PENDAHULUAN
Latar Belakang
unsur hara, baik makro maupun mikro. Unsur hara yaitu unsur-unsur kimia
tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang normal. Tidak
terhambat. Selain itu juga ketersediaan unsur hara di dalam tanah tidak selamanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, maka dari itu pupuk sangat
baik dalam pemulihan produk kegiatan pertanian. Ini salah satu cara terpenting.
kalium. Industri pupuk dianggap sumber radionuklida alami dan logam berat
dalam tanah dan sistem tanaman. Tanaman menyerap pupuk melalui tanah,
dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara
esensial. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik dan pupuk organik. Jenis pupuk anorganik sangat beragam misalnya
pupuk urea, SP 36, KCl, ZA dan lain-lain. Sedangkan jenis pupuk organik adalah
pupuk amazing bio growth (ABG), super bionik, golden harvest dan lain-lain
(Pasaribu, 2012).
dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang
dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan
sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal. Pupuk majemuk adalah pupuk
yang mengandung lebih dari satu unsur pupuk (N,P,K). Penggunaan pupuk ini
selain memberi keuntungan dalam arti mengurangi biaya penaburan, dan biaya
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui pupuk
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
PUPUK ANORGANIK
bervariasi dari makanan nabati dan tersedia dalam bentuk pupuk tunggal, pupuk
tidak lengkap dan pupuk lengkap. Pupuk tunggal hanya mengandung satu unsur
pupuk: A. Asonium sulfat (N), urea (N), super fosfat (P2O5), muriat dari potash
(K2O), dll. Pupuk yang tidak lengkap mengandung dua unsur pupuk. Contoh
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik
dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.
Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
tanaman baik tingkat tinggi atau rendah. Istilah pupuk umumnya berhubungan
dengan pupuk buatan. yang tidak hanya berisi unsur hara tanaman dalam bentuk
unsur nitrogen, tetapi juga dapat berbentuk campuran yang memberikan bentuk
bentuk ion dari unsur hara yang dapat diabsorpsi oleh tanaman. Untuk menunjang
dan harus ada 3 unsur mutlak, yaitu nitrogen, fosfor dan kalium
majemuk dan pupuk lengkap. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya
mengandung satu macam unsur hara saja, misalnya pupuk urea yang mengandung
unsur N, pupuk TSP yang mengandung unsur P dan pupuk KCl yang didominasi
oleh unsur K. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur
hara, misalnya N+K, N+P, P+K, N+P+K dan sebagainya. Sedangkan pupuk
lengkap adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro
(Lestari, 2009).
Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro
utama yaitu nitrogen, fosfor dan kalium, hara makro sekunder yaitu sulfur,
calsium, magnesium, dan hara mikro yaitu tembaga, seng, mangan, molibden,
boron, dan kobal. Pupuk anorganik dikelompokkan sebagai pupuk hara makro
dan pupuk hara mikro baik dalam bentuk padat maupun cair. Berdasarkan jumlah
kandungan haranya pupuk anorganik dapat dibedakan sebagai pupuk tunggal dan
diperlukan tanaman, Mengandung unsur hara yang tinggi, Konsentrasi akan zat-
(Sarwono, 2003).
Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau
antara lain: mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat,
5
nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan.
Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan
mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan
dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk
menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan
pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas
tanak diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat
(Isnaini, 2006).
pupuk anorganik secara terus menerus memberikan efek negatif terhadap tanah,
tanah menjadi padat dan terjadi polusi lingkungan (Sharma dan Mitra, 1991).
penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini
kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini
6
manfaat utama tercantum di bawah ini: Tidak perlu dekomposisi langsung karena
nutrisi dalam pupuk mineral relatif tinggi, dan pelepasan nutrisi ini cepat. Pupuk
tanaman secara lebih cepat.Ada banyak bukti bahwa pupuk anorganik dapat
dapat terukur dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan
perbandingan yang tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan
kelemahan dari pupuk anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro,
pemakaian yang berlebihan dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan
pupuk kandang atau kompos, dan pemberian yang berlebihan dapat membuat
energi untuk menarik air dari tanah dan menyebabkan mereka tampak layu atau
kering dan jika ada curah hujan segera setelah mereka memakainya, pupuk
dibersihkan dan dapat mencemari sungai, kolam dan badan air lainnya. Hal ini
juga dapat merembes keluar dari zona akar tanaman itu dapat masuk melalui
negatif terhadap tanah, seperti turunnya kandungan bahan organik dan aktivitas
Disamping itu, pemakaian pupuk anorganik harus sesuai dengan yang dapat
kelompok utama, yaitu kerusakan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kerusakan
kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, salinisasi, tercemar
logam berat dan tercemar senyawa organik dan xenobiotik seperti pestisida atau
KESIMPULAN
bervariasi dari makanan nabati dan tersedia dalam bentuk pupuk tunggal,
2. Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau
nutrisi tanaman.
yaitu : hanya memiliki unsur hara makro dan pemakaian yang berlebihan
DAFTAR PUSTAKA
Bale, A dan Haryono, S 1987, Ilmu Tanah, Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan
UGM,Yogyakarta. Hal 74.
Lingga dan Marsono. 2000. Ilmu Memupuk. Jakarta: CV. Yasaguna. Cetakan Ke-
6.27-45 Hlm.
Ojeniyi, S.O. And Adeniyi, M. O. (1995). Effect of Poultry Manure And NPK
Fertilizer On Soil Fertility and Maize Nutrient Contents and Yield at
10
Suriadikarta, D. A., Diah Setyorini, dan Wiwik Hartatik. 2004. Uji Mutu dan
Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Balai Penelitian Tanah Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Tanah Dan Agroklimat Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.