Anda di halaman 1dari 32

BAB III

PEMBAHASAN

A. Membuat Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan adalah kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah

hingga menjadi bibit yang siap di pindah atau di transplanting ke lapangan.

Tujuan pembuatan pembibitan ini adalah untuk menghasilkan bibit

berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan kebutuhan tahapan

tanam. Lahan yang akan di gunakan sebagai pembibitan harus memenuhi

beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Dekat dengan sumber air, dengan PH minimal 4

2. Arealnya datar,dengan drainase yang cukup baik.

3. Tersedia tanah topsoil yang cukup untuk mengisi polibag.

4. Aman dari segala gangguan.

Pembibitan di PT Dharma Intisawit Lestari menggunakan 2 tahap, yaitu:

1. Pre-nursery

Dalam pre-nursery bibit di pelihara selama 3–4 bulan atau yang sudah

memiliki 4 –5 helai daun.

a. Media tanam

1) Ukuran polibag yang di pakai adalah 0,75mm x 15 cm x 23 cm.

2) Tanah yang di gunakan untuk mengisi polibag harus di ayak dengan

ukuran 1,0 cm x 1,0 cm, kemudian tanah tersebut di campur dengan

8
pupuk RP (Rock Posphate) 50 kg pupuk per 2 m³ untuk ±1000

polibag kecil.

3) Ukuran bedengan adalah lebar 120 cm, panjang di sesuaikan dengan

areal, sedangkan jarak antar bedengan adalah 70 cm.

4) Pinggir bedengan dipasang papan dengan lebar 10 cm di sepanjang

bedengan agar polibag tidak tumbang.

b. Seleksi kecambah

Sebelum kecambah ditanam harus di seleksi terlebih dahulu, yaitu

dengan kriteria sebagai berikut:

1) Belum jelas mana yang radikula (berwarna putih) dan mana yang

plumula (berwarna kuning)

2) Radikula atau plumula busuk

3) Radikula atau plumula tumbuh searah

4) Kecambah ditumbuhi jamur

5) Bentuk tidak normal.

c. Penanaman kecambah

1) Sebelum penanaman, polibag disiram sampai jenuh

2) Kecambah direndam dalam larutan fungisida denagan konsentrasi

0.2 %

3) Kedalaman tanam 2 cm dari permukaan polibag

4) Lebih baik bedengan dinaungi dengan menggunakan paranet atau

dengan cara alami yaitu dengan jerami atau daun ilalang

9
d. Penyiraman

1) Penyiraman dilakukan pagi dan sore selama 30 menit dengan

menggunakan sumi sansui atau sprinkle

2) Apabila malam hari hujan, pagi tidak disiram. Apabila pagi hujan

maka sore tidak perlu disiram

Disamping itu pembersihan gulma di atas polibag maupun di

gawangan pembatas harus dibersikan. Pemupukan dan pengendalian

penyakit juga harus dilakukan

e. Seleksi bibit

Seleksi bibit dilakukan 2 bulan sebelum bibit di transplanting ke

main nursery . Bibit yang harus diseleksi adalah:

1) Pucuk bengkok atau berputar

2) Daun sempit

3) Daun kerdil

4) Daun menggulung

5) Daun melipat dan tidak membuka secara normal

6) Bibit kerdil

7) Berdaun tegak

2. Main nursery

Transplanting dari pre-nursery ke main-nursery dilakukan pada saat

umur 3 – 4 bulan atau memiliki 4 -5 helai daun.

a. media tanam

1) ukuran polibag yang digunakan adalah 0.15 mm x 35 cm x 50 cm

10
2) polibag dilubangi di tengah dan diberi pupuk RP 100 gr /polibag

3) tanah untuk pengisian polibag disaring dengan ayakan 1.5 cm x 1.5

cm

4) memasukkan tanah ke polibag dengan menggunakan paralon sebagai

alat bantu

b. transplanting

1) satu hari sebelum transplanting tanah yang dipolibag disiram sampai

jenuh

2) lubang tanam ± 20 cm. cara melubangi tanah yang ada dipolibag

tersebut bisa dengan menggunakan bor, ditusuk dan diputar terus

diangkat

3) bibit ditanam dengan jarak 90 cm segitiga sama sisi

4) lakukan penyiraman secukupnya setelah penanaman.

c. Penyiraman

Setiap polibag memerlukan 2 liter air/hari. Apabila penyiraman

menggunakan sumisansui membutuhkan 60 menit/hari

d. Seleksi bibit

1) Bibit terkenah penyakit

2) Daun tidak membuka

3) Daun berkerut

4) Bibit kerdil

11
B. Pembukaan Lahan (Land Clearing)

1. Pengertian

Pembukaan lahan adalah kegiatan menebang hutan atau

membersihkan semak belukar untuk di tanami tanaman kelapa sawit. Oleh

kaarena itu areal tersebut harus bersih dari vegetasi / semak belukar yang

akan mengganggu petumbuhan kelapa sawit.

Pembukaan lahan juga dimaksudkan untuk merencanakan tata ruang

kebun yang sudah direncanakan sebelumnya. Mutu dan ketepatan

persiapan lahan akan mempengaruhi beberapa hal :

a. Biaya pembukaan lahan

b. Biaya pemelihara pada saat TBM dan TM

c. Biaya, kemudahan, dan mutu saat pemanenan kelapa sawit

Persiapan pembukaan lahan sebaiknya dimulai minimal 4 bulan

sebelum tahun program, sehingga tersedia waktu 16 bulan untuk

menyelesaikan program. Semua tahapan pekerjaan disusun secara

sistematis, agar satu sama lain tidak saling menghambat. Dalam

penyusunan jadwal pekerjaan faktor yang harus diperhitungkan adalah

iklim, tenaga kerja, alat dan bahan.

2. Pengukuran dan pemetaan

a. Seluruh lahan yang akan di buka di ukur dan di petakan oleh petugas

pengukuran.

b. Dalam pemetaan lahan tersebut meliputi juga luas rawa, sungai, jurang

dan lahan yang tidak dapat di usahakan.

12
c. Pemetaan di maksudkan juga untuk mendesain tata ruang untuk rencana

pabrik, perumahan, kantor, gudang, bengkel, sarana sosial dan area

rencana tanam baru secara bertahap.

d. Peta rencana pembukaan tanaman baru tersebut kelak akan menjadi

pedoman kerja operasional di lapangan.

3. Tehnik land clearing (LC)

a. Mengimas

Mengimas adalah pekerjaan memotong anak kayu yang

berdiameter kurang dari 10 cm, dengan menggunakan parang atau

kampak. Tujuan mengimas anak kayu tersebut adalah untuk

memudahkan penebangan pohon.

b. Penebangan

Penebangan kayu yang berdiameter lebih dari 10cm. biasanya di

lakukan dengan menggunakan mesin chain saw atau alat berat.

Penebangan di lakukan dengan arah yang sesuai, agar memudahkan

pekerjaan berikutnya.

c. Merancak

Memotong cabang dan ranting yang relatif kecil, bisa dengan cara

mekanis atau manual.

d. Membuat pancang jalur rumpukan, berjarak 50 – 100 meter arah utara

selatan.

13
e. Merumpuk

Mengumpulkan batang atau cabang dan ranting yang telah di potong,

mengikuti jalur rumpukan yang telah di buat.

4. Pembuatan jalan

a. Main road, adalah jalan penghubung utama, yang menghubungkan area

afdeling kebun dengan PKS, dengan ukuran lebar 9 meter

b. Collection road (jalan produksi), adalah jalan penghubung antar blok,

dengan lebar5-7 meter.

c. jalan piringan, yaitu jalan yang di bangun sepanjang piringan kebun

yang berfungsi sebagai pembatas kebun dengan luar area kebun.

d. Jalan kontur, yaitu jalan yang di bangun di area berbukit ,dengan lebar 5

meter.

5. Pembuatan teras.

Pembuatan teras kontur harus disesuaikan dengan jarak tanam dan

kemiringannya. Teras kontur dapat di buat dengan menggunakan alat berat

(buldoser atau exsapator ) dengan lebar teras 4 meter. Teras kontur harus

benar- benar rata atau timbang, agar pada saat pemupukan, pupuk tidak

hanyut terbawa air. Embung atau penampung air juga harus di buat di

daerah- daerah yang lembah, untuk menahan erosi, menjaga kelembapan

dan untuk keperluan penyemprotan atau chemis.

14
6. Pembuatan pancang tanam

Pembuatan pancang tanam di maksudkan untuk menandai titik tanam,

dan untuk mengukur jarak tanam. Didaerah datar, penentuan awal titik

tanam adalah dengan menggunakan rumus pitagoras segitiga sama sisi

yaitu:

a² = b² + c²

b² = a² - c²

dari rumus tersebut akan bisa di ketahui titik awal tanam dan juga jarak

tanamnya. Untuk daerah berbukit, pemancangan dilakukan dengan metode

pancang as tengah. Untuk mengukur jarak tanamnya bisa menggunakan

galah dari bambu yang telah di ukur sesui dengan jarak tanam yang di

inginkan. Pada titik tanam, di tandai dengan anak pancang dari kayu atau

bambu.

Alat- alat yang di gunakan untuk pemancangan antara lain:

a. Kompas, klinometer (di daerah datar)

b. Anak pancang

c. Pancang as (di daerah berbukit)

d. Tali atau meteran

e. Bambu ( ukuran panjangnya di sesuaikan dengan jarak tanam yang

diinginkan)

15
C. Penanaman Kelapa Sawit

Setelah pemancangan selesei di lakukan, maka penanaman kelapa sawit

bisa segera di lakukan. Alat dan bahan yang di butuhkan untuk kegiatan

penanaman antar lain:

1. Cangkul

2. Alat ukur lubang tanam (mal)

3. Takaran pupuk

4. Pupuk RP (Rock Posphate)

5. Parang atau pisau

Adapun alur pekerjaan tanam kelapa sawit di PT DIL adalah sebagai berikut:

1. Lansir terlebih dahulu bibit yang akan di tanam ke titik pancang.

2. Buatlah lubang di titik pancang tersebut dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan

dengan kedalaman 40 cm. pisahkan tanah galian yang top soil dengan yang

sub soil

3. Ukurlah panjang, lebar dan kedalaman lubang tanam dengan menggunakan

mal.

4. Lubang yang telah di buat, diberi pupuk RP dengan dosis 0,5 kg/ lubang,

separuh di letakkan di dasar lubang, dan separuhnya lagi di tabur di

permukaan sesudah selesi tanam.

5. Sebelum bibit di tanam, polibag di lepas dulu dengan hati - hati,

menggunakan piasu atau parang.

16
6. Setelah bibit di tanam, uruk dengan menggunakan tanah top soil dan sub

soil, dan di padatkan. Kemudian pada permukaan tanah tersebut di tabur

pupuk RP.

Hal- hal yang perlu di perhatikan saat tanam kelapa sawit adalah:

1. Penanaman di lakukan saat musim hujan

2. Umur bibit yang sudah siap tanam adalah 10 – 12 bulan, dan sudah

terseleksi dengan baik di main nursery.

3. Posisi bibit harus tegak

4. Permukaan tanah adalah setinggi leher akar.

D. Penanaman LCC (Legium Cover Crop)

1. Manfaat LCC

Penanaman LCC atau kacangan harus di lakukan sesegera mungkin

setelah penanaman kelapa sawit, karena tanah yang baru di buka tersebut

apabila terkena air hujan akan rawan terkena erosi. Kegunaan lain dari

tanam LCC adalah: menjaga kelembapan tanah dan penyedia unsur hara N

bagi tanaman muda kelapa sawit.

Lahan yang akan di tanami kacangan ini harus bebas dari gulma,

dengan melakukan penyemprotan herbisida.

Di PT Dharma Intisawit Lestari, jenis kacangan yang di tanam adalah:

a. Colopogonium mucunoides (CM). kebutuhan benih 6 kg/ ha.

b. Mucuna Bractheata (MB). Kebutuhan benih 3 kg/ ha.

c. Pureraria Javanica (JM). Kebutuhan benih 6 kg/ha.

17
2. Cara menanam kacangan untuk area berteras adalah:

a. Kacangan di tanam dengan sistim 3 larikan

b. Larikan pertaman di pinggir bagian dalam teras

c. Larikan kedua di tanam 50 cm dari pinggir teras.

d. Larikan ketiga ditanam ditengah tebing,

e. Benih kacangan ditanam dengan kedalaman 2 cm dibawah permukaan

tanah dan di uruk kembali.

3. Perawatan kacangan/LCC

a. Perawatan kacangan di mulai setelah kacangan berumur 1 bulan, dengan

mendangir secara manual sebulan sekali selama 3 bulan.

b. Memasuki bulan kedua, dilakukan pengendalian gulma dengan chemis

pada kanan dan kiri baris kacangan selebar 120 cm secara

bertahap,sampai kacangan menutup area kelapa sawit.

E. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)

Pemeliharaan tanamana secara rutin dan terencana merupakan faktor

utama dalam pengolahan tanaman. Dengan pemeliharaan yang optimal,

diharapkan dapat menekan biaya yang akan datang, pertumbuhan tanaman

sehat dan produktifitasnya tinggi.

Kegiatan penting yang perlu di lakukan selama TBM antara lain:

1. Inventarisasi tanaman

Inventarisasi tanaman adalah menghitung tanaman yang mati, rusak dan

tumbang. Pekerjaan ini di lakukan 1 bulan setelah selesi tanam. Pada

18
tanaman mati tersebut di beri pancang khusus untuk memudahkan

penyisipan. Inventarisasi tanaman di lakukan 1 tahun sekali selama TBM.

2. Konsolidasi tanaman.

Konsolidasi tanaman merupakan tindakan rehabilitasi terhadap tanaman

yang baru di tanam, yang tidak sesuai dengan syarat kultur tehnis.

Kesalahan penanaman akibat lemahnya pengawasan, dapat menyebabkan

kerusakan tanaman dan kelambatan pertumbuhan.

3. Penyisipan tanaman.

Penyisipan tanaman yaitu mengganti tanaman yang mati, akibat di

serang hama atau penyakit serta akibat kesalahan dalam penanaman.

Kegiatan ini segera di lakukansetelah inventarisasi tanaman. Cara menanam

tanaman sisipan sama seperti pertama kali tanam kelapa sawit. Bibit untuk

penyisipan di sediakan 5% dari total bibit yang di tanam.

Penyisipan tanaman dapat di lakukan selama masa TBM 1,2,3. Dengan

demikian, tidak ada lagi penyisipan pada watu TM, agar pertumbuan

tanaman seragam. Tanaman sisipan perlu di rawat secara intensif, agar dapat

mengejar pertumbuhan tanaman aslinya.

4. Pemeliharaan Piringan Pokok Kelapa Sawit.

a. Pengendalian rumput di piringan.

Piringan di pokok kelapa sawit harus di bersihkan secara

berkala,agar tetap bersih. Karena piringan merupakan tempat penaburan

pupuk, dan tempat brondolan jatuh waktu panen. Pada saat TBM 1, jari-

jari piringan 100 cm, untuk TBM 2 jari-jari piringan 125 cm, dan di TBM

19
3 jari-jari piringan 150 cm. Pembersihan piringan secara manual biasanya

menggunakan alat penggaruk, atau ombang ambing. Sedangkan kalau

menggunakan kimia, dilakukan pada saat TBM 3, yaitu dengan

menggunakan bahan aktif glyphosate dengan dosis 300 cc/ha, dengan

rotasi 1 tahun sekali, atau melihat kondisi di lapangan.

b. Pengendalian lalang.

