Anda di halaman 1dari 9

MAKALA

KEUNTUNGAN EKONOMI DENGAN MODEL AGROFOSTERY

SECARA SPESIFIK / KEUNTUNGAN SOSIAL

NAMA : VABELLA PERMATA PUTRI IWAN

NIM : P2119011

PRODI : AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO


KATA PENGANTAR

Eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem


dan berdampak negatif pada kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Salah satu
masalah yang banyak mendapatkan perhatian akhir-akhir ini adalah masalah pemanasan global
yang terjadi karena adanya kerusakan hutan yang sudah mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan. Kerusakan hutan ini disamping disebabkan oleh meningkatnya tekanan
penduduk, juga karena kita dihadapkan pada dua pilihan yang cukup sulit untuk dipisahkan yaitu
antara mempertahankan fungsi hutan sebagai penyangga alam dan sebagai penyumbang
perekonomian negara. Untuk memecahkan dilema ini, sistem pertanian berbasis pohon, yang
dikenal dengan AGROFORESTRI barangkali merupakan pilihan yang menarik.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Realitas kegiatan pengelolaan usahatani saat ini lebih berorientasi pada pertumbuhan dan
peningkatan ekonomi masyarakat saja. Sehingga usaha meningkatkan perekonomian benar-benar
dilakukan sampai membuka hutan(deforestrasi) seluas-luasnya tanpa memperhatikan dampak
dari hal tersebut.menurut Rianti dan Winarto (2011), deforestasi diduga menjadi salah satu
penyumbang emisi karbondioksida terbesar di dunia. Berkurangnya luas tutupan hutan dan
meningkatnya aktifitas manusia menyebabkanemisi CO2 di permukaan bumi yang terperangkap
dalam atmosfer semakin besar jumlahnyasehingga memicu terjadinya pemanasan global. Solusi
untuk mengembalikan fungsi hutan seperti sediakala adalah reboisasi atau penanaman hutan
kembali. Namun, penanaman hutan kembali hanya akan mengembalikan fungsi hutan saja. Oleh
karena itu diperlukan suatu pola penggunaan lahan yang tidak hanya dapatmembangun hutan
namun juga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi petani dan masyarakat
disekitarnya.

Rumus Masalah

Keuntungan ekonomi dengan model agroforestry secara spesifik / keuntungan sosial

Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kulia
AGROFORESTRY,agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang agroforestry.dan
semoga ini bisa menunjukan tentang Keuntungan ekonomi dengan model agroforestry.
BAB II

PEMBAHASAN

Agroforestri adalah solusi untuk masalah konversi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian.
Konversi lahan yang mengakibatkan masalah lingkungan seperti banjir, kekeringan, erosi tanah,
kelangkaan / kepunahan keanekaragaman hayati, penurunan kesuburan tanah hingga perubahan
lingkungan dapat dikurangi dengan sistem agroforestri.

engertian agroforestri dapat dijelaskan secara lebih luas, yaitu penggabungan sistem budidaya
kehutanan, pertanian, perikanan, dan peternakan.

Istilah agroforestri berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yakni “agroforestry”. Agro yang


berarti pertanian, sedangkan forestry berarti kehutanan.

Di Indonesia, sistem ini seringkali disebut dengan istilah “wanatani” yang merupakan gabungan
dari kata “wana” dan “tani” yang berarti hutan tani. Pada prakteknya, agroforestri ialah suatu
sistem pengelolaan lahan yang berguna untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan untuk
meningkatkan produktivitas lahan.

Konsep Agroforestri

Konsep agroforestri merupakan rintisan dari tim Canadian International Development


Centre yang melakukan kegiatan identifikasi prioritas pembangunan dalam bidang kehutanan di
negara berkembang pada kisaran tahun 1970-an. Tim ini menyimpulkan jika hutan di kawasan
berkembang belum cukup dimanfaatkan dan hanya terbatas pada aspek, yaitu:

 eksploitasi selektif hutan alam

 tanaman hutan secara terbatas

Oleh sebab itu, agroforestri diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan lahan dan
mencegah perluasan lahan terdegradasi, melestarika sumber daya hutan, meningkatkan mutu
pertanian dan menyempurnakan intensifikasi serta diversifikasi silvikultur.

Akan tetapi, jauh sebelum itu sistem agroforestri telah dilakukan oleh petani di Indonesia
selama berabad-abad dengan istilah berbeda.
Dari pengertian agroforestri maka dapat disimpulkan jika sistem ini sangat bervaraisi dan
dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteris-kriteria sebagai berikut:

 Secara Struktural adalah berkaitan dengan komposisi komponen, seperti sistem


agrisilvikultur, silvopastur, agrisilvopastur dan lainnya

 Secara Fungsional adalah terkait fungsi atau peranan utama suatu sistem, terutama
komponen tanaman kayu

 Secara Sosial Ekonomis adalah berkaitan dengan tingkat masukan dalam suatu
pengelaolan, meliputi masukan rendah atau tinggi, intensitas dan skala pengelolaan,
tujuan usaha, sub sistem, komersial dan intermedier

 Secara Ekologis adalah menyangkut kondisi lingkungan dan kesesuaian ekologis


penerapan sistem agrisilvikultur, silvopastur, agrisilvopastur dan lainnya

Dapat disimpulkan pula bahwa komponen utama agroforestri terdiri dari kehutanan, pertanian,
peternakan dan perikanan.

Manfaat Agroforestri

Pengembangan wanatani dilakukan agar memberikan manfaat kepada masyarakat.


Adanya agroforestri diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah dalam hal pengembangan
pedesaan.

PERHUTANI
Berikut ini beberapa manfaat dari agroforestry:

 Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan


hidup masyarakat

 Meningkatkan daya dukung ekologi manusia terutama di daerah pedesaan. Agroforestri


juga bisa dimanfaatkan untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan pangan

 Meningkatkan persediaan pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat memperoleh
tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk memperoleh manfaat
ini, maka petani harus memperhatikan kualitas nutrisi, pemasaran serta setiap proses yang
terjadi pada agroforestri

 Memperbaiki penyediaan energi lokal terutama produksi kayu bakar

 Meningkatkan dan memperbaiki produksi bahan mentah hasil kehutanan maupun


pertanian. Umumnya peningkatan produksi bahan mentah ini dilakukan secara kualitatif
dan diversifikasi. Selain itu, biasanya juga dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
jenis pohon dan perdu

 Memperbaiki kualitas hidup terutama di daerah pedesaan, terutama di daerah miskin.


Agroforestri dapat meningkatkan pendapatan serta tersedianya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat

 Meningkatkan kinerja usia produktif (usia muda) di pedesaan sehingga kualitas hidup
dapat meningkat

 Memelihara dan memperbaiki kemampuan dan kelestarian lingkungan setempat. Hal ini
dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya erosi tanah dan degradasi lingkungan

Agroforestri sebagai fungsi Produksi (Ekonomi)

Pada umumnya agroforestri memiliki arti perpaduan antara tanaman kehutanan dengan
tanaman pertanian. agroforestridikembangkan untuk memberi manfaat pada manusia atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agroforestri utamanya diharapkan dapat membantu
mengoptimalkan hasil suatu bentuk penggunaan lahan secara berkelanjutan guna menjamin dan
memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat dan dapat meningkatkan daya dukung ekologi
manusia khususnya di daerah pedesaan (Mayrowani dan Ashari, 2011). Semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan pangan semakin meningkat pula,
disisi lain ketersediaan lahan semakin terbatas karena adanya alih fungsi lahan. Sehingga
penerapan sistem agroforestri merupakan salah satu upaya optimalisasi penggunaan lahan
pertanian secara berkelanjutan. Menurut Mayrowani dan Ashari (2011), salah satu alternatif
peningkatan produksi adalah dengan pola ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan kehutanan
dengan mengembangkan sistem agroforestri.

