Anda di halaman 1dari 5

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman
2.1.1 Tanaman Selada Keriting
Selada keriting (Lactuca Sativa L.) termasuk kelompok kultivar selada
daun. Selada keriting disukai masyarakat dikarenakan daunnya bersifat lunak dan
renyah apabila dimakan. Selada keriting biasanya dipakai untuk hiasan makanan
serta lalapan. Ciri khas selada keriting adalah tidak membentuk krop. Selada
keriting dapat tumbuh pada daerah lembab, dingin, dataran rendah maupun dataran
tinggi. Apabila daunnya dipanen dengan cara lepasan satu per satu dan tidak dicabut
sekaligus maka tanaman dapat dipanen beberapa kali. Meskipun demikian,
umumnya selada daun dipanen sekaligus seluruh tanaman seperti jenis selada
lainnya. (Sugara, 2013). Klasifikasi menurut Riyani (2017) yaitu selada termasuk
Kingdom Plantae dengan Divisi Spermatophyta, Kelas Dicotyledonae dengan Ordo
Campanulales, dan Famili Compositae dengan Spesies Lactuta Sativa L.

Gambar 1. Selada Keriting


Sumber: yogya.litbang.pertanian.go.id

Selada keriting memiliki akar tunggang dan serabut. Akar tunggang yang
dimiliki tumbuh ke dalam tanah, sedangkan akar serabut yang dimiliki menempel
pada batang kemudian menyebar. Batang yang dimiliki selada keriting lebih
panjang dengan diameter sebesar 2-3 cm. Pada selada keriting, helaian daunnya
lepas dan tepiannya berombak atau bergerigi serta berwarna hijau atau merah. Daun
selada keriting memiliki tulang daun menyirip serta tangkai daun yang lebar. Bunga
yang dimiliki selada keriting bewarna kuning yang tumbuh pada satu rangkaian
lengkap. Selain itu, biji selada keriting termasuk biji dikotil dan termasuk biji
tertutup sehingga dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman. (Irawan, 2017)
Selada keriting dapat hidup di dataran tinggi maupun dataran rendah. Suhu
optimum yang baik untuk selada yaitu 15-25 0C. Pembudidayaan selada di daerah
tropis tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Pada budidaya selada konvensional,
tanah yang cocok untuk pertumbuhan selada yaitu jenis tanah dengan struktur yang
bagus dan kesuburan tinggi dan kurang bagus pada tanah alkali berpasir-lempung.
Tanaman selada ini tidak toleran tanah masam. Budidaya selada keriting juga dapat
dilakukan dengan sistem hidroponik dalam greenhouse. Hal penting yang harus
diperhatikan yaitu suhu di dalam green house, bolting, tipburn, warna daun pucat,
dan rendahnya perkecambahan terjadi jika suhu udara di atas 25 0C. Selain itu juga
komposisi larutan hara harus tepat, misalnya kekurangan Ca dapat mengakibatkan
tipburn . (Prameswari, 2013)

2.1.2 Tanaman Timun Jepang


Timun jepang (Cucumis sativa L.) merupakan salah satu tanaman yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Mentimun dipercaya mengandung zat zat saponin
(mengeluarkan lendir), protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, magnesium,
vitamin A, B1, dan C Timun jepang cenderung disukai masyarakat dikarenakan
rasanya yang lebih manis, tekstur buah yang lebih renyah, kandungan air yang
banyak, serta daging buah yang tipis. Timun jepang cocok untuk dijadikan asinan,
lalapan, salad, bahan kosmetik, dan pengobatan. (Suprayogi dan Tinotiwu, 2016).
Klasifikasi menurut Ditta (2013) yaitu timun termasuk Kingdom Plantae dengan
Divisi Spermatophyta, Kelas Dicotyledonae dengan Ordo Cucurbitales, Famili
Cucurbitaceae dengan Genus Cucumis, dan Spesies Cucumis sativa L.

Gambar 2. Timun Jepang

Sumber: unsurtani.com
Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar
tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan
akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal. Tanaman
mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa
mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.
Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai
daun. Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing
berganda,berwarna hijau muda sampai hijau tua. selain itu daun bergerigi, berbulu
sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan
daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya.
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah
satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon.
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah
satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon.
Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning -
kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan
tanaman. (Rohim, 2018)
Tanaman timun jepang dapat tumbuh pada ketinggian 200-800 mdpl,
namun lebih optimum apabila ditanam pada ketinggian 400 mdpl. Suhu optimum
yang baik untuk timun jepang yaitu 21-260C. Tanaman mentimun kurang tahan
terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan bunga-bunga yang
terbentuk berguguran, sehingga gagal membentuk buah. Untuk budidaya timun
jepang secara konvensional, dibutuhkan tekstur tanah dengan kadar liat yang
rendah serta pH sekitar 6-7. Budidaya timun jepang juga dapat dilakukan dengan
sistem hidroponik. Dalam melakukan suatu sistem hidroponik, diperlukan
formulasi yang tepat serta memperhatikan nilai EC. (Frasetya et al., 2018)

3.4 Parameter Pengamatan


Pada sistem hidroponik, parameter yang diamati yaitu tinggi/panjang
tanaman yang diukur dengan meteran ataupun penggaris. Jumlah daun dihitung
sesuai dengan jenis tanamannya, apakah jenis tanaman majemuk atau tunggal.
Tanaman dapat dipanen apabila sudah memenuhi indikator pemanenan. Setelah
pemanenan dilakukan maka dihitunglah bobot segar panen pada tanaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ditta, Marina. 2013. Usaha Teknik Budidaya Tanaman Buah Mentimun (Cucumis
Sativus L.) Untuk Prospek Pengembangan Sayuran Di Upt Usaha Pertanian
Aspakusa Makmur Teras Boyolali. Program Diploma Iii Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Frasetya, Budy, Kundang Harisman, Abdul Rohim, Dan Cecep Hidayat. 2018.
Evaluasi Nutrisi Hidroponik Alternatif Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Mentimun Jepang Varietas Roberto Pada Hidroponik Irigasi Tetes Infus.
Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Uns Ke 42 Tahun 2018:
Peran Keanekaragaman Hayati Untuk Mendukung Indonesia Sebagai
Lumbung Pangan Dunia 2(1): 230-238
Irawan, Lutfi Nur. 2017. Pengaruh Ekstrak Alang-Alang (Imperata Cylindrica L.)
Dan Teki (Cyperus Rotundus L.) Terhadap Pertumbuhan Gulma Pada
Pertanaman Selada (Lactuca Sativa L.). Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwekerto
Prameswari, Arricha Widi. 2013.Pengaruh Warna Light Emitting Deode (Led)
Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.)
Secara Hidroponik (Skripsi). Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Jember
Rohim, Abdul. 2018. Pengaruh Berbagai Nilai Ec Fase Generatif Pada Formulasi
Alternatif Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Mentimun
Jepang (Cucumis Sativus L.) Varietas Roberto (Tesis). Program Studi
Agroteknologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati . Bandung
Sugara, Kosmas. 2013. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, Dan Selada
Romaine Secara Aeroponik Di Amazing Farm, Lembang, Bandung
(Skripsi). Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Suprayogi, Ardian B. Dan P. Benyamin Tinotiwu. 2016. Evaluasi Daya Hasil
Mentimun Hibrida Persilangan Dua Varietas Mentimun. J. Agrotek Tropika
4(3): 186-192

Anda mungkin juga menyukai