Anda di halaman 1dari 6

Jambu Biji Kristal dipercaya merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun 1991 di

District Kao Shiung-Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan yang
bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Jambu Biji Kristal sebetulnya tidak benar-benar nirbiji,
jumlah bijinya kurang dari 3% bagian buah, sepintas Jambu Biji Kristal hampir tidak berbiji.

Tanaman berbuah sepanjang tahun secara continue


Produksi buah JambuBiji Kristal dalam sekali berbuah menghasilkan 15-30 buah, dalam usia tanam 2 tahun
per tanaman bisa menghasilkan 70-80Kg selama 6 bulan
Bobot rata-rata buah 500 gram bahkan ada yg mencapai 900 gram
Bentuk buah Jambu Biji Kristal simetris sempurna
Kulit Jambu Biji Kristal hijau mulus yang dilapisi lilin yang cukup tebal
Lapisan lilin membuat buah sulit ditembus hama
Warna daging buah putih dengan tekstur renyah saat hampir matang dan empuk saat di puncak kematangan
Kadar kemanisan mencapai 11-12 briks dan kadar air cukup tinggi (Menyegarkan)
Sosok tanaman dan daun relatife lebih besar ketimbang jambu biji lain
Tekstur daun lebih kaku sehingga Jambu Biji Kristal lebih tahan gangguan kekeringan dan hama penyakit
Adaptif dengan lingkungan.

Budidaya Jambu Biji Kristal lebih menguntungkan karena produktivitasnya tinggi. Perlu di ingat jambu biji
sebenarnya sulit untuk bisa dikebunkan secara komersil, karena produktivitasnya rendah.Jambu tanpa biji sulit
berbuah lebat itu disebabkan biji merupakan penyedia energi untuk pembesaran buah. Ketika jambu tanpa biji
berbuah gampang rontok. Buah Jambu Biji Kristal sebetulnya tidak benar-benar non biji, ia tetap berbiji akan
tetapi jumlahnya sedikit kurang dari 3% bagian buah.jadi saat berbuah bisa kuat tidak gampang ronyok dan
berbuah lebat.

Cara budidaya Jambu Biji Kristal


Budidaya Jambu Biji Kristal hampir sama dengan tanaman buah lainya. Budidaya Jambu Biji Kristal tidak perlu
lahan yang luas apabila ingin budidaya Jambu Biji Kristal, Anda bisa memanfaatkan sisa lahan yang ada
disekitar rumah, atau dengan sistem tabulampot sudah bisa budidaya Jambu Biji Kristal, karena tanaman
tersebut tidak terlalu membutuhka perawatan extra. Dengan tabulampot lebih praktis dan indah dipandang mata
untuk nilai ekonominya nilai jual lebih mahal diwaktu sedang berbuah.selain itu Anda bisa memetik hasil dari
penjualan bibit cangkok, yang mana dengan penanaman disekitar/sisa halaman rumah, mempermudah Anda
membuat bibit dengan cangkok dengan harga Rp 35.000,-s.d Rp. 50.000,- Anda bisa meraih untung dua kali
lipat dari hasil buah dan bibit.dalam waktu umur 7 bulan sudah bisa dipanen akan tetapi hasil belum terlalu
banyak. Ditahun pertama perpohon bisa mengahsilkan 50 kg. agar pertumbuhan baik diperlukan pupuk kompos
atau pupuk kandang selain pupuk buatan pabrik, dalam per hektar sebanyak 2 ton pupuk kandang. Bagi Anda
yang gemar menanam buah dalam pot sangat cocok untuk mencoba budidaya jambu biji kristal dalam pot.

Syarat Tumbuh
Iklim

Dalam budidaya tanaman jambu biji kristal angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang
dapat menyebabkan kerontokan pada bunga.
Tanaman jambu biji kristal merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan
intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
Tanaman jambu biji kristal dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-
28°C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-
September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang.
Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi
demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu biji kristal.

Media Tanam

Tanaman jambu biji kristal sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
Jambu biji kristal dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur
nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.
Derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila
kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

Ketinggian Tempat
Jambu biji kristal dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian antara 5-1200 mdpl.

Pengolahan Media Tanam


Sebagai salah satu syarat dalam mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji kristal dipilih
tanah yang subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur,
dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian untuk menggemburkan
tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya diberi
pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yang
panjangnya disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.]
Untuk penanaman dalam pot gunakan media tanam tanah, pupuk kandang, dan sekam yang sudah menjadi arang
dengan perbandingan 1:2:2, sebelum pot diisi dengan media tanam usahakan dasar pot dikasih kerikil/batu
apung/busa agar air bisa cepat jatuh saat penyiraman berlebihan atau pada musim hujan, sehingga media tanam
tidak becek.

Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji kristal mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan
tanah dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena
tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yang memuaskan.

Penjarangan dan Penyulaman


Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman
pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman. Apabila
bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh
tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat
berdekatan lakukan penjarangan.

Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yang berasal dari cangkokan/okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan
dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah
terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak
diperlukan akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan
membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, dan setelah
tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang
akan tumbuh.

Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman jambu biji kristal perlu dilakukan pembalikan dan
penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa
dianggap telah kuat betul.

Perempalan
Agar tanaman jambu biji kristal mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera
dilakukan perempelan/pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang
seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman
tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah setiap kali jambu biji kristal dipanen, dengan
harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru dengan hasil lebih meningkat atau
tetap stabil keberadaannya.

Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji kristal tetap stabil perlu diberikan pupuk secara
berkala dengan aturan:
Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50
kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali
di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup
kembali dengan tanah galian sebelumnya.
Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250
gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan
takaran sama.
Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat
pada pertumbuhan tunas hasil pemangkasan ranting, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama
tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon.

Cara pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk
dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup kembali
dengan bekas galian terdahulu.

Pengairan dan Penyiraman


Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman
dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji kristal telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi
penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turun hujan terlalu lebat
diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan
air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan
menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore
hari.

Waktu Penyemprotan Pestisida


Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi cuaca dan
juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida, disamping itu penyemprotan
dilakukan dengan fungisida, selain itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu daun
disemprot 2x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.

Hama dan Penyakit


Hama
Ulat daun (trabala pallida)
Pengendalian: dengan menggunakan pestisida yang sesuai.
Ulat keket (Ploneta diducta)
Pengendalian: sama dengan ulat daun.
Semut dan tikus
Pengendalian: dengan penyemprotan dengan fungisida yang sesuai.
Kalong dan Bajing
Keberadaan hama ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. Yang termasuk
faktor biotik seperti persediaan makanan, Pengendalian: dengan menggunakan musuh secara alami.
Ulat putih
Gejala: buah menjadi berwarna putih hitam, Pengendalian: dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang
sesuai sebanyak 2 kali seminggu hingga satu bulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.
Ulat penggerek batang (Indrabela sp)
Gejala: membuat kulit kayu dan mampu membuat lobang sepanjang 30 cm; Pengendalian: sama dengan ulat
putih.
Ulat jengkal (Berta chrysolineate)
Ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti tangkai daun berwarna cokelat dan beruas-ruas Gejala: pinggiran
daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning. Pengendalian: sama dengan ulat putih.

Penyakit
Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)
Menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan. Gejala: adanya bercakbercak kecil dibagian atas daun
disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Pengendalian: dengan
menyempotakan fungisida yang sesuai.
Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil
Gejala: bercak pada daun berwarna hitam. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida yang sesuai.
Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
Gejala: rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak
warna kecoklatan. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida yang sesuai.

Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman jambu biji kristal yang berbentuk rerumputan yang berada
disekitar tanaman jambu biji kristal yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman, oleh
sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.

Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah jambu biji kristal umumnya pada umur 2-3 tahun akan mulai berbuah, berbeda dengan jambu yang
pembibitannya dilakukan dengan cangkok/stek umur akan lebih cepat kurang lebih 6 bulan sudah bisa buah,
jambu biji kristal yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuikan dengan jenis jambu biji
kristal yang ditanam dan juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan jambu biji yang
sudah masak dibandingkan dengan jambu yang masih hijau dan belum masak, dapat dipastikan bahwa
pemanenan dilakukan setelah jambu bewarna hijau pekat menjadi muda ke putih-putihan dalam kondisi ini
maka jambu telah siap dipanen.

Cara Panen
Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tangkainya, yang sudah matang (hanya yang sudah masak)
sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak, waktunya setelah 4 bulan umur buah
kemudian dimasukkan ke dalam keranjang yang dibawa oleh pemetik dan setelah penuh diturunkan dengan tali
yang telah disiapkan sebelumnya, hingga pemanenan selesai dilakukan. Pemangkasan dilakukan sekaligus
panen supaya dapat bertunas kembali dengan baik dengan harapan dapat cepat berbuah kembali.

2.1. Jambu Kristal Jambu Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada
tahun 1991 di District Kao Shiung – Taiwan. Jambu Kristal diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1991oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya tidak benar – benar tanpa biji tetapi jumlah
bijinya kurang dari 3 persen bagian buah. Sebelum Jambu Kristal diperkenalkan di Indonesia sudah
terlebih dahulu ditemukan jenis jambu tanpa biji lainnya yaitu jambu sukun. Jenis jambu sukun juga
merupakan jenis jambu tanpa biji, tetapi yang membedakan jambu sukun dengan Jambu Kristal
adalah pada jambu sukun jika pohon ditanaman dan berbuah didekat jambu biji maka akan
cenderung berbiji kembali sedangkan pada Jambu Kristal hal tersebut tidak terjadi. Jambu Kristal
memang sangat menarik,berikut ini adalah gambaran tentang jambu dan struktur jambu secara
umum (www. trubus-online.co.id, 2010) : a) Tanaman berbuah sepanjang tahun secara terus-
menerus b) Produksi buah dalam sekali berbuah menghasilkan 15 – 30 buah, dalam usia tanam 2
tahun per tanaman bisa menghasilkan 70 – 80Kg selama 6 bulan c) Bobot rata – rata buah 500 gram
bahkan ada yg mencapai 900 gram. d) Bentuk buah simetris sempurna e) Kulit hijau mulus yang
dilapisi lilin yang cukup tebal. Lapisan lilin membuat buah sulit ditembus hama f) Warna daging buah
putih dengan tekstur renyah saat hampir matang dan empuk saat di puncak kematangan. g) Kadar
kemanisan mencapai 11 – 12o briks dan kadar air cukup tinggi (menyegarkan) h) Sosok tanaman dan
daun relatife lebih besar ketimbang jambu biji lain. i) Tekstur daun lebih kaku sehingga Jambu Kristal
lebih tahan gangguan kekeringan dan hama penyakit. j) Adaptif dengan lingkungan. 6 Tanaman
Jambu Kristal dapat dikonsumsi sebagai makanan buah segar maupun olahan yang mempunyai gizi
dan mengandung vitamin A dan vitamin C yang tinggi, dengan kadar gula 8 persen. Jambu biji
mempunyai rasa dan aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol. Jambu Kristal adalah
sejenis jambu biji seperti jambu bangkok, tetapi daging buahnya sangat tebal dan bijinya sedikit.
Rasanya sangat garing dan mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi. Pembibitan jambu biji dapat
dilakukan dengan stek, cangkok dan okulasi. Bibit Jambu Kristal ini merupakan hasil persilangan
antara jambu indonesia yang diambil sebagai batangnya dengan jambu taiwan yang merupakan
bagian atas tanaman jambu. Jambu Taiwan yang digunakan sebagai bibit adalah tanaman jambu
yang sudah pernah buah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya proses pembuahan,
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memetik hasil tanam tidak terlalu lama. Tanaman jambu
sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi akan tumbuh subur pada daerah tropis
dengan ketinggian antara 5-1200m dpl lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung
unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat
keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan
bila kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu (www. trubus-
online.co.id, 2010).

RINGKASAN VONNY TIARA NARUNDANA. H24086050. Studi Kelayakan Bisnis Tanaman Buah Jambu
Kristal Pada Kelompok Tani Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Di bawah
bimbingan MIMIN AMINAH.

