Anda di halaman 1dari 10

Pemeliharaan Tanaman Salak

a. Penjarangan dan Penyulaman


Untuk meperoleh buah yang berukuran besar, maka bila
tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya
penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman
dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati
atau pertumbuhannya kurang baik atau kerdil, atau mislanya terlalu
banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu
tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah
keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya.
Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan
penyulaman, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang
menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman,
bagian pangkal serta tanahnya kira bungkus dengan plastic agar
akar-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan
dengan hati-hati.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan membersihkan rumput-
rumput atau tanaman penggganggu lainnya yang tumbuh di kebun
salak. Tanaman pengganggu yang lazin disebut gulma ini bila tidak
diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam
memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam,
penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai
tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun, dilakukan pada
awal dan akhir musim penghujan.
c. Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula
penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak.
Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk
efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul
membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk
menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya.
Bumbunan jang sampai merusak parit yang ada.
Perlu diingat, pembumbunan yang dilakukan jangan sampai
merusak parit yang ada diantara tanaman. Untuk efisiensi tenaga
dan biaya, pembubunan bisa dilakukan bersamaan saat
penyiangan tanaman. Penggemburan tanah adalah usaha untuk
menjaga agar tanah tetap gembur. Tanah yang gembur
mempermudah akar untuk bernapas dan dapat bergerak dengan
leluasa untuk mencari sumber air atau sumber makanan, sehingga
tumbuhan salak dapat tumbuh dengan subur.
Selain itu, tanah yang gembur juga dapat merangkan
tumbuhnya tunas baru yang dapat menjadi tunas anakan untuk
bibit tanaman salak yang baru.
Penggemburan dilakukan pada waktu pemberian pupuk.
Penggemburan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar
tanaman salak induk maupun tunas anakan yang sudah mulai
tumbuh.
Hasil penggemburan dapat diletakkan di sekitar tanaman
salak, sehingga tanamannya menjadi lebih kokoh dan merangsang
tumbuhnya tunas baru. Jangan menimbun tanah terlalu tinggi dan
tanahnya jangan dipadatkan, sebab akar akan kesulitan dalam
mengambil makanan yang lebih luas dan mengalami kesulitan
dalam bernapas. Hal ini akan menyebabkan beberapa masalah
pada tumbuhan salak, antara lain:
1. Pertumbuhan yang terjadi secara tidak sempurna
2. Waktu berproduksi yang lebih lambat dibandingkan dengan
yang lain.
3. Bila berproduksi didapatkan hasil yang sedikit dan mutu tidak
seperti yang diharapkan.
d. Pengairan
Pengairan adalah kegiatan pemberian dan penyediaan air bagi
tanaman. Kebutuhan air yang terpenuhi akan membuat tanaman
menjadi tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanaman salak
memerlukan air yang cukup banyak, terutama pada musim
kemarau. Pengaturan pemberian air pada tanaman salak
dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
1. Jenis tanah
Jenis tanah tempat tumbuh salak berpasir, maka kebutuhan air
akan lebih banyak dibandingkan dnegan tanah liat, karen tanah
berpasir cepat basah dan cepat menguap/kering.
2. Iklim
Pada musim hujan kebutuhan akan air sudah tercukupi,
sehingga tidak perlu penyiraman. Lain halnya pada musim
kemarau, tanaman membutuhkan air yang banyak.
3. Kesuburan tanah
Tanah yang subur adalah tanah yang banyak mengandung
bahan zat organic, termasuk air, sehingga kebutuhan air untuk
tanah yang subur lebih sedikit dibandingkan tanah yang tandus
atau gersang.
4. Pancaran sinar matahari
Daerah yang pancaran sinar matahari diterima langsung dan
penuh, misalnya daerah dataran rendah, membutuhkan air yang
lebih banyak. Sedangkan daerah dataran tinggi/pegunungan
membutuhkan air yang lebih sedikit karena pancaran sinar
mataharinya agak berkurnag jumlahnya.
5. Luas lahan dan tingkat pertumbuhan
Lahan yang luas membutuhkan air yang lebih banyak
dibandingkan lahan yang sempit. Selain itu, tingkat
pertumbuhan salak yang mempengaruhi kebutuhan air,
misalnya tanaman yang kecil tentunya memiliki kebutuhan air
lebih sedikit dibandingkan tanaman salak yang sudah besar.
e. Perempelan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus
dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang
hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan,
terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perampalan).
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu
rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi
udara yang kurang lancer diperbaiki.
Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar
tidak hanya ke daun atau bagian vegetative saja, melainkan juga ke
bunga, buah, atau bagian generative secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada
saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan
dilakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali. Apabila dalam rumpun
salak terdapat beberapa anakan, lakukan pengurangan anakan
menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup disisakan 1
atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun.
Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produkktivitas tanaman
induk.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal
pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian
daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada
gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen
harus tetap dilakukan.
Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji
yang tajam. Pemangksan yang dilaksanakan pada waktu dan cara
yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
f. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk tanaman salak adalah pupuk
kendang atau kompos dan NPK. Tujuan pemberian pupuk kendang
adalah agar kesuburan tanah dan struktur tanah tetap terjaga
dengan ukuran 15 kg untuk tiap rumpun tanaman salak selama
setahun sekali. Sedangkan pemakaian pupuk buatan atau
anorganic yang berupa NPK dan campuran antara urea, TSP dan
KCL, dengan perbandingan 1:1:1.

Umur Frekuensi Komposisi


Tanaman Pemupukan
0-12 bulan 1 x sebulan Pupuk kandang 1000 gram,
Urea 5 gram, TSP 5 gram,
KCl 5 gram
12–24 bulan 1 x 2 bulan Urea 10 gram, TSP 10 gram,
KCl 10 gram
24-36 bulan 1 x 3 bulan Urea 15 gram, TSP 15 gram,
KCl 15 gram
>36 bulan 1 x 6 bulan Urea 20 gram, TSP 20 gram,
KCl 20 gram
g. Pengajiran
Setelah melakuakn penanaman. Salah satu hal yang cukup
penting yaitu pembuatan penopang untuk tanaman (pengajiran).
Bahan yang dapat digunakan yaitu bamboo atau kayu. Tujuannya
adalah untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.

Panen dan Pascapanen

Buah salak sudah dapat dipanen setelah matang benar di pohonnya,


secara umum berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal
itu dicirikan dengan adanya sisik yang telah jarang-jarang, sedangkan
warna kulit buah tampak merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-
bulunya telah lepas dan hilang. Dari ujung kulit buah (bagian buah yang
meruncing) terasa lunak bila ditekan. Hasil tanaman salak dapat mencapai
15 ton/hektar. Dan biasanya panen besar buah salak terjadi antara bulan
Oktober-Januari.

1. Masa Panen
Pada tahap proses panen tersebut, petani memetic buah
salak dengan arit atau parang. Dengan melihat kualitas mutu buah
salak yang sudah masak matang, maka sudah bisa dipetik. Hal itu
berpengaruh pada hasil pemanenan yang dilakukan pada buah
yang sudah masak atau belum. Karena jika buah salak yang belum
masak, bila dipetik dan dimakan akan terasa sepet dan tidak manis.
Maka pemanen yang efektif adalah dilakukan dengan cara petik
pilih, dan disinilah letak kesukarannya. Jadi, petani yang memetic
harus benar-benar mengetahui mana buah salak yang sudah siap
dipetik atau belum.
Buah salak yang sesuai kriteria ciri dan umur panen adalah
buah salak yang dapat dipanen setelah matang benar di pohon,
biasanya berumur 6 bulan dan dari penampakan salak sendiri bisa
ditandai bahwa buah yang sudah tua, adalah warnanya mengkilat
(klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan
beraroma salak.
Dari buah salak yang akan dipanen di satu pohon bisa jadi
buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih.
Namun yang perlu diperhatikan dalaam pemetikan adalah jangka
waktu konsumsinya juga berpengaruh, yakni apakah buah salak
tersebut akan disimpan dalam waktu lama (pengepul) atau segera
dikonsumsi. Jika buah akan disimpan lama maka pemetikan
dilakukan pada saat buah salak sudah tua, sedangan buah salak
yang masir atau belum terlalu tua tidak tahan lama untuk disimpan.
Dari proses pemanenan buah salak dilakukan dengan cara
memotong tangkai tandannya dengan parang atau arit.
Pada waktu-waktu tertentu memang buah salak akan
dipanen karena pada bulan-bulan tertentu ada yang akan berbuah
masak banyak dan sedikit. Dan panen raya salak terjadi sekitar
bulan November, Desember, dan Januari, sedangkan panen salak
kriteria sedan pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Meskipun demikian
ada panen kecil yakni hasilnya tidak sebanyak panen raya dan
sedang, yakni terjadi pada bulan-bulan Februari, Maret, dan April.
Sedangkan pada waktu-waktu kosong panen yakni pada
bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober. Karena jika pada
bulan-bulan ini masih ada buah salak yang bisa dipetik dinamakan
buah slandren. Hal yang tak biasa untuk salak berbuah diantara
bulan-bulan tersebut. Seperti halnya buah-buahan yang lainnya,
buah salak juga mudah rusak dan tidak tahan lama. Ciri kerusakan
umumnya ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi
lunak, lembek dan berwarna kecoklat-coklatan.
Buah salak yang sudah dipetik masih melanjutkan proses
hidupnya yakni berupa proses fisiologi yang berarti bisa terjadi
perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan
fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik. Dengan
demikian, buah salak tidak bisa disimpan terlalu lama dalam
keadaan segar, maka dari itu diusahakan pengelolaannya pada
pascapanen.
2. Pasca Panen
Pada proses pasca panen, salak dilakukan beberapa penanganan
agar bisa efektif efisien bisa dikonsumsi dengan kualitas tetap
terjamin. Tahapannya adalah pengumpulan, penyortiran,
pengemasan dan pengangkutan.
a. Tahap Pengumpulan
Pada tahap ini, salak dikumpulkan di Gudang oengumpulan
yang berfungsi sebagai tempat penerima buah salak pertama
kali yang berasal dari petani atau penyetor. Secara Teknik
seluruh hasil panen dikumpulkan menjadi satu guna proses
tahapan selanjutnya.
b. Tahap Penyortiran
Tahap ini dinamakan dengan sortasi atau pemilihan yang
bertujuan untuk mengetahui kelayakan konsumsi produknya.
Yakni dengan cara memilih buah yang utuh, baik, sehat, tidak
cacat, dan tentunya layak ekspor. Selain itu juga sekaligus
proses membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang
tidak berguna seperti rating, tangkai, dan kotoran. Buah salak
diutamakan bersih dari bahan-bahan yang bisa membuatnya
tercampur dengan bahan-bahan tersebut. Maka dari itu, tangkai,
rantai dapat dibersihkan dengan cara dipotong dengan parang,
pisau, sabit, gunting pangkas tajam yang tidak berkarat
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada buah.
c. Tahap Penggolongan
Setelah melalui proses sortir atau memilih buah yang bagus
secara kualitas, salak juga diproses lebih lanjut yakni proses
Grading atau penggolongan. Proses ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil pilihan buah yang seragam yakni secara
ukuran dan kualitas bermutu tinggi. Keuntungan dalam
menyesuaikan buah salak yang seragam tersebut yakni
mempermudah penyusunan ke dalam wadah atau peti alat
kemas, sedngkan dilihat dari prospek harga buah yang sudah
digolongkan mendapatkan harga yang lebih tinggi dan
merangsang minat untuk membeli.
Sedangkan proses Grading ini berdasarkan pada ketentuan
meliputi: berat, besar, corak, bentuk, rupa, warna, bebas dari
hama penyakit dan ada tidaknya cacat atau luka. Hal itu semua
dimasukkan kedalam kelas dan golongan masing-masing.
Golongan pada kualitas salak ada 3 macam yakni: salak mutu
AB yakni dicirikan dengan bentuk buah tidak terlalu besar, dan
tidak terlalu kecil, sehat. Sedangkan salak mutu C dipilih untuk
manisan, sekitar 1 kg berjumlah sampai 25-30 buah. Dan
terakhir golongan salak mutu BS yang dicirikan busuk atau ½
pecah, skait hama penyakit, dan tidak dijual. Dari golongan
mutu sudah bisa diketahui bahwa kualitas paling tinggi adalah
salak mutu AB.
d. Tahap Pengemasan dan Pengangkutan
Dalam proses pasca panen salak, setelah melalui proses
penggolongan mutu salak, maka hal terakhir adalah
pengemasan dan sekaligus pengangkutan (distribusi). Setelah
digolongka mana saja salak yang bermutu AB yang siap dijual
maka segera dikemas dengan aman dengan kardus-kardus
yang disesuaikan. Proses pengemasan tersebut bertujuan untuk
melindungi buah salak dari kerusakan, suhu luar dan gangguan
baik yang ditimbulkan oleh luar yakni binatang tikus atau tupai.
Selain itu juga mempermudah dalam penyusunan, baik dalam
pengangkutan maupun dalam Gudang penyimpanan dan
sekaligus juga mempermudah perhitungannya saat sudah
masuk daftar jual bahkan ekspor.
Selain pengemasan dilakukan untuk golongan segar mutu
AB, juga ada pengemasan untuk manisan salak dan buah
segar. Pengemasan untuk buah segar dapat diangkut dengan
mudah dan ukuran pengemasan disesuaikan dengan jumlah
buahnya. Sednagkan untuk pengemasan untuk manisan salak
yakni teknisnya dikems dalam media kaleng yang ditutup rapat
dengan proses dipastursasi sehingga segala jenis mikroba
seperti bakteri, jamur, ragi, dan enzim dapat mati dan tidak akan
menyebabkan proses pembusukan dalam waktu singkat.
Sedangkan untuk jenis manisan yang sudah dikeringkan, pada
umumnya dikemas dalam plastic tersendiri untuk menghindari
suhu ekstrem atau gangguan luar.
Setelah dikemas barulah masuk ke distribusi yakni kegiatan
menyalurkan dengan pengangkutan harus memenuhi standar
persyaratan pengangkutan untuk buah-buahan yakni:
pengangkuran harus dilakukan dengan cepat, cermat dan tepat.
Dan kondisi pengangkytan yang cermat dan tepat inilah yang
menjamin terjaganya mutu kualitas yang tinggi. Dengan fasilitas
pengangkutan yang memadai dan nyaman maka keuntungan
dibalik penjualan buah salak baik buah segar maupun manisan
tersebut bisa terjadi dengan perhitungan yang teoat dan
akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai