Anda di halaman 1dari 7

A.

Cara membuat bedengan


Bedengan adalah tanah gembur yang digunakan untuk menanam tanaman.
Bedengan biasanya meninggi dengan sisi kanan dan kiri dibuat aliran drainase. Bedengan
berfungsi untuk memudahkan aliran air hujan, peresapan air, penyiraman, dan
pemeliharaan tanaman.
Bedengan untuk menanam cabai dibuat dengan lebar 100 cm dan panjang
menyesuaikan kondisi lahan. Sementara itu, tinggi bedengan sekitar 20 cm dan jarak
antara bedengannya kurang lebih 100 cm.

Untuk cara membuat bedengan tanaman cabe yang baik dan juga gembur maka
lakukanlah tahapan ini. Berikut ini beberapa tahap-tahapan yang anda harus lakukan agar
dapat membuat lahan bedengan cabe yang gembur yaitu :

1. Lakukan penggemburan pada tanah yaitu dengan cara mentraktor atau cara manual yaitu
dengan cara mencangkul, lakukan penggemburan dengan kedalaman minimal 25 cm.
Kedalaman tersebut bertujuan agar tanah menjadi gembur hingga kedalam tanah dan juga
tanah bagus untuk bertumbuh tanaman karena akar tanaman didalam tanah dapat
bergerak dengan leluasa.
2. Bentuk gundukan tanah dengan ketinggian sekitar 10 cm dan lebar sekitar 80 cm bisa
disesuaikan dengan ukuran mulsa yang akan dipakai, ukuran mulsa yang terdapat pada
toko-toko pertanian yaitu biasanya dengan lebar sekitar 80 cm hingga 100 cm. Begitupun
juga panjangnya juga disesuaikan oleh lahan yang akan dijadikan untuk media bertanam.
Berilah jarak antara bedeng yang satu dengan bedeng yang lainnya yaitu sekitar 50 cm.
Penentuan jarak tersebut bertujuan agar jarak antara bedeng tetap rapi dan tidak terlalu
dekat sehingga jarak tersebut bisa dijadikan tempat untuk berjalan nantinya.
3. Setelah semua langkah pembentukan sudah selesai maka langkah selanjutnya yaitu
pemberian mil atau kapur khusus untuk tanah, pemberian kapur tersebut bertujuan untuk
membuat tanah menjadi semakin gembur dan mengurangi kandungan air yang terdapat
didalam tanah agar tingkat kelembaban didalam tanah tidak berlebihan. Pemberian kapur
tanah tersebut yaitu dengan cara ditaburkan tipis-tipis kesemua permukaan tanah secara
merata.
4. Langkah selanjutnya yang harus diperhatikan yaitu pemberian pupuk kandang sebagai
dasar pada media lahan tanaman pada bedeng, pupuk kandang ditaburkan atau dijereng
diatas lahan bedeng yang sudah terbentuk yaitu yang tadi pada awalnya sudah ditaburi
kapur tanah, pemberian pupuk kandang yaitu dengan ketebalan sekitar 5 cm dan juga
panjang atau lebar sesuai dengan lahan yang sudah dibentuk tentunya.
5. Kemudian diatas pupuk kandang bisa juga ditambahkan pupuk UREA secara tipis-tipis,
pemberian pupuk UREA tersebut bertujuan sebagai pendukung manfaat dari pupuk
kandang tersebut agar lahan didalam tanah bedengan tetap selalu subur sehingga tanaman
dapat bertumbuh dengan baik.
6. Setelah pemberian pupuk UREA sudah selesai maka langkah selanjutnya yaitu pemberian
pupuk KCL diatas pupuk yang sudah ditaburkan, pemberian pupuk KCL tersebut yaitu
dengan cara ditaburkan diatas pupuk kandang dengan merata. Pemberian pupuk KCL
bertujuan tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk membunuh hama yang terdapat pada
pupuk dan juga membunuh hama yang terdapat didalam lahan bedengan pada nantinya,
untuk itu pemberian pupuk KCL merupakan wajib karena sangat penting untuk
menghasilkan lahan bedengan yang sangag berkualitas bagi tanaman yang akan ditanam
nantinya.
7. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam cara membuat bedengan tanaman cabe
adalah penutupan kembali bedeng yang tadi sudah diberikan beberapa macam pupuk,
penutupan tersebut yaitu menggunakan tanah biasa dengan ketebalan sekitar 5 cm. Hal
ini bertujuan agar tanah menjadi awal media bertanam bibit cabe pada nantinya, karena
jika bibit tanaman bersentuhan secara langsung dengan pupuk maka justru bibit tanaman
akan mati karena panasnya yang terdapat dalam kandungan pupuk.
8. Setelah semuanya selesai maka diamkanlah lahan bedeng tersebut terlebih dahulu yaitu
dalam waktu sekitar 3 hari dan alangkah baiknya jika sebelum dilakukan penutupan yaitu
tanah bedengan dipastikan basah terlebih dahulu agar pada saat bedeng mulai ditutup
plastik mulsa maka tanah didalam bedeng selalu dalam keadaan lembab.
9. Setelah hal itu dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu penutupan menggunaka plastik
mulsa, cara menggunakan plastik mulsa tersebut yaitu tarik plastik mulsa dengan 2 orang
yaitu orang yang satu diujung dan yang satuny pun juga sama, tarik plastik mulsa sesuai
ukuran bedengan dan pasang diatas bedengan, kancing plastik mulsa tersebut
menggunakan bambu yang dipotong berukuran sekitar 20 dan tancapkan kedalam tanah.
10. Setelah pemasangan plastik mulsa sudah selesai maka langkah selanjutnya yaitu
dilakukan pelubangan, jarak untuk pelubangan pada tanaman cabe sebaiknya 20 cm dari
lubang yang satu pada lubang yang lainnya dan juga khusus untuk tanaman cabe yaitu
buatlah lubang disisi kanan dan juga sisi kiri pada lahan bedengan, maka lahan bedengan
siap untuk ditanam.

B. Proses pembibitan
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih
dahulu ke dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi
bagian dasarnya sebagai drainase.

Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum
penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama.

Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius
selama semalam.

Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara bening 5 x 5 cm agar
akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut.

Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis.

Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap
lembap.

Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:


Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat
pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir,
dan pupuk kandang. Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang sebagai
wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk kandang, 1/3
dari volume polybag.

Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit
padat dan bibir berdiri tegak.

Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.

C. Proses pemindahan
Sebagai alternatifnya bisa digunakan mulsa dari jerami. Hanya saja perlu
pengawasan lebih agar pemakaian jerami tidak mengundang hama dan penyakit. Buat
lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu
bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Pembuatan lubang dibuat zig-zag tidak sejajar.
Hal ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan sirkulasi udara.
Pindahkan bibit dalam polybag semai kedalam lubang tanam dengan menyobek atau
mencopot polybag semai. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
Pemindahan bibit hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Upayakan penanaman
dalam satu hamparan bisa selesai dalam sehari.

D. Proses Penanaman
1. Masukkan benih yang sudah diperam (disimpan) agar benih lebih kuat dan cepat
muncuk tunas.
2. Gunakan benda yang runcing dan jangan menggunakan jari tangan untuk
melubangi. Perlu diketahui, media tanam tidak perlu sampai penuh, tetapi cukup
3/4 dari polibag.
3. Jaga selalu kelembaban tanah, jika perlu siram pagi dan sore. Tutup benih dengan
debu atau abu supaya tunas lebih mudah muncul.
4. Seleksi bibit yang seukuran dan sehat, agar hasil yang dihasilkan lebih maksimal.
5. Selain tanah, ada beberapa media tanam alternatif yang disarankan untuk media
semai, jika memiliki modal dan persediaan barang yang cukup.
E. Proses penyiraman berapa kali dalam sehari
Tanaman cabai menggunakan ceret atau wadah air untuk menyiram tanaman.
Siram tanaman cabai secara keseluruhan menggunakan ceret penyiram tanaman agar
tanaman cabai tetap segar, melarutkan hama-hama yang ada, dan cara ini juga tidak
membuang banyak air. Lakukan teknik penyiraman ini sebanyak seminggu dua kali dan
lakukan di pagi hari, karena stomata tanaman cabai terbuka.

F. Proses pemupukan

Ada empat jenis pupuk yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai, antara lain sebagai berikut.

a. Pupuk kandang atau pupuk kotoran ternak Pupuk kandang memang menjadi
prioritas utama dalam menanam berbabagai jenis tanaman sayur maupun buah.
Pupuk kandang yang bagus seperti pupuk kotoran sapi, kambing, itik, dan ayam
karena banyak mengandung unsur hara penting seperti N, P dan K. Pupuk
kandang sebaiknya diberikan pada saat tanaman cabai pertaman kali disemai,
yakni antara 5 sampai 26 hari setelah tanam.
b. Pupuk kompos dan pupuk daun Pupuk kompos dan pupuk daun juga bisa
dijadikan sebagai pupuk campuran dengan tanah pada saat penyemaian benih
cabai. Pupuk ini juga kaya dengan unsur N, P, dan K. Selain itu pupuk kompos
daun mengandung Mg dan Ca yang cukup tinggi, baik untuk menujang dalam
pembesaran sel- sel merismatik pada saat tanaman mengalami pertumbuhan.
c. Pupuk urea, KCL, SP-36, dan pupuk NPK mutiara Ini merupakan pupuk
anorganik yang banyak dijual di pasaran. Pupuk urea, KCL, SP-36 banyak
digunakan petani karena mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi.
Pupuk anorganik diberikan pada tanaman yang sudah dipindahkan di lahan
bedengan bermulsa.
d. Pupuk larutan Phonska cair Pemberian pupuk Phonska cair bertujuan untuk
meransang pertumbuhan tunas di ketiak daun, meransang pertumbuhan bunga dan
buah cabe agar berbuah lebat. Jenis pupuk yang biasa digunakan untuk pupuk
dasar pada pengolahan lahan yaitu pupuk kotoran ayam. Pupuk dasar ini
menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam petelur karena mengandung N
yang tinggi. Teknik pengaplikasian dengan cara disebar dan diberi kapur dolomite
secara merata di atas bedengan. Pemupukan kimia diberikan setelah diberi pupuk
kandang dan dolomite, pupuk kimia yang diberikan. Pemupukan susulan tanaman
cabai menggunakan pupuk NPK dengan konsentrasi yang digunakan sebanyak 5
gram yang dilarutkan dalam 1 liter air.

Pupuk yang dilarutkan kemudian diaplikasikan dengan cara dikocor ke tanah di


sekitar tanaman cabai merah. Pemupukan susulan dilakukan dengan pemberian larutan
pupuk NPK, dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 7 hari setelah tanam.
Pemupukan selanjutnya dilakukan dua minggu sekali.

G. Cara pemangkasan dan di usia berapa

Pemangkasan perlu dilakukan ketika tanaman cabai sudah memasuki usia satu
bulan setelah tanam, sehingga sudah ada banyak daun antara 8 sampai 10 helai. Pangkas
bagian atas batang tanaman cabai setelah ada minimal lima helai daun di bawahnya.
Meski bisa dengan tangan langsung, pemangkasan tanaman cabai lebih disarankan
menggunakan gunting agar bekas pemangkasannya merata. Baca juga: Cara
Membersihkan Noda Cabai pada Pakaian hingga Karpet Lakukan pemangkasan di pagi
hari supaya bekas pangkasan mudah kering dan tidak berjamur atau membusuk saat
terkena sinar matahari di siang hari. Disarankan untuk memberi pestisida organik pada
bekas pemangkasan agar tanaman cabai tidak terinfeksi. Setelah pemangkasan, lakukan
pemupukan tambahan dengan pupuk daun organik agar pertumbuhan tunas atau cabang
baru semakin cepat.

H. Proses panen

Pemanenan buah cabe di Indonesia umumnya dilakukan dengan tangan. Panen


awal dan lamanya waktu panen tanaman cabe tergantung kepada jenis dan varietasnya,
varietas berumur genjah, sedang atau dalam. Umumnya, varietas yang sama yang
ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi menunjukkan panen awal yang berbeda.
Tanaman cabe yang ditanam di dataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan
tanaman cabe yang ditanam di dataran tinggi.

Frekuensi panen sangat tergantung kepada situasi lapangan. Namun secara umum
pemanenan dilakukan 3 – 4 hari sekiali atau paling lambat seminggu sekali. Masa panen
tergantung pada varietas cabe yang ditanam. Secara normal, frekuensi panen dapat
dilakukan 12 – 20 kali sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan. Selain varietas, masa panen
cabe juga sangat tergantung kepada keadaan pertanaman dan perlakuan yang diberikan
terhadap tanaman. Masa panen cabe rawit lebih lama dibandingkan dengan varietas cabe
lainnya, tetapi tidak lebih dari 7 bulan.

Anda mungkin juga menyukai