1. Masa Panen
Pada tahap proses panen tersebut, petani memetic buah
salak dengan arit atau parang. Dengan melihat kualitas mutu buah
salak yang sudah masak matang, maka sudah bisa dipetik. Hal itu
berpengaruh pada hasil pemanenan yang dilakukan pada buah
yang sudah masak atau belum. Karena jika buah salak yang belum
masak, bila dipetik dan dimakan akan terasa sepet dan tidak manis.
Maka pemanen yang efektif adalah dilakukan dengan cara petik
pilih, dan disinilah letak kesukarannya. Jadi, petani yang memetic
harus benar-benar mengetahui mana buah salak yang sudah siap
dipetik atau belum.
Buah salak yang sesuai kriteria ciri dan umur panen adalah
buah salak yang dapat dipanen setelah matang benar di pohon,
biasanya berumur 6 bulan dan dari penampakan salak sendiri bisa
ditandai bahwa buah yang sudah tua, adalah warnanya mengkilat
(klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan
beraroma salak.
Dari buah salak yang akan dipanen di satu pohon bisa jadi
buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih.
Namun yang perlu diperhatikan dalaam pemetikan adalah jangka
waktu konsumsinya juga berpengaruh, yakni apakah buah salak
tersebut akan disimpan dalam waktu lama (pengepul) atau segera
dikonsumsi. Jika buah akan disimpan lama maka pemetikan
dilakukan pada saat buah salak sudah tua, sedangan buah salak
yang masir atau belum terlalu tua tidak tahan lama untuk disimpan.
Dari proses pemanenan buah salak dilakukan dengan cara
memotong tangkai tandannya dengan parang atau arit.
Pada waktu-waktu tertentu memang buah salak akan
dipanen karena pada bulan-bulan tertentu ada yang akan berbuah
masak banyak dan sedikit. Dan panen raya salak terjadi sekitar
bulan November, Desember, dan Januari, sedangkan panen salak
kriteria sedan pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Meskipun demikian
ada panen kecil yakni hasilnya tidak sebanyak panen raya dan
sedang, yakni terjadi pada bulan-bulan Februari, Maret, dan April.
Sedangkan pada waktu-waktu kosong panen yakni pada
bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober. Karena jika pada
bulan-bulan ini masih ada buah salak yang bisa dipetik dinamakan
buah slandren. Hal yang tak biasa untuk salak berbuah diantara
bulan-bulan tersebut. Seperti halnya buah-buahan yang lainnya,
buah salak juga mudah rusak dan tidak tahan lama. Ciri kerusakan
umumnya ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi
lunak, lembek dan berwarna kecoklat-coklatan.
Buah salak yang sudah dipetik masih melanjutkan proses
hidupnya yakni berupa proses fisiologi yang berarti bisa terjadi
perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan
fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik. Dengan
demikian, buah salak tidak bisa disimpan terlalu lama dalam
keadaan segar, maka dari itu diusahakan pengelolaannya pada
pascapanen.
2. Pasca Panen
Pada proses pasca panen, salak dilakukan beberapa penanganan
agar bisa efektif efisien bisa dikonsumsi dengan kualitas tetap
terjamin. Tahapannya adalah pengumpulan, penyortiran,
pengemasan dan pengangkutan.
a. Tahap Pengumpulan
Pada tahap ini, salak dikumpulkan di Gudang oengumpulan
yang berfungsi sebagai tempat penerima buah salak pertama
kali yang berasal dari petani atau penyetor. Secara Teknik
seluruh hasil panen dikumpulkan menjadi satu guna proses
tahapan selanjutnya.
b. Tahap Penyortiran
Tahap ini dinamakan dengan sortasi atau pemilihan yang
bertujuan untuk mengetahui kelayakan konsumsi produknya.
Yakni dengan cara memilih buah yang utuh, baik, sehat, tidak
cacat, dan tentunya layak ekspor. Selain itu juga sekaligus
proses membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang
tidak berguna seperti rating, tangkai, dan kotoran. Buah salak
diutamakan bersih dari bahan-bahan yang bisa membuatnya
tercampur dengan bahan-bahan tersebut. Maka dari itu, tangkai,
rantai dapat dibersihkan dengan cara dipotong dengan parang,
pisau, sabit, gunting pangkas tajam yang tidak berkarat
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada buah.
c. Tahap Penggolongan
Setelah melalui proses sortir atau memilih buah yang bagus
secara kualitas, salak juga diproses lebih lanjut yakni proses
Grading atau penggolongan. Proses ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil pilihan buah yang seragam yakni secara
ukuran dan kualitas bermutu tinggi. Keuntungan dalam
menyesuaikan buah salak yang seragam tersebut yakni
mempermudah penyusunan ke dalam wadah atau peti alat
kemas, sedngkan dilihat dari prospek harga buah yang sudah
digolongkan mendapatkan harga yang lebih tinggi dan
merangsang minat untuk membeli.
Sedangkan proses Grading ini berdasarkan pada ketentuan
meliputi: berat, besar, corak, bentuk, rupa, warna, bebas dari
hama penyakit dan ada tidaknya cacat atau luka. Hal itu semua
dimasukkan kedalam kelas dan golongan masing-masing.
Golongan pada kualitas salak ada 3 macam yakni: salak mutu
AB yakni dicirikan dengan bentuk buah tidak terlalu besar, dan
tidak terlalu kecil, sehat. Sedangkan salak mutu C dipilih untuk
manisan, sekitar 1 kg berjumlah sampai 25-30 buah. Dan
terakhir golongan salak mutu BS yang dicirikan busuk atau ½
pecah, skait hama penyakit, dan tidak dijual. Dari golongan
mutu sudah bisa diketahui bahwa kualitas paling tinggi adalah
salak mutu AB.
d. Tahap Pengemasan dan Pengangkutan
Dalam proses pasca panen salak, setelah melalui proses
penggolongan mutu salak, maka hal terakhir adalah
pengemasan dan sekaligus pengangkutan (distribusi). Setelah
digolongka mana saja salak yang bermutu AB yang siap dijual
maka segera dikemas dengan aman dengan kardus-kardus
yang disesuaikan. Proses pengemasan tersebut bertujuan untuk
melindungi buah salak dari kerusakan, suhu luar dan gangguan
baik yang ditimbulkan oleh luar yakni binatang tikus atau tupai.
Selain itu juga mempermudah dalam penyusunan, baik dalam
pengangkutan maupun dalam Gudang penyimpanan dan
sekaligus juga mempermudah perhitungannya saat sudah
masuk daftar jual bahkan ekspor.
Selain pengemasan dilakukan untuk golongan segar mutu
AB, juga ada pengemasan untuk manisan salak dan buah
segar. Pengemasan untuk buah segar dapat diangkut dengan
mudah dan ukuran pengemasan disesuaikan dengan jumlah
buahnya. Sednagkan untuk pengemasan untuk manisan salak
yakni teknisnya dikems dalam media kaleng yang ditutup rapat
dengan proses dipastursasi sehingga segala jenis mikroba
seperti bakteri, jamur, ragi, dan enzim dapat mati dan tidak akan
menyebabkan proses pembusukan dalam waktu singkat.
Sedangkan untuk jenis manisan yang sudah dikeringkan, pada
umumnya dikemas dalam plastic tersendiri untuk menghindari
suhu ekstrem atau gangguan luar.
Setelah dikemas barulah masuk ke distribusi yakni kegiatan
menyalurkan dengan pengangkutan harus memenuhi standar
persyaratan pengangkutan untuk buah-buahan yakni:
pengangkuran harus dilakukan dengan cepat, cermat dan tepat.
Dan kondisi pengangkytan yang cermat dan tepat inilah yang
menjamin terjaganya mutu kualitas yang tinggi. Dengan fasilitas
pengangkutan yang memadai dan nyaman maka keuntungan
dibalik penjualan buah salak baik buah segar maupun manisan
tersebut bisa terjadi dengan perhitungan yang teoat dan
akuntabel.