Lalang (imperata cilindrica) merupakan pesaing utama tanaman

kelapa sawit. Disamping pertumbuhannya yang cepat, lalang juga

mengandung zat allelopatik, yaitu senyawa yang mengganggu

(menghambat) pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya.

Kondisi lalang dapat di kelompokkan menjadi 3, yaitu:

1) Sheet, yaitu lalang mengelompok dalam skala luas

2) Spot, yaitu lalang mengelompok setempat-setempat

3) Sporadis, yaitu lalang jarang-jarang.

Lalang sheet dan spot di kendalikan dengan penyemprotan

menggunakan herbisida glyphosate dengan konsentrasi 0,5%. Sheet

membutuhkan 3-4 liter/ha. Spot membutuhkan 1,5-2 liter/ha. Wiping

lalang di lakukan pada kondisi lalang sporadis, dengan bahan aktif

glyphosate dengan konsentrasi 1%.

c. Teknik wiping lalang.

1) Larutkan herbisida yang berbahan aktif glyphosate dengan konsentrasi

1%

2) Kain lap di celupkan ke larutan, lalu dip eras.

20
3) Kain lap di oleskan pada pangkal batang, lalu di tarik ke atas, untuk

membasahi daun lalang.

4) Potong sedikit pucuk daun lalang sebagai tanda bahwa lalang tersebut

telah di wiping.

5. Pemupukan

a. Pemupukan

Pemupukan adalah penambahan zat hara kedalam tanah agar tanah

menjadi subur.

Manfaat pemupukan bagi tanaman antara lain:

1) Merangsang dan memperbaiki pertumbuhan tanaman,serta mengatur

produksi sesuai yang kita kehendaki.

2) Mengganti unsur hara yang telah hilang

3) Untuk mencukupi kebutuhan tertentu bagi tanaman, misalnya tanaman

tersebut kekurangan unsur N, maka bisa di kasih pupuk jenis urea

yang kandungan unsur N nya tinggi.

Jadwal pemupukan dan dosais pupuk dilakukan sesuai umur tanaman.

Di Pt. DIL pemupukan bisa dilihat dari tabel berikut:

NO Umur Jenis pupuk Dosis Cara aplikasi


tanaman
1 0 RP (phospat) 0,5 kg/pokok Pupuk dasar
2 1 bulan NPK (CPD 0,35/pokok Ditabur
25)
3 4 bulan CPD 25 0.45/pokok di tabor
4 8 bulan CPD 0,4+0,03+0,9 Ditabur
25+borate+R
P
5 12 bulan CPD 25 1,3 kg/pokok Ditabur
6 16 bulan CPD 1,5+0,05+0,4 Ditabur
45+bhorate+

21
RP
7 20 bulan CPD 45 1,5 kg/pokok Ditabur
8 24 bulan CPD 45 2 kg/pokok Ditabur
9 30 bulan CPD 45 2,5 kg/pokok Ditabur
10 TM 1&2 CPD hikay 1,75 Ditabur
kg/pokok

Curah hujan yang ideal untuk pemupukan adalah 60-200 mm/bln. Data

ini bisa dilihat pada alat ombro meter yang ada di setiap afdeling di PT.

DIL.

b. Alat

Alat yang digunakan untuk kegiatan pemupukan:

1) Mangkok atau wadah bekas sabun colek

2) Ember plastik atau karung

3) Timbangan untuk kalibrasi ukuran pupuk

c. Teknik pemupukan

1) Piringan pohon harus bersih dari gulma

2) Pupuk tidak boleh menggumpal

3) Tanah harus lembab di sekitar piringan

4) Penaburan pupuk merata di sekelling piringan. Untuk terasan yang

miring, penaburan dilakukan hanya setengah lingkaran yaitu yang

berhadapan dengan tebing.

5) Pupuk borate ditaburkan pada pelapah daun mulai lingkar 2 Dan 3 dar

pelepah terbawah.

6) Pemupukan harus mengikuti 5 tepat yaitu tepat jenis, dosis, waktu,

aplikasi, dan tepat cara.

22
d. Rekomendasi pemupukan

Rekomedasi pemupukan didasari atas analisis tanah dan pemgambilan

sampel daun (LSU). Pokok kelapa sawit yang akan di jadikan sampel

adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Pokok sehat, dan bukan tanaman sisipan

2) Pokok sawit tidak berdekatan dengan bangunan, atau dekat jalan.

3) Tidak berdekatan dengan area terbuka.

4) Jarak dari pemupukan terakhir adalah 50 hari, baru bisa di ambil

sampelnya.

e. Alur pengambilan sampel daun adalah sebagai berikut:

1) Menentukan pokok pertama, kemudian dari pokok pertama tersebut di

hitung 3 baris.

2) Dari baris ke 3, terus masuk ke pokok ke 3. Pokok ke 3 itulah yang di

jadikan sampel pertama.

3) Untuk menentukan sampel berikutnya dengan kelipatan 10, masih

dalam 1 terasan.

4) Apabila pokok yang di hitung dari sampel pertama tersebut kurang

dari 10 pokok,(sudah dekat dengan jalan misalnya) maka mundur 3

pokok dari pinggir, dan di tandai dengan panah kearah pokok yang

akan di jadikan sebagi pengganti.

5) Pengambilan daun yang akan di jadikan sampel adalah dari pelepah

yang ke 17, di hitung dari pelepah yang paling muda, yang sudah

membuka sempurna, tapi belum keluar durinya.

23
6) Daun di ambil di bagian duri manis sebanyak 4 helai daun, yaitu 2 dari

kanan atas, 2 dari kiri bawah.

7) Daun yang sudah di ambil, di bagi menjadi 3 bagian ,dan hanya di

ambil tengahnya saja. Selanjutnya daun tersebut di lap dengan air

mineral yang bersih dengan menggunakan kain. Lalu lidinya di buang.

8) Daun yang sudah bersih tersebut kemudian di cincang dengan ukuran

kira-kira 0,5 cm, di masukkan dalam plastic, kemudian di open

dengan suhu 80°cc.

9) Daun yang sudah kering tersebut di bawa ke laboratorium untuk di

analisa kandungan haranya.

10) Hasil analisis tersebut itulah yang akan di jadikan rekomendasi

pemupukan pada tahun berikutnya

6. Kastrasi, ablasi, sanitasi

Kastrasi adalah membuang bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa

sawit yang berumur 14 – 24 bulan, dengan rotasi 1 bulan sekali.

Alat yang digunakan adalah dodos dengan ukuran 4 cm. kastrasi dihentikan

ketika tanaman sudah berumur 24 bulan atau 6 bulan sebelum panen.

Manfaat kastrsasi adalah :

a. Merangsang pertumbuhan vegetative( akar , batang, dan daun)

b. Mendapatkan berat buah yang seragam

c. Tanaman bersih, sehingga terhindar dari serangan hama dan penyakit

Ablasi adalah membuang bungan betina tanaman kelapa sawit,

sedangkan bunga jantan dibiarkan dengan tujuan supaya kumbang

24
penyerbuk (ealiusdibius cameranicus) bisa membuahi kelapa sawit yang

sudah berbuah.

Sanitasi adalah membuang pelepah-pelepah kering dan buah busuk pada

tanaman kelapa sawit. Hal ini di lakukan pada saat tanaman berumur 24

bulan, bersamaan dengan pelaksanaan kastrasi yang terakhir. Tujuannya

adalah meningkatkan kebersihan tanaman, dan mempersiapkan panen

perdana. Alat yang di pakai adalah dodos, dengan ukuran 5-7 cm. Buah

busuk yang sudah di ambil, di kumpulkan di TPH dan di bakar, agar jamur

marasmius sp yang ada di buah busuk tersebut tidak menular.

7. Pengendalian hama

Hama utama yang sering menyerang tanaman belum menghasilkan

adalah:

a. Hama ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS), Terdiri dari macam-

macam ulat api (setothosea asigna, setora nitens, darna trina dll), dan

macam-macam ulat kantong (mahasena corbetin,metisa plana dll).

Gejala serangan UPDKS adalah daun kelap sawit habis,dan hanya

menyisakan lidinya saja.

Cara pengendalian UPDKS adalah:

1) Melakukan monitoring terhadap pohon kelapa sawit pada pelepah

yang ke 17. Jika pada kondisi normal, pengamatan di lakukan1

pohon/hari/bulan.

2) Jika terjadi serangan, maka di lakukan pengamatan terhadap 5

pohon/ha, diamati setiap 2 minggu dengan cara yang sama.

25
3) Pengendalian dilakukan jika jumlah ulat berada pada tingkat

populasi kritis yaitu 5-10 ulat/pelepah,dengan cara mengutip. Bila

serangan sudah berat, pengendalian di lakukan dengan cara foging

b. Hama kumbang tanduk(oryctes rhinoceros)

Gejala serangan kumbang tanduk adalah, daun muda membentuk

kipas. Pengendalian hama kumbang tanduk yaitu:

1) Pengumpulan kumbang secara manual.

2) Menghancurkan tempat peletakan telor secara manual.

3) Pemberantasan secara kimia dengan insektisida butiran yang ber

bahan aktif karbofuran (0,3 gram/pokok), ditambah 3 butir kapur

barus/pokok.

4) Penangkapan kumbang dengan menggunakan alat ferotrap yang diisi

bahan aktif feromon. 1 erotrap di gunakan untuk area seluas 1-2

ha,selama 2 bulan.

5) Ferotrap di gantung pada tiang bambu dengan ketinggian 2,5-3 meter

dari permukaan tanah.

c. Hama tikus, babi,dan landak.

Hama tikus, babi, dan landak memakan umbut atau pucuk daun,

sehingga tanaman yang terserang akan mati. Pengendalian hama tikus,

babi, dan landak adalah dengan:

1) Menggunakan kawat berduri yang di pasang di sekeliling pokok

tanaman kelapa sawit yang baru di tanam.

2) Menggunakan jebakan untuk mengurangi populasi babi dan landak.

26
3) Untuk hama tikus, bisa dengan mengembang biakkan burung hantu

(tyto alba), dengan membuat sarang buatan di area kelapa sawit. 1

gupon untuk 25 ha.

8. Pengendalian penyakit

Penyakit utama yang di jumpai pada TBM adalah:

a. Penyakit tajuk (crown disease). Gejala penyakit adalah pelepah

bengkok atau memutar.

Pengendalian penyakit tajuk adalah:

1) Penyakit tajuk merupakan penyakit turunan yang sulit untuk di

sembuhkan, kecuali yang masih kategori ringan.

2) Seleksi bibit yang ketat di pembibitan menjadi faktor penting yang

harus benar-benar di awasi.

3) Untuk penyakit yang ringan, bisa di lakukan pemangkasan semua

pelepah yang bengkok. Hal ini di maksudkan untuk mengetahui

tingkat serangan penyakit ini.

4) Meningkatkan pemeliharaan tanaman, karena penyakit tajuk akan di

pengaruhi juga oleh ketersediaan unsur hara dan perawatan yang

kurang baik.

5) Jika serangan sudah berat, maka tanaman tersebut bisa diganti dengan

tanaman yang baru.

6) Penyakit busuk tandan ( marasmius palmivorus).

Penyebab utama penyakit ini adalah kondisi kelembapan yang tinggi

yang di akibatkan oleh:

27
a) Tidak di lakukannya sanitasi atau tunas pasir.

b) Gulma yang tidak terkendali di piringan.

c) Panen yang tidak di lakukan sesuai rotasi, sehingga buah membusuk.

Oleh karena itu, perlu di lakukan langkah- langkah, seperti:

a) Melakukan sanitasi buah busuk dan pelepah kering.

b) Melakukan panen secara teratur, dengan rotasi 7 hari sekali.

c) Lakukan penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif

triadimefon.

d) Penyakit busuk pangkal batang (ganoderma boninense )

Gejala serangan penyakit ini adalah, di tandai oleh pangkal batang

yang keropos, daun menguning seperti kurang hara/ ari, tanaman

mudah roboh. Penyakit umumnya menyerang tanaman kelapa sawit

generasi ke 2 atau ke 3, dan belum di jumpai pada tanaman kelapa

sawit generasi pertama. Penyakit ini menyebabkan kerusakan jaringan

pangkal batang, sehingga unsur hara dan air tidak dapat di angkat ke

daun tanaman. Pengendaliannya yaitu dengan menggunakan bio

fungisida marfu-p dengan dosis 200 gram/pokok, di tabur di piringan.

9. Persiapan panen

Panen umumnya di lakukan setelah tanaman kelapa sawit berumur 30

bulan. Area dianggap masuk TM, apabila 60% pokok sudah berbuah dengan

BJR (berat janjang rata-rata) 3 kg.

28
Kegiatan persiapan panen meliputi:

a. Pembuatan pasar pikul

b. Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH)

c. Perbaikan dan pengerasan jalan.

F. Pemelihahaan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengendalian gulma

a. Pengendalian gulma di area piringan pohon

1) RPM (rawat piringan manual)

RPM (rawat piringan manual) Adalah membersihkan gulma di area

piringan secara manual. Alat yang dipakai adalah penggaruk atau bisa

menggunakan parang, dengan lebar piringan 2,5-3 meter. Norma hk

yang di pakai adalah 2,5 hk/ha.

Gulma sasaran adalah, sambung rambat (micania micrantha),

lalang (imperata cilindrica), kentangan (borrerea alata), wedusan

(ageratum). Paitan (ottochloa nodosa). Semua rumput tersebut harus

di bersihkan, agar tidak bersaing untuk memperebutkan unsur hara,

sinar matahari, dan air yang ada di piringan.

2) RPPPC-A(rawat piringan pasar pikul chemis- A)

RPPPC-A(rawat piringan pasar pikul chemis- A) adalah

mengendalikan gulma di area piringan dengan material kimia yang

berbahan aktif parakuat diklorida dengan dosis 60 cc/kep + metil l

metsufuran dengan dosis 3 gram/kep + perekat dengan dosis 5 cc/kep.

29
Gulma sasaran adalah, pakisan (neprolepis, dicranopteris linearis),

kerisan (cyperus rotundus), anak kayu dan jenis rumput-

rumputan,dengan nosel polijet(kipas). Waktu yang efektif untuk

penyemprotan yaitu milai jam 07.00-12.00 WITA. Pada sat itu,

stomata tumbuhan masih terbuka, sehingga memudahkan bahan aktif

masuk ke jaringan tumbuhan. Piringan yang bersih akan memudahkan

pemupukan, maupun perawatan yang lain, juga mempermudah saat

panen dan kutip brondolan.

b. Pengendalian gulma di gawangan

1) RGM (rawat gawang manual)

RGM (rawat gawang manual) Adalah pengendalian gulma di area

gawangan secara manual, dengan menggunakan alat: parang +batu

gosok, dan pengait.

Gulma yang menjadi sasaran Adalah pengendalian gulma di area

gawangan secara manual, dengan menggunakan alat: parang +batu

gosok, dan pengait.

Gulma yang menjadi sasaran adalah pakisan, kerisan, anak kayu,

pisang liar,dan gulma berdaun lebar lainnya. Gulma yang ada di

gawangan di tebas layang, yaitu 30 cm dari tanah. Rotasi untuk RGM

adalah 3 kali dalam setahun, dengan norma hk 0,33/ha

30
2) RGC-A (rawat gawangan chemis-A)

RGC-A (rawat gawangan chemis-A) adalah mengendalikan gulma

di area gawangan dengan material kimia berbahan aktif triclopir

butoksi dengan dosis 60 cc/kep +perekat 10 cc/kep.

Gulma sasaran adalah, anak kayu seperti putihan(eupatrium

odorotum), senggani atau sedunduk(melastoma malabatricum),

anggrung dan terongan. Rotasi untuk RGC-A adalah 1 kali setahun,

atau disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, dengan norma

hk1,2/ha.

3) RGC-B (rawat gawang chemis-B)

RGC-B(rawat gawang chemis-B) adalah pengendalian gulma di

area gawangan dengan menggunakan material kimia yang berbahan

aktif parakuat diklorida, dengan dosis 60 cc/kep, + metil metsufuran

dengan dosis 5 gram/kep, + perekat dengan dosis 5 cc/kep.

Gulma sasaran adalah, kerisan, pakisan, sambung rambat, dengan

rotasi 1 tahun sekali, atau di sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,

dengan norma hk 1,2/ha

4) RGC-C (rawat gawangan chemis-C)

RGC-C (rawat gawangan chemis-C) adalah pengendalian gulma

di area gawangan dengan menggunakan material kimia yang berbahan

aktif glyphosate, dengan dosis 90 cc/kep, dan perekat dengan dosis 10

cc/kep.

31
Gulma sasarannya adalah, lalang(imperata cilindrica), pakis

kawat(dicranopteris linearis), sedunduk(melastoma malabatricum),

rotasi 1 tahun sekali, atau di sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,

dengan norma hk 1,2/ ha.

2. Penunasan pelepah (prunning)

Penunasan pelepah (pruning) adalah upaya menjamin jumlah pelepah

yang optimum di pohon kelapa sawit, untuk kebersihan tanaman,

fotosintesis, dan pembentukan bunga betina.

Jumlah pelepah yang di pertahankan di pohon adalah 48-56 pelepah (6-

7 lingkar) untuk tanaman umur 3-8 tahun, dan 40-48 pelepah (5-6 lingkar),

untuk tanaman yang berumur di atas 8 tahun.

Pemotongan pelepah di lakukan pada saat panen. Pelepah di potong

mepet ke batang dengan bekas potongan miring keluar, berbentuk tapak

kuda dengan sudut 30°.

Jumlah pelepah akan berpengaruh pada:

a) Pertumbuhan akar

b) Bobot tandan (BJR)

c) Produksi tandan buah segar (TBS)

Pada area datar, pelepah di susun di gawangan mati, sejajar dengan

jalan pikul. Sedangkan di area berbukit, pelepah di susun searah dengan

kontur, dengan tujuan mengurangi erosi permukaan.

32
3. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang ada di TM, hampir sama dengan yang di

TBM, yaitu:

a. Ulat pemakan daun kelapa sawit(UPDKS), seperti ulat api, ulat kantong

dan ulat bulu.

Pengendalian UPDKS adalah dengan cara:

1) Monitoring UPDKS, tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat

serangan

2) Melepaskan parasitoid dan predator(cordyceps militoris)

3) Menularkan jamur cordyceps militoris ke tempat lain, menggunakan

kepompong yang terinfeksi.

4) Memilih jenis insektisida yang se aman mungkin bagi musuh

alami(parasitoid dan predator pemakan UPDKS)

b. Tikus (tikus rumah, tikus sawah, tikus belukar)

Tikus merupakan hama yang memakan buah(tandan) kelapa sawit. Cara

pengendaliannya adalah:

1) Monitoring populasi tikus.

2) Jika serangan terhadap tandan sudah mencapai 10%, perlu di

lakukan pengendalian, yaitu dengan memberi umpan tikus yang

berbahan aktif kumatetralil seperti klerat

3) Pengendalian secara biologi, dengan mengembangbiakkan burung

hantu (tyto alba)

33
c. Penyakit busuk pangkal batang(ganoderma boninense)

Pengendalian penyakit ini adalah dengan:

1) Menggunakan bio fungisida marfu-p pada tanaman yang terserang

ringan.

2) Tanaman yang terserang berat, di bongkar dan di musnahkan. Di

sekeliling pokok yang sudah di bongkar tadi di buat parit isolasi dan di

genangi air terus menerus, agar jamur tidak menular ke pokok yang

lain.

d. Penyakit busuk buah yang di sebabkan oleh jamur marasmius

palmivorus

Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut:

1) Mengatur kelembapan pohon

2) Melakukan sanitasi

3) Panen sesuai dengan rotasi

4) Mengendalikan hama tirathaba

5) Lakukan penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif

triadimefon.

4. Pemupukan

Pemupukan pada kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar,

yaitu sekitar 50-60% dari total biaya pemeliharaan. Dosis pemupukan di

tentukan menurut umur tanaman, jenis tanah(sifat fisisk dan kimia tanah),

keragaman tanaman, dan hasil analisis hara dari pengambilan sampel daun

(leaf sampling unit) atau LSU.

34
5. Perawatan jalan dan parit di kebun kelapa sawit.

Jalan-jalan yang perlu mendapatkan perawatan berkala adalah:

a. Jalan utama(main road), yaitu jalan yang menghubungkan afdeling

dengan pabrik, dengan ukuran 7-9 meter. Perawatan di lakukan minimal

2 kali setahun,dengan pengerasan, di grader, dan di padatkan dengan

compactor sebanyak 4-6 kali putaran.

b. Jalan produksi/koleksi(collection road), yaitu jalan yang di buat di tengah

blok dengan ukuran 5-6 meter. Jalan produksi juga harus di padatkan dan

di grader.

c. Perawatan parit, dengan mendalamkan dan mencuci parit 2 kali setahun.

G. Panen

1. Pengertian Panen

Panen merupakan kegiatan penting pada pengolahan tanaman kelapa

sawit menghasilkan. Panen adalah kegiatan pemotongan tandan dari pohon,

hingga pengangkutan ke PKS.

Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang:

a. Persiapan panen

b. kriteria matang panen

c. Rotasi dan sistim panen

d. Sarana panen

35
Semua itu berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Pelatihan

bagi para pemanen sangat di perlukan guna meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan mereka.

2. Tahapan Panen

Tahapan panen adalah kegiatan berturut-turut meliputi :

a. Pemotongan TBS

b. Pengutipan blondolan

c. Pemotongan pelepah

d. Pengangkutan tandan dan brondolan dari blok ke TPH

e. Pengangkutan tandan dan brondolan dari TPH ke PKS

Faktor-faktoryang menentukan keberhasilan panen adalah:

a. Kesiapan prasarana

b. Criteria kematangan buah

c. Manajemen panen(rotasi dan sistim panen)

3. sarana dan prasarana pendukung panen

Sarana dan prasarana pendukung panen seperti jalan, pembuatan TPH,

pasar pikul dan titi jalan. Khusus pada area datar perlu disiapkan atau

dilakukan sebelum panen:

a. Jalan di keraskan dengan kerikil/batu, sehingga mendukung

pengangkutan produksi.

b. Pasar pikul selalu di bersihkan dari gulma sehingga proses pengangkutan

buah dari piringan pohon ke TPH dapat berjalan dengan baik.

36
c. Pembuatan TPHsetiap 3 jalan pikul, TPH bisa di tambah secara bertahap,

sesuai dengan peningkatan produksi tanaman.

4. alat – alat panen.

Beberapa peralatan panen yang umum di gunakan dalam kegiatan

panen adalah:

a. Dodos dengan ukuran 10-12 cm, disambung dengan tongkat dengan

diameter 4 cm untuk tanaman yang berumur < 6 tahun.

b. Egrek yang di sambung dengan galahallumunium atau bambuuntuk

tanaman yang berumur > 6 tahun.

c. Piring plastic dan karung bekas, untuk pengumpulan brondolan ke TPH.

d. Batu asah, untuk mengasah peralatan supaya tajam.

e. Kereta dorong/keranjang, untuk pengangkutan TBS ke TPH.

f. Tojok dan gancu, untuk mempermudah pengangkutan TBS kedalam truk

g. Jarring, untuk pengaman buah di truk, agar tidak jatuh.

5. sensus buah hitam/BPC (black palm count)

Sensus buah di lakukan 4 bulan sekali, di muali kelapa sawit umur 26

hari atau 4 bulan sebelum panen perdana. Buah yang disensus adalah buah

yang berumur 2,3,4,5 bulan.

Tim sensus terdiri dari 3 orang, dengan tugas yang berbeda yaitu:

a. 1 orang menghitung jumlah janjang

b. 1 orang mencatat jumlah janjang

37
c. 1 orang memberi tanda pada pelepah yang telah di sensus

Jumlah pohon yang di sensus adalah 10% dari total pohon dalam 1 blok

tersebut. Metode sensus yang di gunakan, tergantung dari kebijakan masing-

masing perusahaan. Misalnya metode siksak atau silang.

Dari hasi sensus tersebut bisa di tentukan berapa janjang yang akan di

panen bulan depan, dan berapa hk yang di perlukan untuk memanen di blok

tersebut.

6. Menentukan angka kerapatan panen (AKP)

Menghitung angka kerapatan panen di lakukan oleh mandor panen, 1

hari sebelum panen. Pengambilan sampel pokok adalah 10% dari total

pokok dalam 1 blok tersebut. Menghitung AKP bertujuan untuk menentukan

berapa hk yang di perlukan untuk panen di blok terebut, berapa tenaga

lodingnya, berapa unit FT(jonder) yang diperlukan untuk melansir buah dari

blok ke TPH, dan berapa mobil yang di perlukan untuk mengangkut buah

dari TPH ke PKS. Untuk mencari AKP adalah sebagai berikut:

jumlah jjg yg disen sus


x 100
pokok sampel

Contoh :

Di blok H10 ada 200 pokok yang di sensus dan ditemukan 60 janjang buah

masak

Maka menentukan AKP nya dalah 60:200x100= 30%.

7. Kriteria Panen

Kriteria panen meliputi:

a. Panen buah masak(brondol 3)

38
b. Kutip brondolan

c. Pemotongan pelepah

d. Pelepah songgo 3

e. Pelepah tidak boleh sengkleh

f. Pelepah di susun di gawangan.

8. Pengangkutan.

Setelah semua janjang dan brondolan sudah terkumpul di TPH, buah di

masukkan ke dalam truk dengan memakai tojok. Brondolan di letakkan

paling bawah atau di tengah. Buah disusun rapi dan diberi jaring agar tidak

jatuh saat di perjalanan. Satu truk rata-rata mampu memuat buah 7-8 ton.

39

Anda mungkin juga menyukai