SISTEM
AGROFORESTRI
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Ciri Agroforestri
(Lundgren dan Raintree, 1982)
1. Agroforestri biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih
(tanaman dan/atau hewan).
2. Siklus sistem agroforestri selalu lebih dari satu tahun.
3. Ada interaksi antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak
berkayu.
4. Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product).
5. Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa (service function)
6. Untuk sistem masukan rendah di daerah tropis, agroforestri
tergantung pada penggunaan dan manipulasi biomasa tanaman
terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen.
7. Sistem agroforestri yang paling sederhanapun secara biologis
maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan sistem
budidaya monokultur.
www.themegallery.com
Tujuan Agroforestri (Maydell, 1986)
www.themegallery.com
Ruang Lingkup Agroforestri
1.Agrisilvikultur: Kombinasi antara
komponen atau kegiatan
kehutanan (pepohonan, perdu,
palem, dll.) dengan komponen
pertanian.
2.Agropastura: Kombinasi antara
komponen atau kegiatan pertanian
dengan komponen peternakan
3.Silvopastura: Kombinasi antara
komponen atau kegiatan
kehutanan dengan peternakan
4.Agrosilvopastura:Kombinasi
antara komponen atau kegiatan
pertanian dengan kehutanan dan
peternakan/hewan
www.themegallery.com
Ruang Lingkup Agroforestri
Menurut Nair (1987):
1.Silvofishery: Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan
dengan komponen perikanan.
2.Apiculture: Budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam
kegiatan atau komponen kehutanan
www.themegallery.com
Keunggulan Agroforestri
1. Produktivitas (Productivity): Dari hasil penelitian dibuktikan
bahwa produk total sistem campuran dalam agroforestri jauh lebih
tinggi dibandingkan pada monokultur.
2. Diversitas (Diversity): Adanya pengkombinasian dua komponen
atau lebih daripada sistem agroforestri menghasilkan diversitas
yang tinggi, baik menyangkut produk maupun jasa.
3. Kemandirian (Self-regulation): Diversifikasi yang tinggi dalam
agroforestri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat, dan petani kecil dan sekaligus melepaskannya dari
ketergantungan terhadap produk produk luar.
4. Stabilitas (Stability): Praktek agroforestri yang memiliki diversitas
dan produktivitas yang optimal mampu memberikan hasil yang
seimbang sepanjang pengusahaan lahan, sehingga dapat menjamin
stabilitas (dan kesinambungan) pendapatan petani.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Contoh Pelaksanaan Sistem Agroforestry:
10
www.themegallery.com
www.themegallery.com
FUNGSI AGROFORESTRI DITINJAU DARI ASPEK
BIOFISIK DAN LINGKUNGAN PADA SKALA BENTANG
LAHAN
Salah satu fungsi agroforestri pada level bentang lahan (skala meso) yang
sudah terbukti diberbagai tempat adalah kemampuannya untuk menjaga dan
mempertahankan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, khususnya
terhadap kesesuaian lahan. Beberapa dampak positif sistem agroforestri pada
antara lain:
(a) memelihara sifat fisik dan kesuburan tanah,
(b) mempertahankan fungsi hidrologi kawasan,
(c) mempertahankan cadangan karbon,
(d) mengurangi emisi gas rumah kaca, dan
(e) Mempertahankan keanekaragaman hayati.
.
www.themegallery.com
a. Peranan agroforestri terhadap sifat
fisik tanah
Sistem agroforestri pada umumnya dapat mempertahankan sifat-sifat fisik
lapisan tanah atas sebagaimana pada sistem hutan. Sistem agroforestri
mampu mempertahankan sifat-sifat fisik tanah melalui:
1. Menghasilkan seresah sehingga bisa menambahkan bahan organik
tanah
2. Meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran
3. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dalam lapisan
perakaran
www.themegallery.com
b. Peranan agroforestri terhadap kondisi
hidrologi kawasan
Dampak langsung dari penebangan pepohonan dalam
jangka pendek adalah penurunan evapotranspirasi
(ET), sehingga menaikkan hasil air. Hasil air (water
yield) suatu DAS adalah jumlah air yang keluar dari
suatu kawasan tangkapan air (DAS) melalui sungai
selama satu tahun. Aliran air dalam sebuah DAS
dengan beberapa komponen siklus yang penting
digambarkan secara skematis dalam Gambar. Dalam
gambar ditunjukkan komponen aliran air yang penting
yang dapat mempengaruhi hasil air (Q). Hasil air ini
sama dengan total hujan dikurangi dengan simpanan
dan kehilangan:
Q = P – [ET – Pk – Δ S]
di mana:
Q = hasil air (dalam mm tahun-1)
P = curah hujan (dalam mm tahun-1)
ET = evapotrasnpirasi (dalam mm tahun-1) Gambar. Skema siklus air
Pk = perkolasi (dalam mm tahun-1) dalam sebuah daerah aliran
Δ S = selisih simpanan air dalam tanah (dalam mm sungai
tahun-1)
www.themegallery.com
c. Peranan agroforestri dalam mengurangi gas rumah
kaca dan mempertahankan cadangan karbon
www.themegallery.com
d. Fungsi agroforestri dalam mempertahankan
keanekaragaman hayati
www.themegallery.com
Mengapa Keanekaragaman hayati harus dilindungi?
Beberapa argumen yang termasuk antara lain:
Nilai saat ini
Di masa mendatang
Fungsi ekosistem
Kebudayaan/spritual
Moral
www.themegallery.com
Apakah agroforestri sama sekali tidak bermanfaat bagi pelestarian
keanekaragaman hayati ?
www.themegallery.com
d. Fungsi agroforestri dalam mempertahankan
keanekaragaman hayati
www.themegallery.com
ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA AGROFORESTRI:
Mengapa agroforestri menjadi pilihan petani?
(Kelayakan, Keuntungan, Dapat diterima dan kesinambungan)
KELAYAKAN (FEASIBILITY)
STATUS EKONOMI; Penanaman pohon-pohon ditentukan oleh faktor tingkat
kekayaan (menurut ukuran lokal) dan status lahan.
LUAS LAHAN; Pemilikan lahan yang sempit cenderung mengurangi minat
budidaya pohon (Acacia mearnsii) di pedesaan Banjarnegara, Wonosobo, dan
Gunung Kidul.
KUALITAS LAHAN; Berdasarkan penelitiannya pada masyarakat petani di
Peru – Amazon, Loker (1993) menunjukkan bahwa dalam kondisi alam yang
sulit (lahan tidak subur atau miskin) petani Peru telah mengembangkan sistem
pertanian campuran yang mencakup budidaya tanaman semusim, budidaya
tanaman tahunan , dan pemeliharaan ternak sapi.
TENAGA KERJA DAN ALOKASINYA: Pengelolaan agroforestri melibatkan suatu
organisasi sosial. Pada tingkat keluarga atau rumah tangga terwujud pembagian
kerja antara laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak. Pengelolaan
agroforestri oleh suatu keluarga atau rumah tangga merupakan bagian dari
keseluruhan pengelolaan sumber daya keluarga atau rumah tangga. Ketersediaan
tenaga kerja dan pola pembagian kerja dalam keluarga atau rumah tangga
mempengaruhi pilihannya untuk mengembangkan agroforestri.
www.themegallery.com
Keuntungan (Profitability)
Apakah penerapan agroforestri lebih menguntungkan dibandingkan
sistem
penggunaan lahan yang lain? Sebelum menjawab pertanyaan ini,
perlu diingat bahwa sistem produksi agroforestri memiliki suatu
kekhasan, di antaranya:
Menghasilkan lebih dari satu macam produk
Pada lahan yang sama ditanam paling sedikit satu jenis tanaman
semusim dan satu jenis tanaman tahunan/pohon
Produk-produk yang dihasilkan dapat bersifat terukur (tangible)
dan tak terukur (intangible)
Terdapat kesenjangan waktu (time lag) antara waktu penanaman
dan pemanenan produk tanaman tahunan/pohon yang cukup
lama
www.themegallery.com
KEMUDAHAN UNTUK DITERIMA
(Acceptibility)
Sistem agroforestri dapat dengan mudah diterima dan dikembangkan kalau manfaat
sistem agroforestri itu lebih besar daripada kalau menerapkan sistem lain. Aspek ini
mencakup atas perhitungan risiko, fleksibilitas terhadap peran gender, kesesuaian
dengan budaya setempat, keselerasan dengan usaha yang lain, dsb.
