Anda di halaman 1dari 10

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan

unsur hara, baik makro maupun mikro. Unsur hara yaitu unsur-unsur kimia

tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang normal. Tidak

tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat. Selain itu juga ketersediaan unsur hara di dalam tanah tidak selamanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, maka dari itu pupuk sangat

dibutuhkan oleh tanaman (Bale dan Supriyo, 1987).

Pemupukan meningkatkan efisiensi dan mendapatkan kualitas yang lebih

baik dalam pemulihan produk kegiatan pertanian. Ini salah satu cara terpenting.

Pupuk non-organik terutama mengandung fosfat, nitrat, amonium dan garam

kalium. Industri pupuk dianggap sumber radionuklida alami dan logam berat

sebagai asumber potensial. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi

pupuk meningkat secara eksponensial di seluruh dunia, menyebabkan masalah

lingkungan yang serius. Pemupukan dapat mempengaruhi akumulasi logam berat

dalam tanah dan sistem tanaman. Tanaman menyerap pupuk melalui tanah,

mereka dapat masuk ke rantai makanan. Dengan demikian, pemupukan

menyebabkan polusi air, tanah dan udara (Savci, 2012).

Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah

dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara

esensial. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk

anorganik (Maryam et al., 2008).

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu


2

berproduksi dengan baik. Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk

anorganik dan pupuk organik. Jenis pupuk anorganik sangat beragam misalnya

pupuk urea, SP 36, KCl, ZA dan lain-lain. Sedangkan jenis pupuk organik adalah

pupuk amazing bio growth (ABG), super bionik, golden harvest dan lain-lain

(Pasaribu, 2012).

Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah

persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi

dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang

dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan

produksi tanaman (Nyanjang, 2003).

Untuk mengurangi biaya pemupukan, sering digunakan pupuk majemuk

sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal. Pupuk majemuk adalah pupuk

yang mengandung lebih dari satu unsur pupuk (N,P,K). Penggunaan pupuk ini

selain memberi keuntungan dalam arti mengurangi biaya penaburan, dan biaya

penyimpanan, juga penyebaran unsur hara lebih merata (Hasibuan, 2006).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui pupuk

anorganik, kegunaan pupuk anorganik bagi tanaman serta kelebihan dan

kekurangan pupuk anorganik.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di laboratorium Kesuburan Tanah program

studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, serta sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

PUPUK ANORGANIK

Pengertian Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk buatan yang dibuat dengan konsentrasi

bervariasi dari makanan nabati dan tersedia dalam bentuk pupuk tunggal, pupuk

tidak lengkap dan pupuk lengkap. Pupuk tunggal hanya mengandung satu unsur

pupuk: A. Asonium sulfat (N), urea (N), super fosfat (P2O5), muriat dari potash

(K2O), dll. Pupuk yang tidak lengkap mengandung dua unsur pupuk. Contoh

yang umum adalah Amonium sulfat (N + S) sementara pupuk lengkap

mengandung ketiga unsur (NPK) yang merupakan fokus perhatian dalam

formulasi pupuk (Cooke, 1982).

Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik

dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.

Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah

melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk

mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

(Dewanto et al., 2013).

Pupuk anorganik merupakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan

tanaman baik tingkat tinggi atau rendah. Istilah pupuk umumnya berhubungan

dengan pupuk buatan. yang tidak hanya berisi unsur hara tanaman dalam bentuk

unsur nitrogen, tetapi juga dapat berbentuk campuran yang memberikan bentuk

bentuk ion dari unsur hara yang dapat diabsorpsi oleh tanaman. Untuk menunjang

pertumbuhan tanaman secara normal diperlukan minimal 16 unsur di dalamnya

dan harus ada 3 unsur mutlak, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium

(Adhikari, 2004; Higgins, 2004).


4

Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal, pupuk

majemuk dan pupuk lengkap. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya

mengandung satu macam unsur hara saja, misalnya pupuk urea yang mengandung

unsur N, pupuk TSP yang mengandung unsur P dan pupuk KCl yang didominasi

oleh unsur K. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur

hara, misalnya N+K, N+P, P+K, N+P+K dan sebagainya. Sedangkan pupuk

lengkap adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro

(Lestari, 2009).

Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro

utama yaitu nitrogen, fosfor dan kalium, hara makro sekunder yaitu sulfur,

calsium, magnesium, dan hara mikro yaitu tembaga, seng, mangan, molibden,

boron, dan kobal. Pupuk anorganik dikelompokkan sebagai pupuk hara makro

dan pupuk hara mikro baik dalam bentuk padat maupun cair. Berdasarkan jumlah

kandungan haranya pupuk anorganik dapat dibedakan sebagai pupuk tunggal dan

pupuk majemuk (Suriadikarta et al., 2004).

Kegunaan Pupuk Anorganik

Manfaat pupuk anorganik adalah : Mengandung unsur-unsur hara yang

diperlukan tanaman, Mengandung unsur hara yang tinggi, Konsentrasi akan zat-

zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tinggi, Kebutuhan

tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat

(Sarwono, 2003).

Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau

nutrisi tanaman. Dalam aplikasinya, sering dijumpai beberapa kelebihan dan

kelemahan pupuk anorganik. Beberapa manfaat dan keunggulan pupuk anorganik

antara lain: mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat,
5

menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah

nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan.

Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan

mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan

dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk

anorganik adalah unsur N, P, dan K (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang

menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan

pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas

tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas

tanak diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat

(Isnaini, 2006).

Petani tidak terbiasa menggunakan pupuk kandang pada usahatani di lahan

kering masam tetapi lebih mengutamakan penggunaan pupuk anorganik/pupuk

buatan yang dosisnya semakin lama cenderung semakin meningkat. Penggunaan

pupuk anorganik secara terus menerus memberikan efek negatif terhadap tanah,

seperti turunnya kandungan bahan organik dan aktivitas mikroorganisme tanah,

tanah menjadi padat dan terjadi polusi lingkungan (Sharma dan Mitra, 1991).

Penggunaan pupuk anorganik yang tak terkendali menjadi salah satu

penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini

semakin diperparah oleh kegiatan pertanian secara terus menerus, sedang

pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia. Hal ini

mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian

sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Pupuk anorganik mempunyai

kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini
6

sangat sedikit atau pun hampir tidak mengandung unsur hara

mikro (Lingga dan Marsono, 2000).

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Anorganik

Ada keuntungan tertentu dari pupuk anorganik yang membuat mereka

menjadi kandidat kuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Beberapa

manfaat utama tercantum di bawah ini: Tidak perlu dekomposisi langsung karena

nutrisi dalam pupuk mineral relatif tinggi, dan pelepasan nutrisi ini cepat. Pupuk

anorganik meningkatkan laju pertumbuhan dan produktivitas keseluruhan

tanaman secara lebih cepat.Ada banyak bukti bahwa pupuk anorganik dapat

meningkatkan hasil panen secara signifikan (Ojeniyi, 2002).

Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya

dapat terukur dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan

perbandingan yang tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan

kelemahan dari pupuk anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro,

pemakaian yang berlebihan dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan

pupuk kandang atau kompos, dan pemberian yang berlebihan dapat membuat

tanaman mati (Lingga dan Marsono, 2011).

Pupuk anorganik mengakumulasi garam yang menghabiskan lebih banyak

energi untuk menarik air dari tanah dan menyebabkan mereka tampak layu atau

kering dan jika ada curah hujan segera setelah mereka memakainya, pupuk

dibersihkan dan dapat mencemari sungai, kolam dan badan air lainnya. Hal ini

juga dapat merembes keluar dari zona akar tanaman itu dapat masuk melalui

tanaman untuk dia rantai dan mereka mendapatkan akumulasi dan

membahayakan kita. Ketidakseimbangan nutrisi: Penggunaan pupuk anorganik

yang sembrono dapat menciptakan ketidakseimbangan nutrisi yang membatasi


7

penyerapan nutrisi penting lainnya dan menyebabkan keasaman tanah yang

mengarah ke hasil panen rendah (Ojeniyi, 1995).

Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus memberikan efek

negatif terhadap tanah, seperti turunnya kandungan bahan organik dan aktivitas

mikroorganisme tanah, tanah menjadi padat dan terjadi polusi lingkungan.

Disamping itu, pemakaian pupuk anorganik harus sesuai dengan yang dapat

digunakan untuk tanaman mati (Sharma dan Mitra, 1991).

Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok utama, yaitu kerusakan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kerusakan

kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, salinisasi, tercemar

logam berat dan tercemar senyawa organik dan xenobiotik seperti pestisida atau

tumpahan minyak bumi (Lestari, 2009).


8

KESIMPULAN

1. Pupuk anorganik adalah pupuk buatan yang dibuat dengan konsentrasi

bervariasi dari makanan nabati dan tersedia dalam bentuk pupuk tunggal,

pupuk tidak lengkap dan pupuk lengkap.

2. Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau

nutrisi tanaman.

3. Kelebihan pupuk anorganik yaitu pemberiannya dapat terukur dengan tepat,

tersedia dalam jumlah yang cukup, meningkatkan laju pertumbuhan dan

meningkatkan hasil panen secara signifikan, sedangkan kelemahannya

yaitu : hanya memiliki unsur hara makro dan pemakaian yang berlebihan

dapat merusak tanah.


9

DAFTAR PUSTAKA

Adhikari,S. 2004. Fertilization, Soil And Water Quality Management in Small


Scale Ponds : Fertilization Requirements and Soil Properties : 3 Hlm

Bale, A dan Haryono, S 1987, Ilmu Tanah, Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan
UGM,Yogyakarta. Hal 74.

Cooke, G. W. (1982). Fertilizing For Maximum Yield. Third Edition English


Language Book Society/Collins. 457 pp.

Dewanto, F. G., J. J. M. R. Londok, R. A. V. Tuturoong dan W. B. Kaunang.

2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi


Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115.

Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. Fakultas Pertanian, Universitas


Sumatera Utara, Medan.

Higgins,J. 2004. Are Fertilizers Polluting Our Water Supply.

Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hal 247-248.

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk Dan Pemupukan. Diktat


Kuliah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor

Lestari, A. P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan melalui Subtitusi


Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik Jurnal Agronomi Vol. 13 No. 1.

Lingga dan Marsono. 2000. Ilmu Memupuk. Jakarta: CV. Yasaguna. Cetakan Ke-
6.27-45 Hlm.

Lingga, P. Dan Marsono. 2011. Petunjung Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta. 20-21 Hlm.

Maryam., A. D. Susila, dan J. G. Kartika. 2008.Aplikasi Wastewater Sluge Untuk


Proses Pengomposan Serbuk Gergaji. PT Novartis Biochemie. Bogor.

Nyanjang, R., A. A. Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk


NPK 25-7-7 Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman The
Menghasilkan Di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII.
Prosiding Teh Nasional. Gambung. Hal 181-185.

Ojeniyi, S.O. And Adeniyi, M. O. (1995). Effect of Poultry Manure And NPK
Fertilizer On Soil Fertility and Maize Nutrient Contents and Yield at
10

Akra South Western Nigeria. Proceedings Of 25th Annual Conference


Of Soil Science Society Of Nigeria ( SSSN). Benin. Pp 185-191.

Ojeniyi, S. O. (2002). Soil Management, National Resources and Environment.


Oke-Ado: Adeniran Press. pp 24.

Pasaribu,M.2012. Pengaruh Penggunaan Pupuk Anorganik Dan Organik Terhadap


Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah ( Allium Ascalonicum L.).
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,Medan.

Sarwono, H. 2003. Ilmu Tanah. Cetakan Ke-5. Akademika Pressindo. Jakarta.

Savci, S. 2012. An Aricultural Pollutant:Chemical Fertilizer.International Journal


of Environtmental Science and Developement :Vol 3.No 1

Sharma, A. R. And B. N. Mittra. 1991. Effect Of Different Rates of Application


of Organic and Nitrogen Fetilizers in A Rice-Based Cropping Systems.
The Journal of Agricultural Science 117: 313-318. Doi:
Http://Dx.Doi.Org/10.1017/S00218596000 67046.

Suriadikarta, D. A., Diah Setyorini, dan Wiwik Hartatik. 2004. Uji Mutu dan
Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Balai Penelitian Tanah Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Tanah Dan Agroklimat Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai