Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAKSI BASAH, KERING DAN

PENGERINGAN BENIH

Moh. Veri Sugiyanto.195040207111135


N
Asisten Praktikum : Putri Atrini

PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... 0
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... ii
1.BAHAN dan METODE .......................................................................................................... 1
1.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 1
1.2 Langkah Kerja .................................................................................................................. 1
1.3 Analisa Perlakuan ............................................................................................................. 2
2. HASIL dan PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Hasil ................................................................................................................................. 3
2.2 Pembahasan ...................................................................................................................... 3
2.2.1 Hasil Ekstraksi Basah ................................................................................................ 3
2.2.2 Hasil Ekstraksi Kering ............................................................................................... 3
2.3 Pengeringan ...................................................................................................................... 4
3. PENUTUP .......................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 5
3.2 Saran ................................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 6
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 7

i
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Alat dan Bahan ............................................................................................................. 1
Tabel 2.Hasil Dokumentasi ....................................................................................................... 3
Tabel 3.Kegiatan Ektrasi Basah ................................................................................................ 7
Tabel 4.Kegiatan Ekstraksi Kering ........................................................................................... 8

ii
1. BAHAN dan METODE
1.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
Cutter/Gunting Untuk memotong, membelah,
mebersihkan dan mengambil
biji dalam daging buah
Cup Untuk wadah biji ketika biji
direndam
Baki Untuk wadah biji yang akan
Alat dijemur/dikeringkan
Kertas HVS Alas dalam menjemur biji
Hp Untuk dokumentasi kegiatan
dan hasil praktikum
Saringan Untuk tempat mencuci biji agar
bersih dan untuk menyaring dari
hal yang tidak diperlukan
Buah tomat Bahan untuk ekstraksi basah
Cabai Bahan untuk ekstraksi kering
Bahan
Air Untuk membersihkan biji dari
hal yang tidak diperlukan

1.2 Langkah Kerja


A. Ekstraksi Basah

Siapkan Alat dan Bahan

Kupas dan ambil biji

Bersihkan biji di saringan


dengan aliran air, triskan

Fermentasi biji selama 1-3


hari

Bersihkan kembali dengan air


mengalir

Keringkan selama 3-4 hari

Simpan dan Dokumentasi


setiap kegiatan

1
B. Ekstraksi Kering

Siapkan alat dan bahan

Kupas dan ambil biji

Bersikan biji dengan air


mengalir

Keringkan 3-4 hari

Simpan dan
dokumentasi setiap
kegiatan
1.3 Analisa Perlakuan
A. Ekstraksi Basah
Hal yang pertama itu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
ekstraksi biji secara basah. Bahan yang diguanakan untuk ekstraksi basah itu menggunakan
buah tomat. Memotong buah tomat lalu mengelupas mengunakan gunting setelah itu
mengambil bijinya, setelah itu menaruhny pada saringan. Memencuci bijinya dengan
menggunakan air mengalir untuk memisahkan dari selaput, daging buah ataupun hal-hal yang
tidak dibutuhkan. Meniriskan biji dalam wadah cup plastik lalu memberikan air sedikit untuk
nantinya difermentasi selama 1-3 hari. Setelah selesai proses fermentasi, lalu membersihkan
biji kembali menggunakan air mengalir sampai benar-benar bersih. Meniriskan biji yang bersih
ke baki atau nampan yang di alasi oleh kertas HVS. Mengeringkan bijinya di tas terik matahari
selama 3-4 hari. Langkah terkahir menyimpan biji, dan tidak lupa selalu mendokumentasi
setiap kegitan.
B. Ekstraksi Kering
Hal yang pertama itu menyiapkan alat dan bahan yng dipelrlukan untuk
ekstraksi kering. Bahan yang digunakan untuk ekstraksi kering menggunakan biji dari buah
cabai rawit. Membelah, mengelupas menggunkan cutter lalu mengambil bijinya. Menaruh ke
saringan lalu membersihkan bijinya menggunakan air mengalir samapai bersih. Miniriskan
bijinya ddalam baki atau nampan yang dialasi kertas HVS. Setelah itu mengeringkan bijinya
diatas terik matahari selama 3-4 hari. Kemudian menyimpan bijinya dan selalu
mendokumentasi setiap kegiatan.

2
2. HASIL dan PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Tabel 2. Hasil Dokumentasi
Ekstaksi Dokumentasi Sebelum Dokumentasi Sesudah
Basah

Kering

2.2 Pembahasan
2.2.1 Hasil Ekstraksi Basah
Bahan yang digunakan dalam ekstraksi secara basah itu mengguanakan buah tomat
(Solanum lypersicum L.). Dalam ekstraksi basah menggunakan tomat karena pada benih tomat
ada zat inhibitor dalam menghambat perkecabahan yaitu berupa lendir, maka dari itu ini alasan
kenapa dalam ekstraksi basah menggunakan buah tomat. Pada ekstraksi basah pada biji tomat
ini untuk menghasilkan mutu benih yang berkuliatas. Seperti Zoran, et.al., 2014 yang
dikatakan bahwa tomat (Solanum lypersicum L.) ini memiliki zat likopen yang merupakan
bagian dari karetenoid yang mana karetrnoid ini bahan baku asam abisat yaitu suatu
fitohormon inhibitor, zat likopennya itu terdapat daging buah dan kulit buah, pada bijinya juga
diselimuti oleh lendir yang pekat sehingga dalam ekstraksi bijinya yang tepat itu menggunakan
ekstraksi basah. Menurut Gunarta, 2014 bahwa dalam ekstraksi basah untuk mengekstaksi biji
tomat itu dengan perendaman menggunakan senyawa HCL 2% selama 2 jam itu menghasilkan
nilai rata-rata terhadap nilai fisik, fisiologis, benih tomat , kerena mampu membersihkan lendir
yang menempel pada biji tomat, sedangkan menggunakan metode pencucian air langsung terus
difermentasi selama bebrapa hari itu kurang maksimal dalam ekstraksi biji tomat karena masih
terdapatnya selaput atau lendir pada biji tomat. Metode yang digunakan pada ekstraksi basah
yang dihasilka memang hasilnya tidak maksimal karena lendir biji tomatnya masih ada,
sehingga nantinya akan menurunkan kualitas benih dan perkecambahan.

2.2.2 Hasil Ekstraksi Kering

Bahan yang digunakan dalam ektak secara kering itu menggunakan biji cabai rawit
(Capsicum frutescens L.), cabai rawit sendiri merupakan tanaman holtikultura yang
dimanfaatkan itu pada buahnya. Mutu cabai rawit dapat dilihat dari segi fisik, fisiologis dan
genetik, mutu fisik dan fisiologis inii merupakan cerminan dari proses penangana benih dari
muali proses produksi sampai perkecambahan. Dalam mempertahankan mutu fisik dan
fisiologis biji itu diperlukan penanganan benih secara tepat khususnya dalam melakukan
ekstraksi benihnya. Biji cabai rawit dalam ekstraksi sendiri dapat dilakukan du acara yaitu
ekstraksi bsah dan kering ( Husainidan Widiarti, 2017). Pada kegitan kali benih cabai rawit itu
di ekstraksi secara kering yang mana biji setelah diambil dari cabai rawit itu dicuci lalau

3
dikeringkan. Hasil yang didapatkan bahwa ekstrkasi secara kering ini pada bijinya terlihat
bersih dari hal-hal yang tidak diperlukan, bijinya nampak kering mengkerut. Namun dari
kenampakan yang benar-benar kering pada bijinya pasti kadar airnya sedikit sehingga nantinya
daya simpan akan lama viabilitas benih tetap terjaga dan deteriorasinya rendah. Seperti yang
dikatakan Kusumadarwati,( 2019) bahwa daya berkecambah berhubungan dengan tingkat
kadar air benih, apabila kadar air tinggi, struktur membran mitokondria tidak teratur sehingga
permeabilitas membran meningkat dan menyebabkan metabolit bocor, dengan demikian
substrat untuk respirasi dan energi yang dihasilkan untuk berkecambah menjadi berkurang.

2.3 Pengeringan
Pengeringan ini merupakan kegitan dalam menurunkan kadar air pada suatu biji yang
nantinya dari pengeringan ini bertujuan untuk menambah daya simpan benih yang lama dan
juga menjaga viabilitas benih. Dalam pengeringan itu dilakukan secara manual memnggunkan
sinar matahari dan menggunakan alat itu seperti panas buatan atau oven. Menurut Rohandi dan
Widyani (2017) mengungkapkan hal yang sama dimana lama pengeringan berpengaruh
terhadap kadar air benih, semakin lama pengeringan semakin rendah kadar air benih. Dalam
Pengeringan juga tidak boleh sembarangan, karena dalam pengeringan biji itu untuk
memaksimalkan kualitas dari bijinya itu ketika mengeringkan harus benar-benar kering
permukaan luar dan dalam, lama perngeringan juga harus diperhatikan juga bahwa jika lama
pengeringan tidak tepat akan mempengaruhi daya perkecambahan dan vigor. Pada hasil
kegitaan pengeringan dari benih ekstraksi basah maupun kering itu memiliki kadar air yang
sedikit itu ditunjukan dengan permukaan bijinya mengecil dan mengkerut, karena
pengeringannya dilakukan lewat sinar matahari. Sutopo (2010) menjelaskan bahwa suhu untuk
pengeringan biji yang baik digunakan antara 32°C - 43°C, jika pengeringan terlalu tinggi maka
pengeringan akan berlangsung cepat yang dapat menyebabkan impermeabilitas kulit biji
melalui perubahan struktur pada benih dimana bagian luar benih akan menjadi keras tetapi
bagian dalamnya masih basah. Maka dari itu pengeringan menggunakan sinar matahari itu
lebih efektif karena panas suhunya itu bekisar 32-430C, meskipun pengeringan dengan sinar
matahari lama tapi hasil pengeringannya itu merata dan tidak merusak fisik dari benih itu
sendiri

4
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hasil yang didapatkan dalam ekstraksi benih secara basah dan kering ini, didapatkan hasil
dari ekstraksi basah mengunakan biji buah tomat (Solanum lypersicum L.) itu hasilnya bijinya
setalah melalui semua rangkai proses ekstraksi secara basah hasilnya belum maksimal karena
pada bijinya masih terdapat selaput yang kering. Yang mana jika masih terdapat selaput itu
membuat pengaruh pada mutu kualitas fisik dan fisiologis benih nantinya.
Sedangkan pada hasil ekstraksi kering menggunakan biji cabai rawit (Capsicum frutescens
L.), ini hasil ektraksinya itu maksimal karena setelah dilakukan serangkaian proses ekstraksi
kering itu hasilnya biji kering dan kadar airnya itu sangat sedikit, sehingga ini dapat
meningkatkan mutu fisik dan fisiologis benih, daya simpan lama, dan daya kecambahnya
bagus.
Dalam proses pengeringan dari kedua biji yang diekstraksi seacara berbeda, hasil yang
didaaptkan bijinya kering dengan maksimal, karena pengguaan sinar matahari ini bisa
meratakan pengerinagan perukaan dalam dan luar biji.

3.2 Saran

Dalam ekstraksi sendiri pada setiap tanaman itu berbeda-beda sehingga diperlukan
metode yang lebih tepat agar nantinya mendapatkan hasil ekstaksi biji yang bermutu tinggi.
Semoga praktikum terus ditingkatkan lagi

5
DAFTAR PUSTAKA

Gunarta, I. W.; I. G. N. Raka; dan A. A. M.Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas Beberapa Teknik
Ekstraksi dan Dry Heat Treatment terhadap Viabilitas Benih Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). J. Agroekoteknologi Tropika. 3(3):128-
136.
Husaini, A. dan W. Widiarti. 2017. Respon umur panen dan jenis ekstraksi terhadap mutu benih
pada tanaman cabai rawit (Capscum frutescens L.). Agritrop. 15(1):55-70.
Kusumawardana, A., B. Pujiasmanto dan Pardono. 2019. Pengujian mutu benih cabai
(Capsicum annuum) dengan metode uji pemunculan radikula. J. Hort.
29(1): 9-16.
Rohandi, A. dan N. Widyani. 2017. Pengaruh Pengeringan terhadap Viabilitas Propagul
(Rhizophora apiculata). Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian. p. 333-
338.
Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. Edisi ketujuh. Rajawali pers. Jakarta.
Zoran, I. S.; K. Nikolaos; dan S. Ljubomir. 2014. Tomato Fruit Quality form Organic and
Conventional Production. J. Organic Agriculture Towards Sustainability.
4(7):147-169.

6
LAMPIRAN
Tabel 3. Kegiatan Ektrasi Basah

Deskripsi Kegiatan Dokumentasi


Menyiapkan alat bahan

Megupas dan mangambil biji

Mencuci biji dengan air

Fermentasi 1-3 hari

Ppengeringan 3-4 hari

Hasil awal

Hasil akhir

7
Tabel 4. Kegiatan Ekstraksi Kering

Deskripsi kegaiatan Dokumentasi


Menyiapkan alat bahan

Mengupas dan mengambil


biji

Mencuci biji dengan air

Mengeringkan biji 3-4 hari

Hasil awal

Hasil akhir

Anda mungkin juga menyukai