Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Desa Bangun rejo, Kec. Tenggarong Seberang
Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur

Disusun Oleh :

Nama : Yosua Kalimanto

NIM : 1903016045

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Kegiatan : Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Judul : Proposal Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tempat kegiatan : Taman Teknologi Pertanian, L3 Desa Bangun Rejo, Kecamatan


Tenggarong Seberang, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur

Waktu Pelaksanaan : Selasa, 4 Januari 2022 – Jumat, 4 Februari 2022

Nama Mahasiswa : Yosua Kalimanto

NIM : 1903016045

Menyetujui,

Mahasiswa PKL Dosen Pembimbing PKL


Ilmu Tanah

Yosua Kalimanto Donny Dhonanto, S.P., MSc


NIM 1903016045 NIP. 19760325 200501 1 002

Mengetahui,

An. Dekan Ketua


Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Jurusan Agroekoteknologi

Prof. Dr. Bernatal Saragih, S.p., M.Si Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, MP
NIP. 19720103 199702 1 001 NIP. 19610821 198503 1 004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Mamfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu
B. Tempat
C. Program Kerja (schedule)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(biodata dan dokumentasi) lembar konsultasi, sertifikat industri


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Universitas Mulawarman merupakan perguruan tinggi yang bergerak dibidang
pendidikan. Universitas Mulawarman berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan
teknologi, sosial budaya serta berusaha mencetak akademika yang profesional baik dalam
bidang pendidikan dan non pendidikan. Untuk menghasilkan akademika yang profesional,
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman mempunyai beberapa program studi, salah
satunya adalah S-1 program studi Agroekoteknologi.
Sehubungan dengan tuntutan kerja yang kompetitif, maka mahasiswa perlu dibekali
wawasan, kemampuan dan pengalaman yang luas sebagai subjek dan objek pembangunan
dalam pertanian. Untuk mendukung hal tersebut maka Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan upaya integratif dari pendidikan keilmuan dan pengalaman lapangan.
Dengan demikian Praktek Kerja Lapangan (PKL) bukan hanya sekedar pengalaman
lapangan bagi mahasiswa, tetapi merupakan konsep integratif dari teori, praktek dan
penelitianlah yang akan memberikan manfaat dan pengalamam yang besar bagi mahasiswa
dalam menghadapi persaingan global. Praktek Kerja Lapangan juga dilakukan guna untuk
memberikan kecocokan antara teori yang diterima diperkuliahan dengan kegiatan
dilapangan.
Kegiatan Praktek kerja Lapangan ini dilakukan di Taman Teknologi Pertanian yang
telah berdiri sejak tahun 2015. Pada awalnya merupakan lahan bekas penambangan batu
bara, dan sejak tahun 2014 sampai saat ini dikembangkan menjadi unit model pertanian
terpadu atau IFS (Integrated Farming System). Taman Teknologi Pertanian memiliki lahan
seluas 3 hektar.
Taman Teknologi Pertanian menerapkan konsep LEISA (Low Eksternal Input
Substainable Agriculture), merupakan suatu sistem pertanian yang menggunakan bahan
masukan eksternal yang rendah tetapi mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia. Konsep penerapan teknologi LEISA merupakan salah satu praktik konservasi
tanah yang diterapkan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah dan keterbatasan lahan.
Penggunaan input bahan organik sebagai sumber pupuk dan pestisida dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia yang menjadi penyebab terjadinya perubahan
stuktur tanah, penurunan produktifitas lahan, baik bersifat sementara maupun tetap.
Oleh karena itu, mahasiswa ingin mengetahui, mempelajari dan memahami praktek
perbaikan kesuburan tanah dengan perlakuan konsep LEISA.

B. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan di Taman Teknologi Pertanian.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar memberikan solusi
secara langsung terhadap masalah yang terjadi dilapangan, mengimplementasikan
ilmu dari bangku kuliah, memahami tentang pengaplikasian konsep LEISA dan
ilmunya.
3. Menambah keterampilan lapangan dalam bidang pertanian.

C. Manfaat
Manfaat dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ialah sebagai berikut :
1. Dapat mengimplementasikan sistem LEISA dalam lingkup pertanian dalam
menyelesaikan masalah kesuburan tanah.
2. Mendapatkan ilmu yang baru dalam pembelajaran konsep LEISA dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk cair hayati (biofertilizer) adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme


(bakteri, fungi, dan actomycetes). Pupuk hayati juga adalah pupuk hidup yang mengandung
mikroba yang baik bagi kesuburan tanah dan juga unsur hara yang berasal dari bahan hayati.
Dampak pupuk cair hayati dalam pertanian mempunyai peran positif yang dapat dilakukan
dalam penerapan kegitan pertanian untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

(Ponmurugan et al., 2012; posada et al., 2016; Hindersah et al., 2018. Dalam
Reginawanti, dkk 2018) Penggunaan plant Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah alternatif
ramah lingkungan yang dapat memperbaiki produktivitas tanaman dan sekaligus kualitas tanah
dan sesuai dengan arah pertanian di dunia untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Penggunaan PGPR sebagai biostimulan yang dapat diimplementasikan pada beberapa
komoditas pertanian telah memperlihatkan hasil yang positif. Selanjutnya menurut
(Reginawanti dkk, 2018) Bakteri Azotobacter dengan metode aplikasi apapun menurunkan
kejadian penyakit rebah semai yang signifikan sampai 10 hari setelah tanam, tetapi tidak
berpengaruh terhadap penyakit hawar daun saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam.
Penelitian ini menjelaskan bahwa Azotobacter memiliki aktivitas ganda yaitu menurunkan
penggunaan pupuk NPK dan mengendalikan serangan penyakit rebah semai.
Menurut (Suwahyono, 2011,. Dalam Ainun Masfufah 2015) Pupuk hayati (biofertilizer)
merupakan pupuk yang mengandung 9 konsorsium mikroba dan bermanfaat untuk
pertumbuhan tanaman agar menjadi lebih baik. Mikroba yang digunakan yaitu (1) bakteri
fiksasi Nitrogen non simbiotik Azotobacter sp. dan Azospirillum sp.; (2) bakteri fiksasi
Nitrogen simbiotik Rhizobium sp.; (3) bakteri pelarut Fosfat Bacillus megaterium dan
Pseudomonas sp.; (4) bakteri pelarut Fosfat Bacillus subtillis; (5) mikroba dekomposer
Cellulomonas sp.; (6) mikroba dekomposer Lactobacillus sp.; dan (7) mikroba dekomposer
Saccharomyces cereviceae.
Beberapa mikroba tanah, Mampu menambat nitrogen alam seperti Azo tobacter dan
Azospirillum (Danapriatna dan Simarmata, 2011,. Dalam Ismul Mauludin Al Habib 2017),
sedangkan Bacillus dan Pseudomonasmerupakan bakteri pelarut phosphate, dan Cytophaga
merupakan bakteri yang mampu mendegradasi bahan organik.
Kebutuhan pupuk untuk padi sawah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini
mengisyaratkan bahwa terjadi penurunan produktivitas lahan sawah. Penunggunaan pupuk
yang semakin meningkat berarti pengeluaran berupa biaya produksi semakin meningkat pula
sehingga mengurangi pendapatan petani. Untuk mengantisipasi kebutuhan pupuk tersebut
maka pemberian bahan organik kedalam tanah sangatlah dibutuhkan. Penambahan bahan
organik ke dalam tanah, khususnya pada tanah-tanah dengan bahan bahan organik rendah
adalah suatu usaha ameliorasi tanah agar pemberian unsur hara tanaman bisa lebih efektif.
Secara umum pemberian bahan organik ke dalam tanah akan memperbaiki sifat-sifat fisika,
kimia dan biologi tanah. Pada tanah-tanah yang kekurangan bahan organik dan tanah-tanah
yang terdegradasi , bahan organik merupakan syarat utama bagi ameliorasi tanah, agar
pemberian input hara lebih efisien dan efektif. Berbagai bentuk bahan organik dapat diberika,
tergantung pada ketersediaannya ditingkat petani, diantaranya jerami padi, pupuk pupuk
kandang, pupuk hijau dan sekam padi. Bahan organik yang telah dikomposkan akan
memberikan hasil yang lebih baik (BPTP Sulawesi Selatan, 2018). Jerami padi sangat
melimpah pada saat musim panen. Bila hasil gabah rata-rata 5 t/ha maka dalam 1 hektar
diperoleh jerami ± 7,5 ton dengan asumsi nisbah jerami adalah 2 : 3 (Ponnamperuma dalam
Tim PTT Balitpa, 2001). Jerami mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro
maupun mikro. Secara umum hara N,P,K masing-masing sebesar 0,4 %, 0,2% dan 0,7%,
sementara itu kandungan Si dan C cukup tinggi yaitu 7,9 % dan 40% (BPTP Sulawesi Selatan
2018).
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu
Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai tanggal 4 januari - 4
februari 2022.
B. Tempat
Lokasi pelaksanaan Praktek kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Taman
Teknologi Pertanian, L3 Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai
Kertanegara. Taman Teknologi Pertanian di bangun pada tahun 2016 – 2018 dengan
luas lahan inti 3 hektar, Taman Teknologi Pertanian merupakan organisasi perangkat
daerah yang mempunyai ruang lingkup kegiatan meliputi bidang Pertanian,
Peternakan, Perikanan dan kehutanan. Sejarah pembentukan Taman Teknologi
Pertanian ialah dalam upaya memperderas inovasi pertanian kepada masyarakat
khususnya di pedesaan , maka mulai tahun 2015 Kementrian Pertanian melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian membangun Taman Teknologi Pertanian
(TTP) guna mengimplementasikan hulu hilir inovasi pertanian yang spesifik lokasi
dengan mengedepankan aspek sosial budaya , sehingga menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi baru bagi masyarakat sekitarnya.
C. Program Kerja
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

A. Pupuk Hayati Cair Bio Bost


a. Bio Bos
Bio Bos adalah pupuk hayati cair (biofertilizer), Bio Bost merupakan pupuk untuk
menyuburkan tanah dan tanaman, pupuk hayati cair ini mengandung mikroorganisme
yang unggul untuk mempercepat dekomposer bahan organik, penambat unsur N,
memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki kelembaban tanah atau ph. Pupuk
hayati ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan unsur – unsur hara yang
tersedia dari bahan yang di gunakan dalam pembuatannya.
b. Bahan dan alat Pembuatan Bio Bos
Bahan dan alat yang di gunakan dalam pembuatan Bio Bos, antara lain sebagai
berikut :
 Bahan
- Gula merah 200 gram
- Terasi 20 gram ( 1 bungkus terasi 10 gram)
- 2 bungkus MSG 50 gram : 100 gram
- Promol 12 mikroba 20 gram
- Air kolam 20 liter
- Jerami padi 2 kg (bisa juga menggunakan pupuk kompos)
 Alat
- Ember 20 liter
c. Cara Pembuatan Bio Bost
- Siapkan ember cat 20 liter yang sudah di bersihkan, lalu isi dengan air kolam
senyak 20 liter.
- Masukkan jerami padi sebanyak 2 kg kedalam ember yang sudah di isi air.
- Lanjut tambahkan terasi sebanyak 20 gram atau 2 bungkus terasi yang sudah di
encerkan lalu dimasukan ke ember, diaduk rata.
- Setelah rata masukkan 2 bungkus MSG 100 gram kedalam media ember diaduk
rata.
- Tambahkan gula merah sebanyak 200 gram yang sudah di hancurkan dan di
encerkan kedalam ember diaduk rata kembali.
- Terakhir masukkan promol 12 mikroba sebanyak 20 gram lalu aduk rata
kembali
- Untuk mempercepat jadinya Bio Bost, di berikan Air rator untuk memberikan
oksigen dalam media ember yang sudah tercampur bahan selama 1 x 24 jam
tanpa terkena sinar matahari.
Setelah di diamkan selama 1 x 24 jam tersebut, pada sore harinya sudah
dapat diaplikasikan ke tanaman. Tanda Bio Bost berhasil adalah mempunyai
busa yang banyak. Bio Bost ini tidak mempunyai masa kadaluarsa jadi dapat
disimpan lama.
d. Manfaat Dari Setiap Bahan Pembuatan Bio Bost
1. Gula Merah
Gula merah adalah hasil olahan dari pohon aren (Arengga Pinnata), gula merah
digunakan dalam pembuatan bio bos sebagai sumber glukosa yang berperan
sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme agar tetap hidup dalam proses
pembuatan bio bos.
2. Terasi
Terasi merupaka bahan yang digunakan sebagai starter pembuatan pupuk
organik cair, terasi mengandung berbagai macam mikroorganisme sehingga
dapat digunakan sebagai starter. Alternatif yang dapat digunakan ketika tidak
ada terasi adalah nasi basi. Sebelum digunakan, nasi terlebih dahulu didiamkan
kurang lebih selama 4 - 5 hari sampai nasi terseut berwarna kekuningan atau
ditumbuhi jamur, nasi dapat diletakkan pada ruangan terbuka. Perbedaannya
adalah jika terasi dapat digunakan secara langsung, sedangkan nasi perlu
didiamkan terlebih dahulu agar bisa digunakan sebagai starter.
3. Monosodium Glutamate (MSG)
Monosodium Glutamate atau sering di sebut micin, digunakan dam bahan
pembuatan bio bos dikarenakan manfaat dari MSG untuk tanaman yaitu dapat
menambah kesuburan tanah bagi tanaman. MSG merupakan garam natrium dari
asam glutamat, dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molasses) oleh
bakteri (Brevibacterium lactofermentum). MSG berbentuk kristal, berwarna
putih dan larut dalam air. Salah satu merk MSG yaitu Ajinomoto yang dapat
dijadikan sebagai pupuk organik pada tanaman, karena didalmnya mengandung
unsur N, P, dan K yang bisa mempercepat pertumbuhan tanaman (Husada,
2007. Dalam Dinda V. Bela dan S. Latifah 2019). Karena kandungan Natrium
(Na) yang tinggi yang terkandung pada MSG dapat memberikan pengaruh
tingkat kesuburan pada tanaman pada fase vegetatif dan generatif tanaman.
Takaran yang digunakan adalah MSG merek Sajiku sebanyak 50 gram pada air
sebanyak 20 liter. Jumlah 50 gram tersebut dinilai sudah cukup, dan jika
dilakukan penggunaan terlalu banyak maka tanaman akan mengalami stagnan
dalam pertumbuhan tanaman tersebut.
4. Promol 12 Mikroba
Promol atau bisa di sebut Probiotik Mikro Organisme Lokal, di gunakan
sebagai bahan pembuatan Bio Bos karena mikroorganismenya dapat
beradaptasi dengan sempurna untuk limhkungan yang beriklim tropis.
Mikroorganisme promol terdiri dari 12 jenis mikro organisme lokal yang baik
untuk di jadikan pupuk dan diantaranya sangat baik bagi kesuburan tanah dan
tanaman. Karena pembuatan pupuknya adalah cair maka promol tersebut di
campur ke dalam air, takaran promol yang digunakan adalah sebanyak 20 gram
dengan kandungan mikro organisme antara lain Azotobacter paspalii, Bacillus
firmus, Bacillus pumilus, Bacillus stearothermophillus, Bacillus subtilis,
Corynebacterium pseudodipteriticum, Micrococcus, Varians, Sarcina lutea,
Staphylococcus epidermidis, dan Saccharomyces cerevisiae.
5. Air
Air yang di gunakan untuk pembuatan Bio Bost adalah air kolam ikan sebanyak
20 liter dalam wadah ember 20 liter, air kolam dipakai karena memiliki
mikroorganisme hasil amonia, limbah dari kotoran ikan dantidak
terkontaminasi dengan zat kimia yang dapat mematikan mikroorganisme. Air
PDAM tidak dapat digunakan karena mengandung kaporit atau zat kimia
Klorin, zat kimia tersebut digunakan untuk membersihkan air dari kuman,
virus, dan bakteri, jika dalam pembuatan Bio Bost air yang mengandung kaporit
tersebut di gunakan maka mikroorganisme dalam proses pembuatan Bio Bost
akan mati.
6. Jerami Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Jerami tanaman padi menjadi bahan baku utama yang dipakai dalam pembuatan
bio bost, karena padi sendiri adalah limbah pertanian yang mudah di dapat dan
berlimpah pada saat panen di lingkungan Taman Teknologi Pertanian. Jerami
padi sendiri dipilih karena unsur yang terkandung sangat beragam. Jerami
mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro maupun mikro. Secara
umum hara N,P,K masing-masing sebesar 0,4 %, 0,2% dan 0,7%, sementara itu
kandungan Si dan C cukup tinggi yaitu 7,9 % dan 40% (BPTP Sulawesi Selatan
2018). Selain jerami padi, dapat juga digantikan oleh pupuk kompos sapi,
kambing, dan ayam. Namun tergantung pada spesifik tempat bahan yang
tesedia agar tidak sulit untuk di dapat.

B. Pengaplikasian Bio Bost


a. Pada Tanaman Hortikultura Kangkung dan gambas
Tanaman hortikultura adalah tanaman yang mempunyai umur pendek atau
musiman, kebutuhan akan unsur hara yang cukup dan kesuburan tanah menjadi peran
penting dalam pertumbuhannya sehingga menghasilkan produk yang segar. Dalam
pengaplikasiannya dalam Praktek Kerja Lapangan adalah tanaman kangkung (Ipomea
aquatic Forsk), dan gambas (Luffa acutangula). Takaran untuk Bio Bost adalah 10
ml/liter, alat yang digunakan berupa tangki semprot 16 liter jadi : 10 ml x 16 liter tanki
= 160 ml. Setelah dicampur dalam tanki, lubang tanam yang telah berisi benih
kangkung dan gambas di semprotkan Bio Bost ± 30 – 40 ml/lubang pada hari pertama
penanaman sampai hari ke tiga. Pada hari ke lima setelah benih telah bertunas, Bio
Bost disemprotkan dengan takaran yang sama dengan kecepatan sedang satu arah,
jarak antara nozel semprot dan tanaman sekitar 10 cm secara merata.
b. Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Untuk pengaplikasian pada tanaman padi, dalam Praktek Kerja Lapangan di Taman
Teknologi Pertanian tepatnya Desa Pulo Mas, Separi 3, Tenggarong Seberang,
terhadap 3 varietas padi penelitian TTP yaitu Impago 8, Impari 32, dan Mekongga
dengan umur 57 HST. Kami melakukan pengaplikasian 4 produk ICLM
( Integrated Crop Land Manajement) yang di dalamnya juga terdapat Bio Bost, ada
juga Bioaktivator, Biang pupuk, dan NPK organik cair. Dengan takaran 50 – 50 –
200 – 100 (Bio Bost, Bioaktivator, Biang Pupuk, dan NPK Organik Cair), 4
campuran tersebut di masukkan ke dalam tanki semprot 16 liter. Penyemprotan
dimulai dengan blok, setelah di blok penyemprotan dilakukan ke tanaman padi
melewati gawangan padi dengan kecepatan sedang, lebar penyemprotan ±150 cm.

C. Manfaat Bio Bost Dalam Kesuburan Tanah


a. Pada Tanah Kering
Hasil pengaplikasian Bio Bost sangat merehabilitasi kesuburan tanah dan
mikroorganisme dalam tanah, Manfaat pemberian Bio Bost dalam memperbaiki
kesuburan tanah sangat nampak dalam satu minggu. Tanah keras sebagai media
penanaman hortikultura menjadi lebih cepat hancur (remah), kelembaban tanah
menjadi lebih baik dengan ph yang nertal. Tanaman hortikultura menjadi lebih
subur dan sehat.
b. Pada Tanah Basah
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Ainun Masfufah, A. S. (2015). Jurnal Ilmiah Biologi. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
HAYATI (BIOFERTILIZER) .

Arafah. (2018, April 17). Pengelolaan jerami sebagai pupuk organik pada tanaman padi
sawah. Retrieved February 21, 2022, from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
PERTANIAN SULAWESI SELATAN: https://sulsel.litbang.pertanian.go.id/

Dinda V. Bela, S. Latifah. (2019). Smart Farming yang Berwawasan Lingkungan untuk
Kesejahteraan Petani. MSG-Manfaat Micin untuk Tanaman Padi (Mantap) sebagai
Pangan yang Bebas Bahan Kimia dan Ramah Lingkungan Guna Menjaga Kesehatan
Masyarakat Menuju Indonesia Berkemajuan , 502-503.

Ismul Mauludin Al Habib1*, D. S. (2017). Jurnal Ilmu Pertanian. Potensi Mikroba Tanah
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit(Capsicum
frutescens L.) .

Reginawanti Hindersah1, 3. M. (2018). Jurnal Ilmu Pertanian. BAKTERI PEMFIKSASI


NITROGEN AZOTOBACTER , 1-8.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai