Persiapan Lahan.
Lahan untuk penanaman budidaya tanaman buah naga bisa dilakukan dengan dua
cara yaitu lahan biasa dengan menggunakan model bedengan atau menggunakan
Tabualampot (Tanaman Buah Dalam Pot).
Diameter pot 40-50 cm dan diutamakan menggunakan pot dari tanah liat.
Media tanaman merupakan campuran antara pasir, tanah, pupuk kandang, dan
kompos, pupuk bata merah dengan komposisi perbandinagn, ( 1 : 2 : 3 : 1 ).
Selain itu campurkan 100 gr dolomite dan 20 gr pupuk.
Pembuatan Tiang Panjat Budidaya Tanaman Buah Naga.
Fungsi dari tiang panjat adalah menjaga agar tanaman buah naga tetap tegak dan
tidak roboh. Adapun cara membuat tiang panjat adalah sebagai berikut :
Masukkan media tanam yang telah dipersiapkan. Volume media sebaiknya 80%
dari keseluruhan volume pot.
Masukkan bibit yang telah disiapkan ke dalam 3 lubang dengan kedalaman 10 cm
dengan diameter lubang 6 cm. Kemudian padatkan media tanam disekitar pangkal
bibit lalu siram dengan air secukupnya.
Pasanglah tiang panjat dan ikatkan pada tiang panjat tersebut
Penyulaman
Ganti bibit yang buruk perkembangannya atau mati dengan bibit baru.
Penyulaman dilakukan maksimal 10 hari setelah masa tanam. Dengan melakukan
penyulaman, maka budidaya tanaman buah naga anda akan menjadi lebih optimal.
Pemupukan
Pemupukan sebaiknya dilakukan setiap satu bulan sekali dengan
menggunakan pupuk NPK (15-15-15) dengan dosis 2 sdt/bibit.
Pengairan
Pengairan pada budidaya tanaman buah naga akan dibagi menjadi dua
jenis yaitu, pengairan masa vegetative dan pengairan masa geverative.
Masa vegetative adalah ketika umur buah naga 0-6 bulan. Caranya adalah
dengan menyiram tanaman setiap seminggu sekali atau ketika tanaman sudah
kering. Penyiraman dilakukan dengan jumlah yang secukupnya karena apabila
terlalu banyak akan membuat batang mebusuk.
Masa generative adalah saat umur tanaman mencapai 6 bulan dan
seterusnya. Penyiraman untuk masa generative dilakukan setiap 10-14 hari sekali
dan pada waktu pagi pukul 06.00 atau pukul 17.00 sore hari. Pengairan dihentikan
apabila buah telah mencapai ukuran kepalan tangan hingga menjadi tua.
Pemangkasan
Pemangkasan berfungsi untuk menumbuhkan cabang baru yang produktif
dan dilaksanakan pada umur 2-3 bulan. Caranya ujung batang dipotong hingga
tersisa 40-60. Nantinya akan tumbuh batang baru yang merupakan batang pokok
yang akan berbuah. Jaga ketinggian tanaman agar maksimal mencapai 170 cm,
apabila melebihi tinggi tersebut maka pangkas batang tersebut.
Selain itu, lakukan juga pergantian pot lama dengan pot baru atau sering
disebut dengan repotting. Repotting biasanya dilakukan apabila tanaman sudah
mencapai umur 3 tahun.
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, maka peluang untuk
mendapatkan hasil panen budidaya tanaman buah naga yang optimal dapat kita
dapatkan.
Iklim .
Tanaman manga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3
bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah
basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah
jika bunga muncul saat hujan.
Media Tanam .
Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan
lumpur dalam jumlah yang seimbang.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5,5-7,5. Jika pH di bawah
5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
Tempat Ketinggian.
Mangga yang ditanam di xataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500
m di bawah permukaan laut menghasilkan bua dan jumlahnyah yang lebih bermutu dan
jumlahnya lebih banyak daripada di dataran tinggi.
Pedoman Budidaya.
1. Pembibitan.
Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas.
Biji dikeringkan dan kulitnya dibuang.
Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan
media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada
jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai di kebun dengan jarak
tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur.
Persemaian diberi naungan dari plastic sisa-sisa tanaman, tetapi
jangan sampai udara di dalam persemaian memnjadi terlalu
lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar
tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan
air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji
terdapat lebih dari 1 anakan, sisanya hanya satu yang benar benar
kuat dan baik. Biji di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke
dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi
bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh
abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit
telah berumur 6 bulan.
Okulasi.
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang
atas yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang stuktur akar dan
tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalah bibit di persemaian
yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil
okulasi) dipindahkan kek kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di
musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
Pencangkokan.
Persiapan.
Pembukaan Lahan.
Teknik Penanaman.
Penyiangan.
Penggemburan/Pembubunan.
Perempelan/Pemangkasan.
Pemupukan.
a. Pupuk organik.
1. Umur tanaman 1-2 tahun : 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk
kandang.
2. Umur tanaman 2,5-8 tahun : 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun : tepung tulang dapat diganti pupuk
kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun : 100 kg pupuk kandang, 50 kg
tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur
dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling
pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
b. Pupuk anorganik.
1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun : NPK (10-10-20) 1000
kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga : ZA 1.750 gram/tanaman, KCl
1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, di
kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen : ZA 2700 gram/tanaman, di kalsium
fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat
menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini
dapat disemprotkan pollinator maru atau menyemprotkan serbuk sari
diikuti pemberian 300 ppm hormone giberelin. Dengan cara ini,
persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan
menjadi 1,3%.
Masyarakat mengenal dua jenis cabai merah, yakni cabai merah besar dan cabai
merah keriting. Perbedaan kedua jenis cabai ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya.
Benih untuk budidaya cabai bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di took
benih ayau membenihkan sendiri. Benih cabai hibrida sebaiknya dibeli dari industry
benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan modern. Sedangkan benih cabai
local bisa didapatkan dari sesame petani atau menyeleksi sendirin dari hasil panen
terdahulu.
Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos
dengan perbandingan 1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus.
Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan
air hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jarring
pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam
naungan tersebut.
Rendam bibit cabai dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan
biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabai ke dalam polybag sedalam 0,5 cm dan
tutup dengan kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah
tutup permukaan polybag dengan kertas Koran kemudian siram hingga basah. Buka
kertas Koran tersebut setelah biji tumbuh kira-kira sekitar 3 hari. Selanjutnya siram
secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabai merah siap untuk dipindahkan
setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan 10% dari
kebutuhan bibit.
Pengolahan Tanah.
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabai merah adalah tanah yang gembur
dan memiliki porosotas yang baik. Sebelum cabai merah ditanam, cangkul atau bajak
lahan sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman.
Apabila terlalu khawatir mengganggu bisa gunakan herbisida.
Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan
60 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan
pemeliharaan panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik
karena tanaman cabai merh tidak tahan terhadap genangan air.
Budidaya cabai merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah
pH 6-7. Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabai merah akan terlihat
pucat dan mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang.
Untuk menetralisirnya bisa digunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha.
Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.
Campurkan pupuk organic, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap
bedengan secara merata. Kebutuhan pupuk organic untuk budidaya cabai merah adalah
20 ton/ha. Selain pupuk organic tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.
Untuk budidaya cabai intensif, sebaiknya bedengan ditutup dengan mulsa platik perk
hitam. Penggunaan mulsa plastic mempunyai konsekuensi biaya, namun mendatangkan
sejumlah manfaat. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan
erosi, mengendalikan gulma, dan menjaga kebersihan kebun.
Buat lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70
cm. Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk
mengatur sirkulasi angina dan penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman lubang
tanam kurang lebih 10 cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.
Penanaman Bibit Cabai Merah.
Pemindahan bibit cabai merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit
sekitar 3 minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan penanaman
dilakukan serentak dalam satu hari.
Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau
dengan penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum
terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan
penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal,
segera cabut dang ganti dengan bibit yang baru.
Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali
hingga panen terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan denagn pengocoran pupuk
pada setiap lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan
pupuk organik cair. Siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap
tanaman. Bisa juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.
Budidaya cabai merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah
tanam. Proses pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis
varietas, teknik budidaya dan kondisi lahan.
Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi
kematangan buah dan pasar. Buah cabai sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya
untuk memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye
hingga merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.
Produktivitas budidaya cabai merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar,
tergantung dari varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya
bisa mencapai hingga 20 ton per hektar.
Pemilihan Lokasi.
Sawo adalah tumbuhan tropis, oleh karena itu jangan tanam sawo pada daerah
dengan suhu yang terlalu panas. Pastikan bahwa lokasi penanaman memiliki curah hujan
antara 1250-1500 mm per tahun. Pohon sawo mampu tumbuh dengan baik pada
ketinggian 900m-1500m di atas permukaan air laut.
Pohon sawo bisa dikembangkan dengan cara generatif dan vegetatif. Meskipun
begitu, terdapat perbedaan hasil dari kedua carayang digunakan. Cara menanam
menggunakan cara generatif dari biji, menghasilkan kualitas buah yang berbeda dengan
sifat indukan. Sementara cara tanam menggunakan cara vegetatif dari okulasi atau
sambung, bisa tetap mempertahankan sifat dan keunggulan dari indukan.
Pengolahan Tanah.
Dalam mengolah lahan yang akan dijadikan tempat menanam sawo sebaiknya
sudah disiapkan jauh dari sebelum musim hujan tiba. Untuk pengolahan tanah bisa
dilakukan dengan cara mencangkul, membajak dan membersihkan lahan dari rerumputan.
Jarak tanam yang baik antara satu pohon dengan yang lain sekitar 8-9 m x 8-9 m. hal ini
penting untuk menjaga agar tanaman tidak terlalu berdekatan apabila sudah tumbuh
besar.
Pembuatan Lubang.
Penanaman Sawo.
Perawatan Sawo.
Perawatan sawo juga bisa dilakukan dengan menambahkan pupuk jenis N, P205
dan K20 per pohon. Proses pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun pada menjelang
musim hujan dan pada saat musim hujan akan berakhir. Ini akan membantu proses
pertumbuhan dan produksi buah sawo. Gunakan fungisisda untuki membersihkan hama
dari sawo, seperti penyakit pink dan penyakit bercah daun.
Pemanenan.
Pemanenan buah sawo hasil penanaman generatif dan vegetatif memiliki waktu
yang berbeda. Biasanya sawo hasil vegetatif cenderung lebih cepat berbuah daripada
sawo generatif. Semakin tua umur tanaman, semakin banyak pula buah sawo yang
dihasilkan. Pohon sawo berumur 15 tahun bisa menghasilkan buah sawo sebanyak 280-
300 kg. sawo akan berbuah dengan cepat pada musim panen raya. Untuk membedakan
buah masak dan buah mentah dilakukan dengan cara membelah buah dan melihat daging
buah yang dihasilkan.
E. BUDIDAYA TANAMAN NANGKA.
Teknik Penanaman.
Pola usaha kebun dapat berbentuk kebun tanaman murni dan kebun
tanaman campuran. Pada kebun tanaman murni hanya ditanam pada satu jenis
tanaman yaitu seluruhnya ditanami nangka. Sedangkan di kebun campuran, pohon
nangka dicampur nanas, papaya, dan sebagainya. Yang banyak terjadi di lapangan
adalah teknik budidaya campuran atau tanaman tumpangsari.
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x 0,5 m.
Pada saat penggallian lubang tanam, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah
bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang sudah
matang sebanyak 20 kg per lubang. Lubang tanah yang telah digali dibiarkan
terbuka selama 1-2 minggu, agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi
dengan baik. Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian dicampur
dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang tanam dan tanah
campuran ini dimasukkan ke dalam lubang 2-3 minggu sebelum penanaman.
Untuk tanah yang terlalu berat, selain pengolahan dapat pula ditambahkan pasir
sebanyak 0,5 kaleng per lubang. Seminggu sebelum tanam diberi NPK (15-15-15)
100 gram ke dalam lubang penanaman apabila perlu. Bibit hasil semaian atau
okulasi ditanam tegak dan kokoh ke dalam tengah lubang penanaman. Jarak antar
lubang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m.
Tahapan Cara Penanaman.
Proses penanaman sebaiknya dilakukan sore hari atau pagi hari pada
permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan sudah cukup merata. Bibit
ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus. Sebelum bibit ditanam,
kantong plastik harus dibuang. Kalau penanaman dilakukan di luar musim
penghujan atau karena adanya kelainan iklim, yaitu musim hujan tiba-tiba
berubah menjadi kemarau lagi, maka penyesuaian yang perlu dilakukan adalah
bibit yang telah ditanam perlu disiram secara teratur.
Pemeliharaan Tanaman.
Tahapan Penyiangan.
Pemeliharaan Lain.
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak subur dan tidak
produktif. Pemangkasan cabang dilakaukan terhadap pohon nangka yang bertajuk
rimbun agar sinar matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan.