LAPORAN
OLEH:
ARJONA SITUMORANG
150301105
AGROEKOTEKNOLOGI 2B
FAKULTAS PERTANIAN
2018
KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH:
ARJONA SITUMORANG
150301105
AGROEKOTEKNOLOGI 2B
( ) ( )
NIM : NIM:
FAKULTAS PERTANIAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah
Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.P., Ir. Meiriani,M.P., Ir. Lisa Mawarni, M.Pi.,
Ir. Haryati, M.P., dan Ir. Revandy I.M. Damanik, M.Sc. Selaku dosen mata kuliah
serta kepada Abang dan kakak asisten yang telah banyak membantu penulis dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiate L.).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanah
Pertumbuhan
Perkembangan
Kurva Sigmoid
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
bhan makanan kedua setelah beras.Disamping itu jagung pun digunakan sebagai
bahan pakan sebagian besar untuk ayam ras menunjukkan tendensi makin
daerah kering ,telah dimulai dengan meaksanakan silang puncak dari 15 varietas
.Tanaman jagung tumbuh optimal pada lahan yang gembur drainase baik dengan
kelebaban tanah cukup dan akan layu bila kelembaban tanah berkurang dari 40 %
dengan serangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristeatik yang saling
menyatu.Pada ujung batang atau akar menyatu.Pada ujung batang atau akar
Tujuan Percobaan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu
Botani Tanaman
Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama,
akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi
sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam
tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat
pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai
yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
Batang tanaman yang kaku ini tingginya berkisan antara 1,5 dan 2,5 meter
dan terbungkus pelepah daun yang berselang seling yang berasal dari setiap
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma
dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Sihotang, 2010).
Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan
berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar
yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung
struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh individu baru
(Tambunan, 2013).
Buah jagung tersusun dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
(Sihotang, 2010).
Syarat Tumbuh
Iklim
tetapi, untuk pertumbuhan yang baik bagi tanaman jagung khusunya jagung
hibrida, suhu optimum adalah 23oC-27oC. Suhu yang terlalu tinggi dan
memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan, terutama saat berbunga dan
pengisian biji. Curah hujan normal untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah
yang di tanam di daerah dengan ketinggian kurang dari 800 m dpl akan
800-1200 m dpl masih jug adapt berproduksi dengan baik (Harahap, 2007).
basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 °LU hingga
0-40 °LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan
curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 °C, akan tetapi bagi
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar
Tanah
tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.Jenis tanah yang
dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol,
grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih
dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara
baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah
kandungan hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang
jagung. Tanah yang gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil
yang baik. Drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan
ditanami jagung adalah tanah andosol, tanah latosol, tanah grumosol, dan tanah
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH
antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan
ketersediaan air dalam baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat
ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil.
ketinggian kedeai mencapai 30-60 cm, sedangkan umurnya berkisar antara 50-120
hari tergantung pada lama penyinaran dan temperatur udara sekitar temperatur
ketiak yang tersusun atas 5 – 25 kuntum bunga, panjang tandan bunga 2 – 20 cm.
15 cm, sering lurus berbulu atau tanpa bulu dan berwarna hitam atau coklat soga
(towny brown) berisi sampai 20 butir biji yang bundar. Biji berwarna hijau,
(Putra, 2011).
Kedeai berakar tunggang dan mempunyai akar lateral yang banyak serta
Syarat Tumbuh
Iklim
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kedelai adalah daerah yang
bersuhu 25°C-27°C dengan kelembaban udara 50%- 80% curah hujan antara 50
Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini
cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya
rendah. Didaerah curah hujan tinggi, pertanaman kacang hijau mengalami banyak
(Jasmani, 2006).
Kacang hijau adalah tanaman musim hangat dan tumbuh dibawah suhu rata-rata
(tergenang) tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Apabila air irigasi tidak
tersedia, maka curah hujan 100 – 200 mm /bulan dinilai cukup bagi pertumbuhan
Jenis tanah yang dikehendaki tanaman kedeai adalah liat berlempung atau
tanah lempung yang banyak mengandung bahan organik, seperti tanah podsolik
merah kuning (pmk) dan latosol. Kacang hijau dapat tumbuh pada ketinggian <
2000 m dpl, dan tumbuh subur pada tanah liat atau liat berpasir yang cukup
dpl. Curah hujan yang rendah cukup di toleransi tanaman ini apalagi pada tanah
yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah ber pH5,8 dengan
kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang cukup agar
segala macam jenis tanah yang mempunyai drainase baik, akan tetapi kacang
hijau 4 dapat tumbuh lebih baik pada tanah lempung sampai yang mempunyai
bahan organik tinggi. Biasanya jenis tanah yang bagi jagung, padi, kedelai, juga
baik bagi pertumbuhan kedelai. Keasaman tanah (pi I) tanah yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah sedikit asam (5,8-6,5) pada tanah yang
sangat asam baik karena akan menghambat penyediaan makanan bagi tanaman
(Sumarji, 2013).
Pertumbuhan
volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh makhluk hidup, proses ini tidak
dapat dibalik atau dikembalikan serta dapat diukur dengan satuan pengukuran
tertentu dan dapat dinyatakan dengan suatu satuan karena bersifat kuantitatif.
Misal, bertambahnya ukuran panjang batang pada tanaman jagung dari 5 cm
hidup yang dapat diukur sebagai pertambahan bobot basah atau kering, isi,
panjang atau tinggi. Faktor iklim mempengaruhi pertumbuhan dan hasil seperti
Suhu, cahaya dan curah hujan mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi
Setiap makhluk hidup pasti mengalami masa kecil, karena hidup adalah
sebuah proses. Dimana semua makhluk hidup pasti tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan tidak dapat ditahan, apa pun tindakan makhluk hidup untuk
mencegahnya selama makhluk hidup itu masih hidup ia akan tetap tumbuh,
(Suparmuji, 2010).
itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya
fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertumbuhan volume sel dan
pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan
sel-sel yang meristematik yang saling menyatu. Pada ujung batang atau akar
menjadi 3 daerah, yaitu daerah pembentukan sel, daerah pembesaran sel dan
Perkembangan
sempurna. Prosesnya tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki
indukan yang sama. Kemudian, pada proses ini tidak dapat dinyatakan dengan
suatu ukuran tertentu karena bersifat kualitatif sehingga tidak dapat diukur dengan
satuan pengukuran. Contoh dari proses ini adalah waktu siapnya suatu tumbuhan
untuk berbunga dan berbuah, atau ketika telah terjadi diferensiasi fungsi organ-
tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dinyatakn perubahan bentuk dan
dan luar dan penyesuaian diri antara genetic dan lingkungan. Faktor lingkungan
morfologi dari tanaman. Cahaya meliputi pada lekukan dari batang morfogenesis.
Temperature, kelembaban dan nutrisi mempunyai efek yang lebih halus, tetapi
irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke
hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang
demikian sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap. Pada tanaman yang
semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak (Mariska, 2012).
tumbuhan adalah gen dan zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan dan Perkembangan
Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam
Kurva Sigmoid
sigmoid merupakan kurva pertumbuhan pada fase vegetatif sampai titik tertentu
akibat pertambahn sel tanaamn dan kemudian melambat. Periode awal dengan laju
pertumbuhan eksponensial yang pendek, kemudian linier yang relative panjang.
Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun
oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian terbentuk dari tumbuhaN.
Kurva sigmoid menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga
fase utama biasanya mudah dikenali, fase logaritmik, linier dan penuaan
fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase
dengan waktu ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi
kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman dan oleh
bagianmendatar kurva laju tumbuh di bagian bawah. Fase penuaan dicirikan oleh
laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan
tegakan , antara lain volume , tinggi, bidang dasar, biomassa dan diameter dengan
umur tegakan . Bentuk kurva pertumbuhan tegaan yang ideal akan mengikuti
bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme ( termasuk tumbuh – tumbuhan ) , yaitu
mengikuti bentuk S sering dengan pertambahan waktu yang dikenal dengan nama
Sumatera Utara, Medan pada ketinggian ± 25 m dpl. Pada Maret 2018 sampai
dengan selesai.
Jagung (Zea mays L.) dan benih Kedeai (Gicine max L.) sebagai objek yang
diteliti, tanah top soil sebagai media tanam berupa lapisan atas tanah yang subur,
pasir sebagai media tanam tambahan dalam penyusun media tanam dan pupuk
kompos sebagai campuran media tanam tambahan untuk menambah unsur hara,air
untuk menyiram tanaman Jagung dan Kedelai. Plang untuk tanda per grup, tali
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai
alat untuk mengolah tanah, meteran sebagai alat untuk mengukur luas lahan,
gembor sebagai alat tempat air untuk menyiram tanaman, buku data sebagai alat
untuk tempat data dituliskan, pena sebagai alat untuk menulis data, penggaris
Prosedur Praktikum
-Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan berupa cangkul parang
meteran,dll.
- Dibersihkan lahan dari gulma dan kotoran.
- Direndam benih jagung dan kedelai yang hendak ditanam dalam air selama 15
menit.
- Diamati jumlah daun (helai) dan tinggi tanaman (cm) tiap minggu.
Hasil
300
250
200
150 RATAAN
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7
MST
Tanggal Tanam : 2 Maret 2018
3 Rataan
2
0
1 2 3 4 5 6 7
MST
Tanggal Tanam : 17 Maret 2016
Pembahasan
Pada hasil pengamatan pertumbuhan tanaman jagung didapatkan bahwa
tinggi tanaman jagung pada 1 mst adalah 14,7 cm , pada 2 mst adalah 29 cm, pada
3 mst dalah 45 cm, pada 4 mst adalah 74,5 cm, pada 5 mst adalah 96,2 cm, pada 6
mst adalah 105,5 cm, pada 7 mst adalah 113,5 cm dan pada 8 mst adalah 119,1
cm. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tanaman jagung mengalami
pertambahan tinggi dari minggu pertama pertambahan tinggi terus terjadi. Hal ini
pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi. Hal ini sesuai dengan literatur
suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel
tubuh makhluk hidup, proses ini tidak dapat dibalik atau dikembalikan serta dapat
diukur dengan satuan pengukuran tertentu dan dapat dinyatakan dengan suatu
mst sebesar 9,2 cm, pada 2 mst sebesar 13,5 cm, pada 3 mst sebesar 17 cm, pada 4
mst sebesar 21,9 cm, pada 5 mst sebesar 31,7 cm, pada 6 mst sebesar 35,7 cm,
pada 7 mst sebesar 39,2 cm dan pada 8 mst sebesar 42 cm. Berdasarkan data hasil
hijau. Pertumbuhan terjadi terutama pada fase vegetatif, yaitu saat awal
pertumbuhan atau setelah massa berbunga. Hal ini sesuai dengan literatur
Nasution dan Sri (2010) yang menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman
adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah genetic, enzim,
hormone, seperti auksin, gyberelin, sitokinin dan lainnya. Faktor eksternal yang
kelembaban dan cahaya. Hal ini sesuai dengan literatur Siska (2000) faktor dalam
pada I mst sampai 4 mst yaitu dari tinggi tanaman 14,7 cm sampai 71,1 cm.Pada
tanaman kacang hijau fase logaritmik terjadi 1 mst sampai 4 mst. Fase ini
laju pertumbuhan lambat pada awalnya kemudian meningkat terus. Hal ini sesuai
dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik,
ukuran bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju
Dari data hasil pengamatan tanaman jagung mengalami fase linier pada
minggu ke 5 sampai ke 7. Pada tanaman kacang hijau fase linier terjadi pada 5 mst
sampai 6 mst. Pada fase ini pertumbuhan tanaman terjadi secara konstan dan
pertambahan tinggi dan daun tanaman tidak terlalu meningkat. Hal ini sesuai
dengan literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa pada fase linier,
(asimptot) pada 8 mst. Pada tanaman kacang hijau mengalami fase penuaan
(asimptot) yaitu mulai dari 7 mst. Fase penuaan ini ditandai dengan laju
vegetative sampai titik tertentu akibat pertumbuhan sel tanaman dan kemudian
melambat.
KESIMPULAN
1. Tanaman jagung mengalami pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari
1mst sebesar 14,7 cm dan jumlah daun 1,3 sampai 8 mst dengan tinggi
dari 1mst sebesar 9,2 cm dan jumlah daun 2,4 sampai 8 mst dengan tinggi
3. Faktor internal adalah genetik, enzim, hormone dan faktor eksternal yang
4. Fase logaritmik pada tanaman jagung terjadi pada 1 mst sampai 4 mst dan
5. Fase linier pada jagung terjadi dari 5 mst sampai 7 mst dan pada kacang
6. Fase penuaan pada jagung terjadi mulai dari 8 mst dan pada kacang hijau
DAFTAR PUSTAKA
Akil,M. dan H.A Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.2000.Jagung.Jakarta: Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu dan
Teknologi.
Harahap,H.2007.Pola Pertumbuhan dan Produksi Jagung(Zea mays L.) Pada
Musim Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam.Medan:Universitas
Sumatera Utara.
Jasmani. 2006. Respon Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) Varietas Walet
terhadap Jarak Tanam dan Pemupukan Phospor. Universitas Mercu
Buana.Yogyakarta.
Latifah, S. 2004. Tinajuan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan
Hutan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nasution, A.H. dan Sri Endah. 2010. Kurva Sigmoid. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Putra,A.S. 2011. Evaluasi Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek)
Untuk Kecambah (Tauge). Universitas Sumatera utara.Medan.
Ramadani, B. W., N. Wayan dan Loekito. 2010. Penerapan Schnute Growth pada
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Universitas Brawijaya.
Malang.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.