PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dikenal juga dengan istilah ketela
Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan
menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur,
dengan catatan tanah tersebut diolah terlebih dahulu menjadi gembur. Umbi dapat
dipanen setelah 3-4 bulan, dengan rata-rata produksi 30 ton/ha. Ubi jalar
umbi-umbian lain, ubi jalar mengandung jumlah rata-rata protein dan karbohidrat
dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut dapat menyebabkan perkembangan dan
jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan
2
antara tanaman pangan, perkebunan maupun hortikultura. Selain itu, juga dapat
individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka
berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi)
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah agar mahasiswa mengetahui
pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
Universitas Sumatera Utara dan menjadi bahan bacaan bagi ihak yang
membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Bantuk batang ubi jalar adalah membulat. Warna batang dominan hijau,
kuning, ungu dan kombinasi dari ketiganya. Pada permukaan batang yang masih
muda terdapat rambut menyerupai bulu yang halus, tetapi cenderung rontok
lingkungan. Daun memiliki pigmen ungu yang terdapat pada sebagian atau
seluruh bagian yang berhubungan dengan helaian daun atau batang, di sepanjang
tangkai atau pada keduanya Luas helaian daun dapat diketahui dari panjang dan
lebar daun dewasa, yang di ukur pada sisi paling lebar dan paling panjang, dengan
kategori : Sempit, < 8 cm, Sedang, 8.1 < 15.0 cm, Lebar >25.0 cm
(Huaman, 1992).
vegetatif melalui budidaya, yaitu menggunakan stek batang. Setelah stek ditanam,
akar adventif tumbuh satu atau dua hari. Akar-akar tersbut tumbuh cepat dan
4
membentuk sistem perakaran dengan fungsi spesifik untuk tiap ubi jalar. Akar
mampu menembus tanah yang lembab dan basah hingga kedalaman lebih dari 2
meter, bergantung pada kondisi fisik, kimia dan status air tanah. Kedalaman
penetrasi akar bersifat relatif agar tanaman mampu bertahan hidup pada kondisi
Ubi dihasilkan dari pertumbuhan sekunder beberapa akar ubi pada zona
perakaran (lapisan tanah sedalam 20-25). Sebagian besar ubi berkembang dari
bakal calon ubi yang terdapat pada sistem akar serabut. Ubi juga terbentuk dari
permukaan tanah, namun ubi yang terbentuk biasanya berukuran kecil sehingga
Syarat Tumbuh
Tanah
jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah pasir berlempung, gembur, banyak
Tanaman ubi jalar dapat tumbuh baik mulai 40 lintang utara hingga 32
lintang selatan. Di indoensia, tanaman ubi jalar dapat tumbuh di daerah pesisir
pantai hingga ketinggian 1700 mdpl. Ubi jalar dapat tumbuh di berbagai jenis
tanah. Ubi jalar akan memiliki hasi tertinggi ketika ditanam di tanah lempung
berpasir yang kaya bahan organik dan drainase yang baik (Triharso. 2006).
5
Di tanah lempung berat, ubi jalar akan menghasilkan umbi yang rendah.
Di tanah yang subur, tanaman ubi jalar akan memiliki banyak daun, tetapi hasil
umbi sedikit. Ubi jalar dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan derajat
keasaman 5,5-7,5. Namun demikian, tanah yang optimal untuk pertumbuhan ubi
Iklim
membentuk umbi yang optimal, yaitu berkisar 20o C – 27o C. Tetapi ubi jalar
masih mampu tumbuh pada suhu toleran minimum 16o C dan Maksimum 40o C
tetapi dengan hasil yang kurang baik. siklus vegetatif ubi jalar memerlukan suhu
Jumlah uap air yang ada diudara sangat penting dalam pertumbuhan dan daya
tahan penyimpanan umbi di dalam tanah. kelembaban udara 50% RH – 90% RH.
Kelembaban udara yang tinggi mampu menekan penyusutan bobot umbi. RH yang
cahaya matahari yang bagus akan membuat tanaman menjadi bagus juga melalui
adanya proses fotosintesis yang baik. Juga cahaya matahari untuk melakukan
serabut, dan memiliki rambut-rambut akar yang berukuran sangat halus yang
berjumlah sangat banyak. Akar dari Jukut Pahit ini sering keluar dari buku-buku
batang. Dan memiliki warna akar putih kecoklatan yang berukuran lebih kurang
pipih dengan ukuran tinggi 20-75 cm. Batang dari tumbuhan ini tidak memiliki
bulu, dengan warna hijau bercorakkan ungu, tumbuh tegak ke atas dan hidup
berumpun, berbentuk geragih yang bercabang-cabang. Pada tiap buku dan geragih
dapat membentuk akar dan batang yang baru. Geragih merupakan sarana
berbentuk pita atau pita lanset ujungnya lancip. Daunnya memiliki bulu
Upih daun berwarna hijau atas bercorak ungu, berbentuk lunas perahu yang sangat
(rasemosa) hampir selalu tumbuh berhadapan pada satu titik (conjugate). Sangat
jarang sekali terdapat tandan ketiga dibawahnya. Tandan mula-mula tumbuh tegak
dan rapat belakang-membelakangi, tetapi tetpi kemudian terpsh satu sma lain.
dengan ukuran antara 1-1,25 cm, dengan tipe tidak berbulu, ssi belakang berwarna
hijau mengkilap, dengan ujung menyempit dan menyaring. Biji dari Jukut Pahit
(Paspalum conjugatum) berukuran sangat kecil yaitu 1,75 mm-2 mm, berbentuk
elips lebar dengan ujung yang tumpul, sepanjang sisinya terdapat bulu-bulu halus
Jukut Pahit tumbuh dengan baik untuk tanah yang berpasir atau berpasir
lempung tanah, tetapi juga untuk tanah liat cahaya dan gambut. Berkembang
dengan baik di tanah yang yang memiliki tanah dengan kadar pH asam dengan
ukuran pH 5,0-7,0 dan akan mengalami klorosis besi ketika berada pada tanah
Jukut Pahit tumbuh pada suatu areal pertanaman dengan curah hujan
tahunan antara 1000-4000 mm. Tumbuhan pengganggu ini tidak terlalu toleran
terhadap tanah yang kering tetapi lebih tumbuh dengan subur pada tanah yang
Jukut Pahit tumbuh sama dengan Ubi Jalar yaitu pada ketinggian lebih
kurang 1700 mdpL. Ubi jalar dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Ubi jalar akan
memiliki hasi tertinggi ketika ditanam di tanah lempung berpasir yang kaya bahan
hortikulturan dan pangan, yang tumbuh menyebar pada tanah rendahan maupun
8
tanah tinggi, terdapat di semua daerah ekologi tanaman pangan Sumatera Utara
dan Aceh. Tumbuh dengan tidak baik pada areal pertanaman yang ternaungi
Tumbuhan ini berasal dari amerika tropic telah lama megalami naturalisasi
di pulau jawa, tumbuh pada lokasi yang tidak terlalu kering tapi juga tidak terlalu
basah (becek), dengan cahaya matahari cukup atau sadikit ternaung, pada
dominan dan menimbulkan efek persaingan dengan tanaman karet dan tanaman
bermanfaat untuk mengurangi erosi tanah (Fadhly, A. F., dan F. Tabri. 2007).
rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh gulma. Kerugian akibat gulma
jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain
menambil air dan unsur hara pada tanah yang berpengaruh pada hasil produksi
berupa umbi ubi jalar yang mengecil dan tidak berisi (Audus, L.J. 2009).
9
atau mekanik, baik dengan tangan biasa, alat sederhana maupun alat berat.
Adapun beberapa cara melalui pengendalian secara mekanik ini adalah sebagai
ikan pemakan tanaman dan hewan lainnya, organisme penyakit, dan tanaman
selektif, yaitu organisme yang menyerang satu atau hanya beberapa spesies
semua spesies gulma, dan, Penggunaan spesies tanaman pesaing, yaitu tanaman
yang bersaing dengan spesies gulma untuk satu faktor atau lebih, misalnya
tanaman ubi jalar untuk mengurangi pertumbuhan teki berumbi (C. rotundus) atau
menggunakan bahan kimiawi yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma.
Bahan kimiawi itu disebut herbisida: herba = gulma dan sida = membunuh; jadi
herbisida adalah zat kimiawi yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan
cara ini membutuhkan alat penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida
itu sendiri, agar pengendalian yang dilakukan dapat berhasil (Anderson, 2007).
10
melibatkan beberapa cara dalam waktu yang berurutan dalam suatu musim tanam.
Misalnya saja, satu jenis spesies tanaman kurang mampu menekan pertumbuhan
gulma tertentu. Maka timbulah pemikiran bahwa paduan antara beberapa cara
herbisida pasca tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya dapat menekan
KESIMPULAN
2. Jukut Pahit tumbuh dengan baik untuk tanah yang berpasir atau berpasir
lempung tanah, tetapi juga untuk tanah liat cahaya dan gambut dengan
dan terpadu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Crafts, A.S. and W.W. Robins, 2003. Weed Control. Tata Mc Graw-Hill Publ. co.
Ltd., New Delhi.
Fadhly, A. F., dan F. Tabri. 2007. Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Jagung.
http://balit.litbang.co.id.bukujagung.pdf. 13 November 2009.
Fryer J.D. dan S. Matsunaka. 2007. Penanggulangan Gulma Secara Terpadu. Bina
Aksara, Jakarta. Hal 6 3 Ganapathy, C. 1997. Environment al Fate of
Triclopyr. Department of Pesticide Regulation, Sacramento.
Girsang, W. 2005. Pengaruh Tingkat Dosis Herbisida Isopropilamina Glifosat
Dan Selang Waktu Terjadinya Pencucian Setelah Aplikasi Terhadap
Efektivitas Pengendalian Gulma Pada Perkebunan Karet (Hevea
brasiliensis) TBM. Bidang Ilmu Pertanian vol. 3 : 31-36.
Handawi, 2010. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet. Diakses
tanggal 25 Desember 2009.
http://www.pesticideinfo.org. 2010. Glufosinate-Ammonium. Diakses tanggal 1
April 2010.
Marveldani, dkk. 2007. Pengembangan Kedelai Transgenik yang Toleran
Herbisida Amonium-Glufosinat Dengan Agrobacterium. Agrosia 10:4955.
Murtiningsih dan Suryanti, 2011. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma.
Rajawali Press,
Jakarta.
Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya Di Perkebunan Karet Sumatera
13