SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Disusun oleh:
Febri Nanda Priantiningtias
PKB 2017
17030194007
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Dapat menentukan pergeseran panjang gelombang untuk penambahan
asam, basa, dan netral.
2. Dapat menentukan panjang gelombang optimum dengan larutan
konsentrasi terendah.
3. Dapat menentukan absorbansi standar.
4. Dapat menentukan konsentrasi sampel.
2.1 Spektrofotometer
Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak
dengan menggunakan instrumen spektrofotometer (Hendayana, 1994).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer
dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,
grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40
nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-
benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti
prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding (Khopkar, 2010).
Dalam spektrofotometer, terdapat sumber cahaya berupa lampu
(Tungsten, Deutrium atau Wolfram), kolimator untuk memotong sinar yang
menyebar, prisma berfungsi untuk menyeleksi spektrum cahaya atau dapat
juga menggunakan grating atau kisi, cuvet untuk wadah sampel sedangkan
blanko sebagai pembdaning dan detektor cahaya (fotometer) untuk
menangkap cahaya yang ditransmisikan oleh sampel. Cahaya yang diseleksi
oleh prisma atau grating dilewatkan pada sampel dan blangko atau sel
pembdaning kemudian ditangkap oleh fotometer berupa intensitas cahaya.
Perbandingan intensitas cahaya yang melewati sampel dan blanko disebut
sebagai transmitansi cahaya yang disebutkan pada hukum Lambert-Beer
(Khopkar, 2010).
3.1 Alat
1. Spektofotomrter UV-vis 1 buah
2. Labu ukur 10 mL 1 buah
3. Labu ukur 50 mL 1 buah
4. Gelas ukur 10 mL 1 buah
5. Gelas kimia 3 buah
6. Pipet tetes 4 buah
7. Tabung reaksi 5 buah
3.2 Bahan
1. Metil merah 50 ppm 10 ml
2. Aquades secukupnya
3. HCl 0,4 M 2 ml
4. NaOH 0,4 M 2 ml
Absorbansi jingga
𝜆 Optimum
Konsentrasi Vs Absorbansi
0,9
0,8 y = 0,0819x - 0,0115
0,7 R² = 0,9997
absorbansi
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi
0,0612 = 0,0819x
0,0612
x = 0,0819
x = 0,747 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
3 ppm x 10 ml = M2 x 50 ml
3 𝑝𝑝𝑚 ×10 𝑚𝑙
M2 = 50 𝑚𝑙
M2 = 0,6 ppm
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada metil merah suasana netral didapatkan panjang gelombang maksimum
421,80, Pada suasana asam adalah panjang gelombang maksimumnya
521,80, Panjang gelombang optimum adalah 427,00.
2. Dari suasana netral ke asam merupakan pergeseran Batokromik, sedangkan
dari netral ke basa merupakan pergeseran hipsokromik. Namun hasil
percobaan pada metil merah suasana netral ke suasana basa tetap mengalami
hipsokromik. Hal ini disebabkan adanya kontaminan metil merah suasana
asam pada kuvet yang digunakan untuk mengukur absorbansi sampel.
3. Persamaan kurva standar yang dihasilkan adalah y = 0,0819x – 0,0115
dengan Regresi = 0,997
4. Konsentrasi larutan standar adalah 1,2,5,7,10 ppm
5. Konsentrasi sampel hasil perhitungan adalah 0,747 ppm.
5.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pengambilan suatu bahan jika
akan melakukan analisis secara kuantitatif agar data yang diperoleh lebih
akurat.
2. Instrumen spektrofotometri diharapkan segera diperbaiki jika ada
kerusakan salah satu komponen.
Day, R. A., & Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Gandjar, Gholib, I., & Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Octaviani, T., Any, G., & Hari, S. (2014). Penetapan Kadar B-karoten pada
Beberapa Jenis Cabe (Genus capsicum) dengan Metode Spectrofotometri
Tampak. Jurnal Pharmaciana, Vol. 4(2).
1. ALUR PENELITIAN
- Penentuan pergeseran panjang gelobang dengan penambahan asam, basa,
dan netral
Netral
Absorbansi
Asam
Basa
Absorbansi
𝜆 Optimum
Absorbansi
Konsentrasi Sampel
2. DOKUMENTASI FOTO
No Gambar Keterangan
1 Alat yang
digunakan
2 Pengambilan
metil merah
10mL
4 Metil merah
10 mL + HCl
5 Metil Merah
10mL
8 Hasil
pengenceran
bertingkat dari
kiri ke kanan
1ppm, 3ppm,
5ppm, 7ppm,
10ppm.
10 ppm 50 ml
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
50 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 10 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
10 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
𝑉1 =
50 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 10 𝑚𝑙
7 ppm 50 ml
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 7 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
7 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
𝑉1 =
10 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 35 𝑚𝑙
5 ppm 50 ml
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
7 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 5 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
5 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
𝑉1 =
7 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 35,7 𝑚𝑙
3 ppm 50 ml
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
5 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 3 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
3 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
𝑉1 =
5 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 30 𝑚𝑙
1 ppm 50 ml
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
3 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 1 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
1 𝑝𝑝𝑚 × 50 𝑚𝑙
𝑉1 =
3 𝑝𝑝𝑚
Konsentrasi Vs Absorbansi
0,9
y = 0,0819x - 0,0115
0,8
R² = 0,9997
0,7
0,6
absorbansi
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi
Konsentrasi sampel:
y = 0,0819x - 0,0115
0,0497 = 0,0819x - 0,0115
0,0612 = 0,0819x
0,0612
x = 0,0819
x = 0,747 𝑝𝑝𝑚