Sudah sangat jelas bahwa agroforestri mampu meningkatkan jumlah produksi dan
perekonomian masyarakat hingga beberapa tahun kedepan. Hasil perhitungan manfaat ekonomi
pada tahun pertama memiliki perbandingan yang jauh. Model pertanaman kakao monokultur
memiliki manfaat ekonomi sebesar 4.690.313, kakao integrasi tanaman non-kayu memiliki
manfaat ekonomi sebesar 5.127.359 sedangkan kakao integrasi tanaman kayu memiliki manfaat
ekonomi 300.406. Namun, pada tahun ke-20 agroforestri memberikan manfaat tinggi
dibandingkan dengan sistem monokultur yaitu 86.378.348 dibandingkan dengan monokultur
yang hanya memperoleh manfaat ekonomi sebesar 17.595.624 (Rianse dan Abdi, 2010).

Agroforestri mementingkan keuntungan hingga kurun waktu kedepan karena bagian


tanaman tahunan yang dapat dipanen adalah bagian batangnya sebagai kayu, daun sebagai pakan
ternak, dan getah sebagai bahan tekstil. Hal ini dapat dilakukan apabila usia tanaman mencapai
waktu panen kurang lebih 5-10 tahun. Sehingga pada tahun-tahun pertama hasil produksi yang
diperoleh belum bisa menutupi biaya produksi awal, karena hasil panen hanya berasal dari
tanaman pertanian /musiman. Apabila usia tanaman tahunan siap panen, maka produksi yang
diperoleh akan lebih banyak karena hasil pertanian berasal dari tanaman musiman juga tanaman
tahunan.
Agroforestri sebagai Fungsi Sosial-Budaya (Sosio-culture)

Sistem agroforestri memiliki keunggulan sosial budaya yaitu keunggulan agroforestri


yang berhubungan dengan kesesuaian (adoptibility) yang tinggi dengan kondisipengetahuan,
ketrampilan dan sikap budaya masyarakat petani. Hal ini karenaagroforestri memiliki: 1)
teknologi yang fleksibel, dapat dilaksanakan mulai dari sangat intensifuntuk masyarakat yang
sudah maju, sampai kurang intensif untuk masyarakat yang masih tradisional dan subsisten, 2)
Kebutuhan input, proses pengelolaan sampai jenis hasil agroforestriumumnya sudah sangat
dikenal dan biasa dipergunakan oleh masyarakat.

Keunggulan Agroforestri

Ada beberapa keunggulan dari pengembangan agroforestri, antara lain rendahnya modal
dan biaya tenaga kerja yang akan digunakan. Sebab, produktivitas lahan melalui siklus unsur
hara dan perlindungan tanah mampu dilakukan dengan modal yang murah dan sedikit tenaga
kerja.

Selain itu, agroforestri juga dapat meningkatkan nilai output pada suatu area lahan
tertentu. Hal ini terjadi karena adanya penanaman campuran antara pohon dan spesies lainnya.

Agroforestri juga dapat mendiversifikasi kisaran output dengan tujuan untuk meningkatkan
swasembada. Diversifikasi dapat mengurangi hilangnya pendapatan yang mungkin terjadi
terutama ketika cuaca buruk atau karena pengaruh faktor biologi dan faktor pasar.

Adanya diversifikasi bertujuan mendistribusikan kebutuhan input tenaga kerja secara


lebih merata. Tentu saja hal ini tepat dilakukan di daerah pertanian tropis seperti di Indonesia.

Diversifikasi dapat pula menyediakan produktivitas untuk lahan, tenaga kerja ataupun untuk
modal yang belum sempat dimanfaatkan. Melihat kelebihan tersebut, maka bukan tidak mungkin
akan semakin banyak pengelolaan dan pengembangan lahan untuk agroforestri sehingga
mencapai hasil yang maksimal.

Agroforestri pada akhirnya akan berdampak positif pada kehidupan sosial masyarakat yang
memperoleh penghasilan dari penjualan hasil lahan.
PENUTUP

Kesimpulan

Berdassarkan hasil pembahasan, maka agroforestri bukan hanya memberikan hasil


terhadap perekonomian masyarakat secara berkelanjutan melainkan mengembalikan fungsi
ekologi dan sosial ekonomi masyarakat serta mengubah mindset petani yang hanya memiliki
pola pikir konsumtif menjadi konservatif.

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah terus mengadopsi inovasi-inovasi


baru yang memberikan fungsi ekonomi-ekologi dan sosial budaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai