KELOMPOK 4
KELAS C1 AGRIBISNIS
Disetujui Oleh,
Koordinator PL-APPAS Asisten/Dosen Pembimbing
Dr. Ir. St. Rahbiah Busaeri, M.Si Dr. Ir. St. Rahbiah Busaeri, M.Si
Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Muslim Indonesia,
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah yang senantiasa dilimpahkan kepada seluruh hamba-Nya,
shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, atas izin-Nya
Sehingga laporan Pratik Lapang ini dapat Kami selesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, untuk itu melalui
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Allah SWT dan kedua
orang tua. Ucapan terima kasih kepada Dosen dan Asisten Mata Kuliah Analisis
Perancangan Pengembangan Agrosistem (APPAS). Dalam menyelesaikan laporan
ini, Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namum kami menyadari
berbagai kekurangan yang ada dalam laporan ini karena keterbatasan
pengatahuan, Kami senantiasa terbuka terhadap segala kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak sebagai upanya dari penyempurnaan
laporan ini.
Akhir kata semoga laporan Pratik Lapang ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Yaa Rabbal Alamin.
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Sarana Belajar
1.2.1 Aspek Pengetahuan
1.2.2 Aspek Keterampilan
1.2.3 Aspek Sikap
1.3 Kegunaan Praktikum
1.3.1 Bagi Mitra Belajar
1.3.2 Bagi Mahasiswa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Perancangan dan Pengembangan Agrosistem
2.2 Usaha Roti Gembong Gembul
2.2.1 Roti
2.2.2 Jenis-Jenis Roti
2.2.3 Pengolahan Roti Gembong Gembul
2.3 Teori Manjamen
2.4 Sumberdaya
2.4.1 Sumberdaya Lahan dan Bangunan
2.4.2 Sumberdaya Peralatan
2.4.3 Sumberdaya Manusia
2.4.4 Sumberdaya Finansial
2.5 Analisis Biaya
2.5.1 Proses Investasi
2.6 Faktor Produksi
2.7 Analisis Usaha
BAB III METODE PRAKTEK LAPANG
3.1 Pendekatan Kasus Agrosistem
3.1.1 Penentuan Mitra Belajar
3.1.2 Metode Pendekatan Partisipatif
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
3.3 Penentuan Posisi Penilaian
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.5 Metode Analisis
3.5.1. Analisis Kinerja Proses
3.5.2. Analisis Kinerja Hasil
3.5.3. Analisis Perancangan dan Pengembangan Agrosistem
BAB IV DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS
4.1 Visi dan Misi Agrosistem Usaha
4.2 Sejarah Singkat Agrosistem
4.3 Identifikasi Sumberdaya
4.3.1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan
4.3.2. Sumberdaya Peralatan
4.3.3. Sumberdaya Manusia
4.4 Analisis Kinerja Hasil
4.4.1. Analisis Kinerja Proses
4.4.2 Analisis Kinerja Hasil
4.5 Peta Kinerja Agrosistem kasus
BAB V PROBLEMATIS
5.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPA)
5.1.1 Identifikasi Masalah
5.1.2 Penentuan Masalah Utama
5.1.3 Struktur Pohon Masalah
5.2 Analisis Sasaran Pemngembangan Agrosisistem (ASPA)
5.2.1 Penepatan Sasaran
5.2.2 Penetapan Sasaran Utama
5.2.3 Struktur Pohon Sasaran
BAB VI DESAIN TINDAKAN
6.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem
6.1.1 Alternatif Tindakan
6.1.2 Alternatif Keputusan
6.1.3 Tindakan Terpilih
6.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem
BAB VII REFLEKSI
7.1 Aspek Pengetahuan
7.2 Aspek Keterampilan
7.3 Aspek Sikap
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,
hal ini dapat diketahui karena setiap perusahaan berusaha untuk dapat merebut
market share guna memperoleh keuntungan. Diketahui bahwa salah satu industri
yang mengalami peningkatan dalam pesaingan adalah industri rumahan (home
industri). Industri dalam produk makanan merupakan salah satu industri dalam
sektor pangan. Pertumbuhan market size sektor industri makanan mengalami
kenaikan setiap tahunnya, begitu pula di kota Makassar yang masih menjadi
daerah industri makanan yang terkenal pada jajanan masyarakat (Sigit, 2008).
