Disusun Oleh :
Kelompok III
1 Ajrin Kailul
2 Arlan Bahtiar
3 Jasman mole
4 Amelia Kontesa Hi. Bahrudin
5 Dinawantini umasugi
6 Rista Fatgehipon
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada kami, sehigga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana yaitu laporan praktikum “pestisida nabati“.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
dasaer perlindungan tanaman. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini semoga dapat memberikan
manfaat bagi kami yang membacanya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian secara kultur teknis merupakan pengendalian agronomik yang
secara umum bertujuan untuk mengelola lingkungan tanaman sedemikian rupa
sehingga lingkungan tersebut menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan
pembiakan hama (Untung,1993).
Pengendalian secara kulturteknis disebut pula sebagai pengendalian
agronomik, yaitu pengendalian OPT dengan cara mengelola lingkungan
tanaman sedemikian sehingga kurang cocok bagi kehidupan dan
perkembangbiakan OPT. Usaha pengendalian ini bersifat preventif, dilakukan
sebelum serangan OPT terjadi. Pelaksanaan pengendaliannya mudah dan tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Kultur Teknis Sebagai Dasar Pengendalian Hama Kutu Kebul Bemisia tabaci
Genn. Pada Tanaman Kedelai. Salah satu gangguan dalam Meningkatkan
produksi kedelai adalah serangan Hama kutu kebul Bemisia tabaci Gennadius.
Kehi- Langan hasil akibat serangan hama kutu kebul ini Dapat mencapai 80%,
bahkan pada serangan berat Dapat menyebabkan puso (gagal panen). Sebagian
Besar pengendalian hama kutu kebul pada tanaman Kedelai di tingkat petani
sampai kini masih meng- Andalkan insektisida, namun demikian masih sering
Gagal karena tidak atau kurang efektif. Pengenda- Lian hama kutu kebul dapat
dilakukan dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Prinsip operasional yang digunakan dalam pelaksa- Naan PHT salah satunya
adalah: Budidaya tanaman Sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan
Ekologi yang tinggi terhadap gangguan hama. Pe-Ngendalian kultur teknis
merupakan tindakan Preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi
Dengan sasaran agar populasi tidak meningkat samPai melebihi ambang
kendalinya. Pengendalian Hama kutu kebul secara kultur teknis dapat dilaku-
Kan dengan cara: (a) penanaman kedelai lebih awal, (b) penanaman varietas
toleran, (c) penanaman Tanaman penghalang, misalnya jagung di antara
Kedelai, (d) sistem pengairan yang teratur misalnya Pengairan curah
(springkler), (e) pergiliran tanaman Bukan inang, dan (f) sanitasi. Untuk
meningkatkan Efektivitas dan efisiensi pengendalian secara berCocok tanam
perlu dipadukan dengan teknik-teknik Pengendalian hama lainnya sesuai
dengan prinsip- Prinsip PHT
2.1 Rumusan
Apa pengertian kultur teknis
Bagaimana pengendalian kultur teknis
Bagaimana Cara mengendalikan hama dan Penyakit
Apa hasil Pengendalian Kultur Teknik
Apa morfologi, siklus hidup, dan klasifikasi hama dan Penyakit
3.1 Tujuan
Untuk mengetahui cara Pengendalian hama dan Penyakit menggunakan
kultur teknis
Untuk memberikan solusi yang tepat kepada petani untuk menerapkan
Pengendalian secara kultur teknis yang ramah lingkungan
BAB II PEMBAHASAN
E. Penanaman Serempak
Penanaman serempak dalam suatu hamparan yang luas akan memperpendek
masa ketersediaan makanan hama karena panen dapat dilakukan bersamaan
pula. Selain itu, penanaman serempak akan memperkecil risiko serangan
karena hama yang ada bisa terbagi-bagi.
F. Pengaturan Jarak Tanam
Pengaturan jarak tanam berpengaruh terhadap iklim mikro sekitar tanaman.
Bila jarak tanam rapat, lingkungan sekitar tanaman menjadi lembap, sedang
bila jarak tanam terlalu renggang, lingkungan sekitar tanaman mudah kering
akibat evapotranspirasi cukup tinggi. Wereng batang padi mempunyai sifat
menghindari cahaya dan menghendaki kelembapan tinggi dengan sirku-lasi
udara kurang baik. Padi yang ditanam rapat dan pemupukan nitrogennya
tinggi akan cenderung mudah (peka) diserang wereng cokelat. Selain itu, jarak
tanam yang rapat akan mempermudah hama berpindah-pindah. Sebalik-nya,
dengan memperjarang jarak tanam menyebabkan hama wereng batang padi
kurang betah pada lingkungan tersebut sehingga perkembangbiakan dan daya
serangnya menurun.
G. Tumpang Sari
Tidak semua hama memiliki inang yang sama. Ulat plutella dan croci tidak
menyukai bau tanaman tomat, jagung, dan bawang daun sehingga bila
tanaman kubis ditumpangsarikan dengan tanaman tersebut, populasi ulat akan
lebih rendah dibanding dengan kubis yang ditanam secara monokultur.
H. Penanaman Tanaman Perangkap (Trap Crop)
Tanaman perangkap ialah tanaman yang amat disukai hama, dan ditanam di
sekitar tanaman utama untuk mengalihkan sasaran serangan hama. Adanya
tanaman perangkap, sasaran hama akan terkonsentrasi (terpusat) pada tanaman
perangkap tersebut sehingga serangan terhadap tanaman utama berkurang.
Contoh jenis tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman perangkap
adalah sebagai berikut. Jagung, yang ditanam di antara tanaman kapas, dapat
mengendalikan penggerek pucuk atau buah kapas (Helicoverpa armigera).
Hama ini amat menyukai biji jagung. Tongkol-tongkol yang sudah terserang
(ada hamanya) dikumpulkan dan dimusnahkan agar hama tidak kembali ke
pertanaman lagi. Sesbania, bila ditanam di antara tanaman kacang-kacangan,
akan me-ngurangi serangan kepik hijau. Mustrad dan rape, bila ditanam di
sekeliling pertanaman kubis, akan mengurangi serangan ulat plutella dan croci
pada tanaman kubis tersebut.
I. Menanam Varietas Unggul
Varietas unggul, di samping memiliki daya produksi tinggi, tumbuh cepat,
juga tahan terhadap beberapa organisme pengganggu. Misalnya, kita
mengenal Vanetas Unggul Tahan Wereng (VUTW).
Morfologi
Siklus Hidup
klasifkasi
Morfologi
Siklus Hidup
Klasifikasi
BAB III PENUTUP
1.2 Kesimpulan
Pada hasil pengamatan Dilapangan dapat di identifikasi beberapa hama dan
Penyakit yaitu hama ulat grayak tentara dan jangkrik merah sedangkan
penyakit yang dapat di identifikasi yaitu penyakit bercak daun dan busuk
buah, sehingga solusi yang dapat di terapkan yaitu mengendalikan
menggunakan kultur teknis
DAFTAR PUSTAKA