BAB 1. PENDAHULUAN
Pertanian adalah suatu sektor penting bagi penduduk Indonesia karena moyaritas
penduduk Indonesia sumber penghasilannya berasal dari sektor pertanian yang ada di
Indonesia. Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar kawasan Indonesia
digunakan sebagai lahan pertanian khususnya perkebunan. Selain hal itu, pertanian juga
merupakan suatu kegiatan produksi yang mengacu kepada perkembangan dan pertumbuhan
pada suatu tanaman dan hewan. Pertanian digolongkan menjadi 2, yaitu arti pertanian secara
sempit dan arti pertanian secara luas. Arti dari pertanian secara sempit adalah pertanian yang
mencangkupi perkebunan, hortikultura, dan juga tanaman pangan sedangkan arti pertanian
secara luas mencangkupi kehutanan, peternakan, perikanan, hortikultura, perkebunan, dan
pangan (Apriyanto dkk, 2020).
Berdasarkan arti pertanian secara sempit dan secara luas perkebunan termasuk ke dalam
aspek penting dari kegiatan pertanian. Perkebunan adalah subsektor yang perannya sangat
penting dalam pendapatan prekonomian nasional. Selain itu, pertanian biasanya sering juga
menyediakan lapangan kerja, pendapatan nasional, penerima pajak, dan penerima ekspor.
Kondisi perkebunan yang ada di Indonesia sudah cukup baik dan lebih bagus lagi jika
masyarakat Indonesianya juga memiliki peranan penting dalam pembudidayaan tanaman
perkebunan seperti kakao, kelapa sawit, dan kopi. Selain itu, permasalahan perkebunan yang
ada di Indonesia juga dipengaruhi oleh produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh jarak
tanaman yang tidak teratur dan pembudidayaan yang kurang jelas (Supratman, 2019).
Untuk mengatasi permasalahan mengenai pembudidayaan yang menyebabkan
produktivitas tidak stabil, maka diperlukan adanya perbanyakan tanaman perkebunan itu
sendiri. Perbanyakan tanaman ada dua cara, yaitu dengan konsep generatif dan vegetatif.
Vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan cara cangkok, stek, okulasi, sambung, dan
kultur jaringan sedangkan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan cara
mengawinkannya (Sebastian & Banjarnahor, 2019).
Dalam proses perbanyakan tanaman melalui teknik generatif ini memerlukan alat
kelamin betina dan jantan yang ada di tumbuhan supaya dapat menghasilkan keturunan dari
tanaman itu sendiri. Perbanyak tanaman secara generatif dibagi menjadi dua, yaitu proses
alami dan proses buatan. Kali ini kelompok saya akan membahas mengenai “Perbanyakan
Tanaman Secara Generatif Menyerbuk Sendiri (Autogami)”.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
Pada suatu tumbuhan yang bersifat organisme seluruhnya dapat berkembang biak
dengan cara generatif ataupun vegetatif. Suatu reproduksi yang mengalami proses generatif
biasanya akan menghasilkan suatu tanaman yang memiliki biji atau yang lebih dikenal dengan
sebutan spermatophyta, baik pada tumbuhan biji terbuka maupun biji tertutup. Pada suatu
produksi generatif dibutuhkan dua sel kelamin, yaitu jantan dan betina. Demikian juga,
reproduksi generasi sering terjadi proses peleburan di antara gamet jantan dan betina.
Memperbanyak dengan cara generatif biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut
kelebihan dan kelemahannya:
Kelemahan:
1. Sifat tanaman yang baru masih belum tentu sama dengan sifat indukan;
2. Tanaman baru masih belum tentu memiliki kualitas baik;
3. Waktu berbuah lama dan bahkan masih belum diketahui berbuahnya kapan.
3
Kelebihan:
1. Jenis tanaman baru biasanya didapat dengan suatu cara mudah;
2. Proses tidak membutuhkan uang banyak;
3. Umur pertumbuhannya relatif lama;
4. Kondisi perakaran cukup kuat;
5. Tanaman menghasilkan varietas baru.
Dalam perbanyakan tanaman perkebunan biasanya ada dua tipe, yaitu tipe vegetatif dan
tipe generatif. Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang dibantu oleh
manusia seperti cangkok, stek, kultur jaringan, dan lain-lain sedangkan perbanyakan secara
generatif adalah perbanyakan yang dilakukan secara alami tanpa campur tangan dari manusia.
Perbedaan antara perbanyakan secara generatif dan vegetatif dapat dilihat dari reproduksi
seksualnya. Reproduksi seksual (generatif) terdiri dari 2 induk, sifat yang diinginkan yang
dihasilkan merupakan perpaduan dari induknya, mengalami peleburan sel kelamin, calon
individu baru berupa biji, proses perkawinannya dapat dilakukan secara alami sedangkan
reproduksi secara aseksual (vegetatif) terdiri dari 1 induk, sifat sama seperti indukan, tidak
mengalami peleburan sel, hasil keturunan sedikit, calon induk baru berupa tunas, akar
tunggal, geragih, spora, dan proses perkawinannya harus dibantu oleh manusia.
4
Gambar 2.3.1 Contoh Penyerbukan yang Dilakukan Oleh Makhluk Hidup Berupa Hewan Lebah.
Sumber: https://m.utakatikotak.com/kongkow/detail/18813/Ciri-Ciri-Penyerbukan-Bastar
5
Gambar 2.3.2 Contoh Penyerbukan Secara Alami yang Dibantu Oleh Angin.
Sumber: https://www.sridianti.com/penyerbukan-sendiri.html
F. Macam-Macam Bunga
1) Variasi Bagian Bunga Berdasarkan Kelengkapan
Bunga Lengkap atau Tidak Contoh Bunga
Lengkap
Bunga lengkap Biasanya pada bunga 1. Bunga terong
lengkap terdapat bagian- 2. Bunga melati
bagian bunga seperti putik 3. Bunga mawar
bunga, benang sari bunga,
kelopak bunga, dan
mahkota bunga.
Bunga tidak lengkap Biasanya bunga disebut 1. Bunga salak
tidak lengkap, jika tidak 2. Bunga timun
punya perhiasan atau alat 3. Bunga matahari
kelamin pada bunga.
Tabel 2.6.1 Variasi Bagian Bunga Berdasarkan Kelengkapan pada Bunganya.
Sumber: https://idschool.net/sd/perbedaan-bunga-lengkap-dan-bunga-sempurna/
Dalam kondisi bunga dibagi menjadi 2, yaitu lengkap dan bunga tidak lengkap.
Bunga lengkap biasanya pada bunga terdapat bagian-bagian bunga seperti putik bunga,
benang sari, kelopak bunga, dan mahkota bunga. Contohnya adalah pada bunga terong,
bunga melati, dan bunga mawar sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga tersebut
tidak punya alat kelamin pada bunganya. Contohnya adalah bunga salak, bunga timun,
dan bunga matahari.
2) Kelengkapan Alat Kelamin
a. Kelamin bunga sempurna
Bunga dikatakan kelamin lengkap jika bunga tersebut memiliki dua jenis kelamin
pada satu bunga yang berupa putik dan benang sari.
2. Padi
Padi adalah tanaman jenis polong yang biasanya ditanam di sawah. Padi
melakukan perbanyakan melalui proses generatif, yaitu melalui biji. Bentuk biji padi,
yaitu berbentuk elips namun ujungnya runcing. Padi melakukan perbanyakan melalui
proses kawin dengan penyerbukan dan pembuahan. Berikut adalah gambar biji padi
yang siap tanam yang telah melalui proses penyerbukan sendiri sebagai berikut:
3. Jagung
Jagung merupakan tanaman biji-bijian. Sebagai tanaman semusim jagung
melakukan perbanyakan dengan generatif (secara kawin) melalui proses penyerbukan,
yaitu jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Cara penanaman jagung, yaitu melalui biji.
Berikut adalah gambar biji jagung yang siap tanam sebagai berikut:
4. Cabai
10
Cabai komoditas sayuran yang banyak ditanam oleh petani. Cabai berkembang
biak dengan cara generatif. Cabai ditanam dengan cara disemai, setelah tumbuh
tanaman kemudian dipindahkan ke dalam polibag. Berikut adalah gambar biji cabai
yang siap tanam yang telah melalui proses penyerbukan sendiri pada saat awal berbunga
sebagai berikut:
3. Tanaman Tembakau
Penyerbukan tanaman tembakau melakukan penyerbukan sendiri atau
aotogami. Penyerbukan sendiri secara alami terjadi apabila benang sari dan putik
lengkap pada satu bunga, maka tanaman tembakau melakukan penyerbukan sendiri.
Bunga tembakau tidak membuka sebelum terjadi penyerbukan sendiri secara alami.
Pada fase generatif tanaman tembakau akan membentuk karangan bunga dimulai
pada ujung batang. Bunga dewasa mempunyai mahkota berbentuk terompet. Sudut
mahkota pada umumnya lebih runcing, mahkota bunga bagian atas berwarna merah
atau merah muda sedangkan bagian bawah berwarna putih (Indriana, 2016). Berikut
gambar bunga tembakau:
12
Bunga tembakau mulai mekar sekitar pukul 07.00 pagi. Beberapa saat sebelum
mekar, serbuk sari telah masak dan kepala putik reseptif sehingga siap menerima
serbuk sari. Pada saat bunga mekar biasanya sudah terjadi penyerbukan sendiri.
Mekanisme tersebut disebut klestogami dan merupakan mekanisme menghindari
penyerbukan silang.
Kepala putik reseptif diperkirakan dari ujung kuncup bunga krem atau
kemerah-merahan. Jika serbuk sari pertama gagal membuahi, masih dapat terjadi
penyerbukan dan pembuahan oleh serbuk sari lain. Jika penyerbukan berhasil
pembuahan akan terjadi 36 jam kemudian. Buah masak setelah 3-4 minggu setelah
pembuahan. Berikut biji buah tanaman tembakau:
13
- Langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu jika terdapat bunga yang
tidak diperlukan lebih baik dibuang saja seperti bunga betina dan jantan
yang rusak atau sudah tua. Pada proses ini sering disebut sebagai
emaskulasi. Tujuan dari emaskulasi ini adalah untuk mencegah agar bunga
tidak melakukan penyerbukan sendiri karena tanaman mangga akan
disilangkan sehingga harus dilakukan emaskulasi.
Gambar 2.9.5 Hasil dari Pengambilan Bunga Penyerbuk dan Pembuangan Bunga Betina/Jantan yang
Masih Belum Mekar.
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fbalitbu.litbang.pertanian.go.id%2Findex.php
%2Fpublikasi-mainmenu-47%2Fleaflet%2F1282-penyerbukan-buatan-pada-
mangga&psig=AOvVaw2xKRqDT7IsDQ5kOaQoj8-
Q&ust=1601435207442000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCJCOwqCxjewCFQA
AAAAdAAAAABAf
Jika berbicara mengenai jambu biji pastinya banyak dari kalangan masyarakat
Indonesia menyukai buah ini karena memiliki banyak manfaat dan khasiat. Jadi,
wajar saja jika permintaan tentang buah jambu biji ini bermacam-macam dari
konsumen sehingga muncullah sebuah ide bagaimana menciptakan buah jambu biji
dengan kualitas yang baik dan memperoleh varietas unggul yang dapat disukai oleh
konsumen. Oleh karena itu, dilakukanlah penyerbukan dengan bantuan manusia
melalui persilangan varietas yang berbeda. Berikut merupakan penjelasan teknik
penyerbukan pada buah jambu biji:
a) Persiapan benang sari
Persiapan ini dilakukan sehari sebelum memulai penyerbukan/persilangan.
Bunga dipetik pada saat mekar atau sebelum matahari terbit. Biasanya
bunga jambu biji mekar ketika pukul 05.00 – 06.00 pagi. Setelah bunga
jantan dipetik kemudian letakkan pada wadah yang tertutup.
b) Proses kastrasi
Pada tahap ini dilakukan sehari sebelum memulai penyerbukan/persilangan
sama dengan persiapan benang sari. Kastrasi dilakukan pada putik. Ciri-ciri
bunga yang siap dikastrasi adalah biasanya kuncup bunga sudah pecah.
Setelah itu serbuk sari akan dibuang namun harus membuang kelopak
bunganya terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan memotong tangkai
sari dan mahkota menggunakan gunting kecil. Dalam memotong harus
dilakukan dengan hati-hati agar tangkai putik tidak rusak. Setelah selesai
19
melakukan kastrasi, harus dicek ulang agar tidak ada kepala sari yang
menempel. Jangan lupa bungkus bunga dengan kertas minyak agar tidak
diserbuki oleh bunga lain ataupun diganggu oleh serangga (Kumar et al.,
2020).
Berdasarkan tabel di atas, jika dibandingkan perbanyakan secara generatif dan vegetatif
masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Jika ingin mendapatkan buah yang
hasilnya sama seperti indukannya lebih disarankan untuk melakukan perbanyakan secara
vegetatif karena tanamannya menghasilkan buah sangat cepat dan anakannya memiliki sifat
yang sama dengan induknya. Namun tanaman ini nantinya memiliki kondisi yang lemah,
mudah rapuh dan terserang penyakit, tetapi jika ingin mendapatkan tanaman yang sehat dan
kuat lebih disarankan untuk melakukan perbanyakan tanaman secara generatif karena
memiliki ketahanan tubuh dalam tanaman yang kuat. Perbanyakan secara generatif ini juga
bisa menghasilkan anakan yang bervariasi dan dalam menghasilkan buahnya membutuhkan
waktu yang cukup lama.
22
BAB 3. PENUTUP
Pada dasarnya teknik penyerbukan tanaman hortikultura seperti mangga dan jambu biji
memiliki konsep yang sama. Pertama selalu diawali dengan persiapan bunga jantan yang
ingin disilangkan dengan betina beda varietas. Setelah mempersiapkan bunga jantan,
dilanjutkan dengan proses kastrasi kemudian membungkus bunga yang telah dikastrasi.
Keesokan harinya bunga siap disilangkan. Setelah disilangkan, jangan lupa untuk
membungkusnya kembali. Tunggu selama seminggu dan amati perubahan jika putik mulai
membesar. Jangan lupa untuk memberikan perawatan sehingga buah dapat dipanen.
24
PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik perbanyakan tanaman secara generatif!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autogami!
3. Sebutkan dan jelaskan apa saja komponen bunga yang mendukung terjadinya perbanyakan
tanaman secara generatif!
4. Sebutkan serta jelaskan kelemahan dan kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif!
5. Sebutkan perbedaan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna!
6. Sebutkan contoh bunga sempurna!
7. Sebutkan contoh bunga tak sempurna!
8. Apakah angin dapat membantu penyerbukan pohon mangga? Jika iya, jelaskan contoh satu
saja angin jenis apa yang dapat membantu penyerbukan pohon mangga!
9. Apa cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan pada buah jambu biji dan mencegah
proses penguapan air saat dalam pertumbuhan buah?
10. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif memiliki kondisi yang lemah (mudah
terserang penyakit dan rapuh) padahal dalam proses penghasilan buahnya lebih cepat
daripada generatif. Itu menandakan bahwa unsur sel di dalam tanaman belum optimal
untuk melakukan proses pertumbuhan. Menurut anda, mengapa hal itu bisa terjadi?
25
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, M., Marlina, dan M. Arpah. 2020. Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif Di
Desa Pekan Kamis Kelurahan Tembilahan Barat. 2(1): 42-46.
Bela, D. M. L., M. Roviq, dan T. Wardiyati. 2018. Identifikasi Keragaman Morfologi Bunga
dan Buah Mangga (Mangifera indica L.) Hasil Seleksi dari Persilangan antara
Arumanis-143, Haden, Swarnarika dan Podang Urang. Jurnal Produksi Tanaman. 6(1):
129-136.
Handayani, T., Witjaksono, dan K. U. Nugraheni. 2017. Induksi Tetraploid pada Tanaman
Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) secara In Vitro. Jurnal Biologi Indonesia.
13(2): 271-278.
Indriana, K. R. 2016. Produksi Bersih pada Efisiensi Dosis Pupuk N dan Umur Panen Daun
Tembakau terhadap Kadar Nikotin dan Gula pada Tembakau Virginia. Jurnal Agrotek
Indonesia. 1(2): 91-97.
Iriawati, I. Oktaviani, dan A. Faizal. 2020. Suhu Tinggi Berpengaruh Negatif pada
Perkembangan Polen Cabai (Capsicum annum L.) cv. Tanjung-2. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. 25(1): 19-25.
Krismawati, A. dan Sugiono. 2016. Potensi Hasil Galur-Galur Harapan Padi Hibrida di Lahan
Sawah Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurnal Buletin Plasma Nutfah. 22(1):
21-30.
Mustainnah, B., L. Ujianto, dan Sudirman. 2016. Kajian Keterkaitan antar Sifat Kuantitatif
Keturunan Hasil Persilangan antara Spesies Kacang Tunggak dengan Kacang Panjang.
Jurnal Crop Agro. 9(1): 62-66.
Sebastian, N. dan D. Banjarnahor. 2019. Evaluasi Pertumbuhan Generatif dan Hasil Tanaman
Kedelai Varietas Grobogan di Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bancak, Kabupaten
Semarang. Jurnal Ilmu Pertanian. 7(2): 135-143.
Setyawan, K. F., A. L. Adiredjo, dan S. Ashari. 2018. Penyerbukan pada Bunga Semangka
(Citrullus vulgaris) sebagai Upaya Pembentukan Benih Unggul. Jurnal Produksi
Tanaman. 6(7): 1427-1432.