BERKUALITAS
Selalu petik lebih banyak benih daripada yang Anda butuhkan untuk musim
berikutnya. Cara ini akan membantu mencegah kehabisan benih karena kerusakan
yang disebabkan oleh serangga atau hewan, atau benih menjadi busuk. Hal ini
juga memungkinkan untuk melakukan penyulaman jika beberapa tanaman tidak
tumbuh. Sisa benih dapat juga ditukarkan atau dijual ke bank benih masyarakat.
A. Pendahuluan
Sebagai acuan untuk petugas pengawas benih, produsen benih yang mendapatkan
sertifikat sertifikasi system manajemen mutu dan produsen benih yang mendapatkan
sertifikat sertifikasi produk/benih dalam melaksanakan tugas operasional di lapangan.
B. Pengertian
1. Benih bina adalah benih dari varietasDalam pengertian botani varietas adalah
suatu peringkat taksonomi sekunder di bawah spesies[1]. Peringkat sekunder lain
di bawah spesies adalah forma. Suatu varietas menunjukan penampilan yang khas
berbeda dari varietas lain, tetapi akan bersilang dengan bebas terhadap varietas
lainnya (jika dilakukan kontak dengannya). Penulisan nama varietas dicetak
miring (atau diberi garis bawah jika tulisan tangan) dan didahului dengan
singkatan "var." Contoh: Oryza sativa var. indica. unggul yang telah dilepas, yang
produksi dan peredarannya diawasi.
2. Benih tanman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya
yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mangambang biakkan tanaman.
3. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi
benih, sertifikasi system manajemen mutu dan/atau sertifikasi produk.
4. Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui
pemeriksaan lapangan dan atau pengujian, pengawasan serta memenuhi semua
persyaratan dan standar benih bina.
5. Serifikat benih bina adalah dokumen yang menyatkan kesesuaian antara hasil
kegiatan sertifikasi benih bina dengan persyaratan dan standar mutu benih bina
6. Produsen benih bina adalah perorangan badan hokum atu instansi pemerintah
yang melakukan proses produksi benih bina
7. Varietas adalah bagin dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanman,
pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan
dalam jenis yang sama.
8. Varietas lain adalah tanaman atau bei yang dapat dibedakan dari varietas yang
sedang diperiksa, tetapi tidak termasuk varietas yang merupakan sifat-sifat dari
varietas itu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam diskripsi
9. Benih penjenis (Breeder Seed) adalah benih yang diproduksi dibawah pengawsan
pemulia yang bersangkutan dengan prosedur baku yang memenuhi sertifikasi
system mutu sehingga tingkat kemurnian genetic varietas (true-to-type)
terpelihara dengan sempurna.
10. Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar
mutu kelas benih dasar.
11. Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang
memenuhi standar mutu kelas benlh pokok.
12. Benih sebar adalah keturunan pertama dari benih pokok, banih dasar/benih
penjenis.
13. Galur adalah kelompok tanaman yang sudah seragam.
14. Pemeriksaan lapangan system checkplot adalah suatu evaluasi keaslian dan
kemurnian varietas dengan menanam benih varietas tersebut dan
membandingkannya dangan tanaman contoh benih otentik.
C. Penyelenggaraan sertifikasi
Pemohon sertifikasi benih adalah orang / bdan hukum atau instansi pemerintah
yang ingin memproduksi benih bina, terdaftar/atau mempunyai ijin memproduksi
benih dari bupati/walikota.
Apabila pemohon memproduksi benih secara kontrak dengan pihak lain, dan
ternyata pemohon tidak bermaksud melanjutkan permohnan sertifikasi, maka
pihak lain (kontraktor) tersebut dapat melanjutkan permohonan sertifikasi atas
namanya sepanjang tidak diatur secara lain dalam kontrak yang bersangkutan
Apabila pemohon karena sesuatu hal akan mengalihkanatau tidak dapat
melanjutkan permohonan sertifikasinya, pihak lain dapat melanjutkan
permohonan sertifikasi atas namanya, sepanjang disepakati oleh kedua belah
pihak dan dilaporkan kepada instansi penyelenggara sertifikasi yang bersangkutan
Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan Pertanaman
1. Contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok
benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan
seragam mutunya
2. Jumlah/beratnya satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak
lebih dari ketentuan yang berlaku
3. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas.
4. Cara pengmbilan contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat pengambilannya
harus sesuai dengan pedoman yang berlaku
5. Contoh benih yang telah disampaikan ke Labratorium tidak dapat diambil kembali
6. Pengambilan contoh benih ulangan
Dari setiap kelompok benih hanya diambil satu contoh benih resmi, kecuali dalam hal-hal
tertentu dapat diambiol contoh ulangan. Bagi benih yang berbentuk biji hal-hal tertentu
tersebut yaitu apabila:
a. Suatu kelompok benih tidak memenui standar pada pengujian pertama karena
tercampur benih tanaman lainnya
b. Pada pengujain pertama ternyata kadar airnya tidak memenuhi standar
c. Pada pengujian pertama ternyata daya tumbuhnya tidak memenuhi standar
1. Dalam setiap pengujian ulangan, hasil pengujian terakhir dari setiap kelompok
benih merupakan hasil pengujian resmi yang menetukan dipenuhi/tidaknya
standar sertifikasi. Data dari pengujian terakhir ini akan dipakai sebagai dasar
pada pengisian data label atau sertifikat
2. Apabila suatu kelompok benih asal dibagi menjadi beberapa kelompok benih,
tiap-tiap kelompok benih harus diuji lengkap untuk sertifikasi
3. Apabila beberapa kelompok benih dari varietas yang sama dicampur menjadi 1
kelompok benih, percampuran tersebut hrus memakai alat/pengaduk yang
memenuhi syarat. Apabila berbeda kelas maka kelompok tersebut dijadikan kelas
benih yang rendah dan tanggal panen memperhatikan tanggal panen paling awal
untuk menetapkan batas masa berlaku label
1. Pelabelan Ulang
a. Benih bersertidfikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya apabila
akan diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang
b. Pelaksanaan pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan paling lambat
dalam jangka waktu 14 hari sebelum habis masa edar
c. Pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan terhadap benih produksi
dalam negeri atau pemasukan dari Negara lain oleh produsen/pengedar
benih
d. Produsen tau pengedar benih harus menuliskan data mutu berdasarkan
hasil pengujian baru pada label ulangan
e. Label ulangan disediakan oleh pemilik benih dan dibubuhi kata-kata
“LABEL ULANGAN” atau disingkat “LU” (kode LU)
f. Label lama dapat dilepas atau tetap dipasang disisi label baru
g. Pelabelan ulang dapat dilakukan secara berkala dengan memperhatikan
kondisi benih
h. Msa berlaku label LU maksimum setengah dari masa berlaku label untuk
sertifikat benih pertama kali
Untuk pelaksanaan sertfikasi benih atau pelabelan ulang untuk memperpanjang akhir
masa edar benih produsen / pengedar benih dipungut biaya yang besarnya maupun cara
pembayarannya ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku