Disusun Oleh:
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang
sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara
vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah
membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya.
Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbayakan yang
digunakan cangkokan atau rundukan (Nugroho 1992). Pada praktikum ini kami akan mencoba
melakukan percobaan teknik stek pada tanaman lidah mertua dan sirih belanda.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah ruas dan panjang stek terhadap keberhasilan
pembentukan system perakaran pada stek
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbanyakan dengan Stek
Pembibitan secara vegetatif merupakan pembibitan yang menggunakan bagian vegetatif
tanaman (daun, tunas, batang, akar, jaringan, organ) dapat menjadi alternatif bagi industri
bibit karena tidak tergantung pada musim buah. Keberhasilan pembibitan sangat dipengaruhi
oleh kecocokan metode, kondisi lingkungan, dan jenis tanaman (Anonim 1984)
Perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting artinya untuk pengembangan klon
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan pohon karena,
karanannya yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik bandingkan dengan
benih hasil, penyerbukan alam (Anonim 1984).
Keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada
bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name atau true to type. Regenerasi
akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu dari tanaman itu sendiri dan ekstern yaitu
dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan
pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang
paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor
genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda pula. Untuk
menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya
memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena hama dan penyakit. Selain itu, manipulasi
terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar
tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi
tanaman sumber diantaranya:
a.Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam keadaan turgid.
b.Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
c.Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada
jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang
tepat.
Faktor lingkungkan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya
regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif
untuk regerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, sistem drainase dan aerasi
baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh, dan bebas dari hama
atau penyakit.
BAB III
METODE PENELITIAN
Praktikum dilakukan pada hari Senin tanggal 18 Februari 2019 sampai dengan 22 April
bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya
Wacana dan dusun Sawur, desa Terban, kecamatan Pabelan, Semarang.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Pada praktikum Dasar Agronomi acara Pembiakan dengan Stek dapat disimpulkan :
a. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan
beberapa bagian tanaman seperti :akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar
bagian-bagian tersebut membentuk akar.
b. Manfaat penyetekan yaitu untuk memperoleh tanaman yang sama atau lebih unggul dari
induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, bambang. 1992. Jenis, Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor: PT Penebar
Swadayana.
Hasanah, F. N 2007. Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
setelah direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda. Buletin Anatomi
dan Fisiologi Vol 15 (2) : 1-5.
Kristanto, Daniel 2008. Buah Naga Pembudidayaan Di Pot Dan Kebun. Depok : Penebar
swadaya.
Prastowo, Nugroho H,dkk 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman
Buah. Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International.
Widarto,L 1995.Perbanyakan Tanaman dengan biji. Stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan
kultur jaringan. Jakarta:kanisius.
Wudianto, Rini. 1988. Membuat Cangkok, Stek, dan Okolasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wudiyanto, Nanda. 1988. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar
Swadayana.
LAMPIRAN