Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH B.

INDONESIA
CANGKOK, STEK DAN OKULASI

Disusun Oleh :

 Safril Sarlata
 La Arwin Arman
 Aan Ramdani Khouw

Kelas : XI IPS 1

SMA NEGERI 5 MALUKU TENGAH


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang juga berkembangbiak.
Perkembangbiakan tumbuhan secara garis besar dapat dibagi dengan dua cara,
yaitu generatif dan secara vegetatif.
Perkembangbiakan generatif adalah secara kawin, yaitu melalui penyerbukan
yang melibatkan putik dan benang sari sehingga menghasilkan biji yang dapat
tumbuh kembali menjadi tanaman baru.
Sedangkan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan adalah sebuah
proses perkembangbiakan pada tumbuhan secara tidak kawin. Perkembangbiakan
secara vegetatif dibedakan menjadi dua cara, yakni vegetatif alami dan vegetatif
buatan.
Perkembangbiakkan tumbuhan secara vegetatif alami bisa dilakukan dengan
cara menanam bagian dari tubuh induknya. Jadi, bagian-bagian tubuh pada
tumbuhan, seperti batang, umbi, akar tinggal, geragih, tunas atau daun akan
ditanam untuk proses perkembangbiakan.
Sementara perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan
secara tidak kawin, yang dilakukan melalui bantuan manusia.
Biasanya hanya tanaman tertentu saja yang sengaja dikembangbiakkan
dengan rekayasa. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Perkembangbiakan secara vegetatif buatan dilakukan dengan beberapa cara,
seperti melalui stek, cangkok, okulasi (menempel), dan enten (menyambung)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengetian mencangkok, stek dan okulasi?
2. Bagaimana tata cara mencangkok, stek dan okulasi?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan mecangkok, stek dan okulasi?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi ilmu mencangkok stek dan okulasi
2. Menjelaskan tata cara mencangkok stek dan okulasi
3. Agar dapat memahami kelebihan dan kekurangan mencangkok stek dan
okulasi
4. Agar dapat memahami ilmu mencangkok stek dan okulasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cangkok
A Pengertian Mencangkok
Mencangkok merupakan salah satu cara perkembang biakkan vegetatif
buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang
sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu, pohonnya juga tidak
terlalu tinggi. Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan
menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada
tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadahlain saat akar telah
tumbuh.
Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus
dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka
akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih,
maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan
dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik.
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karenasistem perakarannya
adalah serabut, oleh karena itu berhati-hatilah ketika menanamnya dan umurnya
lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.

B. Tata Cara Mencangkok

Tata cara mencangkok tanaman memerlukan bahan dan alat-alat.


a. Bahan-bahan untuk mencangkok, sebagai berikut:
 Batang pohon yang masih menyatu dengan pohonnya (utuh).
 Pupuk kandang.
 Kompos.
 Tanah.
b. Peralatan yang diperlukan untuk mencangkok, sebagai berikut:
 Pisau.
 Gunting.
 Polybag/plastik.
 Tali Raffia.
c. Tata cara mencangkok adalah, sebagai berikut:
 Pilihlah batang yang tidak terlalu tua ataupun muda kira-kira 120 cm.
 Kerat/kuliti batang pohon dengan pisau dengan panjang 10 cm.
 Hilangkan kambium yang masih menempel dengan cara mengeriknya.
 Keringkan getah yang masih menempel (untuk tanaman tidak bergetah
biasanya hanya memerlukan waktu 2-4 hari, sedangkan tanaman bergetah
biasanya memerlukan waktu2-3minggu).
 Berikan pupuk.
 Kepal tanah dan balut pada batang.
 Bungkus sayatan yang telah dibalut tanah dan pupuk dengan plastik
bening/pembalut media lain kemudian ikat dengan tali raffia.
 Perawatan siram setiap hari.

C. Kelebihan dan Kekurangan Mencangkok


Ada beberapa kelebihan dari teknik perkembang biakkan dengan metode
mencangkok ini yaitu, tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah
dibandingkan tumbuhan yang ditanami dari biji, tumbuhan yang dicangkok memiliki
sifat yang sama dengan induknya, tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada
proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk, produksi
dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya, tanaman asal
cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang
kolam ikan. Itulah beberapa keuntungan dari mencangkok.
Disamping kelebihan, terdapat juga beberapa kekurangan perkembang
biakkan dengan metode mencangkok ini yaitu, pada musim kemarau panjang
tanaman tidak tahan kering, tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena
tidak berakar tunggang, pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang
yang dipotong, dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa
batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa
dilakukan dengan cara ini.
2.2 Stek
A. Pengertian Stek
Stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara memotong bagian tubuh
tanaman untuk ditanam kembali sehingga menghasilkan tanaman baru. Cara stek
tanaman bisa dilakukan menggunakan batang, daun, dan akar.
Stek adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara memotong bagian
tubuh tanaman untuk ditanam sehingga menghasilkan tanaman baru.
Perkembangbiakan dengan cara penyetekan juga bisa diartikan sebagai cara
memperbanyak tanaman dengan memisahkan organ vegetatif atau modifikasinya
dari pohon induk.
Cara perbanyakan tanaman ini dilakukan untuk tanaman yang sulit
berkembang biak menggunakan biji. Selain itu, perkembangbiakan vegetatif ini juga
berguna untuk membentuk klon tanaman unggul.

B. Tata Cara Menyetek


Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan ini terbagi menjadi
beberapa cara. Anda bisa menyetek tanaman menggunakan batang, daun, atau
akar.
Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut ini
beberapa cara stek tanaman dengan mudah.
1. Stek Batang
Stek batang adalah cara penyetekan tanaman yang bahannya berasal dari potongan
batang atau jaringan batang yang telah mengalami modifikasi bentuk atau fungsi.
Potongan batang ini nantinya akan membentuk akar adventif di ujung potongan
batang dan membentuk tunas dari mata tunas yang masih dorman.
Cara stek tenaman dengan menggunakan batang terbagi menjadi dua yaitu stek
batang yang mengalami meodifikasi seperti rhizome atau tuber dan stek batang itu
sendiri yang terdiri atas stek lunak, setengah lunak dan keras . Berikut uraiannya.
a. Stek Rhizome atau Tuber
Rhizome (rimpang) atau tuber (umbi) adalah bagian tanaman yang merupakan
hasil modifikasi dari batang. Bagian ini tumbuh dan berkembang di bawah
permukaana tanah.
Tanaman yang diperbanyakan menggunakan rhizome contohnya kunyit, jahe,
dan aglonema. Sedangkan contoh tanaman stek dari tuber yaitu kentang.
b. Stek Lunak
Mengutip dari bahan ajar “Pembiakan Vegetatif secara Alamiah dan Buatan”
oleh Ir. I Wayan Wiraatamaja, MP., stek lunak adalah teknik stek batang
dengan menggunakan ranting atau cabang tanaman muda.
c. Stek Setengah Lunak
Teknik penyetakan menggunakan ranting atau cabang tanaman yang mulai
menua. Biasanya ditandai dengan warna kulit yang sudah kecokelatan dan
pertumbuhannya sudah terhenti.
d. Stek Keras Cara stek tanaman dengan menggunakan ranting atau cabang
yang sudah berumur tidak kurang dari satu tahun. Ukurannya biasanya
sebesar pensil dan masih memiliki daun.
2. Stek Daun
Stek daun merupakan penyetekan yang bahan perbanyakannya berupa daun
dengan atau tanpa kelengkapan organ penyusun seperti tangkai daun. Stek daun
terbagi menjadi tiga tipe, berikut uraiannya.
a. Stek Daun dengan Tangkai
Bahan stek ini terdiri atas helaian daun dengan tangkai. Tanaman yang
diperbanyak menggunakan cara ini yaitu iler-iler dan african violet.
b. Stek Daun Tanpa Tangkai
Cara yang kedua yaitu menggunakan penyetekan menggunakan daun tanpa
tangkai. Jadi hanya daun saja yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif.
Contohnya pada tanaman sukulen dan jeruk nipis.

c. Stek Potongan Daun


Penyetekan dengan cara ini bahan utamanya berasal dari potongan daun
yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan ibu tulang daun. Contoh
tanaman stek potongan daun yaitu lidah mertua dan Begonia.

3. Stek Akar
Cara stek tanaman yang terakhir yaitu stek akar. Metode ini dilakukan dengan bahan
utama berasal dari organ akar. Potongan akar ini dipisahkan dari tanaman induk
kemudian ditanam pada media tanam yang sesuai.
Stek akar kemudian akan membentuk perasakan adventif dan membentuk tunas.
Posisi peletakan bahan penyetekan akan mempengaruhi pembentukan tunas. Jika
bahan stek ditanam vertikal, maka bagian yang dekat dengan pangkal akar harus
ada di bagian atas.
C. Keuntungan Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek memberikan beberapa keuntungan
tersendiri. Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut
beberapa keuntungan dari penyetekan pada tanaman.
1. Tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya.
Sebab penyetekan merupakan teknik perbanyakan klon atau cloning dari jenis
tanaman terpilih.
2. Umumnya tanaman hasil penyetekan lebih cepat mencapai periode maturity
(matang atau dewasa), sehingga bisa lebih cepat menghasilkan organ
generatif seperti bunga dan buah.
3. Bisa digunakan untuk tanaman yang tidak bisa diperbanyakan dengan cara
perbanyakan vegetatif lain seperti cangkok, sambung, atau okulasi.
4. Lebih praktis dan ekonomis karena lahan yang diperlukan relatif kecil namun
hasil tanamannya bisa banyak.
5. Tidak merusak tanaman induk.
2.3 Okulasi
A. Pengertian Okulasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan okulasi sebagai cara
meningkatkan mutu tumbuhan dengan menempelkan sepotong kulit pohon yang
bermata dari batang atas pada suatu irisan pada kulit pohon lain dari batang bawah
sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman baru.
Pengertian senada juga disampaikan situs Kementerian Pertanian (Kementan)
tentang okulasi. Mengutip situs Kementan, ada dua cara melakukan okulasi yaitu
dengan menempel dan cara menyambung.
Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk,
sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini
biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas.
Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies ini dilakukan untuk
meminimalisasi kerusakan. Kelebihan teknik okulasi dibandingkan cangkok atau stek
yaitu tanaman memiliki mutu yang lebih baik daripada induknya.
Misalnya okulasi dilakukan pada tanaman yang memiliki perakaran yang baik dan
tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa buah
lezat, tetapi perakarannya kurang baik.

B. Teknik Okulasi
Teknik okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan tanaman-tanaman yang
masih satu spesies. Okulasi yang dilakukan antartanaman dengan spesies berbeda
jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya sangat rendah.
Hal tersebut dipengaruhi oleh aspek fisiologis dari masing-masing spesies tanaman.
Oleh karenanya pembiakan dengan teknik okulasi biasanya membutuhkan tenaga
ahli.
Mengutip situs Kementan, berikut mekanisme untuk melakukan okulasi:

1. Mengiris Batang Bawah (Membuat Jendela Okulasi)


Langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan mengiris batang bawah
tanaman. Bentuk irisan batang bawah tergantung pada cara okulasi yang dipilih.
Perlu diingat irisan okulasi tidak boleh terlalu dalam dan melukai bagian kayu.
Sebab, hal ini bisa mengakibatkan kegagalan okulasi.
Catatan penting kebersihan silet atau pisau yang digunakan untuk mengiris batang
bawah harus dalam kondisi bersih. Sebab, kebersihan alat ini mempengaruhi
keberhasilan okulasi.

2. Mengambil Mata Tunas atau Tempel


Tahap okulasi kedua dengan pengambilan mata tunas. Pengambilan mata tunas ini
bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan segi empat, sayatan, dan
bulat.
Dengan adanya macam mata tunas dapat diperoleh bentuk mata tempel yang
sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.

3. Penempelan atau Penyisipan Mata Tunas


Tahapan okulasi selanjutnya adalah dengan penempelan mata tunas. Mata tunas
yang telah diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi
yang telah dibuat pada batang bawah.
Penempelan harus dilakukan hati-hati agar tidak sampai merusak kambium. Perlu
diingat, saat pengambilan mata tunas adalah menjaga kebersihan pada kambium
karena dapat mengganggu menyatunya penempelan.

Selain itu, mengutip situs Dinas Pertanian Kota Magelang, waktu terbaik melakukan
okulasi pada pagi hari antara jam 07.00-09.00 waktu setempat. Hal ini karena
tanaman tersebut sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman masih
dalam kondisi optimum.
Apabila okulasi dilakukan di atas jam 12.00 siang daun-daun rentan layu. Namun,
hal ini bisa diatasi dengan penempelan di tempat teduh yang terhindar dari sinar
matahari secara langsung.

4. Mengikat Tempelan
Pengikatan tempelan bisa menggunakan plastik polianil klorida dengan ukuran tali
pengikat dengan panjang sekitar 20 sentimeter dan lebar sekitar 1,5 sentimeter serta
tebalnya 0,1 milimeter. Pengikatan tempelan ini biasanya dilakukan dengan sistem
genteng yang dikaitkan dari bagian bawah ke atas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengikatan ini yakni mata tunas jangan
diikat terlalu erat. Sebab, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan pada mata tunas.

5. Membuka Ikatan
Ikatan okulasi bisa dibuka setelah kurang lebih satu bulan setelah pelaksanaan
untuk dilihat mata tempelnya. Jika mata tempel masih menunjukkan warna hijau
segar dan sudah melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan.
Namun, jika mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang
dilakukan gagal.

6. Memotong Batang Bawah


Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil.
Pemotongan batang bawah dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 sentimeter
di atas mata tunas dengan bentuk potongan miring ke belakang sehingga air hujan
yang jatuh dan tidak mengenai tempelan tersebut.
Untuk mencegah terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup.
Penutupan ini bisa dilakukan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar
pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus.
Nantinya tunas yang telah tumbuh diikat pada tiang.

C. Kelebihan dan Kekurangan Okulasi


Kelebihan okulasi
 Persiapan benih relatif lebih cepat.
 Proses pembuahan dan perkembangbiakan lebih cepat.
 Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan perbanyakan
dengan biji.
 Pertumbuhan tanaman lebih seragam
 Proses pemanenan lebih mudah dan tersusun.
 Proses penangganan hama dan penyakit lebih mudah.
Kelemahan okulasi
 Membutuhkan pengetahuan dan pengalaman mengenai okulasi.
 Terkadang hasil okulasi yang dihasilkan tidak optimal.
 Terkadang tidak ada kecocokan dengan batang bawah dan batang atas,
meski satu famili dan genus.
 Peluang kegagalan dalam penyambungan cukup besar, dibandingkan dengan
perbanyakan menggunakan biji.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mencangkok, stek dan okulasi merupakan perkembang biakkan vegetative buatan .
Cangkok, stek dan okulasi dapat digunakan untuk tumbuhan yang berbuah maupun
tanaman hias. Mencangkok, stek dan okulasi sangat baik digunakan untuk para
petani perkebunan ataupun para pennyuka tumbuhan. Banyak kelebihan yang bisa
diambil dari mencangkok, stek dan okulasi.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman kita tentang ilmu mencangkok, menyetek dan okulasi tanaman dan
semoga bermanfaat bagi pembaca.
Sebagai pembaca yang baik, saya berharap ada kritik dan saran dari hasil makalah
yang saya buat terutama guru mata pelajaran bersangkutan, demi kesempurnaan
makalah ini. Walaupun makalah ini dibuat dengan sederhana, di dalam banyak
mengandung perluasan makna dan arti.

Anda mungkin juga menyukai