pengendalian hama penggerek batang yang menyerang tanaman padi Di Desa Hulawa
Kecamatan Telaga
Oleh
Nim : P2119011
FAKULTAS PERTANIAN
Nim : P2119011
Prodi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Mengetahui
Ketua Prodi Dose Pembimbing
Nim : P2119011
Prodi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Mengetahui
Pembimbing Lapangan Dose Pembimbing
Mengetahui
Ketua Prodi
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT atas berkah dan
taufiknyalah.penulis dapat menyelesaikan proposal rencana magang”pengendalian hama
penggerek batang yang menyerang tanaman padi.salam dan salawat tak pula kita kirimkan
kepada junjungan kita Rasullulah Saw.kepada keluarga,sahabat,dan yang kaumnya yang masih
,mengengam risalan beliau.
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) adalah home base bagi kelompok penyuluh pertanian dan
desa binaan yang melakukan kontak langsung dengan petani. balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) merupakan unit penunjang penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang administrasi,
pengaturan, pengelolaan dan pemanfaatannya adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah
Kabupaten / Kota.
Penyuluhan pertanian adalah suatu usaha/upaya untuk mengubah perilaku petani dan
keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan
tingkat kehidupannya. Penyuluh pertanian adalah orang yang memberikan dorongan kepada
para petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja, dan cara hidupnya yang lama dengan
cara- Kartasapoetra menyatakan ada tiga (3) peranan penyuluh dalam mewujudkan
pembangunan pertanian berbasis rakyat, yaitu:
Sebagai peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi, penyuluh
menyampaikan, mendorong, mengarahkan dan membimbing petani mengubah kegiatan
usahataninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.
Sebagai pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi kepada
petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja para petani agar
dapat mengelola usahataninya secara lebih efektif, efisien, dan ekonomis.
Sebagai cara yang baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman.penyuluh;
menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh berperan serta dalam
meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup para petani beserta keluarganya.
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan-----------------------------------------------------------------------------
Lembar Persetujuan-----------------------------------------------------------------------------
Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak----------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi--------------------------------------------------------------------------------------------
Bab I Pendahuluan-------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Sedangkan
Musuh alami adalah suatu mahluk hidup (Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat
mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT). Pengamatan adalah kegiatan
penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan
OPT, banjir dan kekeringan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (varietas, umur
tanaman, musuh alami, curah hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi matahari).
Pengamatan rutin merupakan pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan
menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT,
serta perbandingan jumlah OPT dan musuh alami dilahan pertanaman tersebut.
Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan rutin dapat membantu meminimalisir
terjadinya serangan hama dan juga penyakit. Setidaknya, dengan kita melakukan
pengamatan secara rutin kita bisa mengetahui lebih awal populasi hama atau gejala
penyakit pada tanaman padi dan bisa langsung dilakukan pengendalian sedini mungkin
sebelum terlambat. Pengamatan terhadap hama dan penyakit yang harus diperhatikan
adalah jumlah populasi, gejala serangan, gejala serangan hama penyakit dapat diketahui
dengan gejala serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu pengamatan dapat dilakukan
sedini mungkin guna mengendalikan serangan hama penyakit. Pengamatan sendiri dapat
dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman menjelang panen.
Dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal OPT, baik itu
intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah. Populasi serangga berpengaruh
pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan populasi OPT penting dilakukan
untuk menduga tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan jenis
hama dan tanaman.
1. Menyiapkan peserta magang untuk dapat bekerja secara maksimal di kehidupan yang
nyata setelah menyelesaikan studi di unisan (Fakultas pertanian).
2. Meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam
dunia kerja.
3. Sebagai sarana pelatihan kerja bagi mahasiswa sehingga nantinya mampu dan
memperoleh bekal untuk terjun secara langsung di dunia kerja.
1.2 MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini yaitu :
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Padi (Oryza sativa)
Sistem budidaya tanaman padi di Indonesia secara garis besar dikelompokkan menjadi
dua yaitu padi sawah dan padi gogo (padi huma, padi ladang). Pada sistem padi
sawah,tanaman padi sebagian besar dari lama hidupnya dalam keadaan tergenang
air.Sebaliknya, pada sistem padi gogo, tanaman padi ditumbuhkan tidak dalam kondisi
tergenang. Kombinasi kedua sistem ini dikenal sebagai gogo rancah, yaitu padi ditanam disaat
awal musim hujan pada petakan sawah, kemudian secara perlahan digenangi dengan air hujan
seiring dengan makin bertambahnya curah hujan (Purwono, dkk, 2007).
Pertumbuhan tanaman padi dibagi ke dalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan
sampai pembentukan bakal malai/primordia); (2) reproduktif (primordia sampai pembungaan);
(3) pematangan (pembungaan sampai gabah matang). Fase vegetatif merupakan fase
pertumbuhan organ-organ vegetatif seperti pertambahan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah
bobot dan luas daun. Lama fase ini beragam yang menyebabkan adanya perbedaan umur
tanaman fase reproduktif ditandai dengan: (a) memanjangnya beberapa ruas teratas batang
tanaman; (b) berkurangnya jumlah anakan (matinya anakan tidak produktif); (c) munculnya
daun bendera; (d) bunting dan (e) pembungaan (Makarim, ddk, 2008).
Padi memerlukan hara, air dan energi untuk pertumbuhannya. Hara dan air diperoleh
padi dari tanah. Tanah merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha tani padi. Sifat fisik,
kimia dan biologi tanah akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi. Sifat fisik tanah
yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi antara lain tekstur tanah, daya pegang air
dan kandungan mineral liat. Sifat biologi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman padi antara lain kapasitas tukar kation, reaksi tanah,ketersediaan hara dan bahan
organik tanah (Fagi dan Lass,1998).
Unsur cuaca juga menentukan pertumbuhan tanaman padi antara lain: (1) curah hujan;
(2) intensitas cahaya matahari; (3) suhu udara; (4) kelembaban relatif dan (5) angin (Fagi dan
Lass, 1998). Padi membutuhkan curah hujan pertahun ±200 mm/bulan, dengan distribusi
selama empat bulan atau 1500-2000 mm. Padi dapat tumbuh baik pada suhu di atas 23˚C.
Pada ketinggian 0-65 m dpl, dengan suhu 22.5˚C sampai 26.5˚C. Tanaman padi memerlukan
sinar matahari untuk proses fotosintesis, terutama pada saat berbunga sampai proses
pemasakan. Selain itu, tanaman padi memerlukan tekstur tanah yang mengandung lumpur dan
dapat tumbuh baik pada tanah dengan ketebalan antara 18-22 cm, terutama pada tanah yang
memiliki pH 4-7 (Prihatman, 2000).
Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang palig sering menyerang tanaman
padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama ini menyerang tanaman padi pada
berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif. Gejala yang ditimbulkan
dari serangan hama penggerek batang secara umum ada 2 jenis, yaitu sundep dan beluk.
Untuk gejala sundep, serangan dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman padi
sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan) dan gejalanya mulai terlihat ketika
tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam. Selanjutnya setelah 1 minggu, larva
ngengat akan bertelur dan meletakkannya pada batang tanaman padi, dan selang 4-5 hari telur
akan menetas sekaligus merusak sistem pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi.
Dampak visualnya yaitu pucuk batang padi menjadi kering kekuningan serta mudah dicabut.
Sedangkan untuk gejala beluk, serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan
malai). Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi menjadi hampa akibat
proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna karena kerusakan pada pembuluh batang
padi. Kerugian hasil yang disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-3% dengan rata-rata 1,2%.
Maka dari itu, upaya pengendalian OPT perlu dilakukan untuk mencegah kerugian akibat
serangan penggerek batang. Adapun cara-cara pengendalian hama penggerek batang padi
yaitu :
Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup
hama.
Secara fisik dapat dilakukan dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen dan ketika lahan disingkal. Usaha tersebut dapat
diikuti dengan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami cepat membusuk sehingga
larva mati.
c. Pengendalian Hayati
Menggunakan aplikasi insektisida sistemik saat tanaman padi berumur 2-3 minggu.
a) Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
b) Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
c) Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di
tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam
bisa dilakukan pada 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila
generasi penggerek batang padi di lapangan overlap.
a) Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang
padi di persemaian dan di pertanaman.
b) Menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap).
c) Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah
pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10
cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
3. Pengendalian Hayati
5. Pengendalian Preventif
Diharapkan dengan adanya pengendalian hama secara dini pada pertanaman padi
dapat menekan jumlah polulasi perkembangan hama sehingga pertumbuhan padi dapat
berkembang dengan baaik untuk menghasilkan produksi yang maksimal.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Adapun bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu berupa kerja praktik. Dimana
mahasiswa akan melihat dan mempelajari tentang pengendalian hama penggerek batang pada
tanaman padi di kecamatan telaga. Pada saat kerja praktik mahasiswa dibimbing dan
dikoordinir oleh pembimbing yang ada pada perusahaan tersebut dan akan dipantau setiap 1
minggu sekali oleh dosen pembimbing yang ditunjuk dari faultas pertanian universitas ichan
gorontalo.
Peserta kerja praktik yang mengajukan proposal magang ini berjumlah 4 (Empat) orang
dari Program Studi Agribisnis dan agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas ichan gorontalo.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jenis-jenis hama yang terdapat pada tanaman padi adalah penggerek batang padi,
ganjur, keong mas, kumbang, kepik, hama putih palsu, belalang dan walang sangit.Tingkat
populasi hama yang berbeda pada pola penyebaran hama yang berbeda di areal pertanaman.
Untuk serangan hama dipengaruhi oleh kerentanan masing-masing Varietas dan Banyaknya
anakan dalam satu rumpun, dimana semakin banyaknya anakan dalam satu rumpun tanaman,
maka semakin banyak pula populasi pada tanaman, yang didukung oleh faktor iklim yang
sesuai hama yang ada.
5.2 Saran