Lampiran 5. Kegiatan Magang Harian 22
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Magang 25
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka tidak
heran bila kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Tanaman sawi (Brassica juncea L.)
merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek
yang tinggi karena banyaknya permintaan konsumen terhadap sawi untuk dibuat
sayur dan produk olahan makanan lainnya. Selain memiliki kandungan vitamin dan
zat gizi yang penting bagi kesehatan, tanaman sawi dipercaya dapat menghilangkan
rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi pula
sebagai penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun mempercayai tanaman ini mampu
bekerja sebagai bahan pembersih darah. Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk
banyak-banyak mengkonsumsi sawi karena dapat membantu memperbaiki fungsi
kerja ginjal (Haryanto et al., 1995)
Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat
dilakukan oleh petani ataupun pemula yang ingin menekuni agrobisnis tanaman ini.
Budidaya tanaman sawi selain mudah dilaksanakan, juga sangat cepat menghasilkan
karena tanaman ini memiliki umur relatif pendek, mulai dari awal penanaman hingga
siap panen. Tanaman sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah.
Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan sehingga dapat ditanam
di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup
untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7.
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat basah
tanaman sawi berupa protein 2.3 g. Lemak 0.3 g, karbohidrat 4.0 g, Ca 220 mg, P
38.0 g, Fe 2.9 g, vitamin B 0.09 mg, dan vitamin C 102 mg (Hayanto et al., 1995).
Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya
mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau mengatasi penyakit rabun ayam
(Xerophthalmia) yang sampai kini menjadi masalah di kalangan anak balita.
Kandungan nutrisi lain pada tanaman ini berguna juga dalam menjaga kesehatan
tubuh manusia (Rukmana, 1994).
1
2
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang di Desa Sungai Bulan Kecamatan
Singkawang Utara
Tujuan Umum :
1. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
memecahkan permasalahan dalam bidang pertanian.
2. Memperluas pengetahuan dan wawasan sehubungan antara teori dan
penerapannya, sehingga dapat menjadi bekal penulis dalam dunia kerja.
3. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja dalam budidaya tanaman
sayuran.
Tujuan Khusus :
1) Melihat dan memahami secara langsung teknik budidaya tanaman sawi (Brassica
juncea L.) di lokasi magang.
2) Mengetahui dengan jelas kendala dalam budidaya tanaman sawi (Brassica
juncea L.) di lokasi magang.
3
C. Metode Pendekatan
Dalam melaksanakan kegiatan magang ini digunakan beberapa metode
pendekatan yaitu :
1. Metode Observasi
Mahasiswa terjun langsung kelapangan untuk mengamati serta melihat keadaan
yang sebenarnya terjadi di lapangan dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan di
lapangan.
2. Metode Wawancara
Mahasiswa melakukan dialog dan bertanya langsung dengan pihak terkait yang
ada di lapangan serta orang-orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan di
lapangan dan bertanggung jawab terhadap semua masalah teknis di lapangan.
3. Studi Pustaka
Penulis menggunakan berbagai literatur yang bisa memperkuat isi tulisan seperti,
buku, jurnal dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
tentang budidaya tanaman sawi.
4. Dokumentasi
Selama melaksanakan kegiatan di lapangan mahasiswa menggunakan foto atau
gambar untuk memperkuat isi laporan yang akan disusun.
II. PELAKSANAAN MAGANG
4
5
3. Keadaan Penduduk
Penduduk yang menempati areal Desa Sungai Bulan yang merupakan lokasi
lahan budidaya tanaman padi milik Petani terdiri dari berbagai suku yang sebagian
besar adalah penduduk dari suku Melayu dan sebagian kecil penduduk dari suku
madura, serta dayak. Jumlah penduduk Desa Sungai Bulan 3.135 jiwa, dengan
perincian laki-laki 1590 jiwa, dan perempuan 1545 jiwa. Mata pencaharian utama
penduduk di desa tersebut adalah bertani dan buruh bangunan sebagai mata
pencaharian utama.
C. Manfaat
Manfaat yang didapatkan setelah melaksanakan kegiatan magang adalah :
1) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai agronomis serta metode
2) Pelaksanaan kerja di lapangan.
3) Menambah pengetahuan tentang tata cara dan sistem kerja di lapangan.
4) Bertambahnya ilmu dan wawasan terkait budidaya tanaman sawi.
5) Mengetahui dan mempelajari secara menyeluruh kegiatan
6) Pemeliharaan dan pemupukan di lapangan.
7) Serta dapat memperdalam ilmu dari perkuliahan dengan
8) Mengaplikasikan teori ke lapangan.
D. Batasan Masalah
Upaya untuk meningkatkan produksi sawi di Desa Sungai Bulan Kecamatan
Singkawang Utara tidak terlepas dari masalah di lapangan. Masalah-masalah tersebut
di lapangan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1) Efisiensi penggunaan lahan
2) Frekuensi penyiangan gulma
3) Serangan hama
4) Kedisiplinan dalam aplikasi pestisida
6
E. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan budidaya sawi di Desa Sungai Bulan Kecamatan Singkawang Utara
yaitu :
1. Pembuatan Bedengan
Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm supaya
gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar
mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm
dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam
(pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
4. Pembersihan Gulma
Penyiangan dilakukan 2 kali dalam satu minggu atau disesuaikan dengan kondisi
gulma. Bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan
penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada di
sekitar penanaman sawi ataupun kita bisa menggunakan arit atau parang untuk
membersihkan gulma yang ada.
5. Penyiraman Tanaman
Pertama yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah penyiraman.
Penyiraman tergantung pada musim. Jika musim penghujan datang dan curah hujan
berlebihan, maka pengurangan air harus dilakukan. Tetapi jika sebaliknya, yakni jika
air kurang karena datangnya musim kemarau, maka harus dilakukan penambahan air,
agar kecukupan bagi tanaman sawi senantiasa terpenuhi jika tidak terlalu panas,
penyiraman dilakukan sehari sekali pada pagi hari dan sore hari awal tanam sampai
panen. Sedangkan jika hari hujan penyiraman tidak dilakukan dikarenakan tanaman
mendapat air dari air hujan yang turun.
6. Pemupukan
Pada umur 2 minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan Urea 150
kg/ha (15 gr/m2 ). Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan
pupuk organik kemudian diberikan secara larikan di samping barisan tanaman, jika
perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2 ) pada umur 10 dan 20 hari setelah
tanam.
9
Gambar 6. Pemupukan
8. Pemanenan
Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan
dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Umur panen
sawi + 40 hari setelah tanam, sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti
warna, bentuk dan ukuran daun.
10
11
12
C. Serangan Hama
Ulat grayak biasanya menyerarang sawi pada bagian daun dan biasanya
membuat daun menjadi bolong dan tak jarang habis dimakan. Bagian daunnya
terkadang sering tidak beraturan dalam segi bentuk, hal ini karena serangan ulat ini
yang menyerang dari berbagai arah. Bekicot memakan berbagai tanaman budidaya,
oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama bagi tanaman. Bagian tanaman
yang diserang adalah tunas muda, cabang, serta batang. Bekas gigitan hama ini
mengundang serangan jamur atau bakteri yang menyebabkan tanaman layu dan mati.
Dampak yang ditimbulkan jika serangan hama ulat grayak dan bekicot tidak
dikendalikan membuat tanaman rusak dan bahkan ada yang mati, serangan hama ini
dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi produksi terhadap sawi pada suatu
areal.
dkk., 2003; Razak et al., 2014) sehingga peluang terbentuknya strain-starin baru yang
lebih resisten semakin besar (Suharsono & Muchlish, 2010). Pengendalian ulat
pemakan daun oleh petani masih tergantung pada penggunaan insektisida sintetik
yang diyakini praktis dalam aplikasi dan hasil pengendalian jelas terlihat. Namun,
petani cenderung menggunakan insektisida dengan takaran yang berlebihan,
sehingga penggunaan insektisida perlu dikelola dan dikendalikan secara efektif dan
aman bagi lingkungan (Haryanto, 2003).
Cara pertama mengatasi serangan bekicot adalah dengan melakukan penyiangan
dengan rutin. Hindari juga menumpuk rumput atau plastik dan perkakas lain didekat
areal tanam agar tidak menjadi tempat persembunyian bekicot atau keong.
Pengendalian Achatina fulica dapat dilakukan dengan cara membersihkan kebun.
Kebersihan tanaman harus diperhatikan, terutama keberadaan gulma harus
disingkirkan. Gulma yang berada pada area tanaman biasanya menjadi sarang hama
ini untuk berkembangbiak dan tempat untuk persembunyian dari serangan musuh.
Cara lain untuk pengendalian hama ini yaitu dengan cara ditangkap langsung pada
bagian tanaman yang diserang selain itu dengan menggunakan bahan kimia seperti
metocol dan mesurol (Pracarya, 2007).
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian permasalahn budidaya sawi di Desa Sungai Bulan
Kecamatan Singkawang Utara dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Efesiensi penggunaan lahan yang kurang baik dengan jarak tanam yang kurang
sesuai membuat gulma mudah tumbuh pada lahan sehingga terjadinya
persaingan antara gulma dan tanaman yang membuat produksi sawi menurun.
2) Frekuensi penyiangan gulma yang tidak terjadwal membuat banyaknya gulma
yang tumbuh dan berkembang.
3) Serangan hama ulat grayak dan bekicot membuat petumbuhan dan produksi sawi
di Desa Sungai Bulan Kecamatan Singkawang Utara menurun.
4) Kurangnya kedisplinan dalam pengaplikasian pestisida oleh petani sawi di Desa
Sungai Bulan Kecamatan Singkawang Utara menimbulkan residu yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
B. Saran
Ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk memperbaiki kinerja kedepannya:
1) Penanaman sawi pada lahan atau bedengan sebaiknya harus memperhatikan
jarak tanam yang sesuai sehingga tanaman bisa tumbuh secara optimal.
2) Melakukan pengendalian gulma secara terjadwal dan jangan membiarkan gulma
menutupi tanaman.
3) Hama yang ada pada tanaman sawi harus segera dikendalikan tetapi
menggunakan cara yang tidak merusak lingkungan atau berbahaya buat
tanaman.
4) Penggunaan pestisida pada tanaman sawi harus sesuai dosis anjuran dan kapan
harus diberikan jangan sampai pemberian pestisida sembarangan tanpa
memikirkan efek buat konsumen.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abas, M. Z. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica Juncea L.)
Berdasarkan Variasi Jarak Tanam dan Varietas. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Negeri Gorontalo.
Ahadiyat, Yugi R dan Tri Harjoso. 2012. Karakter Hasil Biji Kacang Hijau Pada
KondisiPemupukan P dan Intensitas Penyiangan Berbeda .J. Agrivigor
11(2):137-143
Jumin. H. B. 2005. Dasar- Dasar Agronomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Laoh, JH, F Puspita, dan Hendra. 2003. Kerentanan larva Spodoptera litura F.
terhadap virus nuklear polyhedrosis. Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Riau, Pekan Baru, Riau. Jurnal Natur Indonesia 5 (2): 145-151
17
18
Pencabutan gulma
Penyiraman tanaman
27
Pemberian pupuk
Pemanenan