Anda di halaman 1dari 9

ACARA V

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN OKULASI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai yang
sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun brbeda-beda
ada yang tinggi, ada pula yang rendah. Keberhasilan tersebut sangat
bergantung pada beberapa faktor, antara lain cara perbanyakan yang kita
pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, alat, keterampilan okulator
dan sebagainya. Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua
golongan besar, yaitu secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara generatif atau seksual adalah
perbanyakan dengan menggunakan biji. Perbanyakan secara generatif
memiliki kendala, yaitu tidak semua tanaman menghasilkan biji, ada
tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Tanaman yang ditanam dengan biji terkadang ada
yang memiliki hasil yang mengecewakan, untuk menghindari hal tersebut,
maka dilakukan perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif
dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami dan secara buatan.
Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetatif buatan,
salah satunya dengan cara menempel atau okulasi.
Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan
okulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan
cangkok, karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang
baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan
tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran
yang kurang baik.

2. Tujuan Praktikum
a. Dapat memilih bahan yang baik untuk okulasi.
b. Mengenal serta mempelajari perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi.
B. Tinjauan Pustaka
Perbanyakan dengan okulasi adalah cara yang paling umum diterapkan
pada jeruk. Okulasi memerlukan batang bawah dengan perakaran baik dan
mata tempel dari tanaman unggul. Persyaratan lainnya adalah pertumbuhan
batang atas dan bawah seimbang. Keberhasilan okulasi sangat besar dan hal
ini dipengaruhi oleh masa simpan mata tempel, media pembungkus dan
masalah teknis misalnya masuk air dan debu pada daerah tempelan. Metode
berdasarkan bentuk sayatan pada batang bawah dan cara meletakkan mata
tempe!. Metode-metode tersebut adalah T budding, Chip Budding, Patch
budding dan V budding. Teknik okulasi telah lama dilakukan untuk
perbanyakan bibit jeruk, baik oleh petani jeruk maupun dalam penyediaan
bibit jeruk secara komersil. Teknik okulasi memiliki beberapa keuntungan
dalam jaminan kualitas dan kuantitas produksi karena tanaman yang
diperoleh akan sama atau hampir sama dengan tanaman induknya, sehingga
dipandang sangat menguntungkan karena sudah dapat menduga hasil akhir
yang akan diperoleh pasca budidaya. Perbanyakan secara okulasi
membutuhkan perawatan bibit dalam jangka waktu cukup lama, akan tetapi
tanaman lebih cepat berproduksi dibanding tanaman yang diperbanyak secara
generatif (Nurwahyuni, 2012).
Tanda dari keberhasilan okulasi adalah mata entres yang ditempelkan
tetap hijau, segar, tidak kering atau tidak patah. Mata tunas tumbuh, kalaupun
belum kelihatan tumbuh dapat dengan menggoreskan sedikit permukaan
sayatan mata entres yang kita tempel apabila tetap segar dan hijau berarti
tempelan jadi. Tempelan yang gagal mata tempelnya akan berwarna coklat
kehitaman (Nugroho, 2006).
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (Belanda) atau
Budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai
kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah
hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik daripada induknya. Dapat dikatakan
demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran
yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan
tanaman yang mempunyai rasa buah lezat tetapi mempunyai perakaran yang
kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai
batang bawah. Tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya
untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas
(Mangoendidjojo, 2003).
Umumnya mata tunas daun lebih sering digunakan sebagai mata okulasi
karena pertumbuhannya cepat. Keberhasilan okulasi lebih tinggi bila
menggunakan mata tunas sisik (ada bersama daun rudimenter) daripada
menggunakan mata tunas daun (mata tunas pada ketiak daun). Didapatkan
bahwa pemecahan mata tunas terjadi mulai umur 10 hingga 40 hari setelah
tanam dan tergantung dari klon yang digunakan sebagai batang atas, hal ini
dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam tanaman yang berpengaruh
terhadap laju kecepatan pecahnya mata tunas (Kurniawati, 2014).
Persatuan antara batang bawah dan batang atas (entres) dapat terjadi
bila pada letak penempelan terjadi aktivitas pembelahan kambium dan cukup
kandungan hara. Kebutuhan akan hara berupa bahan organik sangat
menentukan keberhasilan okulasi dimana tindakan pemupukan bertujuan
untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman, yang akhirnya akan
meningkatkan produktivitas tanah yang dipupuk terutama pada lahan marjinal
dengan kandungan unsur hara yang sedikit tersedia. Pemupukan di
pembibitan jeruk merupakan salah satu hal yang penting karena mendukung
pertumbuhan bibit yang baik (Pesireson, 2010).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Pisau tajam dan bersih
b) Tali plastik pengikat sambungan
c) Kantong plastik es atau plastik tipis untuk penutup
d) Gunting pangkas
2. Bahan
a) Tanaman Alpukat (Persea americana)
D. Cara Kerja
1. Memilih pohon induk sebagai sumber tunas atau batang atas dan tanaman
sebagai batang bawah sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
2. Mengupas kulit batang bawah selebar 5-10 cm diatas permukaan tanah,
sesuai dengan ukuran mata tunas dari batang atas.
3. Mengupas mata tunas dari batang atas dan tempelkan pada batang yang
telah dikupas secepatnya.
4. Mengikat tempelan mata tunas pada bagian atas dan bawah dengan tali
plastik agar mata tunas menempel dengan baik.
5. Membiarkan kira-kira 2-3 minggu sampai mata tunas menjadi hijau.
6. Membuka ikatan bila mata tunas sudah menjadi hijau.
7. Memotong batang bawah diatas tempelan dan merundukkan bila sudah
muncul 2 sampai 3 daun.
8. Memotong batang bawah yang dirundukkan bila tunas sudah kokoh.
9. Bila batang bawah terdapat dibedengan, maka hasil okulasi harus
dipindahkan ke polibag dan menunggu waktu yang tepat untuk
dipindahkan ke lapangan, tetapi bila batang bawah terdapat di polibag,
maka hanya perlu menunggu sampai hasil okulasi cukup kuat dipindah ke
lapangan.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Perbanyakan Vegetarian dengan Cara
Okulasi pada Tanaman Alpukat (Persea americana)

Foto Pengamatan
Nama Bahan
No
Okulasi Sebelum Sesudah Keterangan
pengamatan pengamatan
Tidak
Tanaman Alpukat
1 berhasil
(Persea americana)
(Busuk)
Sumber : Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Okulasi merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif
dengan cara menempel mata tunas dari tanaman batang atas ke batang
bawah yang keduanya bersifat unggul. Menurut Gandev (2007),
okulasi merupakan cara perbanyakan tanaman dengan cara menempel
mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung dan bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari
setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang
baik. Syarat entres yang baik adalah cabang sumber entres tidak terlalu
tua dan tidak terlalu muda (setengah berkayu). Entres yang diambil
dari cabang yang terlalu tua akan menghambat pertumbuhan dan
persentase keberhasilan rendah.
Menurut Purnomosidhi (2002), Kriteria tanaman (batang atas dan
bawah) untuk okulasi pada tanaman hias dan tanaman buah hampir
sama yaitu Kriteria tanaman yang digunakan sebagai sumber batang
atas meliputi: tanaman tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, bukan
berasal dari tunas air, berbuah lebat, buah manis, buah enak, buah
besar, sehat. Kriteria tanaman yang digunakan sebagai sumber batang
atas meliputi: sistem perakaran kuat, tahan terhadap hama dan
penyakit, tahan terhadap kekurangan air, sesuai dengan kondisi
setempat.
Besar diameter entres atau batang atas harus sebanding dengan
besar batang bawah. Syarat batang bawah antara lain perakaran yang
kuat, tahan terhadap busuk akar. Berdiameter 3-5mm atau sama dengan
batang atas, memiliki kambium yang aktif, sehingga mudah dalam
pengupasan dan proses pelekatan batang atas. Faktor penting lainnya
selain pengaruh batang atas dan batang bawah ada faktor penting lain
yang mempengaruhi keberhasilan dalam okulasi seperti suhu,
kelembaban, serangan penyakit yang menyebabkan kegagalan okulasi,
usia batang bawah dan kebersihan alat yang digunakan.
Okulasi sangat dipengaruhi oleh usia batang bawah dan waktu
pemangkasan setelah tunas. Sukarmin (2008), juga mengatakan bahwa
batang yang berusia muda memiliki persentase hidup okulasi bertunas
lebih tinggi dan merupakan waktu terbaik untuk bertunas karena
batang bawah yang lebih muda pecah tunas lebih cepat daripada
batang tunas yang berumur tua. Menurut Wudianto (2002), kecukupan
cadangan makanan pada batang bawah juga berpengaruh dalam
pertumbuhan tunas okulasi. Perkembangbiakan dengan cara okulasi ini
memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari perbanyakan
tanaman dengan teknik yaitu dapat mendapatkan tanaman dengan
memiliki sifat unggul dari kedua tanaman yang digabungkan.
Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Memiliki perakaran yang lebih kuat dan mengisi
kekurangan dari tiap tanaman dengan keunggulan masing-masing.
Kekurangan dari teknik ini yaitu usia tanaman yang relatif singkat.
Tanaman hasil okulasi biasanya tidak bertahan lama dan cara ini cukup
rumit karena memerlukan banyak tanaman induk. Tanaman hasil
okulasi terkadang ada yang kurang normal hal terjadi karena tidak
adanya keserasian antara batang bawah batang dan atas.
Okulasi dikatakan berhasil ketika tunas hasil dari okulasi tetap
berwarna hijau. Manfaat dilakukannya pebanyakan okulasi yaitu untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan
gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi
perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga
serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama denga
induknya. Sifat keturunan dari perbanyakan okulasi adalah kombinasi
dari sifat-sifat unggul dua tanman yang digabungkan.
Keberhasilan okulasi merupakan tujuan dari praktikum ini. Hasil
okulasi dari praktikum yang telah dilaksanakan okulasi tanaman
alpukat tidak berasil atau tanaman yang diokulasi mati. Okulasi bisa
dikatakan berhasil apabila mata tunas yang disambung terlihat segar
dan berwarna hijau. Praktikum kali ini tidak bisa dikatakan berhasil,
karena disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya, saat pengeratan
batang alpukat dilakukan terlalu dalam sehingga kambium menjadi
rusak dan entres tidak dapat tersambung, pisau okulasi yang digunakan
sudah berkarat atau terkontaminasi oleh mikroba atau kurangnya
penyiraman pada polybag. Teknik yang dilakukan sudah baik dan
benar, keberhasilan okulasi tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor,
hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

DAFTAR PUSTAKA

Gandev. 2007. Budding and Grafting of The Walnut (Juglans regia L.) and Their
Effectiveness in Bulgaria. Journal of Agricultural Science 8(2) : 683-689.
Kurniawati, Deby. 2014. Pertumbuhan Jenis Mata Tunas Pada Okulasi Beberapa
Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Jurnal Produksi
Tanaman 1(6) : 534-535.
Mangoendidjojo. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius: Yogyakarta.
Nugroho. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah.
Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).
Nurwahyuni, Isnaini. 2012. Pertumbuhan Okulasi Jeruk Keprok Brastepu (Citrus
nobilis Var. Brastepu) Menggunakan Jeruk Asam Sebagai Batang Bawah.
Jurnal Penelitian Saintika 12(1) : 24-35.
Pesireson, Marietje. 2010. Pengkajian Perbanyakan Tanaman Kakao Secara
Vegetatif (Okulasi Mata Entris dan Sambung Pucuk). Vol VI No : 1 Hal 25-
29.
Purnomosidhi. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-Buahan. Bogor:
International Centre for Research in Agroforestry Southeast Asia Regional
Research Programme.
Sukarmin. 2008. Teknik persilangan jeruk (Citrus sp.) untuk perakitan varietas
unggul baru. Jurnal Teknik Pertanian 13(1) : 12-15.
Wudianto. 2002. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai