Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK PRAKTIKUM

SISTEM PERTANIAN TERPADU

Disusun Oleh :
Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA., IPU.
Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., IPM. ASEAN Eng.
Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., MP., Ph.D., IPM. ASEAN Eng.

Nilo Suseno, S.Si., M.Si.


dan
Tim Asisten

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM
SISTEM PERTANIAN TERPADU

1. Acara praktikum Sistem Pertanian Terpadu mulai dari Asistensi, General


Pretest, Praktikum, dan Responsi wajib diikuti oleh mahasiswa yang baru
maupun mendalami mata kuliah Sistem Pertanian Terpadu.
2. Mahasiswa yang tidak bisa mengikuti acara praktikum wajib membuat surat izin
yang ditujukan kepada koordinator asisten Praktikum Sistem Pertanian Terpadu
dengan alasan yang jelas.
3. Praktikan wajib membawa buku panduan (hardfile) karena asisten hanya
memberikan dalam bentuk softfile.
4. Acara praktikum kunjungan praktikan wajib mengenakan pakaian bebas rapi
berkerah dan jas almamater serta bersepatu tertutup, membawa topi, alat
ibadah, bekal, alat tulis, mantel/payung, obat, dan perlengkapan pribadi.
5. Praktikum kunjungan lapangan dilakukan selama 1 hari.
6. Selama praktikum tidak boleh merokok, makan, minum dan semua kegiatan
yang dapat mengganggu jalannya praktikum.
7. Setiap kelompok wajib membawa kamera (minimal 1) dalam setiap acara
praktikum.
8. Praktikan wajib datang 10 menit sebelum acara praktikum dimulai.
9. Praktikan wajib menjaga nama baik almamater dan Fakultas Peternakan
selama praktikum.
10. Tidak ada inhal praktikum.
11. Pada akhir kegiatan praktikum diadakan Responsi berupa Tulis dan
Presentasi.
12. Sanksi bagi yang melanggar aturan praktikum akan diberikan kemudian.
13. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum, mulai dari Asistensi,
Praktikum dan Responsi maka nilai praktikum TL.
14. General Pretest susulan akan diadakan Jumat, 18 Oktober 2019 di
laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura mulai 09.00-15.00 WIB.
19. Hal-hal yang belum diatur akan disampaikan di kemudian hari.
ASISTENSI
Bagi yang tidak mengikuti asistensi, maka nilai asistensi 0 dengan syarat
perijinan yang jelas dan sesuai ketentuan akademik yang ditunjukkan dengan
membuat surat keterangan/surat ijin. Jika surat tidak memenuhi persyaratan
akademik maka akan ada konsekuensinya.

PROPORSI NILAI PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU


1. Asistensi :5%
2. General Pretest : 10%
3. Praktikum : 25%
4. Responsi Tulis : 20%
5. Responsi Presentasi : 20%
6. Laporan : 20% +
100 %
SISTEM PERTANIAN TERPADU

Pengertian Sistem Pertanian Terpadu


Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System) adalah strategi
penggunaan lahan secara terpadu untuk meningkatkan petani dengan
mempertahankan kesinambungan/kelestarian pertanian tersebut, contohnya
agroforestry, mixed cropping, multiple cropping/tumpangsari, sustainable
agriculture, alley cropping, Sistem Tiga Strata (STS), dan lain-lain.
Sistem Pertanian Terpadu merupakan sistem yang menggabungkan
kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait
dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah
satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan
konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Adanya
sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah,
dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan
sistem pertanian ini.
Sistem pertanian terpadu juga dapat diartikan sebagai satu sistem yang
mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan
suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. Pertanian pada hakekatnya
merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di
dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara
seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.
ACARA
KUNJUGAN LAPANGAN

Lahan pertanian terpadu memiliki banyak model yang biasanya


disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Model penanaman yang
dipilih juga menyesuaikan kondisi lingkungan dan tujuan penanaman. Vegetasi
yang ditanam akan berbeda-beda pada setiap daerah. Lahan yang dapat
diamati adalah contoh sistem pertanian terpadu yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

Klasifikasi Sistem Pertanian Terpadu


1. Klasifikasi Berdasarkan Struktur, jenisnya yaitu :
a. Agrisilvikultur (tanaman pertanian – tanaman hutan)
b. Silvopastoral (tanaman hutan/pohon – padang rumput/ternak)
c. Agrosilvopastoral (tanaman hutan/pohon – tanaman pertanian – padang
rumput/ternak)
d. Agropastoral (tanaman pertanian – padang rumput/ternak)

2. Klasifikasi Berdasarkan Fungsi


a. Fungsi produksi (bahan pangan, pakan ternak, kayu bakar,timber, dan
hasil lain)
b. Fungsi perlindungan (penahan angin, konservasi tanah, konservasi
kelembaban, naungan)

3. Klasifikasi Berdasarkan Sosial Ekonomi


a. Sistem pertanian subsisten, yaitu pemanfaatan lahan untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup keluarga.
b. Sistem pertanian komersial, yaitu sistem bertani yang mana penjualan
hasil produksi menjadi tujuan utama (kelapa sawit, karet dan lain-lain)
dikelola secara professional.
c. Sistem pertanian semi komersial, yaitu antara subsistem dengan
komersial (tanaman tahunan dikelola secara komersial untuk
cashcrop/dijual dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga).

4. Klasifikasi Berdasarkan Ekologi


a. Sistem pertanian dataran rendah
emi humid

b. Sistem pertanian dataran tinggi

c. Sistem pertanian arid dan semi arid

Model penanaman yang ada juga bermacam-macam seperti :


1. Trees Along Border
Trees along border merupakan model penanaman pohon di bagian
pinggir dan tanaman pertanian berada di tengah lahan. Pola agroforestri Trees
Along Border (TAB) merupakan kombinasi antara Tanaman semusim dan
tanaman kehutanan yang dapat berfungsi sebagai penyangga baik secara
ekonomi maupun lingkungan. Adanya variasi luas lahan milik pada pola TAB,
digunakan untuk mengetahui karakteristik pola TAB, baik dari segi potensi,
struktur maupun komposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
tegakan dari variasi lahan milik serta pemanfaatan ruang (vertikal dan
horisontal) pada pola TAB. Pohon atau perdu berkayu ditempatkan di sekeliling
petak atau ditempatkan pada sisi-sisi petak yang disebut sebagai trees along
border atau sistem kotak (box system).
2. Alley Cropping atau Alternate Strips
Alley cropping merupakan penanaman baris pohon atau semak cukup
lebar untuk membuat gang-gang di mana agronomi atau hijauan tanaman yang
ditanam atau diproduksi sehingga membentuk kombinasi dimana dua baris
pohon dan tanaman pertanian ditanam secara berselang-seling. Pohon-
pohonan (tumbuhan berkayu) dan tanaman pertanian ditanam dalam bentuk
jalur/lorong. Fungsi utama pohon-pohonan (tumbuhan berkayu) adalah sebagai
pelindung bagi tanaman pertanian yang ada. Contoh dari desain kombinasi ini
adalah berbagai bentuk tanaman lorong (alley cropping). Pola tanam alley
cropping bukan hanya dijadikan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan
petani saja, tetapi juga difungsikan untuk konservasi tanah dan air.

3. Alternate rows
Alternative rows merupakan kombinasi antara satu baris pohon dengan
beberapa baris tanaman pertanian secara berselang-seling. Pohon-pohon
tumbuh secara merata berdampingan dengan tanaman pertanian, baik sifatnya
temporer (misalkan dalam sistem tumpangsari) ataupun permanen (dalam hal
ini bisa berbentuk berbagai tanaman campuran atau plantation crops and other
crops). Penanaman ini yang disebut dengan istilah ‘sistem jalur berselang’
(alternate rows).

4. Random Mixture
Random mixture yaitu pengaturan antara pohon dan tanaman pertanian
secara acak. Tegakan pohon atau perdu tumbuh tersebar secara tidak merata
pada lahan pertanian. Dalam hal ini, tidak ada model distribusi yang sistematis
(model acak atau random). Contoh konkrit untuk ini adalah permudaan alam
pada hutan sekunder selama masa bera dalam kegiatan perladangan
berpindah.
Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran produksi hijauan
pakan adalah questioner. Dalam acara praktikum ini digunakan questioner
sebagai bahan untuk melakukan pengamatan.

Metode
Mahasiswa menganalisa lahan percontohan yang dikunjungi dengan
teori sistem pertanian terpadu meliputi model penanaman dan teknologi
aplikasinya serta informasi tambahan lainnya. Mahasiswa diperbolehkan
menanyakan hal-hal yang dapat ditanyakan apabila terdapat narasumber atau
pemilik lahan. Lahan yang dikunjungi antara lain beberapa lokasi lahan di
Sentolo Kulon Progo dan Pesisir Pantai Bugel Kulon Progo. Lahan yang telah
dikunjungi kemudian didokumentasikan selengkap-lengkapnya.
Mina Padi Pertanian Teras Siring
Integrasi anatara ikan dan padi) (tanaman pohon, pangan dan pagar)

Pertanian Surjan Pertanian di Pantai


(pertanian berselang-seling) (pertanian di pinggir pantai)
DAFTAR ASISTEN

SISTEM PERTANIAN TERPADU 2019

No Nama No Hp
1 Amri Rinaldi 081915671101
2 Ari Widya Pangesti 087748821444
3 Rauufa Prasadita 085727354073
4 Alvina Martha Tilova 082140989094
5 Hardian Oktavia Parjana 085884481859
6 M. Fathin Hanif 085726390453
7 Rifqi Hasan Laksono 082322299342
8 Sella Dzuikhija 08973461853

Anda mungkin juga menyukai