Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH STRATEGI PENGENDALIAN HAMA PADA PETANI

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Atha Fadhilah (20025010180)
Falih Wicaksono (20025010184)
Annida Nur Rifatus S. (20025010189)
Ahmad Adibul Akrom (20025010201)
Arieska Wahyu Aprilia (20025010206)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2022

i
ABSTRAK
Hama merupakan salah satu jenis organisme pengganggu tanaman yang
keberadaannya sangat tidak diinginkan karena besarnya kerugian yang
ditimbulkan akibat aktivitas hidup dari organisme ini pada pertanaman. Lahan
padi di Ponorogo seluas 44,39 hektare dilaporkan terserang hama wereng.
Pertengahan Maret kemarin laporan ada 44,39 Ha di 14 kecamatan. dari 44,39
hektar yang terserang, terdiri dari kriteria ringan 39,64 hektar, sedang 4 hektar dan
berat 0,75 hektar. Hal ini mengakibatkan petani padi terancam mengalami
kegagalan panen sehingga untuk mencegah penyebaran wereng semakin meluas
dan akan menyebabkan kerugian yang semakin besar. Biasanya petani
mempercepat proses panen. Saat umur tanaman 92 hari, padi bisa dipanen.
Pengendalian hama dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi,
ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang
berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai
teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati). Pendekatan
ini mempertimbangkan taktik untuk menekan atau menghindari hama di seluruh
lahan pertanian dan sekitarnya, dan taktik untuk mengelola hama dan populasi
serangga yang menguntungkan dalam tanaman, termasuk penggunaan insektisida
yang bertanggung jawab.
Kata kunci : Hama wereng, pengendalian hama

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
METODE..........................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Analisis........................................................................................................................3
2.2 Pembahasan................................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hama merupakan salah satu jenis organisme pengganggu tanaman yang
keberadaannya sangat tidak diinginkan karena besarnya kerugian yang
ditimbulkan akibat aktivitas hidup dari organisme ini pada pertanaman. arti sempit
hama adalah semua hewan yang merusak tanaman yang dapat menimbulkan
kerugian. Jadi, apabila ada seekor hewan pada tanaman namun tidak
menimbulkan kerugian maka hewan tersebut tidak termasuk hama. Hama yang
merusak tanaman dapat dilihat secara jelas dari bekasnya (gerekan atau gigitan).
Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga,
moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar.
Lahan padi di Ponorogo seluas 44,39 hektare dilaporkan terserang hama
wereng. Pertengahan Maret kemarin laporan ada 44,39 Ha di 14 kecamatan. dari
44,39 hektar yang terserang, terdiri dari kriteria ringan 39,64 hektar, sedang 4
hektar dan berat 0,75 hektar. Kriteria kerusakan dilihat dari prosentase kerusakan,
ringan dari 0 hingga 25 persen, sedang 25 hingga 50. Hal ini mengakibatkan
petani padi terancam mengalami kegagalan panen sehingga untuk mencegah
penyebaran wereng semakin meluas dan akan menyebabkan kerugian yang
semakin besar. Biasanya petani mempercepat proses panen. Saat umur tanaman
92 hari, padi bisa dipanen.
Wereng merupakan hama utama tanaman padi yang selalu menjadi faktor
penyebab gagalnya pertanian padi. Serangga kecil ini menghisap cairan tanaman
padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang menyebabkan tanaman
padi terinfeksi penyakit tungro. Wereng coklat mulai menyerang tanaman padi
pada umur 15 hst dan gejala serangan akan nampak pada umur tanaman 20-40 hst.
tidak hanya menghisap cairan batang tanaman padi, hama wereng coklat juga
menularkan virus pada tanaman, sehingga tanaman terjangkit penyakit virus kerdil
rumput dan virus kerdil hampa.
Pengendalian hama dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi,
ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang
berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai

1
teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
Menggunakan pengetahuan tentang biologi, perilaku, dan ekologi hama untuk
menerapkan serangkaian taktik sepanjang tahun yang dapat menekan dan
mengurangi populasi mereka. Pendekatan ini mempertimbangkan taktik untuk
menekan atau menghindari hama di seluruh lahan pertanian dan sekitarnya, dan
taktik untuk mengelola hama dan populasi serangga yang menguntungkan dalam
tanaman, termasuk penggunaan insektisida yang bertanggung jawab.

2
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian ini
menggunakan latar alamiah dengan menafsirkan serta menganalisis fenomena
yang terjadi. Agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena
yang ada maka diperlukan pendekatan dengan menggunakan teknik analisis yang
dimana dalam hal ini dilakukan pendekatan penalaran kritis. Berikutnya teknik
analisis penelitian ini melibatkan interpretasi dengan menggunakan pendekatan
kualitatif (penalaran kritis). Jenis dan sumber data berasal dari buku
literature,artikel,dan jurnal terkait secara induktif. Analisis secara induktif ini
digunakan untuk menemukan kenyataan - kenyataan jamak sebagai yang terdapat
dalam data dan lebih dapat membuat hubungan peneliti dan responden menjadi
eksplisit, serta dapat dikenal dan akuntabel.

3
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Analisis
STRATEGI SOSIAL
Di Indonesia, banyak petani yang masih sangat bergantung kepada
pemerintah. Petani sangat kurang mandiri dalam melaksanakan usaha tani.
Pemerintah telah berupaya untuk mendidik petani agar lebih mandiri. Misalnya
dengan mengadakan kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Untuk mendukung usaha pemerintah, maka perlu dukungan dari berbagai pihak
terutama dalam mendukung pengembangan usaha tani agar tetap berkelanjutan.
STRATEGI TEKNOLOGI
Upaya untuk mengatasi hama wereng sudah banyak dilakukan. Teknologi-
teknologi terus dikembangkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman
padi. Teknologi yang ada seperti penggunaan varietas yang unggul tahan hama
wereng batang coklat dan toleran penyakit virus kerdil dapat mengendalikan hama
wereng yang menyerang tanaman padi.
STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengendalikan hama dan
penyakit tanaman. Kebijakan pemerintah tentu sangat mempengaruhi keberadaan
hama. Seperti dalam kebijakan Inpres No. 3 tahun 1986 tentang Peningkatan
Pengendalian Hama Wereng Coklat Pada Tanaman Padi. Kemudian Inpres No. 5
tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi
Kondisi Iklim Ekstrim.

2.2 Pembahasan
Penerapan Strategi Sosial Dalam Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat
Beberapa strategi sosial yang dilakukan dalam pengendalian hama wereng
batang coklat meliputi :
1. Tanggung Jawab Petani Bertanam Padi Berjamaah
Secara teknis, tanam padi berjamaah sangat penting untuk menghindari
penumpukan hama pada satu daerah atau pada titik serangan yang selanjutnya
akan menyebar menjadi hama pada areal yang luas. Tanam padi berjamaah secara
serentak dalam areal yang luas tidak dibatasi. Hal ini perlu disadari oleh petugas

4
maupun petani bahwa wereng batang coklat dapat bermigrasi sampai 200 km dari
daerah/titik serangan ke daerah yang pertanaman padinya berada pada fase
vegetatif. Dilaporkan bahwa wereng batang coklat dari daratan China dan
Vietnam Selatan bermigrasi melintasi lautan menuju Korea dan Jepang.
2. Tanggung Jawab Pemerintah Membimbing Petani untuk Tanam Padi
Berjamaah
Dengan Teknologi Sosiologi Kebijakan pemerintah Intervensi pemerintah
SOP pengendalian WBC Sosial politik Strategi fundamental pengendalian hama
oleh batas administrasi pemerintahan, diharapkan dapat memperkecil areal
migrasi sehingga populasi wereng imigrasi semakin padat
Hal ini karena wereng batang coklat terbang bermigrasi tanpa terhalang
oleh sungai atau lautan. Bila suatu daerah mengalami panen atau puso maka
wereng makroptera (bersayap panjang) dalam jumlah banyak akan terbang
bermigrasi mencari pertanaman padi muda untuk berkembang biak.
3. Tanggung Jawab Pengusaha Sarana Produksi
Tanggung jawab para pengusaha sarana produksi yaitu melakukan
tindakan sosial, termasuk lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut
oleh undang-undang. Tanggung jawab sosial sebagai komitmen berkelanjutan
kalangan bisnis adalah berperilaku etis dan memberikan bantuan pada
pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan
keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Natufe
2021). Pilar dasar tersebut bertujuan untuk mendorong kesejahteraan ekonomi,
memperbaiki lingkungan hidup, dan sebagai tanggung jawab sosial.
Penerapan Strategi Teknologi Dalam Pengendalian Hama Wereng Batang
Coklat
Beberapa strategi teknologi yang dilakukan dalam pengendalian hama
wereng batang coklat meliputi :
1. Penggunaan varietas pilihan
Perakitan varietas unggul baru yang tahan wereng terus dilakukan. Setiap
daerah menanam varietas yang berbeda berdasarkan tingkat biotipe hama. Seperti
varietas Inpari 13 yang mempunyai keunggulan tahan wereng batang coklat dan
toleran terhadap penyakit virus kerdil hampa.

5
2. Penggunaan lampu perangkap (Light Traps)
Lampu perangkap merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi
kehadiran wereng imigran pada pertanaman atau persemaian padi atau untuk
menangkap wereng dalam jumlah besar. Apabila digunakan untuk deteksi, satu
lampu perangkap mampu mengonrol areal 200-500ha. Namun, apabila digunakan
untuk pengendalian maka diperlukan lebih banyak lagi. Lampu perangkap
dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. 100 watt lampu
perangkap dapat menangkap hingga 400.000 ekor /malam.
3. Waktu penyemaian padi
Waktu penyemaian padi ditetapkan berdasarkan puncak wereng imigran
yang tertangkap lampu perangkap. Penyemaian dapat dilakukan 15 hari setelah
puncak imigran apabila wereng imigran tidak tumpang tindih antar generesi.
Namun apabila wereng datang dari generasi yang tumpang tindih maka
penyemaian dilakukan pada 15 hari setelah puncak imigran kedua.
4. Penggunaan insektisida
Penggunaan insektisida pada hama wereng harus memperhatikan beberapa
faktor yaitu : pertanaman padi dikeringkan sebelum aplikasi insektisida, aplikasi
insektisida dilakukan saat air embun sudah tidak ada (minimal pukul 08.00 WIB
hingga 11.00 WIB dan dilanjutkan sore hari), insektisida yang diberikan harus
tepat dosis dan jenisnya (berbahan aktif imidacloprid, fipronil, dan teametoksam),
dan tepat air pelarut (350-500 liter air/ha).

Penerapan Strategi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengendalian Hama


Wereng Batang Coklat
Keberadaan hama wereng sangat penting sehingga pemerintah perlu ikut
serta dengan mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatasi hama ini. Pada
tahun 1986 dikeluarkan Inpress No. 3 yang melarang penggunaan 57 formulasi
insektisida untuk mengendalikan wereng cokelat, karena dampak penggunaan
berbagai pestisida menimbulkan gejala resurgensi. Pada tahun 2011 keluar Inpres
No.5 yang salah satu isinya adalah Bantuan Penganggulangan Padi Puso (BP3)
oleh serangan hama wereng cokelat (Baehaki dan Mejaya, 2014).

6
Saat produksi padi mencapai pelandaian (leveling off) maka pemerintah
harus segera merakit varietas baru melalui Badan Litbang Pertanian agar produksi
meningkat kembali. Setelah terjadinya ledakan hama wereng batang coklat maka
pemerintah perlu melakukan reorientasi pengendalian hama wereng batang coklat
dengan menata ulang pengendalian dengan membuat rencana tindak lanjut (RTL)
pasca ledakan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,dapat disimpulkan bahwa :
1. Banyak petani yang masih sangat bergantung kepada pemerintah. Pemerintah
memiliki peran penting dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
2. Ada berbagai macam strategi dalam pengendalian hama wereng, yaitu strategi
sosial, strategi teknologi, dan srategi kebijakan pemerintah.
3. Strategi sosial yang dilakukan dalam pengendalian hama wereng batang
coklat berupa tanggung Jawab petani bertanam padi berjamaah, tanggung
Jawab pemerintah membimbing petani untuk tanam padi berjamaah,
tanggung jawab pengusaha sarana produksi. Tanggung jawab petani dan
pemerintah dalam menanam padi berjamaah Secara teknis, bertujuan untuk
menghindari penumpukan hama pada satu daerah atau pada titik serangan
yang selanjutnya akan menyebar menjadi hama pada areal yang luas.
4. Strategi teknologi yang ada seperti penggunaan varietas yang unggul tahan
hama wereng batang coklat, penggunaan lampu perangkap (Light Traps),
waktu penyemaian padi, dan penggunaan insektisida tepat dosis.
5. Strategi kebijakan pemerintah memiliki peran penting dalam mengendalikan
hama dan penyakit tanaman. Pemerintah memiliki peran dalam pengendalian
hama wereng adalah pemerintah harus segera merakit varietas baru melalui
Badan Litbang Pertanian agar produksi meningkat kembali. Setelah terjadinya
ledakan hama wereng batang coklat maka pemerintah perlu melakukan
reorientasi pengendalian hama wereng batang coklat dengan menata ulang
pengendalian dengan membuat rencana tindak lanjut (RTL) pasca ledakan.

8
DAFTAR PUSTAKA
cokelat sebagai hama global bernilai ekonomi tinggi dan strategi
pengendaliannya. Iptek Tanaman Pangan, 9(1).

Natufe, O.I. 2021. The problematic of sustainable development and corporate


social responsibility: Policy implication for the Niger Delta.

Anda mungkin juga menyukai