Anda di halaman 1dari 4

Nama/ Kelas/ NIM : Nur Wanda Aini Natasya/ KA 2017/ 17030234021

METABOLISME

Metabolisme adalah semua perubahan reaksi kimia yang terjadi di pada


organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel. Proses metabolism pada seluruh
makhluk hidup dan organisme lainnya terjadi di dalam sel, dalam proses
metabolisme enzim berperan penting dalah mengendalikan semua reaksi kimia
yang terjadi pada sel-sel, enzim yang berperan dalam reaksi kimia dikendalikan
oleh hormone yang ada pada tubuh makhluk hidup. Metabolisme selalu terkait
dengan enzim dan beberapa hormone.

Metabolisme memiliki 2 jalur pembentukan dan pemecahan senyawa


kompleks, yakni:

1. Anabolisme, merupakan sintesis senyawa kompleks yang berhubungan dengan


proses reduksi, dan memerlukan energy untuk melakukan proses sintesis.
2. Katabolisme, merupakan degradasi senyawa kompleks yang berhubungan
dengan proses oksidasi, dan melepaskan energy.

Setiap rekasi yang terjadi pada proses metabolisme selalu memiliki nilai ∆G
(energy bebas) positif maupun negative. ∆G memperkirakan reaksi berlangsung
secara spontan, kesetimbangan, atau harus ditambahkan energy.

Metabolisme Energi Organisme.

1. Organisme Autotrof, merupakan organisme yang dapat membentuk zat


organic dari zatanorganik. Contohnya ialah seperti bakteri fotosintetik, sel
hijau daun, dan lumut.
2. Organisme Heterotrof, merupakan organisme yang memerlukan bantuan
organisme lain untuk membentuk zat organic dari zat anorganik. Contohnya
ialah seperti hewan dan bakteri.
Organisme heterotrof dibagi menjadi 3 jenis, yakni:
1. Heterotrof Aerob, di mana organisme ini membutuhkan oksigen untuk
proses metabolismenya.
2. Heterotrof Anaerob, di mana organisme ini tidak membutuhkan oksigen
untuk proses metabolismenya, apabila terdapat oksigen maka organisme
ini tidak dapat berkembang dan mati. Contoh: bakteri pneumonia,
bakteri tetanus, dan lain-lain.
3. Fakultatif, merupakan organisme heterotroph yang dapat hidup dan
melakukan proses metabolisme pada keadaan terdapat oksigen ataupun
tanpa oksigen.

Hubungan Katabolisme dan Anabolisme.

Hubungan antara katabolisme dan anabolisme pada gambar menjelaskan


bahwa pada proses katabolisme polimer atau sentawa kompleks terbesar akan
dipecah menjadi monomer (senyawa kompleks yang lebih kecil). Setelah itu
monomer akan dioksidasi atau dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana
menjadi zat antara hasil proses metabolisme, yang kemudian nantinya akan dipecah
menjadi molekul paling sederhana berupa H2O, CO2 (hasil metabolisme glukosa
dan lipid), dan NH3 (hasil metabolisme protein).

Proses anabolisme merupakan proses kebalikan dari katabolisme, yakni


sintesis senyawa organic yang mana pada proses ini dimulai dari molekul paling
sederhana yang kemudian diubah menjadi zat antara hasil metabolisme, kemudian
zat hasil metabolisme ini akan diubah menjadi monomer dan monomer akan
disintesis menjadi polimer, pada proses anabolisme dibutuhkan energy agar dapat
melakukan sintesis senyawa organic.

Proses metabolisme dalam tubuh saling berkaitan satu sama lain dan
didasari oleh fosforilasi oksidatif. Pada proses metabolisme, akan menghasilkan zat
antara dari hasil metabolisme, salah satunya ialah siklus krebs. Siklus krebs
menghasilkan energy yang paling tinggi dibandingkan dengan zat antara hasil
metabolisme yang lainnya. Senyawa awal pada siklus krebs adalah Asetil-CoA
yang mana senyawa ini merupakan potongan terakhir dari asam lemak.

Pada siklus krebs terjadi proses glikolisis, yaitu proses perubahan glukosaa
menjadi piruvat. Tahapan yang terjadi ialah:

Glukosa Gliseraldehid-3-fosfat Piruvat

Sedangkan apabila pada tubuh tidak terdapat glukosa, maka akan proses
yang akan berlangsung adalah proses glukonegenesis, di mana pada proses ini
piruvat dari sel-sel tubuh akan diubah menjadi glukosa.
BIOENERGETIKA DAN FOSFORILASI OKSIDATIF.

Struktur ATP (Adenosine Triphosphate).

Peran ATP pada proses metabolisme ialah digunakan pada saat proses
anabolisme yang mana pada proses ini energy dibutuhkan untuk mensintesis
senyawa organic, selain itu juga digunakan untuk transport membrane, pergerakan
sel/jaringan, dan regulasi proses metabolisme. Senyawa fosfat berenergi tinggi,
artinya bahwa ATP jika dihidrolisis menghasilkan energy yang tinggi.

ATP yang dihasilkan melalui NADH = 3 ATP, dan ATP yang dihasilkan
melalui FADH2 = 2 ATP. ATP merupakan simpanan energy yang digunakan untuk
memenuhi energy pada tubuh.

Sistem Transport Elektron (ETS) dan Fosforilasi Oksidatif.

Transport electron merupakan merupakan proses terakhir dari respirasi


aerob, di mana padaproses ini akan dihasilkan ATP dari NADH dan FADH2.
Hidrolisis ATP menghasilkan ∆G negative, sedangkan pada proses
pergerakan ion melawan gradient konsentrasi antara kedua sisi membrane sel
menghasilkan ∆G positif
 Pembawa electron tereduksi : NADH, FADH2 (nukleotida).
 Pembawa electron teroksidasi : NAD+, FAD.
Reaksi yang terjadi:
NAD NAD+ + H+ + 2e- (mengalami reaksi oksidasi)
FADH2 FAD + 2H+ + 2e- (mengalami reaksi oksidasi)
Tereduksi teroksidasi
Prinsip kerja transport electron ialah, memindahkan electron dari senyawa
yang lebih elektronegatif (reduktor, mengalami oksidasi) ke senyawa yang lebih
elektropositif (oksidator, mengalami reduksi).

Anda mungkin juga menyukai