Industri makanan memiliki potensi cukup besar di pasar sehingga
persaingan produk makanan di pasar sangat ketat, hal ini karena produk makanan
merupakan salah satu komoditi yang berpotensial untuk dikembangkan di pasar.
Hal itu didasarkan pada pertumbuhan jumlah pesaing yang bermunculan. Melihat
kondisi di atas, menarik perhatian perusahaan yang bergerak di industri makanan
untuk memproduksi makanan dengan kualitas yang baik dan merebut pasar
dengan memproduksi makanan yang diinginkan konsumen.
Menurut Langitan dalam Rahman, S. (2015) Agroindustri penting dilakukan
dalam rangka meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah
dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah,
maka disinilah saat yang tepat untuk mengolahnya lebih lanjut. Kegiatan
agroindustri dinilai dapat meningkatkan nilai tambah. Nilai tambah yang
diperoleh adalah selisih antara nilai komoditas yang mendapat perlakuan pada
tahap tertentu dengan nilai pengorbanan yang digunakan selama proses produksi
berlangsung.
Roti adalah produk makanan yang berbahan dasar tepung terigu. Produk ini
dalam proses pengolahannya mengalami fermentasi menggunakan ragi atau bahan
pengembang lain yang bertujuan untuk memperoleh tekstur yang lembut dan
empuk, selanjutnya dipanggang (Mudjajanto dan Lilik, 2010). Pada awalnya roti
merupakan makanan utama masyarakat di negara-negara Eropa dan Amerika yang
memanfaatkan gandum sebagai bahan baku utamanya. Akan tetapi saat ini roti
telah menjadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di
dunia termasuk Indonesia. Bahkan dikalangan remaja dan anak-anak, roti sudah
menjadi makanan utama seperti halnya nasi sebagai sumber karbohidrat. Secara
umum roti biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu roti tawar dan roti manis
(Iriyanti,2012).
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi pengolahan pangan, roti
yang awalnya hanya menggunakan gandum yang digiling menjadi terigu murni
ditambahkan air, kemudian dibakar diatas batu panas atau dioven, sekarang telah
mengalami perkembangan yang pesat dari segi ukuran, penampilan, tekstur, rasa
dan isinya. Bahan baku utama adalah terigu yang dapat diganti dengan tepung dari
sumber karbohidrat lain, misalnya ubi (Mudjajanto dan Lilik, 2010).
Salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi bisnis toko roti dalam
persaingan bisnis adalah dengan selalu menjaga kualitas dan mutu dari produk
maupun layanan yang dihasilkan oleh perusahaan. Kualitas merupakan salah satu
hal yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli suatu produk. Kualitas
produk itu sendiri meliputi kesegaran, kebersihan dari proses produksi, maupun
kebersihan kemasan. Apabila kualitas dari produk yang dihasilkan suatu
perusahaan itu baik, maka konsumen akan puas, percaya dan dapat
merekomendasikan produk yang dibeli kepada kerabatnya (Anggrahini Dewanti,
Putu Dana Karningsih, Martian Sulistiyono, 2015). Hal ini akan akan berdampak
pada keuntungan bisnis yang akan didapatkan oleh perusahaan.
Menurut penelitian Garcia, et al. (2019) perhatian yang lebih besar harus
diarahkan pada aspek higienis yang terkait dengan lingkungan tempat
penyimpanan produk maupun bahan produksi roti. Roti adalah salah satu jenis
perishable.product. Perishable product adalah produk yang mudah rusak,
memiliki umur simpan pendek dan nilainya dapat menurun secara bertahap seiring
waktu karena kerusakan, kegagalan, maupun penguapan. Produk-produk ini
cenderung dapat membusuk dan rusak selama transportasi dan penyimpanan,
sehingga struktur rantai pasokan mereka lebih kompleks, tidak pasti. dan memiliki
kerentanan yang lebih tinggi. Seluruh hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan
pada rantai pasok. Salah satu gangguan atau risiko yang sering terjadi baru-baru
ini dapat dilihat dalam rantai pasokan produk yang mudah rusak (perishable
product) (Deng, Yang, Zhang, Li, & Lu, 2019). Oleh karena itu, kualitas sistem
maupun produk roti harus diperhatikan mulai dari tingkat pemasok sampai ke
tingkat pelanggan. Strategi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam
menghindari risiko, menangani risiko, serta menjaga kualitas sistem pengelolaan
rantai pasok bisnis toko roti ini.