Teknik Budidaya Jambu Kristal 1. Pemilihan dan Pengolahan Lahan Jambu biji merupakan buah yang
mudah beradaptasi, namun untuk pertimbangan ekonomis, maka disarankan untuk memilih lokasi
dengan sinar matahari dan pengairan yang cukup, pengaturan (run off) lancar, tanah rata serta kaya
akan bahan organik. Supaya tanaman tidak tergenang air maka dapat dibuat bedengan untuk
meninggikan tanaman. 2. Penanaman  Jarak tanam antar baris sebaiknya agak lebar, kira-kira 3.5
meter – 4 meter, jarak tanam antar pohon 2.7 meter – 3.6 meter.  Pilih bibit dari varietas murni,
akar tumbuh sempurna tidak berpenyakit.  Tanam bibit di daerah yang sering tergenang air, jangan
ditanam di musim hujan.  Dasar lubang tanam diberi pupuk organik dan dicampur dengan pupuk
kimia.  Bunga yang muncul pada pohon yang masih terlalu muda harus segera dihilangkan, karena
jika sampai berbuah akan mempengaruhi pertumbuhan pohon.  Pertumbuhan dahan atau daun
baru saat okulasi pada cabang utama harus segera dihilangkan. 3. Pemangkasan  Pemangkasan
dilakukan agar batang dan daun tumbuh merata, tidak saling bertumpukan, supaya semua daun bisa
berasimilasi, usahakan tinggi pohon maksimal 2 meter supaya mempermudah membungkus buah. 
Jambu biji varietas kristal dapat berbuah dalam 1 tahun tetapi untuk menjaga pertumbuhan, pada
tahun pertama pohon tidak boleh berbuah.  Pilih 3-4 cabang yang baik untuk dijadikan batang
utama. Pada batang yang akan dijadikan batang utama, sebelum terbentuk dengan baik, dijaga agar
jangan sampai berbuah supaya bentuknya tidak bengkok. Cabang dari batang utama tersebut
tingginya 40-50 centimeter, semua cabang harus terpisah.  Meninggikan percabangan pada lokasi
yang mudah tergenang air, jika batang terlalu rendah dan buah tersentuh tanah, mudah terserang
penyakit. 12 12 Jika batang utama terbentuk, pangkaslah supaya biisa tumbuh cabang sekunder (sub
cabang), pangkas cabang yang terlalu panjang, terlalu padat, terlalu kering, berpenyakit, dekat
tanah, agar dasar dari pohon terbentuk bagus, sehingga mudah dalam perawatan. 4. Pemupukan 
Satu setengah bulan sebelum pemangkasan, utamakan pemupukan fosfat, kalsium, magnesium
dengan sedikit nitrogen dan kalium. Waktu berbunga dan permulaan buah, permukaan daun diberi
boron, setelah buah agak besar beri pupuk susulan nitrogen dan kalium. Tetapi Nitrogen jangan
terlalu banyak supaya buah tidak terlalu asam, membusuk dan berubah warna.  Kekurangan air bisa
menyebabkan pertumbuhan lambat, buah kecil, mutu jelek karena jambu biji berakar dangkal. 
Memperhatikan metode pemupukan sering tapi sedikit pada musim kemarau, dan dapat juga
digunakan cara pengairan sekaligus pemupukan. 5. Buah dan Pembungkusan  Buah yang tumbuh di
pohon akan tergantung pada kondisi pohon tersebut. Buah yang terlalu banyak, akan tumbuh kecil,
kulit mengkilap, dan mutu jelek.  Prinsipnya setiap cabang hanya ada satu sampai dua buah saja,
pada cabang yang kurus atau pendek tidak boleh ada buahnya.  Buang buah yang kecil, menghadap
ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka atau terkena penyakit, dan cabang yang teralalu banyak
buahnya.  Pembungkusan dilakukan pada buah kecil yang sudah tidak mudah rontok (kira-kira
diameter 2.5-3 centimeter) jika buah teralu kecil maka sesudah dibungkus akan mudah rontok, jika
terlalu besar akan mudah terserang hama ulat kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus
(spon net) pembungkus buah, lapisi pula dengan plastik yang ujungnya diberi lubang.  Ada dua cara
pembungkusan: (1) ikat kantong plastik di cabang dimana buah berada, cara ini lebih cepat dan lebih
mudah, buah tidak mudah jatuh karena angin kencang, (2) Ikat kantong plastik di tangkai daun, cara
ini kerjanya agak lambat tetepai lebih mudah untuk pemetikan buah, mulut kantong plastik harus
diikat rapat supaya ulat tidak bisa masuk.  Jika sulit mendapatkan kantong plastik khusus, bisa
menggunakan kertas, tetapi ada kelemahannnya yaitu susah menentukan kemasakan buah dan ulat
juga lebih mudah masuk. 6. Panen Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari, dan hindari panen sore
hari. Hal ini disebabkan karena pada pagi hari dapat melihat dengan jelas warna buah, Apabila
matahari terlalu panas, maka dapat mempengaruhi penilaian warna buah. Buah yang dipetik jangan
sampai terbentur, terluka, tertindih atau langsung kena sinar matahari (Sumantri, 2010).

PERBANDINGAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) PETANI MANDIRI
DENGAN PETANI BINAAN ICDF KABUPATEN BOGOR PUTRI ARIEFA SABRINA DEPARTEMEN
AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Anda mungkin juga menyukai