LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Nama : Indri Utami Dewi
NIM : 175040207111106
Kelas/Kelompok : K/K2
Merendam benih dengan perlakuan 2 level; direndam selama 6 jam dan 12 jam
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil dari setiap perlakuan yang diberikan, bahwa dari benih saga yang ditanam
setelah direndam dengan 2 perlakuan berbeda. Semua benih dengan perlakuan
maupun tanpa perlakuan tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau
perkecambahan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa alasan seperti
ketidakmampuan benih untuk memecah dormansi maupun media yang kurang baik.
Pemberian HNO3 ditujukan agar benih dapat memecah dormansinya (Melasari et
al., 2018).
Benih tidak bisa berkecambah disebabkan oleh media yang buruk juga.
Media yang yang buruk dapat membawa patogen-patogen seperti jamur yang dapat
merusak benih sehingga tidak bisa berkecambah. Keadaaan media yang lembab
juga mempengaruhi pertumbuhan jamur. Pertumbuhan jamur semakin cepat
sehingga benih menjadi rusak dan tidak bisa berkecambah. Keadaaan media yang
lembab juga mempengaruhi pertumbuhan jamur. Pertumbuhan jamur semakin
cepat sehingga benih menjadi rusak dan tidak bisa berkecambah. Lamanya kering
angin dapat mengembalikan keadaan biji seperti keadaan awal, serta menebal dan
mengerasnya kulit biji saga. Menurut Harahap (2012), metode pematahan dormansi
tipe tersebut yang dapat dilakukan yaitu dengan cara fluktuasi suhu, skarifikasi
mekanis, serta pemberian air panas atau bahan kimia.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan bahan kimia berupa asam nitrat dan pemilihan waktu
perendaman pada benih saga mempengaruhi proses pematahan dormansi benih,
perkecambahan dan pertumbuhan benih. Daya kecambah memiliki keunggulan dari
masing-masing perlakuan. Dari semua perlakuan, tidak ada benih yang
menunjukkan pertumbuhan atau perkecambahan. Keadaan ini dapat disebabkan
karena faktor dari media tanam ataupun perendaman yang terlalu lama. Akibatnya
mudah terserang jamur dan tidak dapat berkecambah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, D. 2013. Khasiat, Manfaat, dan Penggunaan Saga. Online.
http://bedcoverandsprey.blogspot.co.id/2013/03/Toga-khasiat-
manfaatdan-penggunaan.html. Diakses 21 april 2019
Ashima , B. A., Surendranath, K., Ramagopal, U.A., Ramakumar, S., Karande,
A.A. 2009. Structure-Function Analysis and Insights into the Reduced
Toxicity of Abrus precatorius Agglutinin I in Relation to Abrin. The
Journal of Biological Chemistry. 281. 65-74.
Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Medan : Unimed Press.
Melasari, N., Tatiek K. S., dan Abdul Q. 2018. Penentuan Metode Pematahan
Dormansi Benih Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) Aksesi
Cilacap. Bul. Agrohorti 6(1): 59-67
Nutile, G E, and Woodstock, L W. 2011. The influence of dormancy-inducing
dessication treatments on the respiration and germination of Sorghum.
Physiologia Plantarum, 20, 554–561
Soejadidan U.S. 2012. Pengaruh Perlakuan Pematahan Dormansi Terhadap Daya
Berkecambah Padi, hal 155-162. Dalam E. Murniatiet al. (Eds.):
IndustriBenih di Indonesia. Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB.
291 hal