Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan

vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan jaringan dan bagian bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia. Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus. Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan

Pemberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama. Cara pemberian ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek, memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam Pada kondisi tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990) didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk meransang pertumbuhan stek yang baik. Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek

ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. TUJUAN Mahasiswa bisa mengetahui dan memahami materi tentang stek daun, stek mata tunas maupun stek umbi dan diharapkan mampu untuk mengaplikasikanya.

BAB II PEMBAHASAN

A.

STEK DAUN Stek daun terdiri dari potongan daun dengan satu mata atau lebih, setiap mata

akan membentuk batang baru. Misalnya : cocor bebek, begonia, violces, zamia. Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang mengandung kimera periklinal dihindari agar tanaman-tanaman baru yang dihasilkan bersifat true to type. Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan. Pada beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru muncul dari jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif. Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 10 cm (Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media. Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm. Adapun cara mencetak ratusan sanseviera baru dalam waktu yang singkat. Berikut ini cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan:

1)

Pilih daun yang dewasa

Pemilihan daun yang dewasa dan sehat adalah sangat penting. Dimana pertumbuhannya sudah maksimal. Daun yang dewasa akan mengurangi resiko cepat busuk. Sehingga perakaran akan cepat tumbuh. Semakin besar ukuran daun, makin banyak anakan yang dihasilkan. 2) Pencacahan daun Sebelum dicacah, daun yang sudah dipilih dicuci dulu, kemudian dikeringkan. Lembaran daun yang sudah bersih. Ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Sehingga daun tersebut tidak busuk. Ukuran irisan 5 cm X 5 cm. semakin kecil ukuran irisan, akan menghasilkan sansevieria baru yang lebih banyak. Tetapi resiko kegagalannya akibat busuk semakin besar. 3) Meletakkan irisan daun diatas media Siapkan media arang sekam dinampan. Ketebalan media 5 cm. kemudian media dibasahi, perlu disemprot dengan larutan fungisida. Dosis sesuai aturan produk jenis fungisida yang dipakai. Setelah disemprot irisan daun sansevieria tersebut pada bagian pangkal dicelupkan pada larutan hormone perangsang akar. Setelah itu baringkan keatas media yang sudah disiapkan dan diatasnya taburi media yang sudah disiapkan dan diatasnya taburi media tipis asal irisan daun tidak kering. Jaga kelembaban. Bila media pengering disemprot air dengan hand spray. Untuk menjaga kelembaban tetap stabil dapat disungkup dengan plastik atau dimasukkan dalam rumah plastik, green house. 4) Stek daun ditanam individu Setelah 3 minggu kemudian, akar sudah mulai tumbuh. Irisan daun sansevieria dipindah tanamkan ke pot individu. Dengan media tanam campuran arang skam, kompos dan pasir malang dengan komposisi 1 : 1 : 2. Dianjurkan pakai ukuran pot 7 10. Media pot dijaga jangan sampai kering dan juga jangan terlalu basah. Jaga

kelembaban tetap stabil dengan disungkup plastik atau ditempatkan kedalam green house dengan paranet, sehingga panas matahari yang masuk berkurang. Anakan hasil stek siap setelah berumur 5 6 bulan. B. STEK MATA TUNAS Stek mata tunas biasanya dilakukan untuk memperbanyak nanas, anggur, dan tanaman hias seperti dieffenbachia serta aglonema. Batang untuk setek mata tunas diambil dari batang tanaman induk yang sehat dan subur, lalu dipotong-potong sepanjang 2-4 cm. Setiap potongan batang harus memiliki satu mata tunas yang bentuknya besar dan bulat. Kemudian, pangkal dan ujung setek dipotong miring dengan sudut kemiringan 45 0, lalu oleskan Rootone-F untuk merangsang tumbuhnya akar. Cara lain untuk menumbuhkan akar adalah dengan merendam setek di dalam larutan Atonik dengan konsentrasi 1-2 cc per liter air.

Setek disemai dalam polibag atau kotak kayu berisi media berupa campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1. Caranya dengan meletakkan setek pada permukaan media, lalu ditutup dengan lapisan pasir. Namun, posisi mata tunas harus tetap berada di permukaan media. Jika mata tunas tertutup media, setek akan membusuk dan tidak menumbuhkan akar dan tunas baru. Siram media sampai basah, lalu tutup dengan plastik bening atau kaca tembus cahaya. Letakkan wadah persemaian di tempat yang sejuk dan bersuhu tidak lebih dari 250C. Dalam waktu 1-2 bulan, mata tunas sudah memunculkan tunas dan akar.

Tanaman baru dapat dipindahkan ke polibag pembesaran setelah berumur 2-4 minggu saat perakarannya sudah cukup lebat dan daunnya terbuka sempurna. Penempelan Perisai Mata Okulasi Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan

perisai mata dimasukkan ke dalam jendela Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan

dengan itu bagian ujung perisai yang dipegaPerbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan. Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki

sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Terlebih jika dilakukan oleh para hobiis atau penangkar pemula. C. STEK UMBI

Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: Rhizoma akar rimpang, umbi lapis, umbi batang, umbi akar, gragih atau stolon, tunas dan lainlain. Rhizoma akar rimpang

Batang yang tumbuh mendatar yang terletak dibawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan diujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya. Umbi lapis

Umbi lapis terdapat cakram dan umbi yang berlapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip. Umbi batang

Umbi batang merupakan batang yang tumbuh kedalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili. Umbi akar

Umbi akar adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia Gragih atau stolon

Gragih atau stolon yaitu batang yang menjalar diatas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei. Tunas

Tunas dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnyamembentuk rumpun. Contoh: pisang, bamboo dan tebu. Senagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengadung calon tunas. Untuk menghindari

terjadinya busuk pada setiap potongan umbi, maka umbi perlu dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lain-lain. a. Stek umbi pada tanaman kentang Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul. Umbi disimpan kedalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C. Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam. b. Perbanyakan Tanaman Dengan Stek Umbi Di alam semesta ini terdapat banyak sekali tanaman umbi umbian. Dari yang banyak tersebut. Hanya separuh dari tanaman tersebut yang berumbi sebenarnya atau sering disebut bulb. Sedangkan yang lainya dapat digolongankan kedalam umbi palsu (corm), umbi batang (tubers), umbi akar (tuberous roots). Dan akar batang (rhizome). Walaupun terdapat perbedaan dalam struktur, bentuk dan kebiasaan hidup dari jenis umbi umbian ini, tetapi semuanya mempunyai kesamaan yaitu mengumpulkan makanan dari dalam tanah selama proses hidupnya, kemudian menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembiakan vegetatif stek

digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Faktor tanaman, terdiri dari Umur bahan stek

2. 3. -

Kandungan bahan makanan pada stek Kandungan zat tumbuh Pembentukan kallus Faktor lingkungan, terdiri dari Media pertumbuhan Kelembaban Temperatur Cahaya Faktor pelaksanaan, terdiri dari Perlakuan sebelum pengambilan bahan stek Waktu pengambilan stek Pemotongan stek dan pelukaan Penggunaan zat tumbuh Kebersihan dan pemeliharaan

Stek Umbi dapat di bagi lagi menjadi beberapa yaitu Umbi Palsu Umbi Lapis Umbi Batang Umbi Akar Akar Batang

c.

Perbanyakan Tanaman dengan Stek Umbi Palsu Stek umbi palsu sering juga disebut dengan bulb palsu. Stek umbi palsu

merupakan batang yang terletak dibawah tanah yang mempunyai mata dan ruas-ruas. Umbi jenis ini tidak mempuyai lembaran-lembaran daun yang berdaging seperti halnya bulb, tetapi hanya mempunyai beberapa daun rudimenter. Tunas-tunas corm akan keluar dari corm yang telah masak dan akan berkembang menjadi tunas-tunas pembangun. Corm baru akan tumbuh diatas corm tua dan diantara corm ini kadang-kadang terdapat corm kecil (cormel). Cara perkembangbiakan tanaman yang berumbi dengan cara memisahkan corm corm yang baru atau dapat juga dengan cormelnya. Hasil pemisahan ini bisa langsung ditanam. Umbi palsu (corm) mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membesar merupakan pangkal batang. Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi seluruh permukaan kormus. Pseudobulb adalah singkatan dari pseudo-bulb atau umbi semu yang merupakan bukan bulb (umbi) yang sebenarnya. Pangkal batang epifit sympodial atau dalam beberapa spesies dasarnya semua batang yang kemudian menebal untuk membentuk apa yang disebut pseudobulb yang mengandung nutrisi dan air yang akan digunakan pada saat musim kering atau pada saat tanaman tersebut kekurangan air. Pseudobulb mempunyai permukaan halus dengan alur membujur dan boleh mempunyai bentuk yang berbeda, sering kon atau oblong. Ukurannya sangat bervariasi, dalam beberapa spesies kecil Pseudobulb itu tidak lebih dari dua milimeter, sementara di anggrek terbesar di dunia yaitu spesies Grammatophyllum speciosum (anggrek raksasa), dapat mencapai tiga meter. Aplikasi zat pengatur tumbuh pada tanaman

ZPT berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan tanaman, peranannya dapat mempengaruhi aktifitas jaringan berbagai organ maupun sistem organ tanaman. ZPT tidak memberi tambahan unsur hara, karena ZPT bukan pupuk. Tugasnya dalam jaringan tanaman adalah mengatur proses fisiologis seperti pembelahan dan pemanjangan sel, mengatur pertumbuhan sel, juga mengatur pertumbuhan akar,

batang, daun, bunga, dan buah. Bagaimana aplikasi ZPT tersebut pada tanaman? Secara umum penggunaan hormon ini pada tanaman dengan cara disemprotkan, tetapi ada juga yang dioleskan atau dicelupkan pada akar. Waktu pemberiannya dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Berikut ini adalah aplikasi berbagai ZPT pada tanaman. 1. Atonik

Atonik merupakan hormon berbentuk cairan yang berkhasiat merangsang pertumbuhan akar, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup. Adapun dosis penggunaan atonik adalah : Pada benih : benih direndam selama 1 jam dengan konsentrasi 1 cc/2 liter air Pada pesemaian : bibit disemprot dengan konsentrasi 1 cc/4 liter air dengan

frekwensi 5 hari sekali. Pada tanaman dewasa : daun dan buah yang masih kecil disemprot dengan dosis

1 cc/2 liter air dengan frekwensi 7 hari sekali.

2.

Dekamon

Dekamon merupakan ZPT berbentuk cairan berwarna cokelat dengan bau harum yang khas. ZPT ini berkhasiat untuk : Merangsang pertumbuhan tunas baru Mencegah kerontokan bunga dan buah

Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil

Aturan penggunaannya adalah dengan cara menyemprot tanaman 5 hari sekali dengan konsentrasi 2 2,5 cc/10 liter air.

3.

Ethrel

Ethrel cenderung berkhasiat untuk meningkatkan kualitas tanaman. Ada beberapa jenis ethrel yang beredar di pasar yaitu ethrel 10 LS, ethrel 21/2 LS, dan ethrel 40 PGR. Ethrel 10 LS khusus untuk tanaman karet sedangkan ethrel 40 PGR khusus untuk tanaman penghasil buah agar buah dapat matang serentak dengan warna seragam.

Adapun cara penggunaannya adalah : Ethrel 10 LS dan dan 2,5 LS dioleskan tipis pada bidang sedapan tanaman karet

yang dikeruk dahulu selebar 2 cm. Pengolesan cukup dilakukan sebulan sekali. Ethrel 40 PGR konsentrasi 0,05 % - 0,075 % disemprotkan pada buah kopi

yang telah masak 10 %. Dua minggu kemudian buah kopi akan matang serentak dengan warna yang sama. Sedangkan untuk buah pisang cukup dicelupkan beberapa detik saja pada konsentrasi 0,1 0,15 %.

4.

Florita

Untuk tanaman hias florita berkhasiat dalam membuat bunga mekar lebih sempurna dengan warna cerah, tidak cepat layu, dan mencegah pembusukan pada tanaman hias cukup disemprotkan pada tanaman secara menyeluruh dan khusus untuk suplir 1 cc/2 liter air.

Penyemprotan pada 3 minggu pertama adalah 2 kali sehari, kemudian 1 kali seminggu.

5.

Rootone F

Rootone F berbentuk bubuk berwarna putih, berkhasiat untuk merangsang pertumbuhan akar pada bibit (setek, cangkok). Penggunaannya adalah dengan menambahkan sedikit air pada ZPT ini dan diaduk hingga membentuk pasta. Untuk bibit setek cukup dicelupkan sebentar bagian ujung rantingnya sebelum ditanam di lapangan. Untuk bibit cangkokan cukup mengoleskan pasta pada batang yang telah disayat. a) Tanaman anggrek (dendrobium). Anggrek atau dendrobium termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan didaerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah katulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika. Anggrek yang banyak digemari adalah anggrek epifit dari daerah tropis. Dendrobium adalah salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan indah. Dendrobium relatif mudah dipelihara dan berbunga. Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial, artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan berhenti setelah mencapai batas maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek simpodial ini terdapat penghubung yang disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas

anakan baru. Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang disebut pseudobulb (umbi palsu). Ukuran maupun bentuk pseudobulb bervariasi. Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan dengan penggunaan semprotan untuk menghindari penguapan yang lebih besar. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dendrobium dapat dilakukan dengan cara : Pembiakan generatif :

Perbanyakan dengan biji buah yang telah masak. Masa masak buah anggrek sangat tergantung dari jenis anggreknya, dan iklim juga mempengaruhi kematangan buahnya. Pembiakan generatif ini memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus steril dari hama dan penyakit. Pembiakan vegetatif :

Pembiakan dengan mengambil bagian tanaman induknya seperti : Stek untuk jenis monopodial. Memecah rumpun untuk jenis simpodial. Stek Umbi Palsu yaitu anak tanaman yang tumbuh dari batang atas

(dendrobium), atau tangkai bunga (phalaenopsis). Kultur jaringan, yaitu mengambil sebagian jaringan tanaman untuk

diperbanyak dengan melalui proses di laboratorium. Dengan cara ini bisa dihasilkan tanaman bebas virus meskipun tanaman induknya terjangkit. Batang tumbuh dari tunas tunggal, daun ditambah dari puncak setiap tahun dan tumbuh lagi batang sesuai. Batang anggrek dengan pertumbuhan monopodial dapat mencapai beberapa meter panjang, seperti dalam Vanda dan Vanilla menghasilkan serangkaian tunas yang tumbuh berdekatan dengan ukuran tertentu,

mekar dan kemudian berhenti tumbuh, untuk kemudian diganti. Sympodial anggrek tumbuh lateral berbanding menegak, mengikuti permukaan. Pertumbuhan terus berkembang menjadi rimpang dan memulakan pertumbuhan lagi dari mata yang disebut sebuah kuncup berkembang, sehingga percabangan anggrek terestrial mungkin rhizomatous atau bentuk subang atau bonggol. b) Tanaman Gladiol (Gladiolus hybridus) Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedan g kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Gladiol berasal dari Afrika selatan dan sudah menyebar di asia sejak 2000 tahun yang silam. Sebagaimana ciri tanaman yang termasuk subklas monocotyledoneae, tanaman gladiol berakar serabut, namun demikian tanaman gladiol membentuk pula akar kontraktil dengan diameter 0,7 cm berwarna putih yang berfungsi menyangga dan menempatkan subang baru pada lapisan tanah yang tepat. Akar kontraktil mempunyai sejumlah rambut halus yang berfungsi sebagai penyerapan air dan organ penyimpan sementara. Subang baru terus berkembang untuk menggantikan subang induk yang semakin mengkerut diikuti dengan mengecilnya diameter akar kontraktil. Subang (corm) adalah batang yang termodifikasi menjadi bulat pipih dan mengandung buku, ruas, dan mata tunas. Subang terjadi dari ruas tunas terbawah yang membengkak dan menghasilkan organ persediaan makanan yang mampu berfungsi sebagai alat reproduksi. Bagian yang membengkak tersebut dalam pembentukannya tertutup oleh bagian bawah dari daun yang mengering dan mengeras, serta bertindak sebagai penutup organ cadangan makanan. Mata tunas terletak pada 2 sisi yang berlainan dari subang. Anak subang juga dapat berfungsi sebagai alat pembiakan vegetatif namun membutuhkan waktu lama untuk hingga saat menghasilkan bunga berukuran standar, yaitu antara dua sampai empat tahun. Selama fase vegetatif hingga fase generatif akan terjadi pembesaran pada ruas terbawah dari tanaman yang kemudian berkembang menjadi subang baru. Subang

baru terus berkembang dan membesar untuk menggantikan subang induk yang makin lama makin mengkerut dan akhirnya mati. Bersamaan dengan mengkerutnya subang induk, terbentuk anak subang dari stolon yang berasal dari mata tunas aksilar di antar subang induk dan subang baru. Anak subang merupakan jaringan berdaging yang dilapisi kulit luar yang keras. Jumlah anak subang yang terbentuk bervariasi bergantung kultivar dan kedalaman tanam. Perbanyakan gladiol dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan perbanyakan secara generatif dan secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan degan menggunakan subang utuh, subang belah, dan anak subang. Pada umumnya gladiol diperbanyak dengan subang (corm) dan anak subang (cormel). 1. Subang utuh Subang utuh yang dijadikan bibit untuk produksi bunga minimal berdiameter 2.5 cm. Makin besar ukuran subang bibit, makin cepat munculnya primordial bunga, dan makin meningkat panjang tangkai bunga, jumlah kuntum bunga per tangkai serta diameter bunga mekar. 2. Perbanyakan dengan subang belah Pada satu subang dapat tumbuh 1-4 mata tunas, setiap mata tunas akan menghasilkan 1 subang baru dan 1 tangkai bunga, tetapi untuk menghasilkan kualitas bunga yang baik hanya dipelihara 1-2 tunas saja. Pembelahan subang dapat dilakukan pada subang yang mempunyai berat lebih dari 20 gr, jika kurang dari itu akan menghasilkan kualitas bunga yang lebih rendah. Pembelahan subang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dibelah 2 bagian (pembelahan tepat ditengah subang) dan dibelah menjadi 3 bagian (bagian tengah, sisi kanan, dan sisi kiri untuk subang yang berdiameter lebih dari 4 cm). Yang perlu diperhatikan dalam pembelahan subang adalah:

Pisau yang digunakan harus bersih dan tajam Setiap pembelahan mengikutsertakan mata tunas Bagian bekas belahan perlu dioleskan dengan fungisida pekat agar tidak

terjadi infeksi oleh patogen. 3. Perbanyakan dengan anak subang Anak subang terbentuk dari stolon yang berasal dari mata tunas aksilar di antara subang induk dan subang baru pada saat mengkerutnya subang induk. Jumlah anak subang yang terbentuk bervariasi bergantung kultivar dan kedalaman tanam. Penggunaan anak subang sebagai bahan perbanyakan hanya dimaksudkan untuk menghasilkan subang. Dari anak subang berdiameter 1 cm diperlukan 2 siklus penanaman sampai mampu memproduksi bunga potong kurang lebih selama 16 bulan. Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Ciri ciri subang telah melewati masa dormansinya, dengan dicirikan munculnya calon akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang, dan munculnya tunas. Bila tunas mencapai 1 cm, maka subang sudah siap tanam. Arti Penting Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif 1). Upaya mempertahankan genotipe unggul

Jenis-jenis tanaman pohon tropis sebagian besar adalah menyerbuk silang, yang berarti jika melalui rekombinasi gen-gen selama reproduksi seksual, banyak karakteristik penting yang mungkin hilang. Jika individu tanaman unggul yang telah diidentifikasi oleh petani atau peneliti, informasi genetis tersebut dapat tetap

dipertahankan melalui perbanyakan secara vegetatif, sehingga memungkinkan perbanyakan individu-individu unggul yang sama pada generasi berikutnya.

2).

Upaya mengatasi adanya permasalahan pada perkecambahan dan

penyimpanan biji Beberapa spesies tanaman pohon ada yang menghasilkan buah tanpa biji (misalnya, beberapa kultivar jeruk) dan perlu untuk diperbanyak secara vegetatif, yang lainnya ada yang berbuah sangat jarang atau tak menentu. Banyak species tanaman pohon tropis yang memiliki benih/biji rekalsitran sehingga memerlukan prosedur penanganan khusus dan sering tidak praktis. Dalam kasus-kasus ini, perbanyakan tanaman secara vegetatif memungkinkan menjadi alternatif yang cocok dan lebih murah untuk produksi bibit dengan tingkat keseragaman bibit yang dihasilkan tinggi dibandingkan perbanyakan tanaman secara generatif.

3).

Upaya memperpendek waktu untuk berbunga dan berbuah

Arti penting lainnya dari perbanyakan vegetatif adalah upaya memperpendek siklus reproduksi siklus dari tanaman pohon. Hal ini sangat penting ketika produk yang diinginkan dari tanaman tersebut berupa bunga, buah atau biji-bijian. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sebagian besar dilakukan dengan sambungan atau stek dari pohon dewasa, yang mempertahankan karakteristik lebih cepatnya waktu pendewasaan setelah okulasi atau pengakaran.

4).

Upaya menggabungkan lebih dari satu genotipe dalam satu tanaman

Grafting adalah cara yang unik untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari dua atau lebih tanaman ke dalam satu individu. Sambungan grafting dengan sifat-sifat buah tertentu dapat dicangkokkan ke batang bawah dengan sifat-

sifat lain yang diinginkan, seperti tahan nematoda. Kemungkinan lain adalah grafting lebih dari satu kultivar ke batang yang sama, misalnya, untuk memperpanjang periode sambungan dengan penyambungan varietas awal dan akhir pada satu pohon. Pengenalan cabang penyerbuk ke individu tanaman betina adalah memungkinan untuk spesies dengan bunga berumah dua (dioecious).

5).

Upaya mengendalikan fase perkembangan

Sebuah tanaman mengalami beberapa tahapan usia yang bisa dibedakan oleh kekuatan pertumbuhan dan pembungannya. Tanaman juvenil yang vigor, memiliki dominasi apikal yang kuat dan mudah beregenerasi melalui perbanyakan secara vegetatif. Tanaman dewasa yang tidak vigor tidak mudah beregenerasi melalui perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif melanggengkan tahap kedewasaan dari tanaman induk. Fiksasi dari fase perkembangan suatu tanaman dapat memiliki manfaat ekonomi seperti pada tanaman buah yang berbunga lebih awal setelah dilakukan grafting karena mata sambungan diambil dari tanaman dewasa atau pohon kayu yang akan mempertahankan kekuatan juvenilnya ketika berakar sebagai potongan dari bahan tanaman yang juvenil. Namun beberapa bentuk perbanyakan secara vegetatif, terutama stek akar, yang selalu menyebabkan tanaman juvenil, sebuah karakteristik yang mungkin tidak diinginkan dalam kasus-kasus tertentu.

6).

Upaya mendapatkan keseragaman tanaman

Keseragaman bentuk pertumbuhan atau musim berbuah pada banyak tanaman yang dibudidayakan secara komersial memiliki nilai ekonomis yang penting. Keseragaman tersebut juga bias memiliki arti penting dalam ujicoba penanaman secara agroforestry.

BAB III PENUTUP

A.

KESIMPULAN Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan

menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Stek daun terdiri dari potongan daun dengan satu mata atau lebih, setiap mata akan membentuk batang baru. Misalnya : cocor bebek, begonia, violces, zamia. Stek mata tunas biasanya dilakukan untuk memperbanyak nanas, anggur, dan tanaman hias seperti dieffenbachia serta aglonema. Stek umbi merupakan batang yang terletak dibawah tanah yang mempunyai mata dan ruas-ruas. Umbi jenis ini tidak mempuyai lembaran-lembaran daun yang berdaging seperti halnya bulb, tetapi hanya mempunyai beberapa daun rudimenter. B. SARAN Untuk lebih memahami semua materi tentang tehnik perbanyakan vegetatif Stek daun, stek mata tunas maupun stek umbi, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Dan juga diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai