TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: Poales
Family
: Poaceae
Genus
: Zea
Species
: Zea mays L.
6
Universitas Sumatera Utara
19
tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat
pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Suprapto, 1999).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gadum. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan
jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak
bercabang. Panjang batang jagung umumnya berkisar antara 60-300 cm,
tergantung tipe jagung. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin (Rukmana, 1997).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma
dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam
respon
tanaman
menanggapi
defisit
air
pada
sel-sel
daun
20
21
22
jamur
penyebab
penyakit
hawar
daun
: Myceteae
Divisio
: Eumycota
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Family
: Dematiaceae
Genus
: Helminthosporium
Species
(Dwidjoseputro, 1978).
Konidiofor terbentuk dalam kelompok, sering dari stomata yang datar,
berwarna coklat tua atau hitam. Konidiofor lurus atau lentur. Kadang-kadang
mempunyai bengkokan seperti lutut. Konidium jelas bengkok berbentuk seperti
perahu, mempunyai 5-11 sekat palsu dan kebanyakan mempunyai panjang
70-160 m (Dwidjisepotro, 1978).
Konidia berbentuk curva yang meruncing ke ujung seperti perahu, stadia
sempurnanya disebut Cochliobolus heterostrophus. Ukuran konidia 120-170 x
15-20 m berwarna coklat pucat sampai coklat emas. Konidianya terbentuk dalam
kelompok sering dari stomata yang datar. Konidia bisa terbawa angn atau
percikan air pada tanaman (Shurtleff, 1980).
23
seluruh
permukaan
daun
berwarna
coklat
24
mm.
Menanam
varietas
tahan
yaitu
Arjuna,
Antasena,
Lamuru
(Semangun, 1993).
25
2.
jamur
penyebab
penyakit
hawar
daun
: Myceteae
Divisio
: Eumycota
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Family
: Dematiaceae
Genus
: Helminthosporium
Species
(Dwidjoseputro, 1978).
Helminthosporium turcicum atau biasa disebut Exserohilum turcicum.
Konidium berbentuk lurus atau agak melengkung, jorong, halus, berukuran 300 x
7-9 m dengan jumlah sekat 4-9 buah yang berwarna coklat jerami. Stadium
sempurnanya disebut Trichometasphaeria turcica. Konidiumnya mempunyai
hilum yang menonjol yang merupakan cirri khas dari genus Exserohilum
(Shurtleff, 1980).
26
a
b
27
bercak dapat bersatu yang dapat membunuh seluruh daun dan menimbulkan gejala
seperti terbakar (Semangun, 1993).
tanaman, mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab sehingga
dapat menekan meluasnya serangan penyakit ini, dan pengendalian secara kimia
dapat dilakukan dengan penyemprotan Daconil 75 WP, Difolan 4 f
(Warisno, 2007).
28
3.
Dwijoseputro
(1978)
jamur
penyebab
penyakit
: Myceteae
Divisio
: Eumycota
Class
: Oomycetes
Ordo
: Peronosprorales
Family
: Peronosporaceae
Genus
: Peronosclerospora
Species
29
30
kerdil dan mati serta tidak bisa berbuah. Bagian bawah daun kelihatan ada tepung
putih yang berasal dari sisa konidia dan konidiofor. Bila umur tanaman sudah
kira-kira satu bulan, walaupun sudah diserang oleh jamur, namun masih bisa
tumbuh dan berbuah, hanya tongkolnya tidak bisa besar, kelobot tidak
membungkus secara penuh pada tongkol. Ujung tongkol masih kelihatan, kadangkadang bijinya tak penuh atau ompong (Pracaya, 1999).
Penyakit bulai pada jagung terutama terdapat di dataran rendah dan jarang
terdapat di daerah-daerah yang lebih tinggi dari 900-1200 m dari permukaan laut.
Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah yang ditanam pada musim hujan
dengan curah hujan lebih dari 100 mm/tahun. Infeksi hanya terjadi kalau ada air,
baik air embun, air hujan atau air gutasi. Infeksi juga ditentukan oleh umur
tanaman dan umur daun yang terinfeksi. Tanaman yang berumur lebih dari 3
minggu cukup tahan terhadap infeksi dan makin muda tanaman makin rentan
(Pangarasa dan Rahmawati, 2007).
31
2.
Bila musim hujan datang, udara lembab, dan serangan bulai banyak maka
tanaman yang terserang segera dicabut
3.
4.
5.
(Semangun, 1993).
4.
: Myceteae
Divisio
: Eumycota
Class
: Basidiomycetes
Ordo
: Uredinales
Family
: Pucciniaceae
Genus
: Puccinia
Species
32
menyebabkan
mengeringnya
bagian-bagian
daun
33
dibantu oleh tiupan angin dan tetap dapat hidup karena sporanya kering dan
mempunyai dinding yang cukup tebal (Semangun, 1993).
Penyakit dapat berkembang pada suhu 16oC-23oC. Urediospora terdapat di
udara paling banyak pada waktu siang, tengah hari, dan setelah tengah hari.
Infeksi terjadi melalui mulut kulit, yang umumnya dengan pembentukan
apresorium (Semangun, 1993).
P. sorghi membentuk urediosorus bulat atau jorong. Di lapangan kadangkadang epidermis tetap menutupi ureidiosorus sampai matang. Tetapi ada kalanya
epidermis pecah dan massa spora dalam jumlah besar menjadi tampak. Setelah
terbuka ureidiosorus berwarna jingga atau jingga tua. Jamur membentuk banyak
ureidiospora pada daun dan kadang-kadang juga pada upih daun. Karena adanya
sorus ini permukaan atas daun menjadi kasar. Pada tingkatan yang jauh penyakit
karat
menyebabkan
mengeringnya
bagian-bagian
daun
34
b.
Tanaman jagung yang masih muda lebih banyak menyerap N dalam bentuk
amonium dan setelah tua menyerap nitrat
c.
Unsur hara N diperlukan dari mulai tanaman muda sampai tanaman tua
d.
(Warisno, 2007).
35
36
Ada juga
bentuk pokok nitrogen dalam tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung
dengan humus tanah ; nitrogen amonium dapat diikat oleh mineral lempung
tertentu, dan amonium anorganik dapat larut dan senyawa nitrat. Nitrogen yang
tersedia tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus mengalami berbagai
proses terlebih dahulu.
mempengaruhi
proses
ketersediaan nitrogen tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih
menyukai
senyawa
dalam
bentuk
ion
amonium
daripada
ion
nitrat
(Anonimus, 2009).
Kekahatan
atau
defisiensi
nitrogen
menyebabkan
proses
kenaikan
nisbah
C/N,
dan
Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan
udara. Oleh karena itu urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman. Urea
mudah larut dalam air dan jika diberikan ke tanah maka mudah berubah
menjadi
amoniak
tanah bias
37