Sebuah rumah akan terlihat lebih indah apabila teras atau halaman rumah
memiliki tanaman-tanaman hias, terlebih jika memiliki sebuah taman. Tetapi
tanaman hias juga relatif, ada penghobis tanaman hias dan ada juga yang sama
sekali tidak memiliki ketertarikan pada tanaman hias. Bagi yang menyukai
tanaman hias maka mereka dituntut memiliki waktu luang untuk merawat
tanaman hias tersebut. Bisa dibilang tanaman hias perlu perawatan untuk
menjaga dan menambah keindahannya. Sebab tanaman hias dilihat terutama
dari sisi keindahan. Berikut deskripsi mengenai tanaman hias :
Pengertian
Tanaman yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati keindahannya
berupa daun, bunga, batang , sehingga orang merasa nyaman.
-memupuk hobi
- menyerap
-bahan baku
-menambah
1.Cara Generatif
Perbanyakan secara generatif adalah perbanyakan tanaman melalui
perkawinan sel - sel reproduksi. Untuk tanaman hias yang berbunga,
melakukan reproduksi dengan cara mem- bentuk biji yang diperoleh dari
penyerbukan benang sari sebagai sel jantan dan kepala putik sebagai sel
betinanya.
Penyerbukan pada tanaman bunga bisa berhasil bila ada perantara (Self
incomatible). Umumnya perantaranya adalah serangga seperti lebah. Kaki lebah
yang hinggap pada bunga yang sedang berkembang secara tidak sengaja akan
menempel pada benang sari. Setelah itu lebah akan terbang lagi ke bunga lain.
Pada saat dia hinggap di bunga lain maka benang sari yang menempel pada kaki
lebah bisa jatuh pada putik bunga. Benang sari dan putik yang saling menempel
ini bisa mengakibatkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan biji.
Proses tersebut adalah proses penyerbukan alami. Kelemahannya selain
membutuhkan waktu yang lama juga kita tidak tahu sifat dari bunga induknya.
Untuk mempercepat proses penyerbukan, bisa menggunakan penyerbukan
buatan / manual dengan bantuan tangan manusia.
Caranya adalah dengan mengambil benang sari pada bunga yang akan
disilangkan lalu ditempelkan pada putik adenium jenis lain yang memiliki genetik
yang berbeda dengan menggunakan alat (cutten bud) . Untuk melakukannya
perlu ketelitian agar berhasil, jika penyerbukan berhasil maka dalam waktu
kurang lebih 2 minggu akan tumbuh sepasang buah yang berbentuk tanduk dan
berwarna hijau.
Setelah buah matang, yang ditandai dengan pecahnya buah, segera ambil
biji di dalam buah sebelum hilang tertiup angin. Jemur biji hingga 2-3 jam atau
sampai biji kering. Selanjutnya semai biji pada media tanam (sekam bakar di
campur dengan pasir dengan komposisi 1 : 1).Bila dapat tumbuh (mulai
bertunas) setelah lebih dari 2 minggu. Dengan tumbuhnya tunas ini berarti
proses perbanyakan berhasil.
Tips. Bila akan menyilangkan tanaman hias bunga, pilihlah bunga yang
telah berumur antara 2-5 hari untuk bunga betinanya , dan 3-7 hari untuk bunga
jantaannya. Hal ini agar sel-sel produksinya cukup kuat untuk melakukan
penyerbukan. Ciri-ciri sel jantan yang cukup umur adalahserbuk pada benang
sari sudah kering dan sudah menggumpal.
Agar mudah memperoleh benang sari dan menempelkannya pada putik,
buka daun hingga terlihat dasar bunganya. Setelah itu ambil benang sari
menggunakan pinset stau kuas yang halus. Tempelkan benang sari itu pada putik
lalu bungkus bunga yang menjadi bunga betinanya agar proses penyerbukan
bersih dan steril.
Kelebihan dari cara generatif adalah :
1. Diperoleh hasil anakan yang banyak karena jumlah biji di dalam buah
banyak,
sehingga mudah di semai.
2. Sifat anaknya merupakan gabungan sifat unggul yang sesuai dengan
sifat masing
masing bunga induknya.
3. Cocok untuk mendapatkan varietas adenium baru atau disebut dengan
nama
adenium hibrida.
Kekurangan dari cara generatif adalah :
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Tingkat kegagalan tinggi.
3 .Pelaksanaannya rumit.
4. Daya hidup rendah.
2.Cara Vegetatif
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tidak melalui
perkawinan sel-sel, tetapi dengan menumbuhkan jaringan jaringan vegetatif
atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang, atau mata tunas.
Perbanyakan adenium yang umum dilakukan adalah dengan
menyambung, stek dan cangkok batang. Menurut Slamet Budiarto (Field
Manager Ijo Nurcery), jenis sambung menggunakan batang (grafting) adalah
jenis yang banyak dilakukan. Grafting dilakukan dengan cara menggabungkan
batang bawah dengan batang atas dari adenium yang berlainan.
Selain grafting, stek juga mudah dan sering dilakukan untuk
memperbanyak adenium tanpa menggabungkan sel-sel reproduksi. Cara ini
dilakukan dengan memotong batang dari induk yang sehat, lalu ditanam pada
media tanam. Untuk memilih batang yang sehat, pilihlah batang yang
mempunyai diameter minimal 2 cm dan bukan berasal dari batang utama.
Setelah ditanam kurang lebih 2 minggu, baru batang tersebut akan
mengeluarkan tunas.Ini berarti stek berhasil dilakukan. Cara perbanyakan
vegetatif ada banyak yaitu:
1. Stek (mawar, melati, asoka, dll)
2. Pemisahan anakan (palem, aglaonema, sansievera, cocor bebek)
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya
berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti
daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik seperti
media tanam jauh lebih unggul dibandingkan bahan anorganik. Hal itu
dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi
tanaman. Selain itu bahan organik juga memiliki pori-pori mkro dan mikro yang
hampir seimbang sehigga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta
memiliki daya serap yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses akan mengalami proses pelapukan
atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut,
akan di hasilkan karbondioksida (C2O), air (H2O), dan mineral. Mineral yang
dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai
zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu
kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam
harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus
tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi
Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam,
diantaranyaarang, arang sekam, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelepa
(cocopeat), pupuk kandang, dan humus.
1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat
cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi.
Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak.
Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga).
Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan di adaptasikan
Selain itu, bahan media ini juga tidak midah lapuk sehigga sulit ditumbuhi
jamur atau cedawan yang dapat merugikan tanaman. Namun media arang
cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanaman ini
perlu di suplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang di pecah
menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu sehinnga memudahkan dalam
penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat bergantung pada
wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam.
Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm atau lebih, umumnya
digunakan pecahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3 cm dan
dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang lebih kecil, ukuran pecahan
arang juga harus yang kecil.
2. Arang Sekam
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam
padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak
dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama.
Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur
tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi
karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu,
sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat
media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cederung mudah lapuk
Sementara kelebihan dari sekam mentahsebagai media tanam yaitu
mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang
dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga
akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah
cederung miskin akan unsur hara.
Arang sekam mempunyai karakteristik ringan (berat jenis 0,2 kg/l), kasar
sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna hitam
sehingga dapat mengasorbi sinar matahari dengan efektif. Rongganya banyak
sehingga akan menyebabkan aerasi dan drainase yang baik, sehingga akar
mudah bergerak diantara butiran arang sekam tersebut.
Arang sekam bersifat absorben atau mudah menyerap. Jadi mungkin saja
akan memfiksasi atau menyerap pupuk anorganik yang diberikan, sehingga tidak
tersedia bagi tanaman. Untuk menghindari hal tersebut, arang sekam perlu
disiram dengan larutan pupuk anorganik sampai jenuh. Penyiraman tersebut
juga berarti penjenuhan kandungan air, mengingat arang bersifat higroskopis
(mudah menyerap air) sehingga akan menyebabkan akar tanaman menjadi
kering bila tidak dijenuhi dengan air terlebih dahulu. Arang sekam telah steril,
karena saat pembuatannya telah mendapat panas yang tinggi dari proses
pembakaran.
Sekam padi harganya murah, ringan, drainase dan aerasinya bagus, tahan
dekomposisi, dapat digunakan dalam bentuk segar maupun dibakar yang dikenal
dengan arang sekam. Sekam padi dalam bentuk arang lebih di sarankan. Sekam
padi tidak mempengaruhi PH larutan garam atau ketersediaan unsur hara (N dan
K). Sekam kulit padi bila digunakan dalam bentuk segar sebaiknya dikomposkan
terlebih dahulu. Dengan pengomposan, sisa-sisa gabah juga akan mati, sehingga
menghilangkan potensi tumbuhnya gulma yang berupa sekam padi. Sekam
tersebut mengandung unsur silikat, yang walau agak sulit diserap oleh akar
tanaman, mempunyai pengaruh baik dalam penguatan sel dan jaringan,
sehingga tanaman mempunyai daya tahan terhadap jamur dan sebagainya.
3. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang
pakis hitam dan batang pakis cokelat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis
hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal
dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu batang pakis
ini pun mudah di bentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan
pakis.
Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak di jual sebagai
media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya,
bentuk lempengan batang pakis ini adalah saling dihuni oleh semut atau
binatang-binatang kecil lainnya.
4. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal
dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam,
daun, rumput dan sampah kota.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting
untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut di kenal 2 peranan
kompos yakni soil conditioner dan soil ameliator. Soil conditioner yaitu peranan
kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan
soil amerirator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada
tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu yang telah
mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL, rubahnya warna
dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air
yang rendah dan memiliki suhu ruang.
5. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan,
atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakn
sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa
pembungaan .Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan
akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Menurut sifatnya, media
moss mampu mampu mengikat air denga baik serta memiliki sistem drainase
dan airasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss di
kombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah
gambut atau daun-daunan kering.
6. Pupuk Kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebagai pupuk kandang.
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan
kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media
tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Seain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang
diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi
komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
7. Sabut Kelapa
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang
dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ini
berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya di lakukan di
daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat
menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun jadi cepat
membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi
pembusukan, sabut kelapa perlu di rendan terlebih dahuludi dalam larutan
fungsida. Jika di bandingkan dengan media lain, pemberian fungsida pada media
sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang mudah lapuk
sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan
karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai
untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (N), dan fosfor (P).
8. Humus
Humus dalah segala macam hasil pelapuka bahan organik oleh jasad
mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahan-bahan organik
tersebut bisa berupa jaringan asli tumbuh-tumbuhan atau binatang mati yang
belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada
lapisan atas tanah (topsoil).
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan
memilki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur
hara, dan dapat menunjang kesuburan tanah. Namun, media tanam ini mudah
ditumbuhi jamur, terlebih jika terjadi perubahan suhu, kelembapan dan aerasi
yang ekstrim. Humus juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga
akar tanaman tidak mampu menyerap air. Dengan demikian, sebaiknya
penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang
memiliki prousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi
yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses
pelapukan tersebut di akibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik,
biologi, mekanik dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan
batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu krikil dan batu-batuan
(berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 / -1 - 2 mm), debu (berukuran 2
- 50 u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2 ju ). Selain itu, bahan anorganik
juga bisa berasal sebagai sebagai bahan tanah yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan
batu bata, spons, tanah liat, vermi kulit dan perlit
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan
sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini
sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti
dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga
memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan
dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan
menciptakan keindahan dan keasrian tanamn hias yans diletakkan di ruang tamu
atau ruang kerja.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa di tanmam dengan media
ini, misalnya philodendron dan athurium. Namun, baik untuk tanaman hias
berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan
dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih di
karenakan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah.
Sebagian besar nurcery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk
pengangkutan tanaman dengan jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman
tetap terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan
media lain. Di jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama
dengan pasir. Gel yang berwarna warni dapat memberi kesan hidup pada
tabnaman miniatur tersebut.
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesaui jika
digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertunbuhan bibit tanaman,
dan perakaran stek batang tanaman. Siftanya yang cepat kering akan