Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PRODUKTIF

PEMBIAKAN TANAMAN

Disusun Oleh :
Muhammad Gilang Pratama
X ATPH I

SMK NEGERI 1
KUNINGAN
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahuwatangala yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga saya telah dapat menyusun Buku dengan judul PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIF.
Dalam penyusunan makalah masih jauh kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan
petunjuk, kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga mendorong saya untuk
dapat berbuat kearah yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Disamping itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih semoga ada manfaatnya.
Kuningan,

Penulis

Juni 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif..........................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF.........................................

A. Stek

..............................................................................................................

B. Merunduk.........................................................................................................

C. Cangkok...........................................................................................................

D. Okulasi.............................................................................................................

E. Menyambung...................................................................................................

10

F. Kultur Jaringan.................................................................................................

12

DAFTAR GAMBAR
Gambar

1. Merunduk Seluruh Ujung Cabang.......................................................

2. Merunduk Cabang...............................................................................

3. Merunduk Dengan Sistim Tidur..........................................................

4. Merunduk Dengan Sistim Gelombang................................................

BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup mempunyai kecenderungan untuk melangsungkan keturunannya
atau menjaga populasinya agar tidak punah dengan cara memperbanyak diri, demikian pula
halnya dengan tanaman.
Secara alamiah sebenarnya tanaman dapat memperbanyak diri tanpa campur tangan
manusia seperti biji buah-buahan yang jatuh ke tanah dapat tumbuh dengan baik, atau tunastunas umbi dari pohon pisang dan jenis umbi-umbian lain dapat tumbuh menjadi tanaman
baru, spora yang lepas dari berbagai tanaman paku-pakuan dapat pula tumbuh jika kondisi
lingkungannya cocok. Namun berkat kemajuan dibidang Teknologi Pertanian, kini telah
ditemukan berbagai cara perbanyakan tanaman, mulai dari cara yang paling sederhana seperti
pengambilan benih kemudian ditebarkan menjadi tanaman-tanaman baru hingga cara
perbanyakan yang rumit dan sulit yaitu : Perbanyakan tanaman dengan sistem Kultur
Jaringan.
Secara garis besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi tiga golongan
yaitu perbanyakan tanaman secara generatif, vegetatif dan generatif vegetatif.

Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif


Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui
proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan mengambil
bagian dari tanaman misalnya : Batang, umbi, daun, spora, dll.
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara yang paling sederhana seperti
Stek, Cangkok, merunduk dan lain-lain. Hingga cara yang paling rumit misalnya dengan
perbanyakan tanaman dengan sistem Kultur Jaringan. Perbanyakan tanaman dengan sistem
kultur jaringan ini memerlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi dan harus dilakukan di
Laboratorium dalam keadaan suci hama (steril).

BAB II
PEMBAHASAN
I.

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF


A. Stek
Perbanyakan tanaman secara stek seperti stek daun, batang dan umbi banyak
dilakukan orang karena caranya sangat sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit,
sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja.
1. Stek Daun
Ada beberapa tanaman yang dapat diperbanyak melalui daun misalnya tanaman hias
seperti : begonia, violess, cocor bebek maupun lidah mertua. Daun yang cukup tua dipilih dan
dipotong sebagai bahan stek. Stek daun inilah yang akan disemaikan. Urutan kerjanya adalah
sebagai berikut :
1) Siapkan wadah atau media seperti yang dipergunakan pada persemaian biji.
2) Daun tanaman yang akan distek dipotong kecil-kecil, atau pertulangan daunnya dilukai
seperti pada cocor bebek, begonia atau lidah mertua. Untuk violces bagian yang diambil
adalah helaian daun berserta tangkai.
3)

Helaian daun yang kecil cukup diletakkan diatas tanah sedangkan untuk daun violces
yang bertangkai atau daun lidah mertua ditanam dengan menancapkannya.

4) Khususnya daun bertangkai dapat ditanam di dalam air sebagai wadahnya berupa botol
atau gelas kaca/plastik, yang tembus pandang. Bila ingin lebih praktis dapat memakai
bekas botol atau gelas plastik kemasan air mineral.
Biasanya setelah 14 hari stek akan menumbuhkan akar, tanaman muda ini perlu
dirawat agar tumbuh cukup besar. Setelah perakaran dan pertumbuhan batang maupun
daunnya sudah cukup kuat tanaman dapat dipindahkan ke wadah atau tempat
pertumbuhan tanaman.
2. Stek Batang
Jenis tanaman sayuran dan buah-buahan jarang diperbanyak dengan cara stek batang.
Urutan kerja persemaian stek batang adalah :
-

Siapkan wadah dan media seperti yang digunakan untuk persemaian biji.

Untuk tanaman yang berbatang lunak seperti di effen bachia, panjang batang yang
diambil sekitar 10 cm potongan dilakukan dibawah mata tunas, bukui / kuncup.

Untuk stek tanaman berbatang keras seperti bougenvile, bunga sepatu atau mawar diambil
batang yang diameternya kira-kira 1 cm. Batang ini dipotong sepanjang 20 cm atau

minimal mempunyai 2 mata tunas. Pemotongannya dibawah mata tunas lakukan pula
pemotongan pucuk batang yang masih muda.
Cara menyemai stek batang :
a.

Cabang pilihan dipotong sepanjang 10 15 cm.

b. Beberapa daun disisakan untuk merangsang pertumbuhan akar kalau dapat 2 lembar daun
secara utuh atau 4 lembar daun yang dipotong dan ditinggalkan separuhnya.
c.

Pangkal batang stek dimasukkan kedalam bubuk / cairan perangsang tumbuh akar.

d. Batang-batang setelah disemaikan dalam pot/kantong plastik lalu selubungi plastik bening
atau dapat juga pot itu dimasukkkan kedalam kotak kayu yang bertutup kaca bening.
Langkah pembiakan dengan stek pucuk :
a.

Pucuk tanaman sebagai bibit stek disisakan 2 lembar daunnya secara utuh atau dapat juga
4 lembar daun tetapi dipotong.

b.

Sisa batang dibawah pangkal dan dipotong, kemudian batang stek diolesi bubuk zat
perangsang pertumbuhan akar.

c.

Batang stek ditancapkan ke dalam media, tetapi sebelumnya harus dibuatkan lubang
sebesar pensil lebih dulu.

d. Agar stek mendapatkan kelembaban yang cukup, pot dikerudungi kantong plastik bening.
-

Jenis stek batang yang bergetah misal : Karet, bagian bekas potongan ditaburi serbuk
arang kayu, kemudian diketok-ketok agar serbuk tidak berlebihan, maksudnya pemberian
serbuk ini adalah agar getah yang keluar terhisap oleh serbuk tersebut sehingga
mengurangi resiko pembusukan batang.

Supaya akar muncul lebih cepat, pangkal batang diolesi dengan ZPT (Zat Perangsang
Tumbuh) seperti Rotone F atau Atonik dengan dosis sesuai dengan petunjuk kemasan.

Stek batang ditabcapkan kedalam media semai, kemudian media disekitarnya ditekan agar
batang dapat tertancap kuat dalam waktu 2 4 minggu kemudian umumnya tanaman telah
berakar, hal ini ditandai dengan tumbuhnya tunas baru atau bila tanaman dicabut media
akan terikut.

3. Stek Umbi
Persemaian dengan umbi dapat dilakukan dengan umbi utuh

seperti : pada

tanaman kentang, tetapi dapat juga dengan stek potongan umbi seperti : pada tanaman
bawang merah., tanaman hias Hippestatum, lely, keladi-keladian, garut dan lain-lain.
Langkah persemaian umbi dari beberapa tanaman.
3

Stek Umbi Hipestatum


-

Siapkan wadah dan media semai.

Pilih umbi Hipesstatum yang sudah cukup tua dan sehat, jangan pilih umbi yang busuk,
masih muda, ataupun rusak karena diserang hama / penyakit.

Umbi dibagi 4 bagian masing-masing bagian dapat disemaikan menjadi tanaman baru.
Biasanya setelah 15 30 hari umbi Hipesstatum akan menimbulkan akar dan tunas,
perawatan dilakukan agar tenaman baru ini tumbuh dengan baik dan sehat.

B. Merunduk
Tanaman yang dapat dikembangbiakan dengan cara merundukkan jenisnya sangat
sedikit, jenis tanaman yang mempunyai cabang panjang dan lentur saja yang umumnya
dapat dirundukkan.
Cara merundukkan cabang adalah dengan pembungkusan atau pelengkungan
cabang tersebut lalu sebagian cabang yang dirundukkan itu dibenamkan kedalam tanah.
Sedangkan ujung-ujung cabang dibiarkan muncul diatas permukaan tanah. Pada bagian
cabang yang dibenamkan harus ada tunasnya, sebab pada tunas ini umumnya mempunyai
kandungan auxsin (zat tumbuh) yang tinggi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan.
Untuk membantu pertumbuhan akar dan kuncup dapat mempergunakan ZPT misalnya :
Atonik, darmasri 5 EC dan Florita atau Rotone F dengan dosis sesuai dengan yang tertera
pada label.
Cabang yang dirundukkan siap dipotong bila tunas telah tumbuh subur dan
perakarannya cukup banyak.
Tingkat keberhasilannya cukup besar (90 %) sebab cabang yang dirundukkan tetap
berhubungan dengan dinduknya sehingga persediaan makan bagi cabang-cabang itu terus
terpenuhi sampai ia berakar dan bertunas.
Beberapa contoh tanaman yang dirundukkan adalah : Apel, melati, mawar dan murbei.
Perbanyakan tanaman dengan merundukkan dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni
sebagai berikut :
A. Merunduk Seluruh Cabang Ujung (Tip layerage)
Seluruh ujung cabang dirundukkan kedalam tanah dengan kedalaman 2,5 5 cm.
Tunas baru akar-akarnya akan dibentuk disekitar ujung cabang dalam waktu 2 3 bulan.
Contoh tanaman yang banyak dapat dilakukan dengan cara ini adalah : Murbei.

Gambar 1 : Merunduk seluruh ujung batang.

B. Merunduk Cabang (Simple layerage atau Common layerage)


Prinsip kerjanya adalah dengan melengkungkan cabang, lalu bagian bawah ujung
cabang ditimbun dengan media, sedangkan pucuk cabang beserta beberapa lembar daun
dibiarkn muncul diatas tanah. Kedalaman tanah sekitar 15 25 cm. Bagian cabang yang
tertutup tanah sebaiknya dilukai dengan pisau untuk merangsang titik tumbuh akar. Tanaman
yang dapat dikembang biakan dengan cara ini misalnya Mawar dan Apel.
Gambar 2 : Merunduk Cabang

C. Merunduk Dengan Sistem Tidur (Trench / Continous Layerage)


Mula-mula bagian cabang yang cukup panjang di rundukkan lalu direbahkan kedalam
tanah dengan posisi tidur, setelah itu ditimbun dengan tanah pada kedalaman 5 15 cm.
pucuk cabang dengan beberapa daunnya dibiarkan diatas tanah, dengan cara ini akan dapat
dihasilkan banyak bibit. Cara ini sering digunakan untuk memperbanyak tanaman apel,
azalea, dan mawar.
Gambar 3 : Merunduk dengan sistim tidur

D. Merunduk Dengan Sistim Gelombang (Serpentive/Compound Layerage)


Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistim tidur, hanya perbedaannya tidak seluruh
cabang yang direndahkan ditimbun tanah. Bagian cabang yang tidak ditimbun akan tumbuh
tunas-tunas, sedangkan yang tertimbun tanah akan tumbuh akar. Contoh tanaman yang dapat
dirundukkan dengan sistim ini adalah anggur, tanaman hias jenis clematis, ficus, dan lain-lain.
Gambar 4 : Merunduk dengan sistim gelombang.

E. Merunduk Kombinasi Dengan Cangkok (Cangkok Runduk)


Prinsip kerjanya sebenarnya sama saja dengan pekerjaan mencangkok biasa seperti
yang telah dijelaskan pada bab lain perbedaan hanya pada bagian batang yang telah disayat
kulitnya direbahkan kedalam tanah. Cara seperti ini dapat diterapkan pada hampir semua
tanaman buah-buahan seperti Mangga, rambutan, durian, jambu dan lain-lain. Asal memiliki
cabang-cabang yang dekat dengan permukaan tanah dan tidak mudah patah.
Khusus untuk tanaman Mangga, karena cabangnya mudah patah, maka perlu membuat
gundukan tanah dibawah cabang yang telah disayat.
Bagian ujung cabang diikat dengan kawat atau tali agar cabang tidak naik keatas. Hal yang
perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan merunduk adalah media tanah yang dipakai
untuk menimbun rundukan. Media tanah harus merupakan campuran tanah yang subur terdiri
dari kompos, pupuk kandang dan top soail (lapisan tanah atas) baik juga ditambahkan dengan
pupuk tambahan seperti urea, TSP, dan KCL atau pupuk lengkap NPK + Zat Perangsang
tumbuh dan cara pemakaian seperti tertera pada label.
Pekerjaan terakhir adalah memotong cabang-cabang hasil merunduk bila tunas-tunas
baru telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak, biasanya setelah 2 3 bulan hasil
rundukan dapat diambil dengan pisau atau gergaji, tetapi sebaiknya menggunakan gergaji
saja, sebab jika menggunakan pisau dapat menimbulkan goncangan yang terlalu keras
sehingga dapat memutuskan akar.
Setelah cabang dipotong bibit tanaman ditanam dalam wadah yang berisi media
tanam. Wadah yang dipakai dapat berupa polybag, tas kresek, keranjang bambu, pot dari
tanah liat dan lain-lain.

Setelah umur 2 3 bulan sejak dipindahkan kedalam wadah, cangkokan dapat segera ditanam
di lapangan atau tempat penanaman lain yang telah disiapkan.
C. Cangkok
Mencangkok atau air layerage / aerial layering (Inggris) sudah dikenal sejak zaman
dulu. Bila dulu orang lebih akrab dengan mencangkok cabang-cabang tanaman yang lebih
besar, sekarang tidak demikian. Cabang untuk cangkok sekarang cukup sebesar jari tangan
orang dewasa, bahkan sebesar lidipun dapat dicangkok, model cangkokan dari atau ranting
sebesar lidi ini disebut cangkok mini atau cangkok sayat atau cangkok belah. Disebut cangkok
sayat karena dalam pembuatan cangkok ini batangnya disayat. Sedangkan pada cangkok belah
batang cangkokan dibelah dan belahan cabang inilah yang dibungkus dengan media.
a.

Cangkok Sayat
Cangkok sayat adalah cara cangkok dengan menyayat kulit cabang, dan jenis cangkok
seperti ini yang banyak dilakukan orang. Alat untuk menyayat kulit dapat menggunakan pisau
okulasi, tetapi jika pisau ini dianggap mahal dapat juga menggunakan pisau biasa asalkan
cukup tajam. Pisau yang tajam dapat menghasilkan keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak
perlu mengulangi beberapa kali keratan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan akar nanti.

1. Media Cangkok
Banyak macam media cangkok yang dapat digunakan, misalnya mos, bubuk sabut
kelapa, pupuk kandang, kompos, bahkan tanah comberanpun dapat digunakan. Akhir-akhir ini
banyak orang memanfaatkan lumut yang tumbuh pada batu-batuan untuk media cangkokan.
2. Cara Mencangkok
Setelah media dan semua peralatan disiapkan dan cabang pilihan dari pohon induk
telah disiapkan / ditentukan maka pencangkokan dapat dilakukan :
-

Membuat keratan melingkar pada cabang pilihan sebanyak dua keratan atas dan bawah, jarak
antara kedua keratan tersebut tergantung pada jenis tanamannya. Bagian cabang yang tepat
untuk dikerat adalah dibawah kuncuk daun, karena di tempat ini banyak mengandung zat
perangsang pembentuk akar yang disebut rizokalin.

Kulit antara kedua keratan diangkat atau disayat sehingga terlihat kambiumnya. Kambium ini
harus dibuang secara perlahan agar tidak melukai kayunya.

Setelah sayatan tempat cangkokan dibersihkan kambiumnya kemudian dikering anginkan


selama kurang lebih 2 3 hari untuk tanaman yang tidak banyak getahnya. Sedangkan untuk
tanaman yang banyak getahnya seperti nangka dan sawo perlu waktu sekitar 2 minggu.

Pemberian hormon dan pupuk. Hormon yang umum digunakan untuk mencangkok adalah
hormon perangsang pertumbuhan akar misalnya Rotone F, Dharmasri 5 EC dengan dosis
sekitar 1 sendok the untuk setiap 1 liter air. Pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk
7

NPK 15 : 15 : 15 cara pemakaian dengan melumatkan pupuk sampai halus kemudian


dicampur dengan media dengan dosis 5 gr pupuk per 1 kg media.
-

Membungkus sayatan. Cara membungkus sayatan sangat tergantung kepada jenis media yang
digunakan. Untuk media mos yang diberi pupuk dan dalam keadaan basah dibungkuskan pada
sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut
plastik.

b. Cangkok Belah
Cangkok belah umumnya diterapkan pada cabang-cabang tanaman yang besar. Cara
mencangkoknya adalah dengan mengerat cabang yang telah dipilih sampai separohnya, lalu
dibelah kearah atas kira-kira sepanjang 15 20 cm. Luka yang baru saja kita buat ini
dibiarkan kering. Tahap selanjutnya adalah membungkus belahan, dan bila tersedia hormon
dioleskan pada luka terutama pada bagian yang akan ditumbuhi akar, pot diisi dengan media
lalu belahan cabang dimasukkan kedalam media. Kemudian ditutup lagi dengan media hingga
penuh dan dipadatkan. Tahap terakhir adalah mengikat pot pada batang pokok, selanjutnya
disiram terutama pada musim kemarau. Cangkokan yang jadi biasanya mulai tumbuh akar
setelah berumur 2 3 bulan (bila menggunakan ZPT bisa lebih cepat lagi), dan sudah dapat
dipotong.
D. Okulasi
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (Belanda) atau Budding
(Inggris). Perbanyakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan
dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik dari
pada induknya. Okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan
tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa
buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai
buah lezat diambil matanya untuk ditempelkan pada batang pokok dan juga dikenal dengan
sebutan batang bawah.
Tahap-Tahap Okulasi
Secara garis besar okulasi terdiri dari atas pengirisan batang pokok, pengambilan dan
penyisipan mata, pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang pokok.
1. Mengiris Batang Pokok

Buat irisan pada batang pokok misalnya dengan irisan dengan bentuk huruf T besar.
Irisan ini kita buat pada bagian kulit yang halus kurang lebih pada batang 20 cm diatas
permukaan tanah dan dengan kedalaman irisan setebal kulit batang.
2. Mengambil Mata
Pengambilan mata dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu segi empat, sayatan dan
bulatan. Bentuk segi empat dapat diperoleh dengan menggiris secara horizontal 1,5 cm diatas
dan dibawah mata. Kemudian ujungnya kita hubungkan hingga membentuk segi empat.
Jika cara pengambilan bentuk segi empat sulit dilakukan maka kita dapat membentuk
bentuk sayatan, panjang sayatan sekitar 3 cm dan mata tunas terletak ditengah sayatan. Jika
didalam penyayatann terikut kayunya, maka kayu tersebut harus dibuang dengan hati-hati
agar kambiumnya tidak terpegang. Dalam hal ini yang dipegang adalah tepinya sehingga
kambiumnya tidak rusak.
3. Penyisipan Mata Tunas
Mata tunas yang kita peroleh kita sisipkan dibawah kulit batang pokok yang telah kita
iris tadi, dalam penyisipan atau penempelan mata tunas jangan sampai ada kotoran yang
menempel pada kambium, karena dapat mengganggu menyatukan penempelan.
4. Mengikat Tempelan
Cara mengikat tempelan dapat menggunakan pita plastik polivinil klorida. Ukuran dari
pita plastik yang digunakan umumnya panjang 20 cm, lebar 1,5 cm dan tebal 0.1 mm. Cara
mengikat adalah sebagai berikut : Ikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan
sistim genting. Hal yang perlu diperhatikan mata tempelan jangan diikat terlalu erat sehingga
dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tempelan. Mata ini dapat saja tidak diikat, tetapi
bahayanya bila kena hujan dapat membusuk.
5. Membuka Sayatan
Setelah dua minggu dari waktu pengikatan perlu dilakukan pemeriksaan berhasil
tidaknya pengokulasian. Ikatan kita buka lalu mata tempelnya di lihat. Apabila warna mata
tempelnya hijau kemerahan atau hitam berarti tidak berhasil atau mata tempelnya telah mati.
Tetapi jika mata tempel kelihatan masih hijau segar dan sudah melekat ke batang pokok itu
pertanda okulasi berhasil.
6. Memotong Batang Pokok
Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, langkah selanjutnya
memotong batang pokok.

E. Menyambung
Pengertian menyambung adalah menyambungkan batang bawah dan batang atas dari
tanaman yang berbeda sehingga tercapai persenyawaan, dan kombinasi ini akan terus
membentuk tanaman baru. Batang bawah sering disebut stock atau root stock (Inggris) atau
Onderstam (Belanda). Batang bawah ini masih dilengkapi dengan akar. Batang atas yang
disambungkan sering disebut entres dan scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau
dapat juga batang yang masih berada pada induknya.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas yang masih dalam satu species. Misalnya penyambungan antara dua varietas pada
berbagai tanaman buah-buahan seperti : durian, mangga, manggis dan lain-lain. Namun
kadang-kadang dapat dilakukan penyambungan antara dua varietas pada berbagai tanaman
yang berbeda spesiesnya tetapi masih satu famili, contohnya tanaman mangga disambung
dengan tanaman kweni, tanaman sawo disambung dengan tanaman ketiaru.
Teknik penyambungan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Tetapi
semuanya memiliki prinsip yang sama yaitu menyambungkan dua bagian tanaman atau lebih
kedalam satu tanaman sehingga diperoleh tanaman baru dengan kombinasi sifat dari tanaman
yang disambungkan. Sebagai contoh dalam penyambungan jeruk manis (jeruk siam). Batang
bawha jeruk diperoleh dari semaian biji jeruk sitrum yang memiliki perakaran yang kuat dan
tahan penyakit tetapi rasa buahnya amat masam. Batang atas diambil dari cabang atau pucuk
tanaman jeruk manis. Dari kombinasi tersebut akan dapat diperoleh tanaman baru yang
menghasilkan buah yang terasa manis dan sistem perakarannya kuat serta tahan penyakit.
Secara garis besarnya penyambungan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu :
-

Sambung pucuk dan enten.

Sambung susuan yaitu batang atas dan batang bawah masih tumbuh dengan akarnya masingmasing.

Sambung mata tunas atau okulasi. Cara ini sebenarnya lebih tepat dikatakan menempel. Oleh
karena itu masalah okulasi ini akan dibahas dalam ini.

A. Tujuan Penyambungan
Tujuan penyambungan suatu tanaman antara lain :
1. Memperoleh tanaman dengan sistim perakarannya yang kuat dan kekar.
2. Memperbaiki kualitas buah tanaman. Tanaman yang semula menghasilkan buah yang asam
misalnya : jeruk sitrum disambung dengan tanaman yang terasa manis.
3. Mempercepat waktu berbuah.
10

4. Untuk membentuk keindahan tanaman misalnya dilakukan pada tanaman mawar, bougenvile,
azalea dan lain-lain. Sehingga dalam satu pohon terdapat warna-warni bunga yang menawan.
5. Untuk memperoleh aneka bentuk dan rasa buah-buahan. Misalnya satu jenis pohon jambu,
ujung-ujungnya disambung dengan jenis-jenis jambu yang berbeda. Pada akhirnya jika
penyambungan berhasil akan diperoleh pohon jambu dengan aneka macam bentuk, ukuran,
warna, dan rasa buah yang beragam.
6. Untuk mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
B. Cara Penyambungan
Prinsip kerja penyambungan adalah melukai masing-masing cabang yang akan
disambungkan, kemudian bagian yang terluka tadi dilekatkan satu sama lainnya lalu diikat.
Selang beberapa waktu kemudian biasanya antara 2 3 bulan ikatan dilepas. Jika sambungan
berhasil maka kedua bagian yang disambungkan tadi akan menyatu menjadi Satu Individu
baru.
Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Sambung Pucuk
-

Siapkan batang bawah dengan jalan menanam biji tanaman yang dikehendaki. Umur batang
bawah dalam keadaan siap sambung sangat bervariasi antara 1 24 bulan, tergantung jenis
tanamannya.

Bersamaan dengan saat penyemaian biji, kita melakukan pemangkasan cabang-cabang


tanaman yang akan kita jadikan batang atas. Hal ini untuk merangsang timbulnya tunas-tunas
baru yang akan dijadikan sumber entres.

Batang bawah dipotong setinggi 20 25 cm diatas permukaan tanah.

Dengan pisau yang tajam, bagian atas dari batang bawah dibelah membujur sepanjang 2 2,5
cm.

Entres yang sudah disiapkan dipotong sepanjang lebih kurang 10 cm. Bagian pangkal disayat
pada kedua sisinya, daun-daun yang ada dipangkas, disisakan dua daun saja dan dipotong sel
tengahnya sepanjang 2,5 cm sehingga berbentuk mirip kampak.

Selanjutnya entres dimasukkan kedalam belahan batang bawah, supaya kuat diikat dengan
tali plastik polifenil klorida.

Sewaktu memasukkan entres belahan batang bawah harus diusahakan agar kambium entres
dapat bersentuhan dengan kambium batang bawah.

Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik bening.

Ditempatkan dibawah naungan, setelah 2 minggu sambungan yang berhasil akan tumbuh
tunas.
11

F. Kultur Jaringan
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa perbanyakan tanaman dengan sistem kultur
jaringan sulit dilakukan oleh orang awam. Namun, sesungguhnya dengan sedikit mempelajari
teori mengenai dasar-dasar kimia dan biokimia terutama yang berkaitan dengan masalah
kultur jaringan dan dilanjutkan dengan praktek dilabor kultur jaringan, orang awam sekalipun
dapat melakukannya. Sebelum kita melangkah lebih jauh mempelajari sistim kultur jaringan
perlu diketahui batasan dan defenisi dari kultur jaringan.
A. Defenisi
Kultur jaringan adalah suatu sistim perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menggunakan sedikit jaringan dari suatu tanaman. Perbanyakan tanaman dengan kultur
jaringan ini akan diperoleh bibit bebas hama dan penyakit serta sifatnya sama dengan
induknya dalam jumlah berlipat ganda dalam waktu yang relatif singkat.
B. Prinsip Kerja
Cara kerja kultur jaringan adalah berdasarkan prinsip totipotensi. Berdasarkan prinsip
ini, sebuah sel atau jaringan tumbuhan, yang diambil dari bagian tanaman manapun, akan
dapat tumbuh menjadi tumbuhan sempurna kalau diletakkan dalam media yang cocok.
Perbanyakan dengan sistim kultur jaringan harus dilakukan dalam keadaan steril (suci hama).
Media kultur jaringan tersusun dari berbagai garam mineral, asam amino, gula,
vitamin, dan hormon tumbuhan. Mula-mula campuran media dibuat cair yaitu dengan
menambahkan air suling (Aquadest). Selanjutnya, setelah jaringan berada dalam media cair
dan digoncang-goncang dengan alat yang disebut shaker (meja pengocok), tunas-tunas akan
muncul berupa tonjolan yang disebut Protocorn lika bodies. Setelah tumbuh tonjolan-tonjolan
selanjutnya dipindahkan media lain yang padat untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.
Media padat dibuat dengan menambahkan agar-agar. Bila tanaman baru tersebut telah cukup
umur dapat dipindahkan ketempat penanaman.
C. Peralatan Yang Digunakan
Banyak peralatan yang digunakan dalam sistim kultur jaringan, peralatan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu peralatan ringan dan peralatan berat.
Peralatan ringan meliputi : Pinset, Pisau, gelas ukur, gelas piala, erlenmeyer, botol
media, petri dish, pipet, gunting, corong, panci, kompor dan gas dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk alat-alat berat antara lain : Mesin pengocok, laminar air flow,
timbangan listrik, mesin distilator, oven, mikroskop, pH meter, pendingin ruangan, autoklaf
dan enkast.
D. Fungsi Beberapa Alat Penting dalam Kultur Jaringan
12

1. Erlenmeyer
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ekspla.
Neraca analitik
Autoklaf
Meja pengocok (shaker) :
pH meter
Entkast
Laminar air flow

: Tempat pencampuran media dan tempat menanam


: Untuk menimbang sampai satuan miligram.
: Untuk sterilisasi media (Suci hama).
Untuk merangsang pertumbuhan eksplan atau tunas.
: Untuk mengukur besarnya pH campuran media.
: Untuk melakukan pekerjaan reaksi kimia.
: Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan reaksi,

pemindahan eksplan dan lain-lain.


8. Air Conditioner
: Sebagai alat pendingin pada ruang meja pengocok,
laminar air flow dan ruang inkubasi.
9. Gelas ukur
: Untuk menentukan volume zat cair.
10. Termometer kimia
: Untuk mengukur suhu media atau suhu dalam autoklaf
lebih dari 1000C.
11. Termometer cucaca

: Untuk mengukur suhu udara, batas pengukuran mulai

dari 200C - 500 C.


12. Higrometer
13. Tabung reaksi

: Untuk mengukur kelembaban udara.


: Tempat berbagai zat kimia yang hendak di reaksikan

E. Media Tanam
Ada banyak media tanam yang dapat digunakan dalam kultur jaringan. Bahan pokok media
kultur jaringan adalah berupa garam mineral sumber unsur makro dan mikro, gula, protein,
vitamin dan fitohormon (Hormon tumbuh). Jenis dan formulasi media menentukan berhasil
tidaknya perbanyakan sistim kultur jaringan. Mengingat dalam tubuh tanaman terkandung
unsur-unsur makro dan mikro, maka dalam pembuatan media harus lengkap berisi usnurunsur tersebut.
Unsur makro yang dimaksud adalah : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Ag dan unsur mikro adalah :
Zn, Mn, Cn, Bo, Mo, Si, Al, Cl, Co dan Fe. Unsur-unsur tersebut diberikan bukan dalam
bentuk unsur murni tetapi dalam bentuk garam. Sebelum digunakan garam-garam tersebut
harus dicampur air suling.
Jenis dan formulasi media tiap spesies tanaman berbeda-beda. Demikian juga dengan tahapan
pertumbuhan memerlukan media khusus. Sebagai contoh : Untuk kultur jaringan anggrek
Dendrobium dan Catteleya lebih cocok menggunakan media formulasi Vacin dan Went.
Untuk menumbuhkan jaringan anggrek vanda, aranda dan mokara lebih cocok menggunakan
formula marashige dan skoor. Sedangkan untuk menumbuhkan jaringan anggrek Phalaenopsis
lebih cocok menggunakan formula Knudson C, pada tanaman keras seperti tanaman karet
lebih cocok dengan media Nisch dan Nitsch. Untuk perbanyakan tanaman kopi dapat berhasil
dengan baik dengan media Liusmaler & Skoog. Selanjutnya untuk tanaman coklat cocok
dengan media Murashige dan Skoog.
13

14

Anda mungkin juga menyukai