Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengendalian hama terpadu dalam sektor pertanian merupakan salah satu
upaya perlindungan tanaman. Sesuai dengan INPRES No. 3 tahun 1986 telah
dilarang pengunaan pestisida yang berspektrum luas untuk tanaman dan didukung
oleh UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP No.
6/1995 tentang perlindungan tanaman. Berdasarkan hal tersebut penerapan
pengendalian hama terpadu dilaksanakan sampai saat ini. Pelaksanaan
pengendalian hama terpadu di indonesia secara umum berdasarkan empat prinsip
yakni : 1) budidaya tanaman sehat 2) pelestarian dan pemerdayaan musuh alami
3) pemantauan agroekosistem/ lahan 4) pemerdayaan petani sebagai ahli PHT.
Pelaksanaan empat prinsip tersebut dalam melaksanakan pengendalian hama
terpadu sebagai salah satu upaya dalam menjaga kuantitas, kualitas, kontinuitas
hasil dan efisiensi produksi. Tujuan sektor pertanian dalam jangka panjang yakni
mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam arti luas. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan pembangunan pertanian secara berkelanjutan
dan didukung penuh oleh semua pihak.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa prinsip prinsip pengendalian hama terpadu?
1.3 Manfaat
a. Mengetahui prinsip prinsip pengendalian hama terpadu

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip prinsip Pengendalian Hama Terpadu

Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan dasar


kebijakan pemerintah dalam program perlindungan tanaman di Indonesia,
yang secara resmi tercantum pada Inpres NO. 3/1986, UU No. 12/1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP No. 6 / 1995 tentang
perlindungan tanaman.
PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan
pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama
dan penyakit menjadi sangat penting.
Batasan PHT secara bebas adalah suatu sistem pengendalian hama
yang mengintegrasikan dua atau lebih cara pengendalian dalam suatu
paket yang memenuhi persyaratan : secara teknik dapat diterapkan, secara
teknik dapat menguntungkan, secara sosial layak atau tidak bertentangan,
secara ekologis tidak atau sedikit mungkin mencemari lingkungan dan
tidak mengganggu atau membahayakan serangga berguna atau fauna
berguna lainnya (Sastrosiswojo, 1990).
Konsep PHT bukan memberantas, membasmi secara brutal dengan
pestisida, atau memusnahkan hama, akan tetapi dilakukan dengan
pengontrolan teratur dan rutin, cara pendekatan atau cara berfikir tentang
pengendalian hama dan penyakit tumbuhan yang didasarkan pada
pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Tujuan umum pelaksanaan PHT di Indonesia adalah memantapkan
hasil dalam tahap yang telah dicapai oleh teknologi pertanian maju,
mempertahankan kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan produsen
dan konsumen, meningkatkan efisiensi pemasukan dalam produksi,
meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan petani (Oka, 1994).
Sasaran yang ingin dicapai oleh PHT adalah produktivitas pertaninan
terjamin pada taraf yang tinggi, populasi dan atau serangan hama tidak
menimbulkan kerugian ekonomis, keuntungan ekonomi yang diterima oleh
petani maksimal, kandungan bahan berbahaya dalam produk-produk tidak
melampaui baku mutu, fungsi-fungsi lingkungan dapat dipelihara,

ketahanan sosial budaya yang kuat dimiliki petani dalam menjalankan


usaha tani (Wasiati dan Soekirno, 1998).
Pengendalian hama terpadu dilakukan

dengan beberapa faktor

pendukung seperti kegagalan pengendalian hama konvensional, kesadaran


akan kualitas hidup yang menigkat, Kebijakan pemerintah dan tuntutan
masyarakat akan produk bebas residu pestisida atau zat berbahaya.
Berdasarkan berbagai pandangan dan kondep dari pengendalian
hama terpadu, secara umum terdapat empat prinsip dasar yang mendorong
penerapan PHT secara nasional, terutama dalam rangka program
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Prinsip
prinsip pengendalian terpadu mengacu pada tujuan dasar dan sasaran yang
ingin dicapai. Prinsip pengendalian hama terpadu pada tanaman
dinyatakan dalam uraian berikut ini.
1. Budidaya Tanaman Sehat
Budidaya tanaman yang sehat dan kuat menjadi bagian penting
dalam program pengendalian hama dan penyakit. Tanaman yang sehat
akan mampu bertahan terhadap serangan hama dan penyakit dan lebih
cepat mengatasi kerusakan akibat serangan organisme pengganggu
tanaman yang berpotensi sebagai hama dan mengakibatkan penyakit
tersebut. Oleh karena itu, setiap usaha dalam budidaya tanaman beberapa
hal yang perlu diperhatikan seperti pengolahan lahan, pemilihan varietas,
penyemaian, pemeliharaan tanaman termasuk penyediaan unsur hara yang
dibutuhkan tanamn agar tersedia melalui penambahan pupuk, sampai
penanganan hasil panen perlu diperhatikan agar diperoleh pertanaman
yang sehat, kuat dan produktif, serta hasil panen yang tinggi.
2. Pelestarian dan Pemerdayaan Musuh Alami
Keberadaan unsur alami, baik dari

iklim, cuaca, ketahanan

tanaman maupun unsur hayati lain termasuk musuh alami merupakan


unsur penting dalam pengendalian alamiah. Musuh alami merupakan
faktor pengendali peting yang perlu dilestarikan dan dikelola agar mampu
berperan secara optimal dalam pengaturan populasi OPT di alam.

Keberadaan musuh alami di alam sangatlah penting dalam menjaga


keseimbangan ekosistem yang ada. Keberadaan musuh alami tetap
menjaga siklus hidup antara organisme. Berjalannya rantai makanan di
alam dapat menekan terjadinya ledakan hama yang terjadi. Sehingga
kerugian yang ditimbulkan tidak akan melampaui ambang ekonomi. Selain
itu pengaruh negatif seperti pencemaran lingkungan tidak terjadi.
Pemanfaatan musuh alami tidak seperti penggunaan pestisida yang dapat
meninggalkan residu pada tanaman atau menyebabkan hama menjadi
resisten.
Pelestarian musuh alami harus dilaksanakan secara berkelanjutan,
mengingat bahwa musuh alami memilki peranan yang sangat penting.
Mengenali, mengamati dan menjaga keberadaan musuh alami sangat
penting. Pelestarian musuh alami dapat dilakukan dengan menjaga atau
mengupayakan agar lingkungan tersebut sesuai dengan syarat hidupnya,
keberadaan makanan, dan tidak menggunakan bahan yang dapat
membunuhnya.
3. Pemantauan Lahan /Agroekosistem Secara Periodik (Monitoring)
Pemantauan ekosistem pertanian yang intensif dan rutin oleh petani
merupakan dasar analisis ekosistem untuk pengambilan keputusan dan
melakukan tindakan yang diperlukan.
Permasalahan yang muncul pada suatu lahan akibat organisme
pengganggu tanaman bersifat dinamis. Kerusakan atau akibat yang
ditimbulkan tergantung pada

populasi atau intensitas serangannya telah

mencapai tingkat tertentu. Kerusakan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh


faktor lingkungan atau ekosistem pada lahan mendukung syarat hidup suatu
organisme yang dapat bersifat mengganggu atau menjadi hama. Selain faktor
lingkungan, peran manusia sangatlah penting. Manusia

berperan dalam

pengamatan secara periodik atau berkala.


Monitoring atau pengamatan dlakukan secara berkala dalam kurun
waktu tertentu (dari pengelolaan lahan hingga panen) bertujuan untuk
mengetahui perubahan atau fluktuasi populasi OPT dan kondisi lingkungan,

untuk menentukan suatu tindakan pengendalian terhadap OPT. Monitorig


dilakukan terhadap jenis dan populasi hama, musuh alami, cuaca dan
vegetasiya.
Pada dasarnya monitoring bertujuan : 1) mengetahui tinggi rendahnya
populasi OPT, musuh alami, dan kondisi vegetasi pada lahan serta sebagai
dasar pembuatan peta atau grafik serangan hama. 2) secara bertahap dalam
jangka panjang dapat mengurangi biaya pengendalian 3) mengembangkan
teknik pengendalian berdasarkann data monitoring. 4) mengetahui penurunan
produksi akibat serangan OPT.
4. Petani sebagai Ahli PHT
Penerapan PHT harus disesuaikan dengan keadaan ekosistem
setempat. Petani dapat menjadi ahli PHT harung menjalani rangkaian kegiatan
yang meliputi :
a. Pengamatan ekosistem ( jenis dan populasi hama,
musuh alami, kondisi pertumbuhan tanaman, kondisi
tanah, cuaca, dll.
b. Analisis agroekositem

yaitu

menganalisa

hasil

pengamatan ekosistem berkelompok dan berkelanjutan


c. Proses pengambilan keputusan pengelolaan lahan guna
pengendalian OPTdan peningkatan produktivitas serta
kualitas hasil
d. Melakuakan tindakan

pengelolaan

lahan

sesuai

keputusan yang diambil


Proses ini dilakukan secara periodik, berkelanjutan serta
berkesinambungan

serta

perbaikan

pengelolaan

dalam

melakukan
OPT

evaluasi

guna

sehingga

akan

memperoleh hasil yang baik.


Azaz pelatihan PHT yang diterpkan adalah :
a. lahan sebagai sarana untuk belajar,
b. Belajar dari pengalaman dalam menyelesaikan masalah,
c. Pengkajian agroekosistem untuk pengambilan keputusan
pengelolaan lahan,
d. Metode danbahan praktis serta tepat guna,

e. Kurikulum berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan


dan sesuai dengan kondisi zetempat,
f. Pemandu lapang merupakan teman belajar dan fasilitator,
g. peani menjadi pengmbil keputusan di lahan sendiri
h. petani mampu menerapkan 4 prinsip PHT di lahannya
(Untung, 2002).
Pelaksanakan prinsip PHT antara lain mencakup sejauh mana
petani mau melaksanakan pengamatan hama/penyakit tanaman secara
teratur, bagaimana tata cara melakukan pengamatan hama/penyakit dan
bagaimana tanggapan petani atas hasil usaha pengamatan yang telah
dilakukan,

pengambilan

keputusan

dalam

kegiatan

pengendalian

ha,a/penyakitdan bagaiman kinerja petani dalam menyebarluaskan


pengetahuan dan keterampilannya tentang PHT ke petanilainnya (Darwis,
2006).

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan dasar
kebijakan pemerintah dalam program perlindungan tanaman di Indonesia,
yang secara resmi tercantum pada Inpres NO. 3/1986, UU No. 12/1992
6

tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP No. 6 / 1995 tentang


perlindungan tanaman.
PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan
pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama
dan penyakit menjadi sangat penting.
Prinsip prinsip pengendalian terpadu mengacu pada tujuan dasar
dan sasaran yang ingin dicapai. Secara umum terdapat empat prinsip dasar
yang mendorong penerapan PHT secara nasional, terutama dalam rangka
program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Prinsip prinsip pengendalian hama terpadu meliputi budidaya
tanaman sehat, pelestarian dan pemerdayaan musuh alami, pemantauan
lahan / agroekosistem secara perodik (monitoring), dan petani sebagai ahli
PHT.

Daftar Pustaka

Abadi

Latief

Abdi.2005.Permaalahan

dalam

Penerapan

Sistem

Pengendalian Hama Terpadu untuk Pengelolaan Penyakit Tumbuhan


di Indonesia.Universitas Brawijaya
Effendi Suherlan Baehaki.2009.Strategi Pengendalian Hama Terpadu
Tanaman Padi Dalam Perspektif Praktek Pertanian yang Baik (Good
Agricultural

Practices).
7

http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ip021095.pdf dikutip
dan diakses 16 Februari 2016
Hasibuan Muainah.2008.Kajian Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Pada
Petani

Padi

di

Kabupaten

Tapanuli

Selatan.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6503/1/057004016.p
df dikutip dan diakses 15 Februari 2016
Hendiarto.2007.Evaluasi Manfaat Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Terpadu (SLPHT) Perkebunan Kopi Rakyat dalam Meningkatkan
Pendapatan Petani. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 13,
No.2,2007 : 114-125 http://sitp.rpn.co.id/uploads/riset/kopi/Jurnal
%20Perlindungan%20Tanaman%20Indonesia,
%20Vol.13,%20No.2,%202007%20114-125..pdf.

dikutip

dan

diakses 28 Februari 2016


Lubis Lahmuddin.2004.Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis
(Brassica

oleracca)

dan

Kentang

(Solanum

toberosum).

http://library.usu.ac.id/download/fp/hpt-lahmuddin2.pdf
dikutip dan diakses 28 Februari 2016
Marwoto

Otto

dkk.

2014.Pengendalian

Hama

Terpadu.

http://agrikencanaperkasa.com/pengendalian-hamaterpadu/ dikutip dan diakses 28 Februari 2016

Prabaningrum
Penerapan

Laksmiwati,

dkk.2015.Empat

Pengendalian

Hama

Prinsip

Dasar

Terpadu

dalam
(PHT).

http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/beritaterbaru/378-empat-prinsip-dasar-dalam-penerapan-pengendalianhama-terpadu-pht.html dikutip dan diakses 16 Februari 2016


Saptana

dkk.Analisis

Kelembagaan

Pengendalian

Hama

Terpadu

Mendukung Agribisnis Kopi Rakyat dalam Rangka Otonomi


Daerah.

http://download.portalgaruda.org/article.php?

Dikutip

dan

diakses 29 Februari 2016

Triman

Bellarminus.2010.Pengendalian

Hama

Terpadu.

http://faperta.ugm.ac.id/download/bahan_kuliah/b_triman/dasar_
perlintan/pengendalian_hama_terpadu.pdf dikutip dan diakses 21
Februari 2016
Widayat Wahyu, dan Rayati Jamia Dini.Pengendalian Hama Terpadu
(PHT)

di

Perkebunan

Teh

http://sitp.rpn.co.id/uploads/riset/teh/Pengendalian%20Hama
%20Terpadu.pdf dikutip dan diakses 16 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai