Disusun Oleh :
NIM : 1903016045
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1903016045
Menyetujui,
Mengetahui,
Prof. Dr. Bernatal Saragih, S.p., M.Si Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, MP
NIP. 19720103 199702 1 001 NIP. 19610821 198503 1 004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Mamfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu
B. Tempat
C. Program Kerja (schedule)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Universitas Mulawarman merupakan perguruan tinggi yang bergerak dibidang
pendidikan. Universitas Mulawarman berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan
teknologi, sosial budaya serta berusaha mencetak akademika yang profesional baik dalam
bidang pendidikan dan non pendidikan. Untuk menghasilkan akademika yang profesional,
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman mempunyai beberapa program studi, salah
satunya adalah S-1 program studi Agroekoteknologi.
Sehubungan dengan tuntutan kerja yang kompetitif, maka mahasiswa perlu dibekali
wawasan, kemampuan dan pengalaman yang luas sebagai subjek dan objek pembangunan
dalam pertanian. Untuk mendukung hal tersebut maka Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan upaya integratif dari pendidikan keilmuan dan pengalaman lapangan.
Dengan demikian Praktek Kerja Lapangan (PKL) bukan hanya sekedar pengalaman
lapangan bagi mahasiswa, tetapi merupakan konsep integratif dari teori, praktek dan
penelitianlah yang akan memberikan manfaat dan pengalamam yang besar bagi mahasiswa
dalam menghadapi persaingan global. Praktek Kerja Lapangan juga dilakukan guna untuk
memberikan kecocokan antara teori yang diterima diperkuliahan dengan kegiatan
dilapangan.
Kegiatan Praktek kerja Lapangan ini dilakukan di Taman Teknologi Pertanian yang
telah berdiri sejak tahun 2015. Pada awalnya merupakan lahan bekas penambangan batu
bara, dan sejak tahun 2014 sampai saat ini dikembangkan menjadi unit model pertanian
terpadu atau IFS (Integrated Farming System). Taman Teknologi Pertanian memiliki lahan
seluas 3 hektar.
Taman Teknologi Pertanian menerapkan konsep LEISA (Low Eksternal Input
Substainable Agriculture), merupakan suatu sistem pertanian yang menggunakan bahan
masukan eksternal yang rendah tetapi mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia. Konsep penerapan teknologi LEISA merupakan salah satu praktik konservasi
tanah yang diterapkan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah dan keterbatasan lahan.
Penggunaan input bahan organik sebagai sumber pupuk dan pestisida dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia yang menjadi penyebab terjadinya perubahan
stuktur tanah, penurunan produktifitas lahan, baik bersifat sementara maupun tetap.
Oleh karena itu, mahasiswa ingin mengetahui, mempelajari dan memahami praktek
perbaikan kesuburan tanah dengan perlakuan konsep LEISA.
B. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan di Taman Teknologi Pertanian.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar memberikan solusi
secara langsung terhadap masalah yang terjadi dilapangan, mengimplementasikan
ilmu dari bangku kuliah, memahami tentang pengaplikasian konsep LEISA dan
ilmunya.
3. Menambah keterampilan lapangan dalam bidang pertanian.
C. Manfaat
Manfaat dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ialah sebagai berikut :
1. Dapat mengimplementasikan sistem LEISA dalam lingkup pertanian dalam
menyelesaikan masalah kesuburan tanah.
2. Mendapatkan ilmu yang baru dalam pembelajaran konsep LEISA dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Ponmurugan et al., 2012; posada et al., 2016; Hindersah et al., 2018. Dalam
Reginawanti, dkk 2018) Penggunaan plant Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah alternatif
ramah lingkungan yang dapat memperbaiki produktivitas tanaman dan sekaligus kualitas tanah
dan sesuai dengan arah pertanian di dunia untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Penggunaan PGPR sebagai biostimulan yang dapat diimplementasikan pada beberapa
komoditas pertanian telah memperlihatkan hasil yang positif. Selanjutnya menurut
(Reginawanti dkk, 2018) Bakteri Azotobacter dengan metode aplikasi apapun menurunkan
kejadian penyakit rebah semai yang signifikan sampai 10 hari setelah tanam, tetapi tidak
berpengaruh terhadap penyakit hawar daun saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam.
Penelitian ini menjelaskan bahwa Azotobacter memiliki aktivitas ganda yaitu menurunkan
penggunaan pupuk NPK dan mengendalikan serangan penyakit rebah semai.
Menurut (Suwahyono, 2011,. Dalam Ainun Masfufah 2015) Pupuk hayati (biofertilizer)
merupakan pupuk yang mengandung 9 konsorsium mikroba dan bermanfaat untuk
pertumbuhan tanaman agar menjadi lebih baik. Mikroba yang digunakan yaitu (1) bakteri
fiksasi Nitrogen non simbiotik Azotobacter sp. dan Azospirillum sp.; (2) bakteri fiksasi
Nitrogen simbiotik Rhizobium sp.; (3) bakteri pelarut Fosfat Bacillus megaterium dan
Pseudomonas sp.; (4) bakteri pelarut Fosfat Bacillus subtillis; (5) mikroba dekomposer
Cellulomonas sp.; (6) mikroba dekomposer Lactobacillus sp.; dan (7) mikroba dekomposer
Saccharomyces cereviceae.
Beberapa mikroba tanah, Mampu menambat nitrogen alam seperti Azo tobacter dan
Azospirillum (Danapriatna dan Simarmata, 2011,. Dalam Ismul Mauludin Al Habib 2017),
sedangkan Bacillus dan Pseudomonasmerupakan bakteri pelarut phosphate, dan Cytophaga
merupakan bakteri yang mampu mendegradasi bahan organik.
Kebutuhan pupuk untuk padi sawah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini
mengisyaratkan bahwa terjadi penurunan produktivitas lahan sawah. Penunggunaan pupuk
yang semakin meningkat berarti pengeluaran berupa biaya produksi semakin meningkat pula
sehingga mengurangi pendapatan petani. Untuk mengantisipasi kebutuhan pupuk tersebut
maka pemberian bahan organik kedalam tanah sangatlah dibutuhkan. Penambahan bahan
organik ke dalam tanah, khususnya pada tanah-tanah dengan bahan bahan organik rendah
adalah suatu usaha ameliorasi tanah agar pemberian unsur hara tanaman bisa lebih efektif.
Secara umum pemberian bahan organik ke dalam tanah akan memperbaiki sifat-sifat fisika,
kimia dan biologi tanah. Pada tanah-tanah yang kekurangan bahan organik dan tanah-tanah
yang terdegradasi , bahan organik merupakan syarat utama bagi ameliorasi tanah, agar
pemberian input hara lebih efisien dan efektif. Berbagai bentuk bahan organik dapat diberika,
tergantung pada ketersediaannya ditingkat petani, diantaranya jerami padi, pupuk pupuk
kandang, pupuk hijau dan sekam padi. Bahan organik yang telah dikomposkan akan
memberikan hasil yang lebih baik (BPTP Sulawesi Selatan, 2018). Jerami padi sangat
melimpah pada saat musim panen. Bila hasil gabah rata-rata 5 t/ha maka dalam 1 hektar
diperoleh jerami ± 7,5 ton dengan asumsi nisbah jerami adalah 2 : 3 (Ponnamperuma dalam
Tim PTT Balitpa, 2001). Jerami mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro
maupun mikro. Secara umum hara N,P,K masing-masing sebesar 0,4 %, 0,2% dan 0,7%,
sementara itu kandungan Si dan C cukup tinggi yaitu 7,9 % dan 40% (BPTP Sulawesi Selatan
2018).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu
Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai tanggal 4 januari - 4
februari 2022.
B. Tempat
Lokasi pelaksanaan Praktek kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Taman
Teknologi Pertanian, L3 Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai
Kertanegara. Taman Teknologi Pertanian di bangun pada tahun 2016 – 2018 dengan
luas lahan inti 3 hektar, Taman Teknologi Pertanian merupakan organisasi perangkat
daerah yang mempunyai ruang lingkup kegiatan meliputi bidang Pertanian,
Peternakan, Perikanan dan kehutanan. Sejarah pembentukan Taman Teknologi
Pertanian ialah dalam upaya memperderas inovasi pertanian kepada masyarakat
khususnya di pedesaan , maka mulai tahun 2015 Kementrian Pertanian melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian membangun Taman Teknologi Pertanian
(TTP) guna mengimplementasikan hulu hilir inovasi pertanian yang spesifik lokasi
dengan mengedepankan aspek sosial budaya , sehingga menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi baru bagi masyarakat sekitarnya.
C. Program Kerja
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
BIBLIOGRAPHY Ainun Masfufah, A. S. (2015). Jurnal Ilmiah Biologi. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
HAYATI (BIOFERTILIZER) .
Arafah. (2018, April 17). Pengelolaan jerami sebagai pupuk organik pada tanaman padi
sawah. Retrieved February 21, 2022, from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
PERTANIAN SULAWESI SELATAN: https://sulsel.litbang.pertanian.go.id/
Dinda V. Bela, S. Latifah. (2019). Smart Farming yang Berwawasan Lingkungan untuk
Kesejahteraan Petani. MSG-Manfaat Micin untuk Tanaman Padi (Mantap) sebagai
Pangan yang Bebas Bahan Kimia dan Ramah Lingkungan Guna Menjaga Kesehatan
Masyarakat Menuju Indonesia Berkemajuan , 502-503.
Ismul Mauludin Al Habib1*, D. S. (2017). Jurnal Ilmu Pertanian. Potensi Mikroba Tanah
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit(Capsicum
frutescens L.) .