Anda di halaman 1dari 7

BAB I.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk
menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun program
penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara vegetatif. Dengan
penerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh bibit yang memiliki struktur
genetik yang sama dengan induknya, sehingga penggunaan materi genetik yang
unggul sebagai bahan untuk perbanyakan merupakan kunci untuk menghasilkan
anakan yang berkualitas. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di
bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki
akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara
mencangkok, setek, rundukan, dan kultur jaringan (Nugroho, 2003)
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat
yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari
perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu,
kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga
membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara
massal jika cara perbayakan yang digunakan cangkokan atau rundukan (Mahendra,
2005)
Stek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang memanfaatkann
beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud
agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru
yang sempurna. Stek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang sempurna dengan
akar, batang dan daun dalam waktu relative singkat serta memiliki sifat yang serupa
dengan induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan
juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis
tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam pembentukan akar
meskipun setek dalam kondisi yang sama (Suprapto, 2000)
Keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk
pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name atau true to
type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu dari tanaman itu
sendiri dan ekstern yaitu dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor internal yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh. Faktor internal yang paling penting dalam mempengaruhi
regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang
berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan
perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya memiliki sifat-
sifat unggul serta tidak terkena hama dan penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap
kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar
tingkat keberhasilan stek tinggi (Sujudi, 2008)

2. Tujuan
Untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman dengan cara stek.
BAB II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal Juni 2019, bertempat di Laboratorium
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

2.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah silet, plastic bening, kertas
label dan selotip. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman morning glory
dan tanaman pedal ayam.

2.3 Langkah Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Dipilih bagian tanaman yang akan di stek, kemudian potong.
3. Ditanam bagian tanaman yang sudah di stek pada polybag.
4. Dilakukan perawatan.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Tabel hasil pengamatan
No. Jenis Tanaman Jumlah yang di Stek Jumlah yang Tumbuh
1. Morning Glory 18 9
2. Pedal Ayam 10 10

3.2 Pembahasan
Stek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan, yaitu dengan cara
memotong bagian dari tubuh tanaman agar muncul perakaran baru. Bagian tanaman
yang dapat disetek antara lain : bagian akar, batang, daun maupun tunas. Pembiakan
vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan adalah dengan
melakukan penyetekkan yaitu memotong bagian tanaman induk uantuk dapat
menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya
sama dengan tanaman induknya. Manfaat penyetekan adalah : memperoleh tanaman
yang sama atau lebih unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk
perbanyakan relatif singkat.
Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah diperoleh, diketahui bahwa dari
sekian banyak jumlah stek yang dilakukan pada tanaman morning glory, hanya 9
yang dapat tumbuh menjadi tanaman sempurna. Sedangkan pada tanaman pedal
ayam, semua bagian tanaman yang di stek tumbuh dengan baik.
Kemampuan suatu stek batang untuk berakar telah terbukti karena faktor-faktor
dalam yang ada dalam sel-sel batang dan zat-zat yang diproduksi daun dan tunas yang
tertranslokasi seperti: auksin, karbohidrat, senyawa nitrogen, vitamin dan berbagai
senyawa lain. Faktor-faktor luar seperti cahaya, suhu, kelembaban dan ketersediaan
oksigen berperan penting dalam proses pengakaran tersebut.
Efektivitas pengakaran batang stek tanaman bervariasi menurut tahap
perkembangan dan umur tanaman, tipe dan lokasi batang dan waktu. Pada umumnya,
kemampuan berakar bertalian dengan tahap pertumbuhan juvenil.tanaman yang sukar
berakar yaitu tanaman dewasa dapat dibuat mudah berakar dengan
mengembalikannya ke masa juvenil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari jenis tanaman dan bahan stek, sedangkan
faktor lingkungan terdiri dari suhu, cahaya, dan media perakaran.
Beberapa jenis pohon kehutanan dapat dibiakkan dengan metode stek, baik itu
dengan stek akar, stek batang, stek pucuk ataupun stek daun, tetapi beberapa pohon
justru tidak bisa dibiakkan dengan metode stek. Bahan stek meliputi nutrisi yang
terkandung dalam bahan stek, ketersediaan air, kandungan hormon endogen dalam
jaringan stek, tipe bahan stek, kehadiran hama dan penyakit serta umur pohon induk
dan umur bahan stek itu sendiri.
Matinya batang stek akibat pengeringan sebelum pengakaran merupakan salah
satu kegagalan yang sering terjadi dalam pembuatan stek. Tanpa akar yang terbentuk,
stek mudah kekurangan air dan daun akan tetap bertranspirasi sehingga kehilangan
air. Dalam prakteknya, daun dapat dipotong untuk mengurangi transpirasi.
Penggunaan pengkabutan dalam lingkungan stek dapat mengatasi masalah ini, bahkan
dalam keadaan itu stek dapat diberi cahaya, sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Lingkungan tempat stek berada harus diatur untuk mengurangi transpirasi dan
respirasi. Suhu siang 21⁰- 27⁰C dan suhu malam 16⁰- 21⁰C merupakan suhu optimum
untuk pengakaran stek tanaman. Stek batang terna dan batang lunak secara tidak
langsung resposif terhadap cahaya dalam peranannya dalam sintesis karbohidrat. Stek
batang keras berakar lebih baik di tempat gelap. Perangsangan pengakaran juga dapat
tercapai dengan pembungkusan batang agar ber-etiolasi.
Media pengakaran harus dapat memberikan kelembaban dan oksigen cukup dan
harus bebas penyakit, tidak perlu media berisi nutrisi hara, sampai akar telah
terbentuk. Medium dapat berpengaruh kepada persentase stek yang berakar dan tipe
akar yang terbentuk. Berbagai campuran seperti tanah, pasir, gambut dan bahan-
bahan anorganik seperti vermikulit dan perlit telah banyak digunakan. Perlit
digunakan sendiri atau kombinasi dengan gambut cukup efektif karena sifat daya
pegang airnya. Pasir/arang sekam atau air saja juga cukup memuaskan untuk stek
yang mudah berakar.
BAB IV. KESIMPULAN

Berdasarakan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


keberhasilan stek dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal
terdiri dari jenis tanaman dan bahan stek, sedangkan faktor lingkungan terdiri dari
suhu, cahaya, dan media perakaran. Oleh karena itu, harus diperhatikan hal-hal
tersebut agar stek dapat tumbuh dengan baik menjadi tanaman sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Mahendra. 2005. Pembiakan Vegetatif. Mitra Pratama. Jakarta

Nugroho. 2003. Teknik Perbanyakan Tanaman. Pustaka Jaya. Bogor.

Sujudi. 2008. Stek pada Tanaman Hias. PT. Raja Grafindo. Jakarta

Suprapto. 2000. Perbanyakan Vegetatif Tanaman. Bima Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai