Anda di halaman 1dari 13

HAMA PADA TANAMAN JERUK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum IHPT 2021

Dibuat oleh :
Kelompok 5
Aldiandri (24031120005)
Fadillah Fatim (24031120066)
Salsa Noviana Akbariah (24031120021)
Siti Nadiroh Zulfah (24031120074)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GARUT
2021
ABSTRAK
Sebagian besar penduduk Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli sebagai
petani jeruk yang tergabung dalam kelompok Subak Abian Kerta Winangun. Pertanaman
jeruk di daerah ini sangat berhasil, sehingga pendapatannya meningkat. Namun belakangan,
petani resah karena tanaman jeruknya terserang hama dan penyakit terutama penyakit CVPD
(Citrus Vein Phloem Degeneration) dan hama lalat buah. Oleh karena itu perlu diadakan
penyuluhan dan pelatihan tentang pengelolaan hama dan penyakit pada tanaman jeruk.
Adapun tujuan penyuluhan dan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada para petani setempat tentang bahaya serangan hama dan penyakit serta
pengendaliannya pada tanaman jeruk meliputi : gejala serangan, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit, cara penularan penyakit serta cara
pengendaliannya. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah penyampaian materi di
ruangan dan praktek di perkebunan jeruk.Adapun tujuan penyuluhan dan pelatihan ini untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para petani setempat tentang bahaya
serangan hama dan penyakit serta pengendaliannya pada tanaman jeruk meliputi : gejala
serangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit, cara
penularan penyakit serta cara pengendaliannya. Pelatihan ini dipandu oleh 5 (lima) orang
pelatih yang berasal dari Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Pelatihan diikuti oleh 50 orang peserta. Penceramah memaparkan materinya
dengan menggunakan alat peraga berupa power point dan menggunakan spesimen berupa
gejala serangan hama dan penyakit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek lapangan selama
60 menit. Masing-masing peserta diberi tugas untuk mencari tanaman jeruk yang terserang
hama dan penyakit serta penyebabnya. Dalam pelaksanaan pelatihan tersebut, petani sangat
antusias untuk mengikuti penyuluhan. Hal ini terbukti dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan ini, maka dilaksanakan evaluasi
dengan pengisian kuisioner sebelum dan sesudah pelatihan.Kata kunci : Pelatihan, Hama,
Penyakit, Jeruk, Pengendalian.

ABSTRACT

The majority of citrus farmers at Katung village , Kintamani district, Bangli regency was
successful. But later , farmers worried because the citrus was attack by pest and disease
especially a CVPD ( citrus vein of phloem degeneration ) disease and fruit flies. Hence, it
needed counseling and training on the management of pest and disease in plants citrus. The
purpose of this extention and this training to provide knowledge and skills to the local
farmers about the dangers of pest, disease and their control includes: disease symptoms,
factors affecting the development pest and disease , modes of the transmission of disease and
their control. This training was attended by 50 participants from the local farmer groups in
Katung village. This training guided by 5 ( five ) trainers derived from PS. Agroekoteknologi,
Faculty of Agriculture Udayana University. 1 Staf Pengajar Program Studi
Agroekoteeknologi Fakultas Pertanian Unud & wijayainyoman1956@gmail.com2 Staf
Pengajar Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unud dan
adiartayasawayan@yahoo.co.id 3-6 Staf Pengajar Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Unud 51
HAMA PADA TANAMAN JERUK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengendalian terhadap hama jeruk masih tergantung pada insektisida buatan yang
bisa menggangu lingkungan, Pemberantasan penyakit dan hama jeruk sering kali
dilakukan oleh petani dengan penggunaan pestisida yang takaran ataupun aturan pakainya
tidak sesuai. Hal ini menyebabkan hama dan penyakit lebih resisten akan pestisida dan
hasil pertanian tidak lagi memenuhi standar kesehatan karena mengandung pestisida
berbahaya. karena belum ada cara lain untuk mampu menurunkan populasi hama dan
kerusakan tanaman. Alternatif yang dapat ditempuh dalam pengetadalian serangga hama
adalah pemanfaatan musuh alami. Musuh alami dapat mengurangi perbanyakan populasi
serangga hama, musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat
membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan
kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga Pengendalian
secara alamiah atau biologi terhadap hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu
cara untuk mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kerusakan lingkungan. Laba – laba
(Araneae) adalah salah satu agen biologi yang sangat potensial dalam pengendalian hama
serangga pada ekosistem

pertanian. Laba-laba (Araneae) merupakan salah satu musuh alami hama (predator), terutama
terhadap serangga sehingga dapat berperan dalam mengontrol populasi serangga. Laba-laba
(Araneae) adalah predator polifag sehingga berpotensi untuk mengendalikan berbagai spesies
serangga hama (Nyffeler & Sunderland 2003). Laba-laba merupakan hewan yang sering kita
temui disekitar kita. Kemampuan laba-laba yang dapat beradaptasi diberbagai habitat
membuat laba-laba melimpah di alam sekitar kurang lebih 70.000 spesies yang sebagian
besar hidup di daratan. Laba-laba menyukai habitat yang terlindung dari suhu ekstrim,
kelembaban tinggi, intensitas cahaya rendah, kecepatan angin rendah, dan menghindari areal
perkebunan yang menggunakan pestisida. Laba-laba banyak ditemukan pada iklim subtropis,
sehingga di Indonesia sebagai negara subtropis laba-laba banyak ditemukan dimana-mana,
habitat laba-laba dapat dutemukan dalam tanah, di bawah batu, di rumput, di cabang-cabang
pohon, di gua-gua dan di atas air. Keberadaan laba-laba memiliki peranan penting bagi
ekosistem dan manusia, kehadiran laba-laba dalam ekosistem ternyata berhubungan erat
dengan populasi hama dan keadaan ekologi ekosistem tersebut. Laba-laba dalam suatu
ekosistem dapat menjaga keseimbangan ekologi ekosistem dari serangan serangga hama
tanaman terutama serangga terbang (Lilies, 1991). Populasi yang banyak dan kebiasaan
makan mampu mengontrol jumlah dari banyaknya hewan lainnya terutama serangga. Dengan
begitu para petani sangat terbantu dengan adanya laba-laba dalam ekosistem tersebut. Laba-
laba menjadi sahabat para petani karena memakan serangga hama tanaman yang dapat
mengurangi terjadinya kegagalan panen (Borror, 1996). Kepadatan populasi dan kelimpahan
spesies komunitas laba-laba (Araneae) pada ekosistem alamiah dan termasuk pertanian
adalah tinggi . Laba-laba sebagai predator generalis berperan penting dalam mereduksi dan
mencegah terjadinya ledakan hama secara alami pada budidaya tanaman pertanian serta
berkontribusi pada keanekaragaman hayati. Oleh karena itu laba-laba (Araneae)
dipertimbangkan membantu pengaturan (regulate) kepadatan populasi serangga hama.
Sebagai predator generalis, laba-laba dianggap lebih efisien dari pada predator spesialis untuk
menekan hama pada habitat yang sering Mengalami gangguan seperti praktek
budidayatanaman pertanian. Predator generalis dapat didukung oleh mangsa alternatif tanpa
serangga herbivora (Chen and Wise 1999 dalam Redsway. Desa Simpang Haranggaol
merupakan desa penghasil buah dan sayur. Salah satunya adalah jeruk. Di Desa Simpang
Haranggaol Kabupaten Simalungun sekitar 52.932 ton dari hasil jeruk yang ada di Sumtera
Utara (Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian 2015). Produksi yang sedikit ini bisa
terbilang karena serangan hama yang terjadi pada tanaman jeruk yang berada di Desa
Simpang Haranggaol. Struktur komunitas laba-laba pada kawasan Desa Haranggaol
Kabupaten Simalungun pada saat ini belum pernah diteliti dan dipublikasikan. Padahal data
ini sangat penting sebagai database keanekaragaman dan dasar dalam memformulasikan
strategi konservasi laba-laba sebagai musuh alami hama pada tanaman. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang kenekaragaman dan kelimpahan laba laba di
desa Simpang Haranggaol.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalahnya ialah :


1. Mengetahui jenis jenis hama jeruk
2. Mengetahui Cara penanggulangan dari hama tersebut
3. Mengetahui Macam macam jenis obat kimia tanaman jeruk
4. Mengetahui jenis penyakit pada tanaman jeruk

1.3 Tujuan penulis


Adapun tujuan penulis dari makalah ini ialah Membantu mendiagnosa penyakit pada buah
jeruk secara dini sehingga dapat melakukan langkah lebih cepat dalam mendiagnosa gejala
penyakit tersebut. Menganalisa penyakit pada tanaman jeruk berdasarkan fakta-fakta yang
terjadi seperti gejala penyakit dan ciri penyakit, kemudian memberikan petunjuk untuk
langkah penyembuhan sebagai solusi penyelesaian masalah. Sebagai sarana untuk
meningkatkan pengetahuan para petani dalam pengambilan keputusan untuk melakukan suatu
tindakan, langkah kerja dan solusi secara tepat.
1.4 Mampaat Penulisan
1. Sebagai sarana untuk mempermudah masyarakat dalam penanganan penyekit pada
tanaman jeruk secara cepat.
2. Sebagai sarana untuk pengetahuan dalam mengetahui ciri ciri gejala,akibat,dan
pengobatan dari penyakit pada tanaman jeruk tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

Jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang menjanjikan bagi bidang pertanian di


Indonesia. Indonesia menempati urutan ke sebelas untuk produsen jeruk dunia pada tahun
2012. Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2010 produksi jeruk di Indonesia
adalah 256.10 ton/hektar.Indonesia termasuk negara pengimpor jeruk terbesar kedua di
ASEAN setelah Malaysia, dengan volume impor sebesar 160.254 ton; sedangkan ekspornya
hanya sebesar 415 ton pada tahun 2010 dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam dan
Timur Tengah (Hanif dan Zamzami, 2015).Ekspor jeruk nasional masih sangat kecil
dibandingkan dengan negara produsen jeruk lainnya seperti Brazil, China, Amerika,
Spanyol, Afrika Selatan,

Yunani, Maroko, Belanda, Turki dan Mesir. Jenis jeruk yang banyak dibudidayakan di
Indonesia adalah jeruk Bali (Citrus grandis), jeruk manis (Citrus sinensis), jeruk lemon
(Citrus medica), jeruk nipis (Citrus aurantium), jeruk purut (Citrus hystrix) dan jeruk keprok
(Citrus reticulata).Jeruk keprok (Citrus reticulata) mempunyai nama sinonim yaitu Citrus
nobilis). Jeruk keprok yang dikenal antara lain adalah keprok Garut dari Jawa Barat, keprok
Siompu dari Sulawesi Tenggara, keprok Tejakula dari Bali, keprok Batu 55 dari Batu,
keprok Madura dari Jawa Timur, dan keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur dan keprok
Kacang dari Sumatera Barat

2.1 Hama Pada Tanaman jeruk

Serangan hama tanaman jeruk merupakan faktor utama penyebab rendahnya produksi
maupun kualitas buah jeruk yang di hasilkan,berikut merupakan hama hama pada
tanaman jeruk di antaranya

1. Ulat Peliang Daun( phyllocnistis citrella)


Hama ini menyerang pada daun-daun muda. Serangga dewasa meletakkan telur
kemudian setelah telur menetas, ulat masuk ke dalam jaringan tanaman, yaitu dengan
membuat liang di bawah jaringan epidermis tanaman, terutama pada daun jeruk yang masih
muda. Pada tanaman yang terserang, daun jeruk tampak berkerut, menggulung, keriting serta
terlihat bekas gerekan. Gejala khasnya berupa bekas serangga tersebut makan berupa garis
atau jalur-jalur yang berkelok-kelok sesuai dengan tempat yang dilalui saat makan.
Kerusakan oleh hama ini dapat mencapai 67.7%. Selain itu hama ini dapat menularkan
penyakit kanker Xantomonas axonopodis pv. citri.
2. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Tungau karat jeruk memangsa terutama pada buah muda mulai yang ukurannya sebesar
kacang dan kerusakannya biasanya tampak setelah buah berukuran sebesar kelereng. Lapisan
epidermis kulit buah ikut rusak dan seiring dengan membesarnya buah maka akan tampak
gejala bekas tusukan pada buah, walaupun hama tungaunya sudah tidak ada. Apabila
serangannya parah, selain cabang, daun dan buah muda, buah yang masak bisa juga terserang
Bagian yg diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejalanya bercak keperak-perakan atau
coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun
3. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Kutu loncat jeruk ini menyerang kuncup, tunas, daun-daun muda dan tangkai daun.
Serangannya mengakibatkan tunas-tunas muda keriting dan pertumbuhannya terhambat.
Apabila serangan parah, bagian tanaman terserang biasanya kering secara perlahan kemudian
mati Bagian yg diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala tunas
keriting, tanaman mati.
4. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Kutu daun merupakan hama tanaman cabai yang menyerang pada musim kemarau. Kutu
daun seperti trips dan kutu kebul juga menyerang hampir pada semua fase umur tanaman
cabai. Biasanya kutu daun yang menyerang cabai antara lain Myzus persicae (kutu daun
persik) dan Aphis gossypii (kutu daun kapas). Bagian yg diserang adalah tunas muda dan
bunga. Gejala nya daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
5. Lalat buah (Dacus sp)
Lalat buah adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran, termasuk
tanaman cabai. Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp 21,
99 miliar. Lalat buah merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah. Bagian yg
diserang adalah buah yg hampir masak.Gejalanya lubang kecil di bagian tengah, buah gugur,
belatung kecil di bagian dalam buah
6. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Hama penggerek buah jeruk (Conophomorpa cramerella) atau sering disebut PBK
merupakan salah satu hama yang paling sering dijumpai dalam tanaman buah jeruk Hama ini
menyerang buah dan menyebabkan turunnya kuantitas dan kualitas hasil. Serangan hama ini
seringkali berdampak besar terhadap usahatani jeruk Bagian yg diserang adalah buah.gejala
lubang yang mengeluarkan getah.
7 Kutu dompolon (Planococcus citri.)
salah satu dari beberapa spesies kutu kebul yang saat ini menjadi hama penting pertanian.
Sebuah tinjauan pada tahun 2011 menyimpulkan bahwa kutu kebul silverleaf sebenarnya
adalah kompleks spesies yang mengandung setidaknya 40 spesies yang tidak dapat dibedakan
secara morfolog Bagian yg diserang adalah tangkai buah Gejalanya berkas berwarna kuning,
mengering dan buah gugur

2.2 Mengatasi hama tanaman jeruk


Petani harus mengatasi hama pada tanaman jeruk dengan cara mengendalikanya.
1. Dengan musuh alami
dikendalikan secara alami oleh musuh alami seperti predator Amblyseius citri.
Namun demikian perkembangan dari musuh alami di lapang masih kalah cepat Selain
itu musuh alami banyak yang mati apabila pengendalian dilakukan dengan
penyemprotan pestisida. Pengendalian hama juga dapat dilakukan dengan
entomopatogen Hirsutella sp. dan predator Chrysopidae.
Musuh alami didefenisikan sebagai serangga atau arhropda lainnya yang dalam
kehidupannya secara aktif mencari, memangsa maupun memarasit dan membunuh
serangga-serangga hama

2. Dengan obat kimia


kimia hama dapat dikendalikan dengan obat bahan kimia antara lain yang
berbahan aktif Propagit, Dikofol, Dinobuton, Sipermetrin, Karbosulfan, Permetrin,
dan Piridaben. Apabila pengendalian terhadap serangan penyakit menggunakan
fungisida yang berbahan aktif belerang (Sulfur) seperti Maneb, Mankozeb atau Zineb
maupun bubur California maka pengendalian terhadap tungau kadang-kadang tidak
diperlukan lagi karena sulfur diketahui dapat mengurangi populasi tungau.
Pengendalian sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan pada periode
kritis tanaman. Penyemprotan dengan akarisida sebanyak 2-3 kali pada tanaman
menjelang berbunga sangat efektif dalam mengendalikan hama. Larutan kimia racikan
sendiri digunakan untuk membasmi kutu daun tersebut, dengan cara mencampurkan
Methidathion, Dimethoate, Rogor 40 EC, Diazinon, Phosphamidon, Makathion
sebagai obat anti hama yang diracik sendiri. Obat tersebut disemprotkan secara
berkala agar pohon tidak diserangnya. Pohon yang terlanjur diserang, harus dipangkas
dan dibakar agar tidak menulari pohon lainnya.

2.3 Dua kelompok musuh alami

1. Predator
Predator adalah serangga atau hewan lainnya seperti tungau dan laba-laba
yang memangsa serangga atau hama. Contoh jenis predator dan parasitoid

2. Parasitoid
sedangkan parasitoid adalah serangga yang pada fase pradewasa (larva)
bersifat parasit terhadap hama dan fase dewasanya (imago) hidup bebas dialam
dengan nektar bunga sebagai sumber makanannya.
Beberapa contoh predator yang umum kita jumpai misalnya laba-laba, belalang
sembah, capung jarum, semut hitam, semut rangrang. Sementara untuk parasitoid
umumnya didominasi oleh serangga-serangga dari golongan ordo hymenoptera atau
tabuhan seperti Trichogramma sp Diadegma semiclausum yang memarasit Plutella
xylostella, serta Eriborus sp yang dapat memarasit Diperkirakan dari seluruh
serangga di dunia 25 % hidup sebagai parasitoid.

2.4 Macam macam obat kimia untuk hama tanaman jeruk

1. insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC),


Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC).
Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.biasa di gunakan untuk
hama ulat peliang daun
2. insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane),
Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP) biasanya untuk hama.
Tungau
3. insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid),
Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).biasanya untuk hama
kutu loncat dan kutu daun
4. insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor
40 EC) dicampur dgn Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate
biasanya untuk hama lalat buah.
5. insektisida dgn bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion
(Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yg diserang.biasanya untuk hama
penggerak buah
6. insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC),
Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah
datangnya semut yg dapat memindahkan kutu.biasanya untuk hama kutu
dompolon

2.5 pencegahan hama dan penyakit pada tanaman jeruk

pencegahan hama dan penyakit tanaman jeruk antara lain:


1. monitoring kehadiran hama penyakit secara rutin
monitoring terhadap hama perlu di lakukan karena banyak faktor di dalamnya yang
saling.mempengaruhi satu sama lain. Untuk dapat mengikuti perkembangan populasi
hama dan musuh alaminya serta untuk mengetahui kondisi tanaman,harus di lakukan
pengamatan secara rutin.imformasi yang diperoleh sebagai dasar tindakan yang akan
dilakukan.

2. sanitasi kebun
sanitasi atau pembersih merupakan cara pengendalian secara bercocok tanam
yang paling tua dan cukup efektip untuk menurunkan populasi hama dan
penyakit.banyak hama dan penyakit yang dapat bertahan hidup atau berdiapause di
sisa sisa tanaman.dengan membersihkan sisa sisa tanaman tersebut berarti kita
menguramgi laju peningkatan populasi dan ketahanan hidup hama.jadi sanitasi di
lakukan terhadap sisa sisa tanaman yang masih hidup,tanaman atau bagian yang
terserang hama,sisa tanaman yang sudah mati,jenis tanaman lain yang dapat menjadi
inang pengganti,sisa sisa bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal di permukaan
tanah seperti buah dan daun.
3. pemeliharaan tanaman
pemeliharaan tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan lingkunganya agar
tanaman tumbuh sehat dan normal melalui pengairan penyulaman,pemupukan dan
pemberantasan hama dan penyakit.
4. konsolidasi pengelola kebun
konsolidasi kebun di maksudkan sebagai salah satu bentuk pengelolaan usaha
pertanian dalam rangka peningkatan produksi pertanian,khususnya produksi pangan
di satu pihak perkembangan ekonomi yang pesat akhir akhir ini telah mengancam
keberlangsungan usaha pertanian,terutama di wilayah pertanian yang berbatasan
dengan perkotaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Banyak terdapat berbagai jenis hama yang dapat menyerang tanaman jeruk di
antaranya tunggau,ulat daun dan lalat buah maka dari itu banyak juga cara untuk
mengatasinya baik dengan cara alami seperti hama yang di mangsa kembali oleh
predator lain dan dengan cara kimia seperti dengan pemberian berbagai jenis obat
agar populasi hama terkendali sehingga tidak begitu mengakibatkan kerusakan yang
dapat merugikan petani.selain itu ada juga cara menanggulanginya sebelum serangan
hama menyerang seperti pemeliharaan tanaman secara berkala dan sanitasi kebun atau
pembersihan tanaman secara berkala.

3.2 Saran
Mengingat hama tanaman merupakan faktor penting dalam penurunan
produksi,maka dari itu petani harus tau gejala serangan hama dan penyakit serta
faktor faktor yang mempengaruhi perkembanganya tanaman jeruk tersebut agar
berbuah dengan baik.
Daptar pustaka :
Hama Utama Pada Tanaman Jeruk - Berita - DKPPP (temanggungkab.go.id)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_hama#:~:text=Pengendalian
%20hama%20adalah%20pengaturan%20makhluk,mempertahankan
%20tanamannya%20dari%20serangan%20hama
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/hama-kutu-putih-dan-
embun-jelaga-pada-jeruk-56

Anda mungkin juga menyukai