0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan14 halaman
Mencangkok tanaman berkayu melibatkan proses mencangkok cabang pohon induk ke media tanah atau moss untuk membiakkan bibit baru. Langkah-langkahnya meliputi memilih cabang sehat dan kuat, menyayat cabang, membungkus sayatan dengan media, merawat cangkokan, dan memotong cangkokan apabila akar telah tumbuh. Merunduk adalah teknik pembiakan lain yang melibatkan merendukkan cabang ke tanah untuk membi
Mencangkok tanaman berkayu melibatkan proses mencangkok cabang pohon induk ke media tanah atau moss untuk membiakkan bibit baru. Langkah-langkahnya meliputi memilih cabang sehat dan kuat, menyayat cabang, membungkus sayatan dengan media, merawat cangkokan, dan memotong cangkokan apabila akar telah tumbuh. Merunduk adalah teknik pembiakan lain yang melibatkan merendukkan cabang ke tanah untuk membi
Mencangkok tanaman berkayu melibatkan proses mencangkok cabang pohon induk ke media tanah atau moss untuk membiakkan bibit baru. Langkah-langkahnya meliputi memilih cabang sehat dan kuat, menyayat cabang, membungkus sayatan dengan media, merawat cangkokan, dan memotong cangkokan apabila akar telah tumbuh. Merunduk adalah teknik pembiakan lain yang melibatkan merendukkan cabang ke tanah untuk membi
Pohon induk yang dicangkok harus cukup umur, kuat, bercabang banyak, serta tidak terserang hama dan penyakit. Idealnya, pohon induk sudah berbuah sedikitnya tiga kali agar kualitas buah dapat diketahui dengan pasti. Pohon induk yang sedang sakit, sebaiknya jangan dicangkok karena akan mati setelah cabang cangkokan dipotong. Media yang digunakan untuk mencangkok antara lain moss (akar pakis Asplenium nidus), serbuk serabut kelapa (coco peat), tanah serasah pohon bambu. Selain itu, bisa juga digunakan campuran tanah dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. penggunaan moss lebih dianjurkan karena bobotnya ringan dan mudah ditembus oleh akar cangkokan, dan mampu menyerap serta menyimpan air sehingga dapat meningkatkan keberhasilan cangkokan. Pada cangkokan tambahkan pupuk NPK 15:15:15 atau 16:16:16 sebanyak lima gram/kg media. Tujuannya mempercepat pertumbuhan akar cangkokan dan menjaga kesehatan cabang yang dicangkok. Sebelum digunakan, pupuk dilumatkan terlebih dahulu sampai halus, lalu campurkan secara merata dengan media. Selain pupuk NPK, bisa juga digunakan pupuk daun yang memiliki kandungan P tinggi. Jenisnya antara lain BASF Foliar B, Fudatan, Gandapan Reginae, Gandasil, Growmore 10-55-10, Hyponex Biru, Hyponex Hijau, dan Shell Foliar-B. Pemberiannya disesuaikan dengan jenis media cangkok yang digunakan. Untuk media berupa tanah, campurkan sebanyak 3-5 gram/kg media. Sementara itu, jika media yang digunakan berupa moss, pemberiannya dilakukan dengan cara merendamnya selama 1-2 jam di dalam larutan pupuk sebanyak 3-5 gram/liter air. Pembungkus media cangkok antara lain ijuk, sabut kelapa, pot plastik, potongan botol bekas kemasan air mineral, gelas bekas kemasan air mineral atau tabung bambu. Namun, pembungkus yang terbaik adalah plastik bening karena dapat menahan penguapan air di dalam media sehingga kelembabannya tetap tinggi. Keadaan ini membuat akar semakin cepat tumbuh. Selain itu, dengan menggunakan plastik bening, pertumbuhan akar juga gampang dikontrol setiap saat. Semua percabangan pohon induk dapat dicangkok, asalkan rajin mengeluarkan buah. Namun untuk efisiensi, cukup cabang dan ranting berukuran kecil yang dicangkok agar dari satu pohon induk dapat diperoleh belasan atau puluhan 2
bibit cangkokan. Selain itu, bentuk tajuk pohon induk tetap terjaga jika cabang atau ranting kecil saja yang dicangkok. Pilih cabang atau ranting yang memiliki panjang 20-30 cm. sosoknya tegap, mulus, dan sehat dengan warna kulit coklat muda atau hijau kecoklatan tergantung pada jenis tanamannnya. Perlu diperhatikan, jangan mencangkok cabang yang berwarna kehitaman dan berkerak karena lambat menumbuhkan akar. Selain itu, umur cabang yang dicangkok tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda karena cabang seperti ini hanya memiliki sedikit persediaan makanan sehingga menghambat tumbuhnya akar.
Berikut ini langkah-langkah mencangkok: 1. Sayat cabang atau ranting yang hendak dicangkok dengan menggunakan pisau yang tajam. Bidang sayatan melingkar selebar 2-3 kali diameter cabang. Penyayatan dilakukan tepat dibawah kuncup daun karena disinilah tempat berkumpulnya zat pembentuk akar (rizokalin). 2. Kupas kulit batang di bidang sayatan sampai terlihat kambiumnya yang berlendir. Buang kambium ini dengan cara dikerok menggunakan mata pisau. Lakukan pengerokan dengan hati-hati agar tidak melukai jaringan kayunya. Perlu diperhatikan, bidang sayatan tidak boleh langsung dibungkus media karena dapat memicu tumbuhnya jamur atau bakteri. Oleh karena itu, biarkan bidang sayatan selama 2-7 hari sampai mengering dan tidak ada lagi getah yang keluar. Setelah mengering, olesi dengan hormon penumbuh akar seperti Rootone F. Caranya Rootone F diberi sedikit air dan diaduk sampai menjadi pasta. Lalu oleskan merata, terutama di kulit bagian atas sayatan. 3. Membungkus Bidang Cangkokan. Membungkus bidang sayatan berbeda-beda tergantung pada media dan pembungkus yang digunakan. Jika media yang digunakan adalah moss, serbuk sabut kelapa atau campuran tanah dan kompos, yang terlebih dahulu dilakukan adalah melingkarkan lembaran plastik ke bidang sayatan, lalu mengikat bagian bawahnya sampai membentuk kantong. Posisi ikatan di bagian bawah 5-6 cm di bawah bidang sayatan. Setelah itu, media yang telah dibasahi air diisikan ke dalam plastik sampai memenuhi sekeliling bidang sayatan. Kemudian plastik dirapikan, lalu diikat di bagian tengah dan atasnya. Sementara itu, jika media yang digunakan berupa tanah dan pembungkusnya adalah kantong plastik, media cangkok dimasukkan terlebih dahulu sampai penuh lalu ikat bagian atas kantong 3
sampai terbentuk bongkahan media. Setelah itu, bongkahan media dibelah menjadi dua dan ditangkupkan ke bidang sayatan lalu disatukan dan diikat erat agar tidak lepas. 4. Merawat Cangkokan. Cangkokan cukup disiram satu minggu sekali agar medianya tetap lembab. Penyiraman dilakukan dengan menyuntikkan air ke dalam media atau meneteskannya melalui bagian atas pembungkus. Jangan menyiram terlalu banyak karena media yang terlalu basah membuat calon akar yang tumbuh membusuk sehingga menyebabkan kegagalan cangkokan. Biasanya akar cangkokan baru tumbuh 1-3 bulan setelah cangkok, tergantung jenis tanamannya. Tanaman yang bergetah seperti nangka dan sawo lebih lama pertumbuhan akarnya, dibandingkan dengan tanaman yang tidak bergetah. 5. Memotong Cangkokan. Batang cangkokan dapat dipotong saat akar cangkokan sudah tumbuh memenuhi media dan daun di bawah cangkokan terlihat segar. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembungkus. Jika pemotongannya terlalu panjang saat ditanam cabang akan berada di bawah bidang cangkokan sehingga dapat terserang rayap dan menyebabkan kematian. Selain itu, sisa cabang induk di bawah bidang cangkokan masih dapat menumbuhkan beberapa cabang baru. 6. Setelah dipotong, sebagian daun cabang cangkokan dibuang untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Caranya dengan menggunting 1/2 2/3 helai daun dari seluruh daun yang ada. Ke,m bibit cangkokan disapih selama 4-6 bulan di dalam polibag. Selama itu, cangkokan harus disiram setiap hari 1-2 kali, tergantung pada cuaca. Jika cuaca panas, penyiraman dilakukan dua kali. Sementara itu, jika cuaca mendung penyiraman cukup dilakukan sekali saja. 7. Satu atau dua bulan sekali, berikan NPK dengan dosis satu sendok teh per tanaman agar akarnya semakin cepat besar. Penyiangan juga perlu dilakukan jika ada rumput atau tanaman liar tumbuh di dalam polibag. Setelah nampak segar dan pertumbuhannya sehat, cangkokan dapat dipindahkan ke media pembesaran.
4
Gambar 21. Proses Mencangkok
1. Merunduk Pengertian Merunduk Merunduk (layering) adalah proses pembiakan vegetative buatan yang dilakukan pada tumbuhan bercabang panjang dengan merundukkannya ke tanah. Cabang yang dibenamkan harus mengandung tunas. Umumnya tunas ini mengandung zat pengatur tumbuh yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan akar. Jadi, batang tanaman itu ditundukkan ke tanah agar dapat berkembangbiak. Tetapi, kita harus menimbun batang tanaman dengan tanah. Dari ruas-ruas batang tanaman tersebut akan tumbuh akar dan menjadi tanaman yang baru. Syarat merunduk adalah : 1. Bercabang panjang 2. Bercabang lentur 3. Cabangnya dekat dengan tanah Merunduk juga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Merunduk biasa : Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan tanah, kecuali ujung cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang atau batangnya dipotong, sehingga diperoleh tanaman baru. Cara ini dapat dikerjakan pada mawar, jambu air, dan arbei b. Merunduk majemuk : Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah pada beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat dikerjakan pada tanaman soka dan anggur.
Keuntungan Merunduk Keuntungan tanaman merunduk adalah : 5
1. Sifat buah/bunga sama dengan induknya, dapat menghasilkan individu baru dengan cepat 2. Tingkat keberhasilan tinggi 3. Dapat terjadi secara alami 4. Tanaman yang di hasilkan lebih dapat berubah dan memberikan hasil 5. Cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya
Kerugian Merunduk Kerugian tanaman merunduk adalah : 1. Tidak banyak bibit yang dihasilkan 2. Hanya bisa dilakukan pada tanaman yang dahannya elastis & cukup dekat dengan permukaan tanah, tidak dapat dilakukan pada tanaman yang relatif besar
Tahapan Teknik Merunduk Cara-cara merundukkan tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang; 2. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel; 3. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah 4. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah; 5. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut; 6. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya; 7. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam. 6
5. Menyambung Pengertian Menyambung Menyambung atau mengenten adalah penggambungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.
Manfaat sambungan pada tanaman Manfaat sambungan pada tanaman adalah : Gambar 22. Tahapan Teknik Merunduk 7
1. Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya. 2. Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo. 3. Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya.
Persayaratan menyambung 1. Syarat batang bawah untuk sambungan adalah a. Dapat menggunakan biji asalan atau sapuan untuk menghasilkan batang bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar. b. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan. c. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah. d. Penyiraman cukup atau media cukup basah. e. Batang bawah dipupuk dengan Urea 1 2 minggu sebelum penempelan. f. Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang: sekam padi (1:1:1). g. Gunakan polybag ukuran 1520 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 2030 cm, atau langsung ke polybag 3040 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya.
8
2. Syarat batang atas untuk sambungan a. Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit. b. Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan) dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit). c. Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). d. Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya. e. Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar. f. Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh (tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sehat dan subur. g. Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres. h. Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke semua arah atau simetris. i. Namun bila diambil dari cabang yang lain, pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke samping, berbentuk seperti kipas. Bentuk ini berangsur- angsur hilang bila tanaman menjelang dewasa.
9
Tahapan Teknik menyambung tanaman 1. Memilih batang bawah yang diameternya kurang lebih sama dengan batang atas. Potong batang bawah kurang lebih 20 25 cm dari permukaan tanah atau sekitar 3 cm dari bagian hipokotil kemudian batang bawah di belah sekitar 2-2,5 cm.
2. Batang atas yang sudah disiapkan buang daunnya, kemudian sayat kedua sisi pangkal cabang sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk seperti mata kampak.
Gambar 23. Pemotongan dan pembelahan batang bawah Gambar 24. Melancipkan batang 10
3. Selanjutnya batang atas di masukkan kedalam belahan batang bawah.
4. Pengikatan atau pembalutan menggunakan sealtip (isolasi paralon) atau bisa juga menggunakan tali yang terbuat dari plastik es.
Gambar 25. Pengikatan dengan tali plastik Gambar 26. Sambungan telah siap 11
5. Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggi dan mengurangi penguapan di sekitar sambungan. Tempatkan tanaman yang sudah tersambung di tempah yang teduh atau di beri naungan agar terhindar dari panas matahari langsung.
6. Proses selanjutnya tinggal perawatan bibit sampai siap di tanam di kebun,sekitar 3-6 bulan kemudian. Teknologi bisa anda coba dan diterapkan pada tanama buah yang berbatang keras seperti mangga, durian, alpukat dll.
Keuntungan Menyambung pada tanaman a. Hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan, b. Memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, c. Mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working, d. Mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal, e. Mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, f. Mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan, g. Memperbaiki kerusakan pada tanaman.
Gambar 27. Penyungkupan tanaman 12
Kerugian Menyambung pada tanaman a. Pada saat menyembung, ukuran kedua batang harus sama, karena kambium pada kedua batang harus bertemu dengan tepat. Bila tidak, proses mengenten akan gagal, dan b. Jenis pohon yang bisa disambung jumlahnya terbatas, karena harus pohon yang sekeluarga.
13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan perkembangbiakan aseksual dengan cara-cara tertentu dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, pucuk, daun, umbi dan akar. Perkembangbiakan secara vegetatif ada dua jenis yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. Vegetatif alami yaitu perkembangbiakan secara secara alami yang dialami oleh organ- organ vegetative tumbuhan itu sendiri seperti stolon, umbi, dan akar adventive. Vegetatif buatan yaitu perkembangbiakan tanaman dengan cara mengembangkan kembali secara sengaja oleh manusia dengan memanfaatkan organ vegetative tanaman seperti stek, cangkok, merunduk, okulasi dan menyambung. Kuntungan dari perkembangbiakan secara vegetative yaitu tanaman lebih cepat menghasilkan buah dan dapat menonjolkan sifat-sifat unggul yang dimiliki tanaman tersebut, sedangkan kerugian dari perkembangbiakan vegetative yaitu tanaman memiliki perakaran lemah, mudah terserang penyakit dan tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi.
3.2 Saran Perkembangbiakan tanaman secara vegetative sangat menguntungkan petani untuk mendapatkan bibit unggul, namun dalam pengembanggannya haruslah dilakukan dengan teknik yang benar agar mendapatkan hasil yang terbaik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Perkembabiakan Tanaman Secara Vegetatif. (online). Tersedia pada http://kawanbaikanda.multiply.com/photos/photo/75/10. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
Yuiastriani. 2014. Vegetatif. (online). Tersedia pada http://yuiastriani.wordpress.com/materi/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014. Sumardika. I Nengah. 2013. Buku Ajar Hortikultura. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Trazo. 2012. Vegetatif Buatan. (online). Tersedia pada http://trazo212.wordpress.com/2011/08/27/vegetatif-buatan/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
Uchishin, Shinigami. 2011. Cara Melakukan Vegetatif Buatan. (online). Tersedia pada http://shinigami-uchishin.blogspot.com/2011/01/cara-melakukan-vegetatif- buatan.html. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
Yuiastriani. 2014. Vegetatif. (online). Tersedia pada http://yuiastriani.wordpress.com/materi/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.