OLEH :
KELAS C4
Tujuan
1. Mengetahui model dan penerapan usaha Sistem Pertanian Terpadu.
2. Mengetahui manfaat sistem pertanian terpadu
3. Mengetahui hambatan pertanian terpadu
4. Memahami lebih lanjut terkait hubungan antara pertanian terpadu dengan pertanian
berlanjut.
PEMBAHASAN
Model dan Penerapan Usaha Sistem Pertanian Terpadu.
1. Usaha Tani Campuran (Mixed Farming Systems)
Tumpang sari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan
waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman (Warsana,
2009). Sistem tumpang sari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis-jenis
yang dikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi yang menguntungkan. Sistem
tanam tumpang sari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam
monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpang sari antara lain: 1) akan terjadi
peningkatan efi siensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh
produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala
satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta
mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah
(Handayani,2011)
Bermacam jenis tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman karet seperti
tanaman padi, jagung, kedelai, nenas, semangka, cabe, jahe dan pisang. Tanaman tersebut dapat
diusahakan sebelum tanaman karet menghasilkan (Firdaus,2007)
Salah satu usaha dalam menekan tingginya biaya input produksi dalam pengendalian
hama dan penyakit adalah dengan menerapkan sistem tanam tumpangsari, karena sistem ini
memiliki beberapa keuntungan antara lain efisiensi pengolahan tanah meningkat, pemanfaatan
ruang secara ekonomis, efisiensi penggunaan pupuk meningkat, menekan perkembangan hama
dan penyakit, serta meningkatkan pendapatan petani (Sujitno dkk,2012)
Menanam secara tumpangsari akan dapat meningkatkan pendapatan petani, karena dengan
menanam secara tumpangsari penggunaan sarana produksi lebih efisien sehingga biaya
produksi dapat lebih rendah dibanding pola tanam secara monokultur. Pola tanam secara
tumpangsari dapat meningkatkan produksi, hal ini disebabkan karena berkurangnya hama dan
penyakit dengan keadaan di atas keuntungan usahatani tersebut dapat ditingkatkan. Pada pola
tanam tumpangsari ada hal yang juga perlu diperhatikan adalah sistem perakaran tanaman
(Hermawati,2016)
2. Sistem Produksi Tanaman-Ternak (Crops-Livestock Production Systems)
Ciri utama integrasi tanaman ternak adalah adanya sinergisme atau keterkaitan yang
saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. petani memanfaatkan limbah pertanian
sebagai pakan ternak ( Kariyasa,2005)
Sistem usahatani terintegrasi (integrated farming system) atau crop-livestock system
(CLS) yang dikenal sebagai SIMANTRI di Bali menawarkan intensifikasi sistem produksi
tanaman-ternak secara terintegrasi melalui pendaur-ulangan hara tanaman dalam bentuk pupuk
kandang untuk memelihara kesuburan tanah. teknologi CLS merupakan salah satu bentuk
teknologi produksi sekaligus teknologi konservasi yang dapat digunakan sebagai salah satu
upaya pencegahan atau mengurangi lahan kritis (Budiasa dkk,2012)
Pertanian terpadu hortikultura dan ternak dapat mengurangi biaya produksi karena sisa sayuran
akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Feses (kotoran) ternak dijadikan pupuk bagi tanaman
hortikultura (Siswati,2012).
Lahan pertanian sawah mencakup 63.299 ha (18%) dari total luas lahan yang ada dan
menjadi modal untuk peningkatan produksi padi karena memiliki peluang usaha dalam
peningkatan pendapatan petani Untuk memacu peningkatan produktivitas padi dapat
digunakan pupuk organik, yang diperoleh dari pemeliharaan ternak dalam sistem integrasi
padi-sapi potong. Pola integrasi ternak dengan tanaman pangan atau crop-livestock system
(CLS) mampu menjamin keberlanjutan produktivitas lahan melalui kelestarian Sumber daya
alam yang ada (Basuni dkk,2010)
Pupuk yang dihasilkan oleh ternak digunakan untuk memupuk tanaman, dan residu
tanaman digunakan sebagai pakan ternak. Dalam rangka meningkatkan produksi dan kualitas,
mereka memerlukan input yang tinggi seperti pupuk kimia dan pakan buatan pabrik
(Nurhidayati dkk, 2008)
Sistem pertanian terpadu diharapkan mampu mengasilkan 4 F, yaitu food, feed, fuel, dan
fertilizer. Pertama, pertanian terpadu dapat menghasilkan pangan dengan komposisi lebih
beragam, seperti beras, sayuran, daging, dan ikan. Kedua, limbah pertanian seperti jerami,
daun-daunan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak. Sementara itu, limbah hasil
pengolahan produk pertanian seperti bungkil jagung dan dedak dapat diolah kembali menjadi
konsentrat sebagai pakan ternak dan ikan. Ketiga, limbah peternakan dapat diolah untuk
menghasilkan biogas sebagai bahan bakar untuk memasak. Terakhir, limbah dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair maupun pupuk organik padat.