1.2 Sasaran Belajar
Adapun sasaran-sasaran belajar yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
magang ini terdiri dari tiga aspek, yaitu :
1.2.1 Aspek Pengetahuan
a. Mendeskripsikan Proses Pembuatan Roti
b. Mendeskripsikan Manajemen Yang Ada Pada Toko Roti Gembong Gembul
c. Mendeskripsikan Sumberdaya Yang Dimiliki Oleh Toko Roti Gembong
Gembul
d. Menganalisis Biaya Pendapatan, BEP, PP, RC/Ratio.
1.2.2 Aspek Keterampilan
a. Terampil Dalam Pembuatan Roti
b. Terampil Dalam Memasarkan Produk
c. Terampil Dalam Menganalisis Permasalah dan Pengambilan Keputusan.
1.2.3 Aspek Sikap
a. Menghargai tata tertib yang berlaku di Toko Roti Gembong Gembul.
b. Menghargai kebijakan pimipinan.
1.3 Kegunaan PKL
Adapun kegunaan praktik lapang matakuliah analisis perancangan dan
pengembangan Agrosistem, yaitu :
1.3.1 Bagi Mitra Belajar
1. memperoleh masukan dan saran-saran untuk perkembangan usaha.
2. Memberikan kesempatan kepada pihak mahasiswa untuk berpartisipasi
dalam mempersiapkan perkembangan usaha di masa denpan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Biaya Investasi
Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya seorang pengusaha
melakukan investasi, berapa banyak investasi dan kapan investasi tersebut akan
dilakukan.
2. Modal Kerja
Menurut konsep fungsional, modal kerja ini adalah jumlah dana yang
digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama
didirikan perusahaan tersebut. Definisi ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan pendapatan. Modal kerja ini sebaiknya tersedia dalam jumlah yang
cukup agar memungkinkan perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan tidak
mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian dan mengatasi
keadaan krisis tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan (Harapah, 2009).
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak
berubah sedikitpun walaupun jumlah barang yang diproduksi dan di jual berubah –
ubah dalam kapasitas normal.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel atau variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
yang berubah-ubah dan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi.
2.6 Analisis Usaha
a. Produksi dan Pendapatan
Biaya memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu usaha.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa akan
menentukan besar kecilnya harga dari produk yang dihasilkan. Pada umumnya biaya
yang dikeluarkan dalam setiap usaha terbagi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tetap (variable cost). Keberhasilan suatu perusahaan dinilai dari jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan dalam
pengertian umum adalah hasil produksi dalam bentuk materi dan dapat kembali
digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasaana produksi.
b. Kelayakan Usaha (R/c-ratio)
Analisis R/C merupakan Upaya pengembangan usaha dalam usaha kecil tidak
terlepas dari aspek keuangan yang salah satunya adalah dengan menganalisis biaya
yang berujung pada besarnya keuntungan yang akan diperoleh. Munawir (2010)
berpendapat bahwa, analisis R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara total
penerimaan dengan biaya. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula keuntungan
dari usaha tersebut. Pada dasarnya sebuah usaha akan dikatakan layak untuk
dijalankan apabila nilai R/C yang didapatkan lebih besar daripada 1. Hal ini bisa
terjadi karena semakin tinggi R/C dari sebuah usaha, maka tingkat keuntungan yang
akan didapatkan suatu usaha juga akan semakin tinggi. R/C adalah singkatan dari
Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara total penerimaan (R)
dan total biaya (C). R/C-Ratio adalah perbandingan antara pendapatan kotor dengan
biaya.
Total Penerimaan
R/C=
Total Biaya
Lokasi praktek lapang ini terletak di Jl. Toddopoli Raya No.46, Borong,
Kec.Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222. Waktu pelaksanaan kegiatan
praktek lapang mulai Rabu-Jumat, 5-07 April 2023. Mulai pukul 09.00 - 12.00
WITA.
