“Toksikologi Insektisida”
Dosen : Annisa Farida Muti, S. Farm. MSc., Apt.
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Toksikologi
Insektisida”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Annisa Farida Muti, S. Farm. MSc., Apt. ,
yang telah memberikan tugas ini. Penulis memperoleh banyak manfaat setelah menyusun
makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai
“Toksikologi Insektisida”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Kami sampaikan terimakasih. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai hasil usaha kita. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida berasal dari kata “pest” yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata
“cide” berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh
hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung
maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia. Pengertian pestisida menurut
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian dan Permenkes RI
No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-
bagiantanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan
3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
bangunanrumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan
tanaman, tanahdan air.
A. Berdasarkan Sasaran
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa
mematikan semua jenis serangga. Contohnya Lebaycid, Lirocide 650 EC,
Thiodan, Sevin, Sevidan 70 WP, Tamaron
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
digunakan untuk memberantas dan mencegah fungsi/cendawan. Contohnya
Benlate, Dithane M-45 80P, Antracol 70 WP, Cupravit OB 21, Delsene MX
200, Dimatan 50 WP.
Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif
beracun yang bisa membunuh bakteri. Contohnya Agrept, Agrimycin, Bacticin,
Tetracyclin, Trichlorophenol Streptomycin.
Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda. Contohnya Nemacur,
Furadan, Basamid G, Temik 10 G, Vydate.
Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba. Contohnya
Kelthene MF dan Trithion 4 E.
Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
Contohnya Kelthene MF dan Trithion 4 E.
Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu : siput, bekicot
serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak. Contohnya Morestan, PLP,
Brestan 60.
Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan untuk membunuh
tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. Contohnya Gramoxone, Basta 200
AS, Basfapon 85 SP, Esteron 45 P.
B. Berdasarkan Bahan Aktif
Organoklorin (Chlorinated Hydrocarbon)
Organoklorin merupakan racun terhadap susunan saraf (neuro toxins)
yang merangsang sistem saraf baik pada serangga maupun mamalia,
menyebabkan tremor dan kejang-kejang. Contoh : DDT
Organofosfat (Organophosphates)
Organofosfat umumnya adalah racun pembasmi serangga yang paling
toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung,
kadal (cicak) dan mamalia, mengganggu pergerakan otot dan dapat
menyebabkan kelumpuhan.
Karbamat (Carbamat)
Sama dengan organofosfat, pestisida jenis karbamat menghambat
enzimenzim tertentu, terutama cholinesterase dan mungkin dapat memperkuat
efek toksik dari efek bahan racun lain. Karbamat pada dasarnya mengalami
proses penguraian yang sama pada tanaman, serangga dan mamalia. Pada
mamalia karbamat dengan cepat diekskresikan dan tidak terbio konsentrasi
namun bio konsentrasi terjadi pada ikan. Misal : Baygon, Sevin dan Isolan.
Pirethrin
Pirethrin merupakan salah satu insektisida tertua di dunia dan terdiri dari
beberapa campuran ester pirethin yang diektraksi dari bunga (genus
Chrysantemum). Jenis pirethrin yang relatif stabil terhadap sinar matahari
adalah deltametrin, permetrin, fenvlerate. Sedangkan yang tidak stabil terhadap
sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah difetrin, sipermetrin,
fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.
Pirethrin mempunyai toksisitas rendah pada manusia tetapi menimbulkan
alergi pada orang yang peka, dan mempunyai keunggulan yaitu dapat
diaplikasikan dengan takaran yang relatif sedikit, spekrum pengendaliannya
luas, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik.
Kelompok lain
Berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, terdiri dari berbagai urutan
senyawa yang diproduksi secara alami oleh tumbuh-tumbuhan. Produk
tumbuhan yang secara alami merupakan pestisida yang sangat efektif dan
beberapa (seperti nikotin, rotenon ekstrak pyrenthrum, kamper dan terpentium)
sudah dipergunakan oleh manusia untuk tujuan ini sejak beberapa ratus tahun
yang lalu.
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Olson, K. R. 2006. Poisoning and Drug Overdose, Fifth Edition. USA: Lange Medical Books.