Anda di halaman 1dari 4

Bahan tanam adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memulai atau mengawali budidaya

tanaman. Benih menurut Undang-Undang RI No.12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman
ketentuan umum Pasal 1 (a) 4 mengatakan: “Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman”.
Benih tanaman yaitu biji, bibit, stek, entres dan planlet

Secara agronomis, bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu benih dan bibit. Benih adalah
bahan tanam berupa biji, di mana merupakan hasil penggabungan dua gamet yang terjadi setelah
polinasi, yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak
tanaman. Polinasi adalah perpindahan polen dari anther (benang sari) ke stigma (kepala putik). Berikut
perbedaan antara biji, benih dan bibit:

Biji : bagian tanaman yang merupakan hasil dari pembuahan serbuk sari ke putik yang dapat dijadikan
sebagai bahan perbanyakan tanaman

Benih : tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangan tanaman
(Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1992)

Bibit : bagian tanaman (daun, batang, atau biji) yang telah berkembang yang dapat dijadikan sebagai
bahan perbanyakan tanaman. Pembibitan atau persemaian menurut Sunaryono & Rismunandar (1984)
ialah menabur atau menyebar tumbuhan atau menanam biji atau benih pada suatu tempat khusus yang
memenuhi persyaratan- persyaratan untuk tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan
atau pertunasan (bibit) yang cepat dan baik

Biji terdiri dari 3 bagian, yakni kulit biji, endosperm, dan embrio. Perbanyakan tanaman yang berasal
dari biji disebut perbanyakan generatif. Perbanyakan generatif, mengacu pada suatu pengertian
perkawinan antara dua tanaman induk yang terpilih melalui organ bunga pada salah satu induk,
kemudian terjadi penyerbukan dan menjadi buah dengan kandungan biji di dalamnya.

Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman, tidak memerlukan wadah
atau tempat yang besar sehingga mudah didistribusikan dan dapat disimpan dalam jangka waktu
tertentu. Benih juga mudah dikembangkan menjadi individu baru yang unggul, misal benih hibrida.
Kelemahan perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan dari dua gamet bisa mempunyai
sifat yang tidak sama dengan induknya.

Selain itu tanaman juga dapat diperbanyak atau dikembangbiakkan secara vegetatif. Perbanyakan
vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ vegetatif tanaman, misal stek batang, stek
daun, stek akar, cangkok, okulasi, grafting, dan kultur jaringan.

Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah tanaman baru mempunyai sifat
yang sama dengan induknya. Pada perbanyakan cangkok, budding, dan grafting tanaman bisa
mempersingkat fase vegetatifnya sehingga bisa segera memasuki fase generatif. Kelemahan metode
perbanyakan vegetatif adalah memerlukan tempat atau wadah yang besar sehingga agak sulit dalam
distribusi bibit. Macam-macam perkembangan vegetatif akan dijelaskan sebagai berikut:
Macam- macam Perkembangbiakan Vegetatif
1. Perbanyakan Vegetatif Alami
a. Stolon Stolon ialah batang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di
bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah.
Contoh: strawberry, kayu apu, arbei, semanggi, dan pegagan.

b. Corm Corm ialah pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan
makanan. Pada dasarnya cormus terdapat lubang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagian atas
(ujung) terdapat mata tunas. Contoh: bonggol pisang, bambu, bunga coklat, crocus.

c. Bulb (Umbi lapis) Bulb ialah bahan tanam yang terdiri dari suatu batang dan pipih yang pendek
berbentuk cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini
menutupi tunas (titik tumbuh). Contoh: bawang merah dan bawang Bombay

d. Tuber (umbi batang) Tuber ialah batang yang mempunyai daging tebal yang terdapat di dalam
tanah yang mengandung beberapa mata tunas. Contoh: kentang, talas.

e. Rhizome Rhizome ialah akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata tunas akan
membengkok sebagai cadangan energi. Contohnya: jahe, kunyit.

f. Anakan Anakan ialah hasil pembiakan vegetatif induk yang berkembang sendiri yang tumbuh di
dekat tanaman induk.Contoh: sansiviera, bambu air, pisang

2. Perbanyakan Vegetatif Buatan

a. Stek (cutting) Stek diartikan sebagai suatu perlakuan pemisahan/pemotongan beberapa bagian
tanaman, seperti daun, tunas, batang, agar bagian- bagian tanaman tersebut membentuk ajar
atau tanaman baru. Tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan menggunakan
perbanyakan stek adalah cocor bebek (Kalanchoe pinnata L. Pers. Merr), sansiviera (Sansevieria
trifasciata Prain.), binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.)

b. Cangkok adalah suatu cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian
tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman
induk. Suatu bagian batang (biasanya ujung) dikerat kulitnya hingga terlihat kayu. Bagian yang
terbuka ini lalu dibungkus dengan bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian dibebat
dengan bahan kedap air. Setelah beberapa minggu akar telah terbentuk dan anakan dipisah dari
pohon induk. Tanaman yang biasanya diperbanyak menggunakan metode cangkok adalah
tanaman buah hortikultura seperti duku, durian, mangga, dan rambutan.

c. Okulasi adalah menempelkan mata tunas dari suatu tanaman pada batang muda tanaman lain
dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam spesies. Macam okulasi, yaitu: Okulasi
bentuk batang, kotak, atau persegi, okulasi bentuk T, okulasi bentuk miring. Contoh tanaman
yang diperbanyak dengan metode okulasi di antaranya adalah karet, mangga, jeruk, dan
kelengkeng.

d. Grafting (sambung tunas) Seni menyambung dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa
sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai salah stu tanaman
gabungan. Macam grafting, yaitu: side graft, cleft graft, wedge, notch or saw-kerf graft, bark
graft, approach graft, dan top working. Contoh tanaman yang dapa diperbanyak dengan grafting
adalah kopi, mangga, jambu mete, dan jati.

Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan Vegetatif dan Generatif


Cara pebanyakan tanaman buah dapat di golongkan menjadi dua bagian yaitu perbanyakan generatif
dan perbanyakan vegetatif.

1. Perbanyakan Generatif Kelebihan perbanyakan generatif adalah sebagai berikut:

1) Tanaman yang dihasilkan memiliki sistem perakaran lebih kuat.

2) Cara penanaman relatif lebih mudah.

Kekurangan perbanyakan generatif adalah sebagai berikut:

1) Waktu untuk mulai berbuah lebih lama.

2) Sifat turunan tidak sama dengan induk.

3) Ada beberapa jenis tanaman yang tidak menghasilkan benih atau benihnya sulit untuk berkecambah.

2. Perbanyakan Vegetatif Kelebihan perbanyakan vegetatif adalah sebagai berikut:

Kelebihan perbanyakan vegetative adalah sebagai berikut :

1) Sifat tanaman sama dengan sifat induknya

2) Jika berasal dari okulasi dan grafting maka masa vegetatif atau jouvenilnya lebih cepat

3) Efektif pada beberapa jenis tanaman yang sulit untuk berkembangbiak dengan menggunakan biji

4) Menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih cepat

Kekurangan perbanyakan vegetatif adalah sebagai berikut :

1) Membutuhkan keahlian khusus

2) Sistem perakaran dangkal dan mudah roboh


Macam- macam Tipe Perkecambahan
1. Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada bijinya yang nantinya akan
muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah. Misalnya
perkecambahan pada tanaman jagung, kacang kapri, durian, dan lain-lain

2. Perkecambahan Epigeal Perkecambahan Epigeal adalah pertumbuhan memanjang yang


mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon
terdapat di atas tanah. misalnya kacang tanah, kacang hijau, kedelai, jarak, semangka, dan
melon.

Anda mungkin juga menyukai