Posisi penilaian yang kami terapkan dalam kegiatan praktek lapang ini adalah
sebagai orang luar atau pengamat, dimana kami mengamati semua proses yang terjadi
didalam perusahaan mulai dari proses persiapan bahan baku, produksi hingga
pemasaran. Dengan demikian, kami dapat mengetahui permasalahan- permasalahan
apa saja yang timbul dan memberikan saran atas permasalahan tersebut, sehingga
kedepannya usaha ini dapat berjalan lebih baik lagi.
1) Data Primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secara
langsung dari sumber pertama (tidak melalui perantara),baik individu maupun
kelompok. Kami mengumpulkan data primer dengan metode survey dan juga metode
observasi. Metode survey ialah metode yang pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Kami melakukan wawancara kepada
pemilik usaha Toko Roti Gembong Gembul.untuk mendapatkan data atau informasi
yang di butuhkan. Kemudian kami juga melakukan pengumpulan data dengan metode
observasi. Metode observasi ialah metode pengumpulan data primer dengan
melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan kejadian tertentu yang terjadi. Jadi
penulis datang ke tempat usaha untuk mengamati aktivitas yang terjadi pada usaha
tersebut untuk mendapatkandata atau informasi yang sesuai dengan apa yang di lihat
dan sesuai dengan kenyataannya.
2) Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip atau data dokumenter. Kami mendapatkan data sekunder ini dengan cara
melakukan permohonan ijin yang bertujuan untuk meminjam bukti-bukti transaksi
pada usaha Toko Roti Gembong Gembul. dan buku yang di gunakan untuk
pencatatan transaksi setiap harinya.
Ada dua macam jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan data kualitatif
yang akan di jelaskan di bawah ini, penulis lebih memfokuskan pada data kuantitatif
dalam melakukan analisis ini.
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data atau informasi yang di dapatkan dalam bentuk
angka. Dalam bentuk angka ini maka data kuantitatif dapat di proses menggunakan
rumus matematika atau dapat juga di analisis dengan sistem statistik.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data naratif atau deskriptif yang menjelaskan tentang
kualitas suatu fenomena. Kualitas suatu fenomena tersebut biasanya tidak mudah atau
tidak bisa diukur secara numerik. Data Kualitatif merupakan data yang berbentuk
kata-kata atau verbal. Cara memperoleh data kualitatif dapat di lakukan melalui
wawancara.
IV. DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS
Menurut Aditya (2010) Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan,
tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut pada masa yang akan datang.
Dalam hal pencapaian tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata
untuk dapat mewujudkannya. Adapun visi dari usaha Roti Gembong Gembul, yaitu:
Visi
“Menjadi toko roti paling populer di Indonesia dan Asia dengan keunikan
rasa, harga terjangkau dan pelayanan yang memuaskan.”
Misi
Toko Roti Gembong Gembul merupakan salah satu gerai roti yang memiliki
berbagai macam varian rasa yang lezat, lembut, dan unik untuk kita cicipi. Roti
Gembong Gembul ini milik perusahaan MGD Group Indonesia yang berasal dari
Magelang, dan baru dibuka cabang di Makassar, tepatnya di Jl. Toddopoli Raya
No.46, Borong, Kec.Manggala.
Toko Gembong Gembul ini berdiri sejak 17 Agustus 2020, dengan jam
operasional setiap hari Senin-Minggu pukul 09.00 – 17.00 WIB. Baru buka beberapa
hari saja, toko gembong gembul ini telah dipadati oleh pengunjung yang ingin
mencicipi nikmatnya roti gembul ini seperti apa rasanya.
Akbar, merupakan pemilik toko roti Gembong Gembul cabang Makassar yang
baru dibuka ini. Beliau membuka toko roti di Makassar karena lokasi dan target
pasarnya tepat. Masyarakat Makassar sendiri juga salah satu masyarakat yang
dominan menyukai roti untuk hidangan, apalagi ketika ada acara tertentu juga
pastinya menyediakan roti.
Roti Gembong menjadi salah satu makanan asli dari kota Kutai Kartanegara. Roti
tersebut menjadi makanan yang disukai para raja Kutai. Saat ini roti Gembong
menjadi makanan yang lagi naik daun. Teksturnya yang lembut dan cita rasanya yang
beragam, membuat roti ini diminati oleh masyarakat. Roti ini mengusung konsep
yang berbeda dari toko roti lainnya yakni show bakery kitchen, sehingga pelanggan
yang datang ke toko bisa melihat langsung seluruh rangkaian proses produksi hingga
pengemasan roti tersebut.
Roti Gembong Gembul ini mirip dengan roti sobek dan yang membedakannya
adalah cara memberikan isian pada rotinya. Roti Gembong Gembul, ini mengiris
bagian tengah tapi tidak sampai ujung. Terus tengahnya diberikan isian dengan
beragam. Seperti cokelat, almond, green tea, dan lain sebagainya. Harga roti
Gembong Gembul ini memang sedikit mahal dibandingkan roti sejenisnya. Tapi,
kembali lagi bahwa ada harga, pasti ada kualitas dan rasa. Di sini, isian nya bisa
menyesuaikan selera kita. Tentunya setiap isian maupun topping itu berbeda harga.
Adapun sumberdaya lahan dan bangunan dari Usaha Roti Gembong Gembul
yaitu bangunan yang dimiliki merupakan bangunan permanen dan merupakan hak
milik pribadi yang terletak di Jl. Toddopoli Raya No.46, Borong, Kec.Manggala dan
memiliki luas lahan yaitu 8 m x 6 m dimana luas lahan ini masih tergolong kurang
luas dengan harga lahan dan bangunan sebesar Rp.200.000.0000
Berikut merupakan gambaran denah lokasi dan tata letak Usaha Roti Gembong
Gembul:
1. Status lahan : Kontrak
2. Luas lahan : 1500 m2
3. Harga lahan dan bagunan : Rp. 200.000.000
4. Lokasi lahan : Jl. Toddopoli Raya No.46, Borong, Kec.Manggala.
5. Jenis bangunan : Permanen
Layout adalah proses penentuan dan penempatan fasilitas-fasilitas yang menjadi
penentu terjadinya efisiensi dalam proses produksi.
Ruang pembuatan
pesanan customer
Ruang Tunggu Customer
Kasir
NB−NL
NPA= x Jumlah alat
Lptahun
Keterangan:
Tabel 1. Jenis Alat dan Nilai Penyusutan Pada Perusahaan Roti Gembong Gembul
No. Jenis Unit Nilai Nilai Umur/Teknis Nilai
Baru Lama (Tahun) penyusutan
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Mixer 1 4.000.000 2.500.000 5 3.500.000
2. Proofer 2 6.000.000 4.000.000 5 4.400.000
3. Timbangan 1 100.000 70.000 5 86.000
Kue
4. Cetakan 20 300.000 150.000 5 300.000
Roti
5. Oven Gas 2 5.000.000 3.500.000 5 3.600.000
Total 11.886.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2023
Berikut merupakan fungsi dari peralatan yang dimiliki oleh Usaha Roti Gembong
Gembul:
Karyawan Karyawan
(Ansari) (Lisa)
Karyawan Karyawan
(Nada) (Ajjiz)
1. Pimpinan usaha atau pemilik toko bernama akbar yang bertugas untuk
mengendalikan jalannya perusahaan.
2. Bagian pemasaran bernama ardan yang bertugas untuk memperhatikan keadaan
pasar dan perkembangan pemasaran hasil produksi sendiri maupun perusahaan
saingan.
3. Bagian keuangan bernama ainun yang bertugas untuk mengelola administrasi
keuangan dan menyimpan arsip-arsip dengan baik sehingga bila sewaktu-waktu
diadakan pengontrolan.
4. Bagian produksi bernama Yurike yang bertugas untuk mengkoordinir,
mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi agar dapat
terlaksana secara ekonomis dan efisien, bertanggung jawab atas terjadinya
bahan mentah, bahan penolong, yang dibutuhkan untuk proses produksi
maupun produk jadi yang ada, dan memberikan laporan produksi kepada
direktur utama.
5. Bagian karyawan ada bernama ansari, lisa, nada dan ajjiz yang bertugas untuk
bertanggung jawab dalam pembuatan kue dan roti atas kualitasdan kehigenisan
kepada bagian produksi.
Sumberdaya manusia yang terlibat dalam Usaha Roti Gembong Gembul dapat
dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data bahwa tenaga kerja yang digunakan oleh
Usaha Roti Gembong Gembul berjumlah 8 orang yang terdiri dari pemilik 1 orang
bernama Akbar yang bertugas yang bertugas untuk mengendalikan jalannya
perusahaan, bagian pemasaran bernama ardan yang bertugas untuk memperhatikan
keadaan pasar dan perkembangan pemasaran hasil produksi sendiri maupun
perusahaan saingan, bagian keuangan bernama ainun yang bertugas untuk mengelola
administrasi keuangan, bagian produksi bernama Yurike yang bertugas untuk
mengkoordinir, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi agar
dapat terlaksana secara ekonomis dan efisien, bagian karyawan ada bernama ansari,
lisa, nada dan ajjiz yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam pembuatan kue dan
roti atas kualitasdan kehigenisan kepada bagian produksi.
Menurut Rivai (2013) dalam Zulfikar (2018:49) kinerja usaha adalah suatu istilah
secara umum yang digunakan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu
organisasi pada suatu periode dengan suatu referensi pada sejumlah standar seperti
biaya masa lalu yang diproyeksikan dengan dasar efisiensi, akuntabilitas manajemen
dan semacamnya. Sedangkan menurut Moeheriono (2012:95) kinerja usaha
merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi
organisasi yang dituangkan dalam suatu perencanaan strategi suatu organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kineja usaha adalah
seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode untuk
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam suatu
perencanaan strategis suatu organisasi.
Investasi secara umum dapat diartikan sebagai segala kekayaan (berwujud atau
tidak berwujud) yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pendapatan atau
keuntungan. Biaya Investasi yaitu suatu istilah yang berhubungan dengan keuangan
dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan
suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan, investasi dapat disebut
juga sebagai penanaman modal. Berikut ini adalah proses investasi Usaha Roti
Gembong Gembul:
Berdasarkan Tabel 4, biaya investasi dari Usaha Roti Gembong Gembul terdiri
atas pembelian lahan, bangunan dan modal kerja. Modal kerja disiapkan sebelum
mendirikan usaha, yakni pembelian lahan dan bangunan sebesar Rp. 200.000.000,
untuk membeli peralatan sebesar Rp. 11.886.000 dan perlengkapan lain.
Siapkan Peralatan
Siapkan Bahan
Cetak Adonan
Hidangkan
Produsen Konsumen
Saluran Pemasaran 2
1. Strategi Produk
Strategi produk adalah suatu perencanaan teknis dalam mengidentifikasi tiap-
tiap tujuan dan maksud produk yang akan dijual berdasarkan visi perusahaan. Strategi
produk adalah fondasi utama dalam perencanaan dan pengembangan produk yang
memetakan tolok ukur guna melakukan pemasaran, kreasi, serta distribusi konsep.
Strategi produk memetakan tolok ukur utama untuk melakukan kreasi, pemasaran,
dan distribusi konsep apa pun yang direncanakan untuk dijual.
Strategi produk yang dilakukan oleh Natos adalah dengan memberikan
bermacam-macam toping seperti abon mayo, abon spicy mayo, butter keju, srikaya,
nanas, durian, blueberry, almond, redvelvet, oreo, coklat kacang, ovomaltine dan
chesemaltine. Hal ini dapat menarik konsumen dengan beberapa variasi toping yang
ada.
2. Strategi Harga
Strategi penetapan harga adalah cara untuk menentukan harga terbaik untuk
produk atau layanan yang menggunakan model analitik. Ini adalah bagaimana
pemilik bisnis memutuskan berapa biaya untuk suatu produk atau layanan. Sebagian
besar waktu, yang perlu menghitung, melakukan riset pasar, atau berbicara dengan
pelanggan sebelum menerapkan rencana yang baik.
Strategi harga yang ada pada roti gembong gembul bermacam-macam
dikarenakan pada varian rasa yang berbeda-beda seperti pada rasa nanas, strawberry,
srikaya dan pisang coklat dengan harga Rp 18.000. Pada Rasa durian dengan harga
Rp 17.000. Pada rasa oreo, abon mayo, abon spicy mayo, redvelvet dan blueberry
dengan harga Rp 19.000. Pada rasa butter keju, almond coklat kacang, ovomaltine
dan chesemaltine dengan harga mulai Rp 20.000–Rp 23.000. Dari beberapa jenis rasa
beserta harga yang diambil mampu untuk bersaing di wilayah tersebut.
3. Strategi Promosi
Strategi Promosi adalah segala upaya terencana yang dilakukan oleh sebuah bisnis
dalam memasarkan suatu produk agar produk tersebut diminati oleh banyak konsumen
sehingga nantinya terjadilah transaksi. Dalam dunia bisnis di era modern seperti
sekarang, menyusun strategi promosi adalah suatu langkah tepat dalam mempromosikan
produk agar bisa mendatangkan pelanggan. Sudah banyak kompetitor yang
mengeluarkan ide cemerlang dalam mempromosikan produknya ke banyak pelanggan.
Selain bermanfaat bagi bisnis, promosi juga akan dirasakan oleh pelanggan. Dengan
adanya promosi, calon pelanggan bisa mengetahui apa jenis produk, harga produk,
kualitas produk, pengalaman menggunakan produk, hingga seperti apa rasa produk (Jika
bisnisnya dalam bentuk makanan).
Strategi promosi yang ada dilakukan oleh Natos ialah dengan mempromosikan
pada media sosial dan juga posisi outlet yang strategis menjadi salah satu langkah tepat
untuk mempromosikan produk Natos tersebut. Dimana letak outlet Natos ini berada di
rest area SPBU membuat konsumen banyak yang membeli produk dari Natos.
4.4.2. Kinerja Hasil
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak
berubah sedikitpun walaupun jumlah barang yang diproduksi dan di jual berubah –
ubah dalam kapasitas normal. Biaya Tetap yang diamati pada Praktek Kerja Lapang
(PKL) dapat dilihat pada Tabel 5.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel atau variable cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
yang berubah-ubah dan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi. Biaya
variabel yang diamati pada Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel 6.
Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi yang diperoleh dalam
bentuk materi dan dapat dibelanjakan kembali guna memenuhi akan sarana produksi
dan kebutuhan lainnya. Pada umumnya pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan
produk. Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh petani dari
hasil produksinya.
Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi dalam bentuk materi
dan dapat kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana
produksi. Berikut ini hasil analisis produksi dan pendapata Roti Gembong gembul :
d. Analisis R/C-ratio
R/C-ratio adalah perbandingan antara pendapatan kotor dengan biaya.
total penerimaan
R/C-ratio =
total biaya
57.000 .000
R/C-ratio =
47.946 .000
R/C-ratio = 1,18
Nilai R/C = 1,18 lebih besar dari 1 = layak
Artinya setiap mengeluarkan biaya sbesar Rp 1 maka akan memperoleh
penerimaan sebebar 1,18.
e. Analisis Titik Impas / BEP (Break Event Point)
Analisis titik impas digunakan untuk menentukan besarnya volume penjualan
dimana semua biaya telah tertutupi tanpa mengalamai kerugian maupun keuntungan.
1. BEP dalam unit
FC
BEP=
VC
P−
Unit
Rp 30.486 .000
¿
Rp 17.460 .000
Rp 19.000−
3.000
Rp 30.486 .000
¿
Rp 13.180
= 2.313,05
Dapat dilihat dari hasil BEP bahwa Roti Gembong Gembul harus menjual
kurang lebih 2.313 kemasan untuk mendapatkan keuntungan.
Artinya nilai investasi akan kembali setelah usaha berjalan hamper 2 tahun
yaitu stelah 24 bulan usaha berjalan.
SD Pengolahan
Bangunan
Peralatan Proses Produksi Lingkungan Alam
Manusia
Finansial
Produksi
Pendapatan Pemasaran
Pasar output
Untuk mengetahui lebih jelas masalah yang dihadapi oleh usaha roti gembong
gembul dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 9. Daftar Fakta, Masalah Dan Sasaran Usaha Roti Gembong Gembul
Berdasarkan Tabel. menunjukkan bahwa dari kedua fakta di atas kita dapat
melihat masalah dan menentukan solusi yang tepat untuk usaha roti gembong
gembul. Banyak yang menjadi sasaran untuk usaha roti gembong gembul namun ada
beberapa yang menjadi permasalahan utama dari perusahaan tersebut, sebelum
mendapatkan masalah utama tersebut inilah Langkah yang paling pertama harus kita
lakukan
outlet kurang
besar
Lahan sempit
Untuk menetapkan sasaran capaian agrosistem kearah yang relative lebih tinggi dari
apa yang dicapai sekarang, perlu adanya sikap realistis dimana sasaran yang
ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuana sasaran
tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem menyangkut kemampuan
sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi eksternal menyangkut
perubahan yang terjadi di luar agrosistem seperti pasar, penyedia bahan baku,
kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya. Dalam menetapkan sasaran dimulai
dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran utama yang ingin dicapai sebagai
titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran lain. (Sari et al., 2018)
promosi
meningkat
Usaha Berkembang
Keterangan :
: Sasaran Dampak
: Sasaran Utama
: Sasaran Antara
: Tindakan Alternatif
Tabel 10. Matriks Perancangan dan Pengembangan Usaha Roti Gembong Gembul
Uraian Tujuan Sesuai Ukuran Tercapainya Sistem Informasi
Tingkatan Tujuan Pengendalian
Sasaran antara :
1. Bertambahnya
Efisiennya pekejaan Laporan pemilik usaha
Karyawan
karyawan
2. Ruang Produksi
yang luas
Memudahkan kegiatan Laporan pemilik usaha
produksi
Rencana kerja adalah usaha untuk menyusun suatu kegiatan yang dapat
memberikan suatu ringkasan mngenai pelaksanaan rencana kegiatan, agar unit usaha
dapat mngembangkan usahanya. Di dalam rencana kerja ini akan menjelaskan
penanggung jawab rencana kegiatan, hasil dari kegiatan tersebut dan jadwal
pelaksanaan rencana kegiatanpengembangan usaha. Rencana kerja usaha ini
merupakan aplikasi dari tindakan yang telh di rumuskan mengenai pelaksanaan setiap
tindakan yang di rumuskan dalam format yang dapat memuat penanggung jawab
kegiatan, hasil kegiatan dan jadwal pelaksanaan dalam suatu usaha.
Pelaksanaan rencana kerja harus di daftar dalam suatu daftar kerja agar usaha
dapat berkembang dengan pesat.penjadwalan rencana kerja proyek berguna untuk
menghimpun kegiatan yang susun berdasarkan unit kerja yang telah di terapkan
sebelumnya agar lebih mudah pelaksnaannaya.
Dengan mengacu pada matriks yang telah ada berikut merupakan rencana tabel
tindakan usaha pengembangan
Tabel 11.Renacana Kerja Usaha Roti Gembong Gembul
Tindakan Penanggun Hasil Jadwal Bulan
g Jawab Kegiatan 1 2 3 4 5 6 8 9 1 1 1
0 1 2
Mencari Bagian Meningkatka
lokasi yang direktur n pemasaran
strategis
Memperlua Bagian Produksi
s ruangan produksi meningkat
produksi
Melakukan Bagian Meningkatka
perekrutan direktur n produksi
karyawan
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023
REFLEKSI
2. Setelah kami mempelajari semua proses yang ada diusaha Roti Gembong
Gembul ini mulai dari proses pembuatan, proses pengemasan sampai proses
pemasarannya sehingga kami memiliki keinginan untuk belajar membuat roti
dan mengembangkannya.
2. kami telah melakukan yang terbaik selama kami melakukan Praktikum, kami
melakukannya dengan sangat hati-hati sampai proses pelaksanaan selesai agar
tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak nama baik kampus.
DAFTAR PUSTAKA
Amam, A., Fanani, Z., Hartono, B., & Nugroho, B. A. (2020, January). Identifikasi
sumber daya finansial, teknologi, fisik, ekonomi, lingkungan, dan sosial pada
usaha ternak ayam pedaging. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner (pp. 750-758).
Eri Susan, 2019. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 9 . No 2
Hakim, M. (2010). Potensi sumber daya lahan untuk tanaman tebu di Indonesia.
Agrikultura, 21(1).
Ni Putu Decy Arwini, 2021. Roti, Pemilihan bahan dan Proses Pembuatan. Jurnal
Wastuwidya. Vol. 4. No 1
Rijal, S., Sinaga, I. N., Yulianadewi, I., Masyithah, S. M., Tannady, H., Setiawan, R., ...
& Rukmana, A. Y. (2023). Manajemen sumber daya manusia. Global Eksekutif
Teknologi.
Wibisono 2006. https://jurnal-sdm.2016/06/visi-dan-misi-perusahaan-definisi-
arti.html