Anda di halaman 1dari 6

Nama : Amanda Ayun Salsabila

NPM : 20024010110
Kelas/Semester : Agroforestri A/ 7
Kuis Agroforestri
1. Sebutkan minimal 3 jenis pola atau sistem agroforestri yang umum diterapkan di
Indonesia. Jelaskan keunikan dan manfaat dari masing-masing pola tersebut.
2. Jelaskan bagaimana agroforestri dapat mempengaruhi peningkatan keanekaragaman
hayati.
3. Tuliskan 2 contoh peran agroforestri dalam meningkatkan ketahanan pangan suatu
daerah.
4. Apa tantangan utama dalam implementasi agroforestri di Indonesia? Berikan solusi
atau rekomendasi untuk mengatasinya.
5. Bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung pengembangan
agroforestri? Sebutkan minimal 2 kebijakan dan dampaknya terhadap praktik
agroforestri.
Jawaban:
1. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis pola atau sistem agroforestri yang umum
diterapkan, antara lain:
a. Agroforestri Tumpangsari: Ini adalah jenis agroforestri di mana tanaman
pohon ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian atau perkebunan. Ini
unik karena ada interaksi yang menguntungkan antara tanaman pohon,
tanaman pertanian, dan/atau perkebunan.
b. Agroforestri Sistem Ladang Hutan: Jenis agroforestri ini mengintegrasikan
tanaman pohon, tanaman pertanian, dan sumber daya hutan, sehingga
meningkatkan produktivitas lahan dan diversifikasi hasil.
c. Sistem Agroforestri Tumpang Sari: Ini adalah jenis agroforestri di mana
tanaman pohon dan tanaman pertanian ditanam secara bergantian di lahan
yang sama. Jenis agroforestri ini unik karena tanaman pohon dan tanaman
pertanian berputar di lahan yang sama.
Setiap jenis pola atau sistem agroforestri memiliki keuntungan dan keunggulannya
sendiri, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan, meningkatkan keberlanjutan
produksi, dan melindungi tanah dari erosi. Petani dapat memperoleh manfaat ganda
dari lahan yang mereka miliki melalui penerapan pola agroforestri: peningkatan
produktivitas, keberlanjutan produksi, dan perlindungan lingkungan. Oleh karena itu,
penerapan pola agroforestri dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk
pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Referensi:
1. "Peranan Pengetahuan Ekologi Lokal dalam Sistem Agroforestri" - World
Agroforestry.
[https://apps.worldagroforestry.org/downloads/Publications/PDFS/NL03311.PDF]
2. "EVALUASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN SISTEM AGROFORESTRY DI
INDONESIA" - Alviya.
[http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/
2485]
3. "Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Agroforestri" - Studocu.
[https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional
veteran-jawa-timur/agriculture/aspek-sosial-ekonomi-dan-budaya
agroforestri/31234265]
2. Dalam berbagai cara, agroforestri dapat berkontribusi pada peningkatan
keanekaragaman hayati, seperti berikut:
1. Peningkatan Habitat: Agroforestri menciptakan lingkungan yang mendukung
keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora
dan fauna. Kombinasi tanaman pohon, tanaman semusim, dan tanaman perdu
dalam agroforestri menciptakan struktur lanskap yang beragam, memberikan
tempat tinggal dan sumber makanan bagi berbagai jenis organisme.
2. Perlindungan Ekosistem: Agroforestri melindungi ekosistem dengan
mempertahankan keanekaragaman hayati. Sistem agroforestri yang beragam
membuat kondisi lingkungan lebih stabil, mengurangi tekanan terhadap spesies
tertentu, dan memungkinkan ekosistem tetap seimbang.
3. Konservasi Genetik: Agroforestri berperan dalam konservasi genetik dengan
menjaga keanekaragaman genetik tanaman dan hewan. Dengan membuat sistem
yang menggabungkan berbagai varietas hewan dan tanaman, keanekaragaman
genetik dapat dipertahankan untuk masa depan.
Agroforestri, seperti sistem ladang hutan, sistem tumpang sari, dan agroforestri
tumpangsari, dapat mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati
melalui interaksi yang kompleks antara tanaman pohon, tanaman semusim, dan
tanaman perdu. Penerapan agroforestri memberikan manfaat ekologis yang signifikan
bagi lingkungan dan keberlanjutan sistem pertanian.
Referensi:
1. "Pengertian Agroforestri, Jenis, Contoh dan Manfaatnya" - Fakultas Pertanian
UMSU. [https://faperta.umsu.ac.id/2023/06/05/pengertian-agroforestri-jenis-contoh-
dan-manfaatnya/]
2. "Agroforestri: Mengapa petani tidak menanam lebih banyak pohon?" - CIFOR
Forests News. [https://forestsnews.cifor.org/55619/agroforestri-mengapa-petani-tidak-
menanam-lebih-banyak-pohon?fnl=en]
3. "PENGEMBANGAN AGROFORESTRI YANG BERKELANJUTAN" -
Universitas Lampung. [http://repository.lppm.unila.ac.id/25553/1/Copy_compressed-
final-%20PENGEMBANGAN%20AGROFORESTRI%20-.pdf]
3. Dua contoh agroforestri yang dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan
sebuah wilayah adalah sebagai berikut:
1. Agroforestri Sistem Tumpang Sari: Sistem ini melibatkan penanaman bersamaan
tanaman pohon, tanaman semusim, dan tanaman perdu di satu lahan. Sistem ini
dapat meningkatkan produktivitas lahan, memberikan hasil yang berkelanjutan,
dan melindungi tanah dari erosi. Petani dapat menggunakan tanaman pohon untuk
menghasilkan makanan seperti jajan, kacang, dan kulit kebun, sementara tanaman
semusim dan tanaman perdu dapat menghasilkan sayuran dan pakan hewan
peliharaan.
2. Agroforestri Sistem Ladang Hutan: Dalam sistem ini, masyarakat dapat
menghasilkan makanan seperti jajan, kacang, dan kulit kebun dari tanaman pohon,
sementara tanaman pertanian menghasilkan sayuran dan pakan hewan peliharaan.
Sistem ini digunakan di lahan yang dulunya merupakan hutan dan di mana
tanaman pohon ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian. Selain itu,
masyarakat dapat mengeksploitasi hutan sebagai sumber daya hutan untuk
membantu menjaga kehidupan hewan peliharaan dan mengurangi tekanan pada
lahan.
Dalam kedua contoh di atas, agroforestri meningkatkan ketahanan pangan suatu
wilayah dengan mempertahankan keanekaragaman tanaman yang berbeda dan
memanfaatkan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Masyarakat dapat
berkembang dan mengatasi ketahanan pangan mereka dengan memadukan
keuntungan ekonomi, ekologi, dan sosial dari agroforestri.
Citations:
[1]https://repository.lppm.unila.ac.id/1707/3/KONTRIBUSI%20AGROFORESTRI
%20BAGI%20KETAHANAN%20PANGAN%20RUMAH%20TANGGA%20ok.pdf
[2] https://www.ejurnalunsam.id/index.php/psn/article/download/4824/3045
4. Tantangan utama dalam implementasi agroforestri di Indonesia meliputi:
1. Pengurangan kepentingan ekonomi: Beberapa petani mungkin merasa bahwa
agroforestri menghambat keuntungan ekonomi dibandingkan dengan sistem
pertanian konvensional. Namun, dengan menghasilkan produk tanaman yang
beranekaragaman dan mempertahankan sumber daya hutan, agroforestri
menawarkan keuntungan ekonomi yang lebih panjang dan stabil.
2. Kesadaran dan keterampilan petani: Banyak petani di Indonesia mungkin tidak
memahami atau memiliki keterampilan yang cukup untuk mengelola agroforestri.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan organisasi nirlaba untuk
menawarkan petani pelatihan dan dukungan teknis.
3. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah mungkin tidak memprioritaskan
elemen-elemen penting dalam pengembangan agroforestri, yang dapat
menyebabkan keterbatasan dalam pelaksanaan agroforestri di beberapa wilayah.
4. Pengusiriman lahan pertanian: Implementasi agroforestri dapat menghadapi
tantangan dengan pengiriman lahan pertanian karena konversi lahan pertanian ke
agroforestri dapat menyebabkan erosi dan penurunan kesuburan tanah. Namun,
agroforestri dapat menjadi metode yang berguna untuk mempertahankan
keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kualitas lahan dengan menggunakan
metode yang aman dan berkelanjutan seperti rewetting, revegetasi, dan
revitalisasi.
5. Pemanfaatan jasa lingkungan: Tantangan dalam membangun skema ko-investasi
jasa lingkungan seperti Smart Tree-Invest di Indonesia, Viet Nam, dan Filipina
adalah pemanfaatan jasa lingkungan. Namun, cara yang efektif untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan memberikan insentif keuangan kepada petani melalui
pengembangan pelatihan dan dukungan teknis serta penyesuaian kebijakan
pemerintah.
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan kesadaran dan keterampilan petani: Petani harus diberi pelatihan dan
dukungan teknis untuk memahami dan mengelola sistem agroforestri dengan baik.
Ini harus dilakukan oleh pemerintah dan organisasi nirlaba.
2. Mengembangkan kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah harus lebih khusus
dan mencakup aspek-aspek penting dari pengembangan agroforestri; misalnya,
kebijakan pemerintah yang mengatur pengembangan agroforestri di Indonesia
harus melakukannya.
3. Pengusiriman lahan pertanian yang aman dan berkelanjutan: Pengusiriman lahan
pertanian dengan cara yang aman dan berkelanjutan seperti rewetting, revegetasi,
dan revitalisasi sangat penting saat menerapkan agroforestri.
4. Pemanfaatan jasa lingkungan: Tantangan pemanfaatan jasa lingkungan dalam
agroforestri dapat diatasi dengan skema ko-investasi jasa lingkungan seperti Smart
Tree-Invest.
Citations:
[1]https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7786/MjAzMDM=/Analisis-
implementasi-kebijakan-pemerintah-terhadap-pengembangan-agroforestri-di-
kawasan-hutan-Bromo-Karanganyar-abstrak.pdf
[2]https://apps.worldagroforestry.org/downloads/WaNuLCAS/LectureNotes/
LectureNote1.pdf
[3] https://fisip.prosiding.unri.ac.id/index.php/pisip/article/download/2/1
[4]https://lcdi-indonesia.id/2022/06/30/memahami-peluang-agroforestri-berbasis-
paludikultur-di-lahan-gambut-sebagai-strategi-restorasi/
[5] https://apps.worldagroforestry.org/downloads/Publications/PDFS/WP17008.pdf
5. Untuk mendorong praktik agroforestri dan meningkatkan kontribusinya terhadap
keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan, pemerintah Indonesia menerapkan
berbagai inisiatif dan regulasi. Dua kebijakan ini berdampak pada praktik agroforestri:
1. Kebijakan Penyediaan Lahan Agroforestri: Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan yang mendukung transformasi lahan hutan menjadi lahan
agroforestri. Ada peningkatan luas lahan agroforestri yang dapat digunakan untuk
produksi hasil hutan seperti kayu, pangan, dan pelestarian keanekaragaman hayati.
2. Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat: Pemerintah Indonesia juga memiliki
kebijakan untuk mendukung masyarakat dalam praktik agroforestri, yang
mencakup bantuan teknis, pendampingan, dan pelatihan. Mereka menghasilkan
peningkatan kesadaran dan keterampilan petani tentang mengelola sistem
agroforestri serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam praktik agroforestri.
Pemerintah Indonesia berusaha menciptakan lingkungan kebijakan yang mendukung
pengembangan agroforestri sehingga praktik ini dapat memberikan manfaat
lingkungan, sosial, dan ekonomi yang paling optimal bagi masyarakat dan negara.
Referensi:
1. "Efektifitas Aplikasi Kebijakan Agroforestri di Indonesia" - Universitas Lampung.
[http://repository.lppm.unila.ac.id/6672/1/Efektifitas%20Aplikasi%20Kebijakan
%20Agroforestri%20di%20Indonesia.pdf]
2. "Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah terhadap Pengembangan
Agroforestri di Kawasan Hutan Bromo Karanganyar" - Universitas Sebelas Maret.
[https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7786/MjAzMDM=/Analisis-
implementasi-kebijakan-pemerintah-terhadap-pengembangan-agroforestri-di-
kawasan-hutan-Bromo-Karanganyar-abstrak.pdf]

Anda mungkin juga menyukai