Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL

TANAMAN

LAPORAN

OLEH :
HERLINA RAFIQA KARO-KARO
200301016
PEMULIAAN TANAMAN -1

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Judul : Pengaruh Alelopati Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman
Nam : Herlina Rafiqa Karo-Karo
NIM : 200301016
Kelas : Pemuliaan Tanaman -1

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Dr.Nini Rahmawati SP.,M.Si.)


NIP: 197202152001122004

Disetujui oleh
Asisten Koordinator

(Khairul Ichsana)
NIM. 190301146

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Pengaruh Alelopati Terhadap

Pertumbuhan Awal Tanaman”yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti

praktikum di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis berterima kasih kepada Dr. Nini Rahmawati, SP., M.Si.,

Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP., Dr. Ir. Haryati, MP., Ir. Irsal, MP., Nursa’adah,

S. ST, M. Agr., Dr. Ir Razali, MP., Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si.; selaku dosen mata

kuliah Ekologi Tanaman serta abang dan kakak asisten Laboratorium Ekologi

Tanaman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi

perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan

semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................................
Tujuan Penelitian............................................................................................
Hipotesis Penelitian........................................................................................
Kegunaan Penulisan.......................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................
Alat dan Bahan...............................................................................................
Metode Penelitian...........................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil..............................................................................................................
Pembahasan..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Alelopati atau racun pada tanaman merupakan senyawa kimia berupa zat

toksik yang dihasilkan tanaman sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri tumbuhan

untuk bersaing dengan tanaman lain dalam hal perebutan nutrisi. Alelopati sifatnya

merusak tanaman lain dan keberadaannya dapat menimbulkan kerusakan yang berat

pada tanaman, namun tidak terlihat dengan kasat mata, sehingga proses pencegahan

yang dapat dilakukan masih belum bisa maksimal (Yanti et al., 2016).

cara kerja alelopati yang berada pada bagian akar dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman utama dengan mengeluarkan zat racun yang di netrasi dengan

tanah, sehingga akar tanaman inang menjadi lemah dan kalah bersaing dengan gulma,

biasanya juga cara menginfeksi melalui tanah terjadi juga dengan cara bantuan air

hujan yang turun melalui daun dan membawa zat alelopati turun dan terhisap dalam

tanah, sehingga proses infeksi melalui dalam tanah dengan menyerap zat hara

tersebut dengan bantuan akar. Cara kerja alelopati dengan menginfeksi udara dengan

bantuan angin, biasanya gulma yang melakukan cara ini mempunyai sistem

perkembangbiakan yang baik pada bagian bunga atau daunnya. Cara kerja alelopati

selanjutnya yaitu dengan menginfeksi melalui ekstrak dari dalam dirinya, hal ini

menggunakan prinsip bahwa semua bagian tumbuhan mempunyai senyawa alelopati

sehingga untuk mendapatkan zat alelopati ini diperoleh melalui cara penggerusan

untuk mendapatkan ekstraknya (Mushtaq et al., 2017).

Pengaruh alelopati pada tanaman budidaya adalah menghambat proses

pertumbuhan, perkecambahan dan proses perkembangbiakan pada tanaman lainnya.


Hal ini karena senyawa alelopati dapat menyebabkan busuk biji pada proses

perkecambahan, dan mempengaruhi proses disfungsi jaringan pada bagian tumbuhan,

sehingga tumbuhan tidak bisa menjalankan proses pertumbuhannya dengan

maksimal. Hal tersebut berkibat pada pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan

kerdil, bahkan dapat mengalami kematian (Mardiani et al., 2016).

Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan ekstrak daun ilalang, sengon

buto, dan akasia berpengaruh nyata terhadap perkembangan dan pertumbuhan batang,

daun, dan akar kecambah biji kacang hijau. Ekstrak daun akasia menimbulkan

pertumbuhan batang menjadi terhambat, daun menguning, dan akar menjadi tumbuh

tebal dan pendek. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan

ekstrak Acacia mangium yang diberikan kepada perkecambahan jagung diperoleh

hasil ekstrak Acacia mangium bekerja mengganggu proses fotosintesis atau proses

pembelahan sel. Serta dilaporkan pula oleh Rahmani (2012).

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat alelopati dapat dibagi menjadi

dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain:

Autotoxic, yaitu zat kimia yang bersifat alelopati dari suatu tumbuhan yang dapat

mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang

sama jenisnya. Contoh tanaman alelopati yang autotoxic yaitu Mangium, Akasia, dan

Sengon buto. Antitoxic, yaitu zat kimia bersifat alelopati dari suatu tumbuhan yang

dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda

jenisnya. Contoh tumbuhan yang bersifat Antitoxic adalah Pinus, Ilalang, Johar,

Agatis, Mangga, Mimba, dan Jati (Novia et al., 2015).


Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh alelopati

terhadap pertumbuhan awal tanaman.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian pada praktikum Laboratorium Ekologi Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan

sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung ( Zea mays L. )

Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi

serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber

utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan. Upaya

peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah sehingga produksi

jagung dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Salah satu

penyebab rendahnya hasil produksi jagung yaitu terjadinya persaingan atau

kompetisi antar tanaman yang dikarenakan kerapatan jarak tanam yang tidak sesuai

(Wahyudin et al., 2016).

Jagung merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai nilai

ekonomis dan strategis untuk dikembangkan. Tanaman pangan ini penting sebagai

sumber karbohidrat utama di beberapa daerah, misalnya Madura dan Nusa Tenggara

Kedudukan tanaman jagung dalam taksonomi adalah: Kingdom : Plantae, Divisi :

Spermatophyta, Kelas : Monocotyledone, Ordo : Graminae, Famili : Graminaceae,

Genus : Zea, Species : Zea mays L. (Rukmana, 2020).

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah

akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar 14

seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula

berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian setelah takar adventif


berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,

semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut

akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar

adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung

(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik

dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan

indikator toleransi Aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya

terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Fitrianti, 2016)

Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang

terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruas-

ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih.

Batang tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk silinder dan terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Tunas bakal tongkol akan tumbuh pada buku ruas.

(Khairuna, 2019).

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai,

berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak

daun, lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung

meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang. Tanaman jagung di

daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibandingkan dengan

tanaman jagung yang tumbuh di daerah beriklim sedang. Tanaman jagung disebut

juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan betina terdapat dalam satu

tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk
tanaman, sedangkan bunga betina pada tongkol yang terletak kira-kira pada

pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai bagian kulit buah, daging, dan inti

buah (Riwandi et, al., 2014).

Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga jantan

(staminate) terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak

pada pertengahan batang. Tanaman jagung bersifat protrandy di mana bunga jantan

umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina.

Oleh karena bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah dengan sifatnya yang

protrandy, maka jagung mempunyai sifat penyerbukan silang. Produksi tepung-sari

(polen) dari bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman.

Bunga jantan terdiri dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Adapun

bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji,

calon janggel, penutup kelobot dan rambut-rambut (Rosalina, 2013).

Tongkol yang dimiliki oleh tanaman jagung tumbuh dari buku dan terdapat di

antara batang daun dengan pelepah daun dari tanaman jagung. Tanaman jagung

mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti

oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya

lebih dahulu terbentuk dan lebih besar disbanding yang terletak pada bagian

bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10- 16 baris biji yang jumlahnya selalu genap

(Marlina, et al.,2015).

Biji jagung terdiri (Zea mays L.) Terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan

endosperm. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet -
gamet jantang dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang memiliki

perkembangan yang sempurna akan terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:

Epikotil (Calon Pucuk), Hipokotil (Calon Akar), Dan kotiledon (Calon Daun)

(Novianti, 2012).

Syarat Tumbuh

Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-

daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis/topis yang basah. Jagung

dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.

Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan

ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan

pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung

ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau (Dedi et al., 2018).

Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian

0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas maupun dingin.

Selama pertumbuhannya, tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari yang

cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Selain itu, Iklim diakhir bulan

kering akan berpengaruh oleh kemampuan tanah menahan air sehingga air tersedia

untuk kebutuhan tanaman dan evaporasi. Umumnya tanah di lahan kering berupa

Ultisol atau Oksisol memiliki kemampuan menahan air rendah, sehingga cekaman

kekeringan juga menjadi kendala. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi


dan mengevaluasi pertumbuhan tanaman jagung untuk terhindar dari serangan

penyakit (Fitrianti, 2016).

Suhu optimimum yang baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya

adalah 21-34 oC. Kisaran suhu udara ini penting dalam memengaruhi tahap-tahap

perkembangan tanaman. Suhu yang optimum pada tanaman jagung untuk proses

fotosintesis berkisar antara 10-30 OC. Sedangkan, pada proses perkecambahan benih

jagung memerlukan suhu yang berkisar sekitar 30 OC. Intensitas cahaya matahari

langsung, minimal 8 jam per hari, serta tanaman jagung tidak ternaungi,

agar pertumbuhan tidak terhambat atau merusak biji bahkan tidak membentuk

buah (Marlina, et al.,2015).

Tanah

Media tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah memiliki tekstur tanah

yang gembur (lakukan proses pembajakan agar tekstur tanah gembur), Mengandung

cukup kandungan unsur hara, pH tanah 5,5-7,5 (apabila pH tanah asam atau < 5,5

sebaiknya taburkan dolomit/kapur pertanian). Pada kondisi musim yang normal,

waktu yang tepat saat menanam jagung adalah dibulan Mei-Juli. Karena, pada saat itu

intensitas curah hujan telah berkurang bahkan telah selesai sehingga pada bulan-bulan

tersebut sangat cocok untuk budidaya jagung (Larosa, et al.,2014).

Tanaman jagung dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan memiliki

tingkat keasaman pH tanah antara 5,5-7,5 dengan keasaman tanah yang baik bagi

pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5. Tanah dengan kemiringan
tidak lebih 8% masih bisa ditanami jagung dengan arah baris tegak lurus agar

mencegah erosi ketika terjadi hujan (Haryati dan Permadi, 2014).

Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Masa tanam

jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan air yang

cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan

memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik.. Tanaman jagung memiliki

tingkat kemasaman yang relatif tinggi,dan dapat beradaptasi pada keracunan Al

(Sumarji, 2013).

Botanin Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L .)

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein nabati.

Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan ketiga setelah

kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau berumur genjah (55-65 hari), tahan

kekeringan, variasi jenis penyakit relatif sedikit, dapat ditanam pada lahan kurang

subur dan harga jual relatif tinggi serta stabil. Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (2015), produksi kacang hijau di Indonesia mengalami

penurunan dari 341.342 ton/tahun menjadi 271.463 ton/tahun (tahun 2011 dibanding

2015) (BPS, 2015).

Klasifikasi tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Sub Divisi : Angiospermae;

Kelas : Dicotyledoneae; Ordo : Rosales; Famili : Papilionaceae; Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L. (Atika, 2018).


Kacang hijau merupakan tanaman dikotil sehingga memiliki perakaran

tunggang. Ujung akar tanaman kacang hijau memiliki kemampuan untuk tumbuh

lurus dan mampu menembus lapisan tanah hingga kurang lebih 80 cm. Akar kacang

hijau dapat dibagi menjadi dua sistem perakaran yaitu Mesophites dan Xerophites

dimana perakaran mesophites memiliki ciri yang cenderung memiliki banyak cabang

akar di permukaan, sedangkan perakaran xerophyte cenderung lurus dan memiliki

percabangan yang sangat minimal. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman

legum, sehingga pada akarnya dapat ditemui bintil akar untuk membantu memfiksasi

nitrogen yang ada di tanah. (Senatama et al, 2019).

Kacang hijau mempunyai bentuk batang bulat dan berbuku-buku yang

ukurannya kecil dan berbulu kecoklatan ataupun kemerahan. Setiap.buku batang

menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama, yakni sepasang daun

yang saling berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal.

Ketinggian batang kacang hijau mencapai 1 m, dimana cabang menyebar kesemua

arah (Atika, 2018)

Daunnya terdiri dari tiga helaian trifolia dan letaknya berseling-seling.

Tangkai daunya lebih panjang dari daunya dengan warna hijau muda sampai hijau

tua. Helaian daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip. serta berwarna hijau

muda dan hijau tua, letak daun terselip. Tangkai daun lebih panjang dari daunnya

sendiri (Atika, 2018)

Umumnya bentuk bunga kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah seperti kupu-

kupu, berwarna kuning kehijauan. Termasuk kedalam jenis bunga


berkelamin .sempurna. 7 Penyerbukan bunga terjadi saat malam hari sehingga pada

pagi hari, bunga akan mekar dan sore hari bunga menjadi layu (Atika, 2018).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang hijau merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada iklim

tropis. Kacang hijau umumnya ditanam di dateran rendah yaitu pada ketinggian 500

meter diatas permukaan laut. Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik apabila

mendapat sinar matahari penuh. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan kacang hijau

adala Curah hujan yang ideal untuk tanaman kedelai adalah antara 50 mm-100 mm

perbulan. Curah hujan merupakan faktor penting dalam pertumbuhan kacang hijau

dimana curah hujan berlebih bersifat merusak pada tanaman kacang hijau. Tanaman

ini umumnya ditanam pada musim kemarau. (Afif, 2014)h sekita 25oC-27oC dengan

tingkat kelembaban udara antara 50%-89%. (Afif, 2014).

Tanaman kacang hijau termasuk tanaman golongan C3. Artinya, tanaman ini

tidak menghendaki radiasi dan suhu yang terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman kacang

hijau akan mencapai maksimum pada sekitar pukul 10.00. Radiasi yang terlalu terik

tidak diinginkan oleh tanaman kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum

10 jam/hari (Purwono dan Hartono, 2012).

Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25° C - 27° C,

dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%, curah hujan antara 50 mm - 200

mm/bulan. Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau, tanaman
ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya

rendah (Kasanopa, 2018).

Tanah

Tanaman kacang hijau membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai

kisaran pH 5,8 - 6,5. Untuk tanah yang ber-pH lebih rendah dari pada 5,8 perlu

dilakukan pengapuran (liming). (Assagaf, 2022)

Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya,

tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan

organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat

digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air

tanahnya tetap terjaga dengan baik (Purwono dan Hartono, 2018).

Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya,

tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan

organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat

digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air

tanahnya tetap terjaga dengan baik (Purwono dan Hartono, 2018).

Tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah liat

berlempung atau tanah lempung, misalnya podsolik merah kuning (PMK) dan latosol.

Tanah yang mempunyai pH 5,8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang hijau,

sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena penyediaan makanan terhambat.

Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara fosfor,kalium, kalsium,


magnesium dan belerang. Unsur hara ini cukup penting untuk meningkatkan

produksinya (Salmiah, 2013).

Pengaruh Alelopati Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman

Alelopati sesuautu yang pengaruhnya berbahaya atau menguntungkan dari

tanaman termasuk mikroorganisme terhadap tanaman lain melalui pelepasan bahan

kimia ke lingkungan. Pengaruh negatif alelopati tergantung dari konsentrasi bahan

kimia yang di kandungnya. Hasil metabolit sekunder seperti terpenoid, phenol,

alkaloid, asam lemak, steroid dan polyacetylene dapat berfungsi sebagai alelokimia.

Pelepasan alelokimia difasilitasi oleh berbagai proses seperti pelarutan dari bagian

sekitar tanaman, eksudat akar, batang, aktivitas mikroba, pembajakan residu tanaman

dalam tanah dan dekomposisi residu bahan kering (Ince Raden et al., 2012).

Senyawa alelopati digolongkan sebagai gulma pada tanaman, juga

mempunyai kemampuan menghasilkan allelokimia. Hambatan pertumbuhan akibat

adanya allelokimia dalam peristiwa allelopati dapat menyebabkan hambatan pada

pembelahan sel, pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata, dan sintesa

protein. Pelepasan alelokimia oleh rumput teki akan meningkat pada kondisi yang

ekstrim, sehingga pertahanan tumbuhan gulma pada kondisi yang kurang

menguntungkan. Salah satu kondisi yang kurang menguntungkan tersebut adalah

tanah salin (Soejono, 2014).

Pelepasan senyawa alelopati melalui akar dengan perantara melalui tanah

sehingga akan di serap oleh akar tanaman lainnya. Sejumlah senyawa kimia dapat

tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air

hujan atau tetesan embun. Beberapa tumbuhan alelopati menggunakan gas dengan
melalui pori-pori kecil pada daun yang kemudian akan mempengaruhi spesies lain

disekitarnya. Senyawa ini larut dalam air (pencucian) melalui limpasan daun dan

tertinggal di dalam tanah dalam waktu lama apabila tanah tersebut dalam keadaan

kering sehingga memiliki pengaruh penghambatan perkecambahan dalam musim

tanam selanjutnya (Karnataka, 2015).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Pada

pada hari Kamis, 05 Mei 2023 pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai dengan

ketinggian tempat ± 25 mdpl..

Alat dan Bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rhizome alang-

alang (Imperata cylindrica), umbi teki (Cyperus rotundus), bandotan (Ageratum

conyzoides), benih tanaman, 4 buah cup plastik, pasir sebagai media tanam, dan label

untuk menandai polybag.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, penggaris untuk

mengukur tinggi tanaman, spidol untuk menandai jumlah daun, timbangan untuk

menimbang, alat tulis untuk menulis data, buku untuk mencatat data, kamera untuk

dokumentasi.

Prosedur Praktikum

1. Sediakan 50 gram rhizome alang-alang, atau teki, dan bandotan yang telah

dicuci bersih. Kemudian potong-potong untuk memudahkan penghancuran.

2. Blender (ditumbuk jika tidak ada blender) rhizome alang-alang, atau teki, atau

bandotan tersebut dengan terlebih dahulu, lalu ditambahkan 100 ml air.

3. Ditanam 2 benih tanaman pada setiap cup plastik.

4. Setelah benih ditanam, ekstrak larutan alelopati disiramkan pada perlakuan

P0, P1, P2, dan P3.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanggal Tanam : 5 Mei 2023


Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
Total Rataan
MST P0 P1 P2 P3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 - -
1 7 7 8,1 6,9 7 7 7 6,8 6,5 7,5 7,5 6 84,3 7,025
16, 16,3 16,9 20, 21,5 22,0 20, 20,3 18 20 18 20 229 19,08
2
0 0 0
23 23,3 25 26, 28,5 29 27 27,1 24,5 27, 25,5 26 313,3 26,1
Total
9 5
11, 11,6 12,5 13, 14,2 14,5 13, 13,5 12,2 13, 12,7 13 156,6 13,05
Rataan
5 4 5 7
Tabel 1. Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada Cekaman Alelopati

Tanggal Tanam : 5 Mei 2023


Parameter : Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
Total Rataan
MST P0 P1 P2 P3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 - -
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1,08
Total 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1,08
Rataan 0,5 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 6,5 0,59
Tabel 2. Jumlah Daun Kacang Hijau pada Cekaman Alelopati

Tanggal Tanam : 5 Mei 2023


Parameter : Diameter Batang (mm)
MST Perlakuan Total Rataan
P0 P1 P2 P3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 - -
1 1,5 1,3 1,4 1,2 1,21 1,19 1,14 1,16 1,11 1,2 1,21 1,28 14,9 1,24
2 1,55 1,5 1,5 1,4 1,45 1,43 1,4 1,41 1,51 1,44 1,46 1,51 17,56 1,46
Total 3,05 2,8 2,9 2,6 2,66 2,62 2,54 2,57 2,62 2,64 2,67 2,79 32,46 2,7
Rataan 1,52 1,4 1,45 1,3 1,31 1.31 1,27 1,28 1,31 1,32 1,33 1,39 16,23 1,35
Tabel 3. Diameter Batang Kacang Hijau pada Cekaman Alelopati

Tanggal Tanam : 5 Mei 2023


Parameter : Bobot Basah Akar (gr)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3
P0 0,2 0,1 0,3 0,6 0,2
P1 0,1 0,1 0,4 0,6 0,2
P2 0,3 0,2 0,2 0,7 0,23
P3 0,1 0,2 0,1 0,4 0,23
Total 0,7 0,6 1,0 2,3 0,76
Rataan 1,175 0,15 0,25 0,575 0,19
Tabel 4. Bobot Basah Akar Tanaman Kacang Hijau pada Cekaman Alelopati

Tanggal Tanam : 5 Mei 2023


Parameter : Bobot Basah Tajuk (gr)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3
P0 0,4 0,3 0,4 1,1 0,36
P1 0,7 0,4 0,3 1,4 0,46
P2 0,7 0,6 0,4 1,7 0,56
P3 0,6 0,3 0,4 1,3 0,43
Total 2,4 1,6 1,5 5,5 1,83
Rataan 0,6 0,4 0,375 1,375 0,45
Tabel 5. Bobot Basah Tajuk Tanaman Kacang Hijau pada Cekaman Alelopati

Pembahasan

Kacang hijau termasuk dalam tanaman tropis dan budidayanya cukup mudah.

Kacang hijau merupakan komoditas strategis karena permintaannya yang cukup besar

setiap tahun sebagai bahan pangan dan kebutuhan industry. Hal ini sesuai dengan

literature BPS ( 2015) Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber

protein nabati. Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan

ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau berumur genjah (55-65 hari),

tahan kekeringan.

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan.Hal ini sesuai dengan

literature Wahyudin et al (2016) yang menyatakan bahwa Jagung merupakan salah

satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk

dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein

setelah beras juga sebagai sumber pakan.

Pengaruh alelopati pada tanaman budidaya adalah menghambat proses

pertumbuhan, perkecambahan dan proses perkembangbiakan pada tanaman lainnya.

Hal ini karena senyawa alelopati dapat menyebabkan busuk biji pada proses

perkecambahan, dan mempengaruhi proses disfungsi jaringan pada bagian tumbuhan,

Anda mungkin juga menyukai