• RESIKO USAHA
• IDENTITAS SOSIAL BUDAYA
• GENDER
• KESEMPATAN KERJA DI LUAR LAHAN ATAU DILUAR SEKTOR
PERTANIAN
www.themegallery.com
JAMINAN KESINAMBUNGAN
(SUSTAINABILITY)
• PENGUASAAN LAHAN: Apabila tidak ada kepastian penguasaan lahan, maka
insentif untuk menanam pohon/agroforestri menjadi sangat lemah. Investasi yang
dilakukan dalam pembukaan lahan dan penanaman pohon akan dinikmati dalam
waktu yang lebih panjang, oleh karena itu diperlukan kepastian pengusahaan
lahan dan pohon untuk memberikan jaminan kepada petani.
• PENGUASAAN ATAS POHON: Misalnya, pada masyarakat suku Dayak di
pedesaan Kalimantan Barat, siapa yang menguasai lahan sekaligus juga
menguasai jenis tumbuhan atau tanaman yang tumbuh di atasnya (Peluso dan
Padoch, 1996). Pada masyarakat suku Muyu, Irian Jaya, sagu (dan juga tanaman
jenis pohon lain) menjadi simbol hak pemilikan suatu unit lahan (Schoorl, 1970),
demikian pula di pedesaan Sukabumi, Jawa Barat (Suharjito, 2002) dan Jawa
pada umumnya.
• ASPEK HUBUNGAN SOSIAL: Hubungan sosial itu dapat berupa hubungan kerja
atau bagi hasil antara pemilik agroforestri dengan buruh tani, hubungan sewa atau
gadai antara pemilik lahan dengan penyewa atau penggadai lahan, hubungan
kontrak lahan antara pemilik lahan dengan pemilik modal yang mengkontrak lahan
untuk budidaya agroforestri.
www.themegallery.com
ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA AGROFORESTRI:
Mengapa agroforestri menjadi pilihan petani?
(Kelayakan, Keuntungan, Dapat diterima dan Kesinambungan)
www.themegallery.com
PERANAN PENGETAHUAN EKOLOGI LOKAL DALAM
SISTEM AGROFORESTRI (Sunaryo dan Laxman Joshi, 2003)
www.themegallery.com
PERANAN PENGETAHUAN EKOLOGI LOKAL DALAM
SISTEM AGROFORESTRI (Sunaryo dan Laxman Joshi, 2003)
www.themegallery.com
2. Petani Menolak Teknologi
Mengapa para petani menolak teknologi inovasi yang telah dibuktikan dan
dikembangkan secara ilmiah oleh banyak peneliti? Ada beberapa alasan yang
menurut beberapa peneliti menjadi penyebab (Fujisaka, 1993 dan Pretty,
1995), yakni:
1. Teknologi yang direkomendasikan seringkali tidak menjawab masalah yang
dihadapi petani sasaran,
2. Teknologi yang ditawarkan sulit diterapkan petani dan mungkin tidak lebih
baik dibandingkan teknologi lokal yang sudah ada,
3. Inovasi teknologi justru menciptakan masalah baru bagi petani karena
kurang sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi-budaya setempat,
4. Penerapan teknologi membutuhkan biaya tinggi sementara imbalan yang
diperoleh kurang memadai,
5. Sistem dan strategi penyuluhan yang masih lemah sehingga tidak mampu
menyampaikan pesan dengan tepat,
6. Adanya ketidak-pedulian petani terhadap tawaran teknologi baru, seringkali
akibat pengalaman kurang baik di masa lalu
7.www.themegallery.com
Adanya ketidak-pastian dalam penguasaan sumber daya (lahan, dsb.)
Raintree (1983) telah menunjukkan lima sifat penting inovasi
teknologi yang diadopsi petani yang meliputi:
1. Keuntungan relatif yang didapatkan,
2. Kesesuaian dengan budaya setempat,
3. Kesederhanaan teknis,
4. Kemudahan dalam uji coba (biasanya petani melakukan uji
coba pada skala kecil sebelum mengadopsi secara utuh),
dan
5. Bukti nyata (untuk melihat keuntungan dari adopsi inovasi
tersebut).
www.themegallery.com
3. Inovasi oleh petani
www.themegallery.com
Pengetahuan lokal, pengetahuan indigenous
dan kearifan lokal
Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?
“Pengetahuan merupakan kapasitas manusia untuk memahami dan
menginterpretasikan baik hasil pengamatan maupun pengalaman,
sehingga bisa digunakan untuk meramalkan ataupun sebagai dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan”
www.themegallery.com
Pengetahuan Indigenous VS Pengetahuan Lokal?
Dalam beberapa pustaka istilah pengetahuan indigenous sering
kali dirancukan dengan pengetahuan lokal. Perkembangan
terakhir menunjukkan bahwa kata indigenous dalam
pengetahuan indigenous lebih merujuk pada sifat tempat di
mana pengetahuan tersebut berkembang secara ‘in situ’, bukan
pada asli atau tidaknya aktor yang mengembangan
pengetahuan tersebut. Jika kita berpedoman pada konsep
terakhir ini, maka pengetahuan indigenous sama dengan
pengetahuan lokal.
Pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan
sistem kepercayaan, norma dan budaya, dan diekspresikan di
dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu cukup
lama ada kemungkinan akan menjadi suatu ‘kearifan lokal’.
www.themegallery.com
Ciri-ciri pengetahuan ekologi lokal:
1. Bersifat kualitatif
2. Evolusioner
3. Penjelasan dengan logika ekologis – yang dikembangkan
melalui pengamatan dan uji coba (trial and error)
4. Bersifat interdisiplin dan holistik
5. Dibatasi oleh kemampuan pengamatan
6. Tingkat kecanggihannya beragam tergantung pengalaman
7. Mungkin detail tapi masih ada celah dan kadang-kadang
bertentangan.
8. Keteraturan prinsip dan konsep dasar lintas agroekosistem
yang serupa.
9. Komplemen terhadap pengetahuan ilmiah
10.Pada banyak kasus dapat dipisahkankan dari kekhususan
budaya
www.themegallery.com
Perbedaan antara pengetahuan lokal dan ilmiah
www.themegallery.com
PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN AGROFORESTRY
1. ARAH PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
www.themegallery.com
c) KEMUDAHAN UNTUK DIADOPSI
Hal ini tidak berarti bahwa kedua alasan di atas tidak benar, melainkan lebih
ditekankan kepada proses penyuluhan dan adopsinya yang sangat kompleks.
Peluang untuk berhasil akan lebih besar apabila proses itu dimulai dengan dasar
teknologi yang dapat diadopsi. Salah satu cara terbaik adalah dengan melibatkan
secara aktif pemakai (user) teknologi tersebut (petani agroforestri) dalam proses
pengembangan teknologi sejak dari tahap penyusunan rancangan, percobaan,
evaluasi dan perbaikan rancangan inovasi teknologi.
www.themegallery.com
2. SASARAN PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
www.themegallery.com
2. SASARAN PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
www.themegallery.com
Ciri-ciri D&D yang ditonjolkan oleh pengembangnya adalah:
Keluwesan (fleksibel): D&D dapat disesuaikan untuk beraneka kebutuhan
dan pada berbagai kondisi sumber daya yang dipunyai oleh pengguna
(landusers).
Kecepatan: D&D memungkinkan untuk menerapkan pemahaman cepat
(rapid appraisal) pada tahap perencanaan yang diikuti oleh analisis yang
mendalam (in-depth analysis) pada tahap implementasi.
Pengulangan (repetisi): D&D merupakan proses pembelajaran yang tidak
berujung (open-ended). Penyempurnaan rancangan bisa dilakukan sejak
dari awal sampai tidak lagi diperlukan adanya revisi.
www.themegallery.com
Tahapan D&D untuk Agroforestri (Raintree, 1987)
Tahap 2 Diagnosis
Bagaimana kinerja sistem ini? (apa saja masalahnya, hambatan dan keterbatasan,
akar permasalahan dan kemungkinan intervensi) : Permasalahan sehubungan
dengan tujuan (rendahnya produksi, permasalahan keberlanjutan)
www.themegallery.com
Tahap 3 Rancangan dan Evaluasi
Bagaimana memperbaiki kinerja sistem? (apa saja yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja sistem ini?): Spesifikasi pemecahan
masalah atau deskripsi kinerja setelah ada intervensi
Tahap 4 Perencanaan
Apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan
menyebarluaskan sistem yang sudah disempurnakan? Kebutuhan
penelitian dan pengembangan serta penyuluhan
www.themegallery.com