PENDAHULUAN
Ada dua cara stek tanaman air yang bisa digunakan, yaitu stek batang dan stek
daun.
1. Stek Batang
Stek batang tanaman air identik dengan stek batang pada tanaman darat.
Perbedaannya terletak pada media tanam. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk melakukan stek batang ini, yaitu potongan batang sebaiknya
berukuran antara 15-20cm. Diusahakan potongan batang ini memiliki tiga atau lebih
bakal tunas cabang.
2. Stek Daun
Stek tanaman air ini dilakukan dengan cara memotong daun tanaman yang sudah
tua dan dibiarkan dalam wadah terbuka berair. Wadah tersebut harus diletakkan di
tempat yang cukup teduh. Beberapa hari kemudian, potongan daun akan
mengeluarkan akar dan tunas. Dalam praktikum ini kita dapat mengetahui teknik stek
tumbuhan dan bagaimana cara mengaplikasikan perbanyakan secara vegetative ini.
1.2 Tujuan
Menurut Huik (2004), hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya
menggiatkan. Hormon pada tanaman menurut batasan adalah zat yang hanya
dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat kimia sintetik
yang dibuat oleh ahli kimia.Pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk
merangsang pembentukan danpertumbuhan akar dalam melakukan stek. Salah satu
zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pembentukan dan
pertumbuhan akar adalah jenis auksin. Jenis auksin yang sering digunakan untuk
keperluan tersebut adalah IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid) dan
NAA (Napthalene Acetic Acid). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan
IAA yang meruapakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling
berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin
riboside, kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine
(BA atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam
pengakaran stek (Widiarsih, 2008).
Menurut Trisna dkk. (2013), penggunaan zat pengatur tumbuh ini efektif
pada jumlah tertentu, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak dasar stek,
dimana pembelahan sel dan kalus akan berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas
dan akar, sedangkan pada konsentrasi dibawah optimum tidak efektif
1. Stek batang
Stek batang dilakukan dengan cara diambil dari batang atau cabang pohon
induk. Beberapa tanaman yang bisa di perbanyak dengan teknik ini diantaranya
kedondong, jambu air, jeruk, bougenvil, kembang sepatu, mawar, dan melati.
Kadangkadang stek batang yang ditanam sulit mengeluarkan akar sehingga perlu
diberi perlakuan khusus.
2. Stek pucuk (leafy cuttings)
3. Stek akar
Umunya bahan stek akar yang diambil adalah akar sekunder yang terbuka dan
telah menumbuhkan tunas baru serta potongan akar sekunder. Cara yang dilakukan
adalah dengan menggali dan memotong bagian akar sekunder. Apabila bahan stek
yang diambil berasal dari bagian akar yang telah menumbuhkan tunas yaitu dengan
cara menggali tanah sekitar tegakan,setelah terubusan akar terlihat baru dilakukan
pemotongan bagian akar dengan menyisakan sebagian akar dan sebagian akar,
sehingga berbentuk stump yang siap ditanam dalam polybag
4. Stek Daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan untuk stek daun berupa
lembaran daun. Bahan awal stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru.
Penggunaan bahan yang mengandung kimera peiklinal dihindari agar
tanamantanaman baru yang dihasilkan bersifattype to type (Wudianto dan Rini 1991).
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau
meristem skunder. Masalah pada stek daun umumnya adalah pembentukan tunas-
tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih
mudah disbanding pembentukan tunas-tunas adventif. Secara teknis stek daun
dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjan 7,5-10 cm atau memotong
daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media (Nugroho 1992).
5. Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan yang digunakan adalah umbi batang, umbi akar, umbi
sisik dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau
dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengandung calon tunas. Untuk
menghindari busuk pasa setiap potongan umbi, maka umbi perlu dierandap bakterisida
dan fungisida (Jumin dan Hasan, 1994)
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012. Makalah
Dasar-dasar Agronomi: Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif. Program
Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi
Aak. 1991. Membuat Setek Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya
Ani, E. 2004. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Urea pada Stek Batang
Kentang Terhadap Produksi Tuberlet Varietas Grnola. Jurnal Penelitian Bidang
Ilmu Pertanian, 2 (1) : 29-35