200301295
AGROTEKNOLOGI-5
P R O G R A M S T U D I AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L TA S P E R T A NI A N
2021
KURVA SIGMOID
OLEH
RAHMAT SATRIA
200301252
AGROTEKNOLOGI-5
Lapora Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilian
Ditugaskan Oleh,
Dosen Penanggung Jawab
P R O G R A M S T U D I AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L TA S P E R T A NI A N
2021
KATA PENGENTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah satu
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis yang telah memberikan
doa dan dukungan kepada penulis baik secara moral maupun materil. Penulisan juga
mengucapkan terimakasih kepada Ir. Meiriani Sembiring, M.P; Ir. Lisa Mawarni, M.P;
Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.S; Ir. Revandy. I. M. Damanik, M.Sc., Ph.D; dan Ir. Haryati, M.P;
selaku dosen mata kuliah Fiosoloi Tumbuhan Tumbuhan dan kepada abang dan kakak asisten
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan yang lebih baik di masa
mendatang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Percobaan
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.) (Klasifikasi Biji)
Klasifikasi
Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah dan Biji
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Botani Tanaman Kedelai (Glycine max L.) (Klasifikasi Biji)
Klasifikasi
Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah
Biji
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kurva Sigmoid
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Prosedur Praktikum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi. Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli
sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara
historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan
bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian Selatan). Budidaya jagung
telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika
Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di Selatan
Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp.
mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses
domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk
gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya
digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak
dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal
Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan.
Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan
pokok pengganti beras. Dalam 100 g bahan jagung mengandung 2,4 g protein, 0,4 g lemak, 6,10
g karbohidrat, 43 mg kalsium, 50 mg fosfor, 1,0 mg besi, 95,00 IU vitamin A dan 90,30 g air.
Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan
akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin
meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah
penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar/bahan olahan untuk minyak goreng, tepung
maizena, ethanol, asam organik, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk
Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan
sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis
polong-polongan yang menjadi bahan dasar makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Ditinjau
dari segi harga, kedelai merupakan sumber protein nabati yang murah. Kedelai merupakan
sumber gizi yang baik bagi manusia. Kedelai utuh mengandung 35 sampai 38% protein tertinggi
dari kacang-kacangan lainnya. Sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari
kacang kedelai, salah satu produk olahan kedelai adalah tempe (Adisarwanto, 2005).
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar
kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dalam bentuk tempe,
40% dalam bentuk tahu dan 10% dalam bentuk produk lain, seperti tauco, kembang tahu, oncom
dan kecap. Konsumsi tempe rata-rata pertahun di Indonesia saat ini sekitar 6,45 kg (Astawan,
2005).
Kadar gizi tempe mampu bersaing dengan sumber protein yang berasal dari bahan
makanan lain, seperti daging, telur dan ikan. Tempe diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi
protein didalam tubuh. Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti
protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Seratus (100) gram tempe kedelai murni mengandung
18,3 gram bahkan bisa mencapai 21 gram protein dan menyumbangkan protein sebanyak 57,19
% untuk anak balita dan 30,5 % pada ibu hamil (AKG). Kadar protein daging sapi 18,8 gram,
daging kerbau 18,7 gram, ayam 18,2 gram, dan daging domba 17,1 gram. Keunggulan tempe
yang menarik adalah kalori yang relatif rendah, yaitu 149 kkal per 100 g sehingga tempe dapat
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pola
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah untuk dapat memenuhi komponen penilaian
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan satu siklus
hidupnya selama 80 hingga 150 hari. Jagung dalam satu siklus hidupnya memerlukan dua fase
pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae-Plants
Subkingdom : Tracheobionta-Vascularplants
Class : Liliopsida-Monocotyledons
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Genus : Zea
Akar
Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang mempunyai tiga macam akar yaitu akar
seminal, akar adventif dan akar kait atau disebut penyangga. Akar seminal yaitu akar yang
perkembangannya dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal tumbuh melambat
setelah plumula muncul ke atas permukaan tanah. Akar adventif yaitu akar yang muncul dari
buku di ujung mesokotil, lalu berkembang dari tiap buku secara berurutan antara 7-10 buku, akar
adventif ini akan menjadi akar serabut yang tebal. Sedangkan akar seminal mempunyai peran
Batang
Tanaman jagung manis tidak bercabang, tetapi berbentuk silindris, dan terdiri atas
beberapa jumlah ruas dan buku ruas. Dua tunas yang berkembang menjadi tongkol terdapat pada
buku ruas. Dalam dua tunas teratas akan berkembang menjadi tongkol produktif yang memiliki
tiga komponen jaringan paling utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Genotip jagung semakin kuatnya batang maka semakin
banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan di sekitar
Daun
Tanaman jagung umumnya mempunyai daun yang berkisar antara 10-18 helai. Proses
munculnya daun sempurna berada pada hari ke 3-4 setiap daun. Besar sudut suatu daun
mempengaruhi tipe daun. Jagung mempunyai daun yang beragam, mulai dari sangat kecil hingga
sangat besar. Bentuk ujung daun juga berbeda yaitu, ada yang runcing, runcing agak bulat, bulat,
bulat agak tumpul, dan tumpul. Sedangkan berdasarkan tipe daun digolongkan menjadi 2, yaitu
tegak dan menggantung. Untuk pola daun bisa berbentuk bengkok atau lurus. Daun yang
mempunyai tipe tegak memiliki kanopi kecil dan bisa ditaman pada kondisi populasi tinggi.
Kepadatan tanaman yang tinggi dapat memberikan hasil yang tinggi pula(Bilman, 2001).
Bunga
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan
terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol
jagung. Bunga betina dan tongkol dapat muncul dari perkembangan axillary apices tajuk.
Sedangkan, pertumbuhan bunga jantan (tassel) melakukan pertumbuhan dari titik tumbuh apical
Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus (Gambar 2.1). Biji
jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada
jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melitit secara lurus atau berkelok-
kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Syafruddin & Fadhly, 2004).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh baik pada daerah yang beriklim sedang hingga subtropik
atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0- 50°LU hingga 0-400 LS. Tanaman
jagung menghendaki penyinaran matahari yang penuh dan suhu yang diinginkan berkisar 21-
34°C akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum 23-27°C
(Budiman 2016).
Tanaman jagung membutuhkan sinar matahari penuh, suhu optimum antara 26°C-30°C,
curah hujan yang dikehendaki 8 -200 mm/bulan dengan curah hujan yang optimal adalah 1200-
1500 mm/tahun. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya maka akan menjadi
Tanah
Menurut Barnito (2009) tanaman jagung dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan
memiliki tingkat keasaman pH tanah antara 5,5-7,5 dengan pH optimal yang diinginkan berkisar
5,5-6,5.
Menurut Wirosoedarmo dkk. (2011). Tanaman jagung menghendaki tanah kaya unsur
hara. Tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium
(K) dalam jumlah yang banyak. Tanaman jagung yang banyak ditanam di Indonesia mulai dari
dataran rendah hingga daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 mdpl.
Daerah dengan ketinggian antara 0-600 mdpl merupakan ketinggian yang optimal bagi
pertumbuhan tanaman jagung (Budiman 2016). Tanah dengan kemiringan tidak lebih 8% masih
bisa ditanami jagung dengan arah baris tegak lurus agar mencegah erosi ketika terjadi hujan.
Klasifikasi
Kedelai dikenal dengan beberapa nama, yaitu Glycine soja atau Soja max. Tahun 1984
telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah yaitu Glycine max
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr. (Adisarwanto, 2005).
Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji disekitar mesofil. Calon akar
tersebut tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping
akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil (Rakhman dan
Tambas, 1986). Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar
sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Kedelai juga sering kali membentuk akar
adventif yang 8 tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Akar adventif terjadi karena cekaman
tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi. Perkembangan akar kedelai sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan
unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai
panjang sekitar 2 m atau lebih pada kondisi yang optimal (tanpa genangan) (Adisarwanto, 2008).
Batang
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal
akar hingga kotiledon. Hipokotil dan dua keping kotiledon akan menerobos ke permukaan tanah.
Bagian batang kecambah yang berada di atas kotiledon dinamakan epikotil (Rakhman dan
Tambas, 1986). Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan
periode panjang penyinaran pada siang hari. Buku tanaman kedelai pada kondisi normal berkisar
15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan dengan
batang determinate (Adisarwanto, 2005). Cabang akan muncul di batang tanaman dengan jumlah
tergantung dengan varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak
bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila penanaman dari 250.000 tanaman/ hektar
menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan
Daun
Daun kedelai ada dua bentuk, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Bentuk daun
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah yang
tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun yang lebar. Daun
mempunyai stomata yang berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Adisarwanto, 2005). Daun kedelai
mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlah yang bervariasi. Tebal tipisnya bulu pada daun
kedelai berkaitan dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu
(AAK, 1989). 10 Daun sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada fotosintat berupa gula
reduksi. Fotosintat berupa gula diproduksi sebagai sumber energi untuk tanaman (akar, batang,
daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun lain (sink), hasil fotosintesis
yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian dimobilisasikan ke bagian generatif (polong).
Hasil fotosintesis di bagian vegetatif tersimpan dalam berat kering biji tanaman (Budiastuti,
2000).
Bunga
yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman berkecambah
hingga berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari pembentukan bunga hingga
pemasakan biji. Tanaman kedelai sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu.
Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu (Adisarwanto, 2008). Bunga tanaman kedelai umumnya
muncul atau tumbuh di ketiak daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat
beragam, antara 2-25 bunga, tergantung dengan kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai.
Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku yang lebih
tinggi. Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan. Suhu tinggi dan kelembapan
rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan
merangsang pembungaan (Adisarwanto, 2008). 11 Ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup
bunga dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Periode berbunga
pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di
daerah tropik. Warna bunga yang umum pada berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih
Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua,
warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-
kuningan, cokelat keputihanputihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara
1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah
polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah, tergantung
Biji
Biji kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1–4 biji. Biji umumnya berbentuk
bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara 6 – 30 g/100 biji, ukuran
biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6–10 g/100 biji), biji sedang (11–12 g/100
biji) dan biji besar (Fachruddin, 2000). Biji – biji kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji
(lesta). Embrio terbentuk di antara keping biji (Lamina, 1989). Polong kedelai pertama kali
muncul sekitar 10-14 hari masa pertumbuhan yakni setelah bunga pertama muncul. Kecepatan
pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga
berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji.
Periode waktu tersebut dianggap optimal untuk proses pengisian biji dalam polong yang terletak
Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan dengan iklim sangat lembab.
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Suhu yang
dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 ºC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan
tanaman kedelai adalah 23-27 ºC.Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu
Curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat
terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim,
Pada hari dengan langit cerah terdapat suplai sinar matahari yang berlebihan atau terjadi
penjenuhan sinar matahari, sehingga photosynthetic photo flux density (PPFD) bukan merupakan
faktor pembatas (Rufty et al. 1981). Namun apabila PPFD berkurang akibat naungan atau cuaca
mendung, yang dapat mengurangi PPFD dari 700 µ mol menjadi 325 µ mol/ m/dt, maka laju
pertukaran CO2 (CO2 exchange rate CER) menurun, dari 0,74 mg menjadi 0,52 mg CO2 /m/dt.
Penurunan CER sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan tanaman. Penurunan 30% CER
karena penurunan radiasi matahari dari 700 menjadi 325 µ mol m/dt, berakibat penurunan luas
daun 55% dan penurunan total bahan kering tanaman 60% (Raper and Kramer 1987).
Tanah
Untuk dapat tumbuh dengan baik, kedelai menghendaki tanah yang subur, dan kaya
akan humus serta bahan organik dengan pH 6-7. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan
memperbaiki daya olah tanah dan merupakan sumber makanan jasad renik yang akan
6,5. Selain mempengaruhi penyerapan hara oleh perakaran tanaman, tanah masam (pH tanah
untuk membentuk bintil akar. Pada tanah dengan nilai pH lebih dari 7, kedelai sering
Pada sebagian besar lahan yang ditanami kedelai di Indonesia, masalah yang sering
dihadapi adalah dangkalnya lapisan olah tanah. Baik di lahan sawah maupun tegalan, kedalaman
lapisan olah kurang dari 25 cm, kebanyakan 15-20 cm. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan
atau bajak roda traktor tangan. Lapisan bajak (hard-pan) yang dangkal akan membatasi
perkembangan akar kedelai, tanaman mudah tercekam kekeringan, dan penyerapan hara terbatas,
yang berdampak terhadap rendahnya produktivitas kedelai. Pada lahan sawah tanah Vertisol dan
Regosol yang tidak terbentuk lapisan bajak dangkal, produktivitas kedelai umumnya cukup
tinggi. Pada tanah yang mengalami pemadatan dengan kerapatan volume (bulk-density) 1,75
g/cm, akar kedelai tidak mampu menembus lapisan olah sehingga perlu dilakukan pengolahan
Ketika tumbuhan mulai tumbuh, tajuk terangkat ke atas sehingga dedaunnya menyerap
sinar matahari dan akar tumbuhan ke dalam tanah untuk menyerap air dan nutrien dari dalam
tanah. Ketika tumbuhan dewasa, tumbuhan baru dikembangbiakan melalui pembentukan bunga.
Bunga membuat tumbuhan dapat diserbuki dan kemudian menghasilkan biji, bunga terdiri dari
organ jantan dan betina yang dikelilingi oleh daun mahkota (petal) yang dapat berwarna dan
beraroma untuk menarik perhatian hewan. Bagian jantan dari bunga yaitu benang sari yang
menghasilkan serbuk sari, kemudian bagian betina yaitu karpel yang menghasilkan sel-sel
pembentuk biji. Tumbuhan dapat menghasilkan biji dan berproduksi melalui proses
penyerbukan, biasanya dapat dilakukan oleh hewan, angin atau air. Serbuk sari dipindahkan dari
organ jantan bunga yang satu ke organ betina bunga yang lain dan kedua bunga tersebut harus
dari spesies yang sama. Setelah bunga diserbuki, sel jantan dan sel betina bergabung untuk
menghasilkan biji. Untuk proses ini, inti (nukleus) dari serbuk sari bergerak ke bawah di dalam
tabung khusus menuju bakal biji (ovul) betina dan terjadilah proses pembuahan. Bakal buah
(ovari) kemudian membesar mengelilingi biji yang berkembang dan membentuk buah (Scarlett,
1997)
1. fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji
2. fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka
sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini
3. fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih
jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30%
menurut McWilliams dkk. (1999) dalam Subekti (2010). Proses perkecambahan benih jagung,
mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh
kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah
katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobile,
gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh
aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel
menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul.
Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil
terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah.
Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil
muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari
Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih rendah. Tanaman yang terlambat tumbuh
akan ternaungi dan gulma lebih bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat
tumbuh tidak normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebih
Menurut Irawan (2006), stadia pertumbuhan kedelai dibagi menjadi dua yaitu stadia
pertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia
vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga. Sedangkan Stadia pertumbuhan reproduktif
(generatif) dihitung sejak tanaman kedelai mulai berbunga sampai pembentukan polong,
Kurva Sigmoid
BAHAN DAN METODE
Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Aceh. 23 April 2021 pukul 11.00
Adapun bahan yang digunakan adalah benih jagung dan benih kacang kedelai
sebagai objek pengamatan, top soil dan kompos sebagai media tanam, polybag ukuran 10
Adapun alat yang digunakan adalah meteran untuk mengukur jarak antar
tanaman dan tinggi tanaman, cangkul untuk meratakan dan membuat lahan, label nama
untuk member pengenal atas kepemilikan polybag tiap kelompok, spidol untuk menandai
Prosedur Percobaan :
- Diisi media ke dalam polybag yaitu campuran top soil dan pupuk kompos dengan
perbandingan 2 : 1.
- Direndam benih yang hendak di tanam air selama kurang lebih 15 menit.
- Ditanam benih yang sudah direndam pada polybag sebanyak 2 benih/ polybag.
KESIMPULAN
DAFTRAR PUSTAKA
Adisarwanto. 2005. Budidaya Tanaman Kedelai dengan Pengoptimalan Bintil Akar. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science and Technology.
Budiman, H. 2016. Budidaya Jagung Organik Varietas Baru Yang Kian Diburu. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta.
Irawan, A. W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai ( Glycine max L.(Merill)). UNPAD Press.
Jatinagor.
Iriany R. N, Yasin H. G., Andi T. M. 2011. Asal, Sejarah, Evolusi, dan Taksinomi Tanaman
McWilliams, D. A., Berglund, D.R, dan G. J. Endress. 1999. Corn Growth and Management
Subekti, N.A., Syafruddin, R, dan S. Sunarti. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase
Surtinah. 2008. Umur Panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung manis (zea