Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN SECARA KIMIAWI

Disusun Oleh :

Nama : Haqil Triyatdipa

Nim : 19032011

Dosen : Dra. Moralita Chatri, M.P.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa karena dengan izin dan kuasa-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kendala
sehingga masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan ini.
Kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
kesempurnaan penulis makalah ini diucapkan banyak terima kasih yang sedalam-
dalamnya khususnya kepada dosen pengajar mata kuliah ini,yang telah memberikan
arahan dan masukan sehingga tugas ini selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah kita kembali dan hanya kepada-Nya lah terdapat
kesempurnaan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin

Padang , 28 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengendalian Penyakit Tanaman Secara Kimiawi................................................................2
B. Cara-cara Pengendalian Penyakit Tanaman Secara Kimiawi................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................5
B. Saran......................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala dalam usaha
pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan factor yang pertumbuhan tanaman dan
pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman mendadak dan dapat bersifat eksplosif (meluas)
sehingga dalam waktu yang relatif dapat mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat perkembangannya yang
sangat cepat dan sulit dikontrol.
Namun dengan pengamatan lapangan sejak awal penanaman sampai penen, serangan hama
dan penyakit dapat Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak dan
memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya : Serangga (insekta), binatang menyusui,
dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan binatang, melainkan oleh makhluk
mikrokospis, misalnya bakteri, virus, cendawan lain-lain. Pada pengendalian hama dan penyakit
secra biologi, kimiawi, mekanis, dan dilakukan secara terpadu, yaitu memadukan cara biologis,
kimiawi, mekanis, seacar berimbang.
Pengendalian secara terpadu ini dikenal dengan nama Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Pengendalian Hama Terpadu sangat baik dilakukan karena dapat memberikan baik pengendalian
hama dan pathogen maupun terhadap lingkungan. Pengendalian penyakit secara kimiawi
memeang lebih efektif dibandingkan dengan pengendalian mekanis, serta varietas tahan. Tetapi
ternyata menimbulkan residu efek terhadap pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
akibat penggunaan bahan kimia berdampak terhadap unsure-unsur biologis, yaitu musnahnya
organism lain yang misalnya hewan-hewan predator, hewan-hewan yang dapat membantu
penyerbukan. Konsep pengendalian hama terpadu lebih efektif dan efisien, serta memberikan
yang sekecil mungkin terhadap lingkungan hidup. Keuntungan lain dari pengendalian hama
terpadu adalah menghemat biaya.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian penyakit tanaman secara kimiawi?
2. Bagaimana cara pengendalian penyakit tanaman secara kimiawi?

Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pengendalian penyakit pada tanaman secara kimiawi
2. Untuk mengetahui cara-cara pengendalian penyakit tanaman secara kimiawi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengendalian Penyakit Tanaman Secara Kimiawi


Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama
pestisida, ‘pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh, sering disebut “pest
killing agent”. Pengendalian hama ini biasa dilakukan dengan penyemprotan zat kimia
pada bagian tumbuhan. Pengendalian hama ini sering dilakukan oleh petani. Olehnya itu
pengendalian hama secara kimiawi sering dimasukkan ke dalam langkah pemerantasan hama dan
penyakit. Permasalahan yang terjadi sekarang, petani semakin cenderung menggunakan
pengendalian hama dan penyakit dengan cara kimiawi yakni dengan pestisida. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani akan interaksi tanaman dan musuh-musuh
alaminya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama
tanaman. Dalam konsep PHT, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Prinsip penggunaanya adalah :
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati.
2. Efisien untuk mengendalikan hama tertentu.
3. Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan.
4. Tidak boleh persistent, harus mudah terurai.
5. Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi
persyaratan keamanan yang maksimum.
6. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut.
7. Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota.
8. Relatif aman bagi pemakai.
9. Harga terjangkau bagi petani.
Seperti diketahui pada peranan pestisida yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa
pestisida berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh OPT.
Pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida banyak dilakukan secara luas oleh
masyarakat, karena pestisida mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian
yang lain, yaitu:
1. Dapat diaplikasikan secara mudah.
2. Dapat diaplikasikan hampir di setiap tempat dan waktu.
3. Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat.
4. Dapat meningkatkan hasil produksi.
5. Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu yang singkat.
6. Mudah diperoleh, dapat dijumpai di kios-kios pedesaan sampai pasar swalayan di kota
besar.
Di samping memiliki kelebihan tersebut di atas, pestisida harus diwaspadai karena dapat
memberikan dampak negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain:
1. Keracunan dan kematian pada manusia, ternak dan hewan piaraan, satwa liar, ikan dan
biot air lainnya, biota tanah, tanaman
2. Terjadinya resistensi, resurjensi, dan perubahan status OPT
3. Pencemaran lingkungan hidup
4. Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen
5. Terhambatnya hasil pertanian (terutama perdagangan dalam ekspor)

B. Cara-cara Pengendalian Penyakit Tanaman Secara Kimiawi


Menurut Soemirat (2003), pestisida dapat diklasifikasikan berdasarkan organisme target,
struktur kimia, mekanisme dan atau toksisitasnya. Berikut klasifikasi pestisida berdasarkan
organisme targetnya :
1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu.
Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau
kutu.
2. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahas latinnya berarti ganggang laut.
Berfungsi untuk membunuh melawan alga.
3. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi
sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
4. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk
melawan bakteri.
5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti
jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
6. Herbisida, berasal dari kat latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi
membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau
segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga
8. Larvasida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
9. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis
lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
10. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti
benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di
akar).
11. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
12. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk
membunuh kutu atau tuma.
13. Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk
membunuh ikan.
14. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk
membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
15. Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk
membunuh pemangsa (predator).
16. Silvisida, berasal dari kat latin yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh
pohon.
17. Termisida, berasal dari kata Yunani termes ang berarti serangga pelubang daun.
Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak
menggunakan akhiran sida:
1. Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik.
Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
2. Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang
belakang.
3. Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen,
digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
4. Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman
lainnya.
5. Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan
mikroorganisme.
6. Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan
menghentikan pertumbuhan tanaman.
7. Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang
lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
8. Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji
gulma.
9. Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
10. Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
11. Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
12. Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
13. Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan
memastikan terjadinya buah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengendalian hama secara kimiawi adalah pengendalian hama menggunakan bahan kimia
yaitu pestisida. Pestisida merupakan salah satu cara pengendalian terhadap organisme
pengganggu tanaman. Pestisida berperan besar dalam bidang pertanian karena dapat menekan
pertumbuhan OPT dan dapat meningkatkan hasil produktivitas tanaman. Banyak kelebihan-
kelebihan pestisida dibandingkan dengan cara pengendalian lain. Sehingga pestisida menjadi
cara pengendalian andalan dan akhirnya akan menjadikan ketergantungan terhadap
pemakaian pestisida tersebut.
Seperti yang kita ketahui, pestisida merupakan zat kimia berbahaya. Residunya dapat
merusak lingkungan, ekosistem bahkan bisa membahayakan manusia itu sendiri. Penggunaan
pestisida haruslah diaplikasikan dengan cara aman dan benar. Aman terhadap diri dan
lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat, yaitu: tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat
sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran.
B. Saran
Penulis menyadari bahwasanya dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Sri Dan Suharno. 2006. Biologi. Jakarta;Erlangga


Sudjadi, Bagoed Dan Dra. Siti Laila. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Jakarta: Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai