Anda di halaman 1dari 26

KOMPETISI INTRASPESIES DAN INTERSPESIES PADA TANAMAN

JAGUNG (Zea mays L.) DAN TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L.)

LAPORAN

RINALDI ANANDA UTAMA NASUTION


180301252
PEMULIAAN TANAMAN 2018

LABORATORIUM EKOUOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOUOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KOMPETISI INTRASPESIES DAN INTERSPESIES PADA TANAMAN
JAGUNG (Zea mays L.) DAN TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L.)

LAPORAN

RINALDI ANANDA UTAMA NASUTION


180301252
PEMULIAAN TANAMAN 2018

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Praktikum Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan

LABORATORIUM EKOUOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOUOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Judul : Kompetisi Interspesies dan Intraspesies Pada Tanaman Jagung(Zea mays L.) dan
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.)
Nama : Rinaldi Ananda Utama Nasution
NIM : 180301252
Program Studi/Group : Agroteknologi / Pemuliaan Tanaman 2018

Diketahui Oleh
Dosen Penanggung Jawab

(Dr. Nini Rahmawati, S.P.,M.Si)

NIP. 197202152001122004

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Egy Andreansyah)
NIM: 170301008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan penulis kesempatan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “Kompetisi Interspesies dan Intraspesies Pada Tanaman Jagung(Zea
mays L.) dan Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.)” merupakan salah satu
komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program studi
AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen mata
kuliah Ekologi Tanaman Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si ; Dr.Nini Rahmawati, S.P.,
M.Si serta abang-abang asisten yang telah banyak membantu dalampenyelesaian
laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya
laporan yang lebih baik lagi.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis ucapkan
terima kasih

Medan,Mei 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang.................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum............................................................................................... 2
Kegunaan Praktikum..........................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
BAHAN DAN METODE

Waktu Dan Tempat Praktikum...................................................................... 10


Alat dan Bahan..................................................................................................10
Prosedur Praktikum..........................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.................................................................................................................... 12
Pembahasan....................................................................................................... 15
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar belakang

Persaingan teijadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari
spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber
daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang
diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Persaingan yang dilakukan organi
smeorgani sme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara,
air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktorfaktor ekologi lainnya
sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya (indriyanto, 2006).
Kompetisi atau persaingan tanaman dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tanaman yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu. Persaingan dapat teijadi antar tanaman sejenis
(intraspesifik) dan antar tanaman berbeda jenis (interspesifik). Jagung dan kacang hijau
merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya
ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan teijadi suatu interaksi. Interaksi
tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan
tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari
untuk berfotosintesis (Odum, 1993)
Makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem dapat mengalami adanya
interaksi antar satu spesies dengan spesies yang lainnya. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi atau persaingan. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies dapat dilihat dari
jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras teijadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat
jarang ditemukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan (kusumawati, 2018).
2

Jagung dan kedelai merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan
tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan teijadi suatu
interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya
memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan
cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti teijadi tumpang tindih relung
ekologi antara j agung dan kacang hijau (Kusumawati, 2018)

Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesies dan interspesies.
Interaksi intraspesies adalah hubungan antara organisme yang berasal dari satu spesies,
sedangkan interaksi interspesies adalah hubungan yang teijadi antara organisme yang
berasal dari spesies yang berbeda (Elfidasari, 2007).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui interaksi


persaingan antar tanaman sejenis (intraspesific competition) maupun persaingan
antartanaman berbeda jenis (interspesific competition)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Univesitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.)


Tanaman jagung (Zea maysL.) dalam sistematika tumbuhan di klasifikasikan
sebagai kingdom: Plantae, divisi o : Spermatophyta, subdivisi o: Angiospermeae,
kelas :Monocotyledoneae, ordo : Graminae, famili : Gramineae, genus : Zea, spesies :
Zea mays L. (Steenis, 2003).
Akar jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio, akar adventif adalah akar yang berkembang dari
ujung mesokotil, dan akar kait / penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua
atau tiga buku di atas permukaan tanah (Irmayani, 2011).
Batang tanaman jagung beruas- ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 1040
ruas. Tanaman jagung biasanya tidak bercabang,kecuali pada jagung manis sering
tumbuh beberapa cabang (beranak) yang muncul dari pangkal batang.Panjang batang
berkisar 60 cm - 300 cm , tergantung tipe jagung tersebut (Rukmana,2010).
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang.Daun terdiri dari tiga
bagian yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.Daun jagung tidak termasuk
daun lengkap Daun jagung adalah daun sempurna. B entukny a memanjang.Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula.Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun
(Suryaningsih et al., 2011).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman.Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku poaceae, yang di
sebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman dan bunga betina tersusun
di antara batang dan pelepah daun Di dalam jagung biji jagung terdapat embrio yang
telah mempunyai lima bakal daun dan lima bakal akar-akar primer. Dalam proses
perkecambahan, yang pertama kali keluar adalah akar-akar radikula dan diikuti plumula
(Irfanda et al., 2010).
Panjang tongkol jagung bervariasi antara 8-24 cm dan biasanya dalam satu tongkol
mengandung sekitar 300-1000 biji j agung.Biji berbentuk bulat-bulat atau gigi
4

kuda bergantung varietasnya.Warna biji bervariasi dari putih sampai dengan kuning.Biji
jagung berbentuk bulat-bulat atau gigi kuda bergantung varietasnya.Warna biji juga
bervariasi dari putih sampai dengan kuning. Warna kuning pada bijinya lebih banyak di
temukan di bandingkan dengan warna putih (Suryaningsihet al., 2011)
Syarat Tumbuh
Iklim
Jagung dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang
memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl.Daerah dengan ketinggian optimum antara
0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik untuk pertumbuhan j agung. Suhu yang
sesuai untuk tanaman jagung antara 210C - 300C dengan suhu optimum antara 230C -
270C. Untuk daerah-daerah di Indonesia, persyaratan suhu tidak menjadi persoalan. Di
Jawa Timur yang banyak membudidayakan tanaman jagung, mempunyai suhu antara
25-270C. Daerah ini sangat cocok untuk pertanaman jagung sehingga menjadi daerah
jagung penting di Indonesia (Irmayani, 2011).
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang b asah. Jagung dapat
tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS(Prihatman,
2000).
Pertumbuhan tanaman jagung membutuhkan sinar matahari. Secara langsung sinar
matahari akan membantu tanaman ini untuk berproduksi secara maksimal. Tanaman
yang ternaungi akan terhambat pertumbuhannya dan produksi biji yang di hasilkan pun
akan berkurang (Irmayani, 2011).
Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup banyak terutama pada
pertumbuhan awal, saat berbunga dan saat pengisian biji.Pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama
pertumbuhan.Tanaman jagung merupakan tanaman yang menyerbuk silang.Tanaman ini
memerlukan angin dalam penyebaran tepung sari, tetapi angin juga dapat menyebarkan
benih rumput liar dan melakukan penyerbukan silang yang tidak di inginkan (Jaka, 2012).
Tanah
Jenis tanah yang dapat di tanami jagung adalah andosol (berasal dari gunung api),
5

latosol dan gromosol. Tanaman ini dapat di budidayakan pada berbagai jenis tanah
asalkan gembur dan subur. Jenis tanah lain yang di gunakan untuk budi daya ini adalah
tanah podsolik merah kuning (Irmayani, 2011).
Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (gromosol) masih dapat di tanami jagung
dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah
dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya.Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur
hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH
antara 5,6-7,5. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena
di sana kemungkinan teijadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan
tingkat kemiringan lebih dari 8% sebaiknya diLakukan pembuatan teras dahulu sebelum
dilakukan penanaman (Jaka, 2012).
Kesuburan tanah banyak di hubungkan orang dengan keadaan lapisan olahnya (top
soil).Pada lapisan ini biasanya sistem perakaran tanaman berkembang dengan baik,
untuk itu pengolahan tanah sebelum penanaman memegang peranan penting
bagisubumyatanah(Irmayani,2011)
6

Botani Tanaman Kedelai (Glycine max L Merr)

Kedelai memiliki taksonomi yang di klasifikasikan sebagai berikut:


Kingdom :Pl antae, Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae, Ordo :
Polypetales, Famili : Leguminoseae, Genus : Glycine, Spesies : Glycine max L Merril
(Steenis, 2005)

Akar kedelai mulai muncul di sekitar misofil kemudian akar muncul kedai am
tanah,sedangkan kotiledon akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan dari
hipokotil.. Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar tunggang
lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar -akar cabang
terdapat bintil - bintil akar berisi bakteri Rhizobium jafonicum, yang mempunyai
kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan
untuk menyuburkan tanah(Andrianto dan Indarto, 2004).

Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros berakhir
dengan epikotil yang amat pendek dan hypokotil merupakan bagian batang kecambah.
Bagian batang kecambah di bagian atas kotyledon adalah epicotyl. Titik tumbuh epikotyl
akan membentuk daun dan kuncup ketiak. Batang dapat membentuk 3-6 cabang,
berbentuk semak dengan tinggi 30-100 cm. Pertumbuhan batang dibedakan atas tipe
diterminate dan indeterminate (Lamina, 2009).

Daun kedelai mempunyai ciri-ciri antara lain:helai daun (lamina) oval dan tata
letak pada tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga. Daun ini berfungsi sebagai alat
untuk proses asimilasi, respirasi, dan transportasi. Daun berselang-seling beranak daun
tiga, licin atau berbulu, tangkai daun panjang terutama untuk daun-daun yang berada di
bagian bawah (Campbell, 2004).

Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna, yaitu dalam satu bunga terdapat
alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga berwarna ungu
atau putih. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Di Indonesia tanaman
kedelai mulai berbunga pada umur 30-50 hari (Yatim, 2006).
7

Buah atau polong kedelai berbentuk pipih dan lebar yang panjangnya 5
cm,warna polong kedelai bervariasi, bergantung pada varietasnya. Ada yang berwarna
cokelat muda, cokelat, cokelat kehitaman, putih dan kuning kecokelatan (warna jerami).
Di samping itu permukaan polong mempunyai struktur bulu yang beragam, warna bulu
polong juga bervariasi, bergantung pada varietasnya. (Hidayat, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim
Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu 20-25° C. Suhu 12-20° C adalah suhu
yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman, tetapi dapat menunda
proses perkecambahan benih dan pemunculan kecambah, serta pembungaan dan
pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30° C, fotorespirasi cenderung
mengurangi hasil fotosintesis (Haverkort, 2002).

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungisi sebagai
pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis, karena kekurangan suplai
air di daerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorb s air oleh tanaman.
Cekaman kekeringan yang teijadi pada saat pertumbuhan generative, akan menurunkan
produksi. Kekeringan menurunkan bobot biji, sebab bobot biji sangat dipengaruhi oleh
jumlah air yang diberikan pada musim tanam (Agung dan Rahayu, 2004).

Jumlah air yang berlebih tidak menguntungkan bagi tanaman kedelai, karena
mangakibatkan akar membusuk. Banyaknya curah hujan juga sangat mempengaruhi
aktivitas bakteri tanah dalam menyediakan nitrogen. Hasil observasi ini menunjukkan
bahwa pengaruh curah hujan, dan temperatur terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di
sepanjang musim adalah sekitar 60-70%. Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas, di tempat - tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100-400 mm3 per
bulan. Oleh karena itu, kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang terletak
kurang dari 400 m di atas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika
ditanam di daerah beriklim kering (Andrianto, 2004).

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi
tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering
lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumamo, 2007).

Tanah

Kedelai cocok ditanam di daerah ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan
laut.lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi pada
musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa dipertahankan. Pertumbuhan
tanaman kedelai sangat peka terdahap perubahan lingkungan tumbuh yang disebabkan
oleh kondisi iklim. (Heryana et al.,2010).

Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan
tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat
tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar.
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah
cukup baik (Danarti dan Najati, 2005).

Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8-7, namun pada
tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah - tanah yang cocok
yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah - tanah podzolik merah
kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang
baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah yang cukup
(Andrianto, 2004).

Upaya program pengembangan kedelai bisa dilakukan dengan penanaman di


lahan kering masam dengan pH tanah 5,5-7 yang sebenarnya termasuk kondisi lahan
kategori kurang sesuai. Untuk mengatasi berbagai kendala, khususnya kekurangan
9

unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya produksi sehingga harus
dikompensasi dengan pencapaian produktivitas yang tinggi (> 2,0 ton/ha) (Fachruddin dan
Lisdiana, 2000).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di,Medan pada tanggal 19 Maret Sampai dengan
16 April 2021.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu benih jagung, benih kedelai
sebagai bahan tanam, 3 buah polybag ukuran 5 kg sebagai wadah media tanam, top soil untuk
media tanam, label untuk menandai polybag, air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, penggaris untuk mengukur tinggi
tanaman, jangka sorong yang digunakan sebagai pengukur diameter batang tanaman, spidol
untuk menandai jumlah daun, timbangan untuk menimbang, alat tulis untuk menulis data,
buku untuk mencatat data, kamera untuk dokumentasi.

Metode Praktikum

-Disiapkan alat bahan praktikum yang dibutuhkan

-Disiapkan 3 polibek berukuran 5 kg kemudian diisi dengan top soil

-Diberikan label pada tiap tiap perlakuan

-Direndam benih jagung dan benih kedelai selama 15 menit

-Ditanam benih sesuai dengan perlakuan

-Dilakukan pengamatan selama 6 MST dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan


11

Perlakuan :

P1 : ditanam 6 benih jagung dalam 1 polybag

P2 : ditanam 3 benih jagung dan 3 benih kedelai dalam 1 polybag

P3 : ditanam 6 benih kedelai dalam 1 polybag


12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Jagung dan Kedelai

MST
Perlakua Tanama
n n 1 2 3 4 5 6
J1 10 18 32 36 60 76
J2 11 20 38 43 68 74
J3 9 16 29 36 58 68
P1
J4 8 15 31 36 50 59
J5 9 17 30 37 60 70
J6 8 15 31 35 50 59
J1 5 7 22 31 39 58
J2 8 20 39 59 75 90
J3 9 20 36 57 74 82
P2
K1 - - - - - -
K2 - - - - - -
K3 - - - - - -
K1 10 24 26 30 31 34
K2 11 20 29 32 32 36
K3 - - - - - -
P3
K4 - - - - - -
K5 - - - - - -
K6 - - - - - -
13

Tabel 2. Data Diameter Batang Tanaman Jagung dan Kedelai


MST
Perlakua
Tanaman
n 1 2 3 4 5 6
J1 1, 3,1 5,1 6,5 8,7 10,1
4
P1 J2 1, 2,0 3,1 3,3 3,6 3,6
3
J3 1, 2,3 2,7 3,4 5,2 6,1
4
J4 1,9 2,6 4,9 5,8 8,1 9,3
J5 1,9 2,8 5,0 5,7 7,9 9,0

J6 1, 2,6 4,8 5,5 7,5 8,3


JI 0,9 1,5 2,6 3,1 3,7 4,1

J2 1,9 3,2 4,2 6,1 7,2 8,1


J3 1,7 2,9 3,9 6,0 7,2 8,0
P2
K1 - - - - - -
K2 - - - - - -
K3 - - - - - -
KI 1,8 2,3 2,7 2,9 3,1 3,2
K2 1,9 2,4 3,1 3,6 3,8 4,0
K3 - - - - - -
P3
- - - - - -
K4
- - - - - -
K5
K6 - - - - - -

Tabel 3, Data Jumlah daun jagung dan kedelai


Perlakuan Tanaman MST
1 2 3 4 5 6
P1 J1 2 3 4 5 6 7

J2 2 4 5 6 7 8

J3 2 3 4 5 6 7

J4 2 2 3 4 5 6

J7 2 3 4 5 7 7

J6 2 3 4 4 6 6

P2 J1 2 3 4 6 6 8

J2 2 3 5 5 7 8
14

J3 2 3 5 6 7 8

K1 - - - - -- -

K2 - - - - - -

K3 - - - - - /
15

K1 2 3 5 6 7 9
K2 2 3 4 7 8 9

P3 K3 - - - - - -
K4 - - - - - -
K5 - - - - - -
K6 - - - - - -
Tabel 4. Data Bobot Basah Tajuk Tanaman Jagung dan Kedelai
Perlakua Tanama /gram
n n
J1 24,75
J2 17,35
J3 16,04
P1
J4 9,58
J5 10,60
J6 16,04
J1 7,16
J2 46,71
J3 28,38
P2
K1 -
K2 -
K3 -
K1 7,88
K2 6,05
K3 -
P3
K4 -
K5 -
K6 -
Tabel 5. Data Bobot Basah Akar Tanaman Jagung dan Kedelai
Perlakua Tanama
n n /gram
J1 7,49
J2 34,3
J3 5,57
P1
J4 3,5
J5 34,3
J6 5,57
16

P2 J1 1,32
17

J2 10,04
J3 4,53
K1 -
K2 -
K3 -
K1 0,90
K2 K2
0,91
K3 -
P3
K4 -
K5 -
K6 -

Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa pada parameter tinggi
tanaman, tanaman dimana pada perlakuan P1 (jagung dengan jagung) menunjukkan
persaingan yang terlalu cukup ketat dimana pada setiap MST data yang diperoleh meliputi
stabil namun tanaman jagung terkualifikasi 2 tanaman.hal ini sesuai dengan literatur
Kastono (2005) yang menyatakan bahwa kompetisi atau persaingan juga sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut,
contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa pada parameter jumlah
daun dimana pada perlakuan P1 (jagung dengan jagung) menunjukkan pada setiap MST
teijadi persaingan pada tanaman jagung Kusumawati (2018) yang menyatakan bahwa
kompetisi atau persaingan dapat diartikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Dengan perlakuan penanaman benih jagung
yang lebih banyak dalam satu polybag maka akan teijadi kompetisi atau persaingan antar
sesama jenis tanaman yang biasa disebut persaingan intraspesifik.
Berdasarkan hasil praktikum pada parameter diameter batang terlihat perbedaan
nyata antara perlakuan Pl, P2 dan P3 dimana perbedaan terletak pada kompetisi baik
18

intraspesies maupun interspesies. Pada perlakuan Pl dan P3 teijadi kompetisi intraspesies


yang paling besar pengaruhnya pada sesama jenis/spesies untuk memperebutkan unsur hara
dan mineral dalam tanah sehingga teijadi variasi diameter batang yang tidak seragam
(cenderung berbeda). Pada perlakuan P2 teijadi kompetisi interspesies (berbeda jenis)
dimana perbedaan tinggi tanaman antar spesies juga tidak terlalu bervariasi (cenderung
seragam). Hal ini sesuai dengan literatur Sastroutomo (2005) yang menyatakan bahwa
pengaruh kompetisi tanaman pada intraspesies sangat berpegaruh terutama pada
pertumbuhan vegetative tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter dan jumlah daun dimana
akan teijadi variasi pertumbuhan setiap tanaman yang berada di satu lahan yang sama.

Berdasarkan hasil praktikum pada parameter bobot basah tajuk dan akar
tanaman jagung dan kacang hijau pada perlakuan Pl, P2 dan P3 juga terlihat perbedaan yang
nyata. Perlu diketahui bahwa saat melakukan pemanenan ada beberapa tanaman khususnya
saat mengambil akar menyatu dengan akar tanaman yang lain sehingga praktikan sedikit
kesulitan untuk memisahkannya sehingga data yang diperoleh sedikit beragam. Namun di si
si lain dapat diketahui bahwa baik kompetisi intraspesies maupun interspesies akan
berpengaruh pada perkembangan akar tanaman yang semakin terbatas dalam
memperebutkan unsur hara sehingga bobot akar maupun tajuk juga akan ikut berpengaruh.
Hal ini sesuai dengan literatur Indriyanto (2006) yang menyatakan bahwa komeptisi antar
tanaman akan sangat berpengaruh pada produksi maupun biomassa tanaman itu sendiri
yaitu tajuk tanamandanakartanaman
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pada parameter diameter batang sangat berpegaruh pada kompetisi
intraspesies dibanding kompetisi interspesies dimana sesama jenis akan memperebutkan
kebutuhan hara yang sama juga akan berpengeruh pada dimaeter batang tanaman.
2. Berdasarkan hasil pada parameter tinggi tanaman akan sangat berpengaruh pada
kompetisi intraspesies dibanding kompetisi interspesies dikarenakan kompetisi
antar sesama jenis tanaman membutuhkan jumlah hara dan mineral yang sama
sehingga akan teijadi variasi pertumbuhan yang berbeda.
3. Data menunjukkan bahwa persaingan yang lebih ketat ditunjukkan pada tanaman
intraspesies terlihat pada parameter tinggi tanaman, diameter batang, bobot basah
tajuk dan bobot basah akar.
4. Jagung dan kedelai merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan
tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan teijadi
suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya
tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan
unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis
5. Faktor curah hujan mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan tanaman kedelai
DAFTAR PUSTAKA

Aini, M,N. 2008. Pengaruh Macam Persilangan Terhadap Hasil Dan Kemampuan Silang
Buah Naga Jenis Merah (Hylocereus polyrhizus). Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.

Elfidasari, D. 2007. Jenis Interaksi Intraspesifik dan Interspesifik pada Tiga Jenis Kuntul
saat Mencari Makan di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi
Banten. Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110.

Hayati, P. K. D., Sutoyo, dan Teguh. 2016. Penampilan Jagung Hibrida Hasil Silang-
Tunggal dari Berbagai Kombinasi Persilangan Galur Inbrida. Universotas
Andalas. Padang.

Hermawati, D. T. 2016. Kajian Ekonomi Antara Pola Tanaman Monokultur dan


Tumpangsari Tanaman Jagung, Kubis dan Bayam. Volume XVIII, No.l.

Irmayani, M. 2011.Kajian Variasi Jarak dan Waktu Tanaman Jagung Manis (Zea mays
sucharataSturt) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L ) Program Pasca
Saij ana.Universitas Andalas. Padang.

Iri any, Neni, dkk. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi, dan Taksonomi Tanaman Jagung..
Universitas Jenderal Sodirman. Purwokerto

Jaka, N. 2012.Pengaruh Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serta


Kecemaan Hijauan Jagung.Program PascaSaijana Fakultas Peternakan.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kusumaningsari, B., I. Anaz, S. Tanjung dan R. Wahyudi. 2012. Laporan Akhir


Praktikum: Hibridisasi Pada Tanaman Jagung (Zea mays L ). Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang.

Kusumawati, D. E. 2018. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna
radiata). Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul Ulum Lamongan.

Larasati, G. K. 2011. Respon Populasi Hasil Persilangan Tanaman Jagung Terhadap


Pemupukan Fosofr. Skripsi. Universitas Jember

Lubis, Y. A., Lollie dan Rosmayati, 2013. Pengaruh Selfing Terhadap Karakter Tanaman
Jagung (Zea mays L.) Pada Generasi F4 Selfing. Fakultas Pertanian. USU.
Medan.

Molies, M. 1999. Ecology Concepts and Application. Mexico: The Me Graw Hill
Companies Inc. Jakarta.

Nugroho, B., dan Gayuh. 2014. Keragaan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Lokal Srowot
Banyumas Karena Pengaruh Selfing Pada Generasi F2 Selfing. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.

Nurmas, A. 2011. Kajian Waktu Tanam dan Kerapatan Tanaman Jagung Sistem
Tumpangsari dengan Kacang Tanah Terhadap Nilai Leeer dan Indeks
Kompetisi. Universitas Haluoleo. Kendari.

Nurmi., dan Ikbal, B. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Jagung Manis (Zea
mays saccharatasturt) Pada Sostem Jarak Tanama Jajar Legowo Yang
Berbeda. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian .Universitas Negeri
Gorontalo.

Rukmana, R. 2009. Budi daya Buncis. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Soemedi. 2002. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman.


Purwokerto.

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Steenis, C. G. G. K., 2005. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Suwardi.2009.TeknologiProduksidanPascaPanenBenihUnggulJagungHibrida.Posidin g
Seminar NasionalSeralia.Vol.7(2):307-312.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Wicaksono, C., Ainurrasjid, dan Arifin. 2014. Efek Xenia Pada Persilang an Jagung
Ketan ( Zea mays L. ceratina Kulesh) Terhadap Bentuk d an Warna Biji.
Universitas Brawijaya. Malang.

Widyastuti, Y., Rumanti, I, A., dan Satoto. 2012. Perilaku Pembungaan Galur-Galur
Tetua Padi Hibrida. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi: Subang.

Wijaya, A. (2007). Penggunaan DFD dan ERD pada analisis dan perancang sistem
informasi penjualan suku cadang dan pelayanan service pada PT. Mitra
Maju Mobilindo. Jurnal teknik industri : media keilmuan dan kaitan aplikasi
bidang teknik industri.

Anda mungkin juga menyukai