PENDAHULUAN
Praktek kerja budidaya ternak potong adalah untuk mengetahui Tata Laksana
pemeliharaan sapi potong di peternakan milik Bapak Sukarman SP. Serta
meningkatkan profesionalisme dan keahlian serta pengalaman Kerja Lapangan
siswa/i pada bidang pemeliharaan sapi potong.
1
1. Memberikan bekal dan pengalaman kepada siswa dalam dunia
kerjauntuk menyesuaikan diri menghadapi dunia usaha.
2. Siswa menjadi lebih displin dan bertanggung jawab dalam bekerjadan
melaksanakan tugasnya.
3. Untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan baru yang didapatnya di
dalam dunia kerja.
4. Siswa mendapatkan pandangan untuk jenis pekerjaan yang sesui
dengan kemampuannya.
Manfaat dari praktek kerja budidaya ternak potong ini adalah untuk
membandingkan antara teori yang doi dapat di sekolah dengan keadaan di
lapangan, menambah pengetahuan tentang Tata Laksana pemeliharaan sapi
potong. Untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian siswa tentang Tata
Laksana pemiliharaan sapi potong, serta sebagai bahan informasi bagi yang
memerlukannya
2
BAB II
KEADAAN UMUM
2.2.2 Geografis
2.3 Iklim
3
2.4 Sumber Daya Manusia
4
BAB III
5
3. Melakukan kegiatan Inseminasi Buatan (IB)
Untuk kegiatan ini Peralatan seperti gun, gunting, plastik shite, plastik
glove, termos/ kontainer lapangan, strow, air hangat, ember kecil,
minyak/sabun mandi. Langkah kerjanya melaukan towing setelah itu
bibit di masukkan ke dalam gun, di potong ujung bibit dan di berikan
plastik seat, makai sarung tangan, kemudian memasukkan gun ke dalam
organ reprodusi betina.
6
BAB IV
PEMBAHASAAN
Menurut Romans et al., (1994) serta Blakley dan Bade, (1992) bangsa
sapi mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub Ordo : Ruminantia
Family : Bovidae
Genus : Bos (cattle)
Spesies : Bos taurus (sapi eropa), Bos indicus (sapi
India/sapi zebu) dan Bos sundaicus (banteng)
7
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha
penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
1. Sapi Bali
Ciri-ciri sapi bali yaitu bulu berwarna merah bata, pada jantan
akan menjadi hitam saat dewasa, ada warna putih mulai dari kaki
paling bawah hingga paling belakang paha, pinggiran bibir atas,
kaki, mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis
hitam yang jelas di bagian atas punggung.
Kenaikan bobot badan sapi bali per harinya 0,35 – 0,66 Kg.
persentase karkas berkisar 56-57%. Perbandingan daging dengan
tulangnya adalah 4.44:1. Bobot sapi jantan dewasa dapat mencapai
375 – 400 Kg, sedangkan sapi betina dewasa berkisar 275 – 300 Kg.
2. Sapi Ongole
Sudarmono (2008) mengatakan sapi onole berasal dari India
(madras) yang beriklim tropis dan curah hujan rendah. Sapi ongole
merupakan sapi tipe potong dan tipe pekerja. Sapi ongole memiliki
ciri umum tubuh besar, leher pendek, kaki panjang dengan warna
putih dan jantan memiliki warna putih keabu abuan dari leher sampai
ponok. Selain itu, tinggi sapi ongole jantan berkisar 150 cm dengan
bobot badan mencapai 600 Kg.
8
Sementara itu, sapi betina memiliki tinggi badan berkisar 135
cm dan bobot badan 450 Kg. Pertambahan bobot badan sapi ongole
dapat mencapai 45 - 58%. Rasio daging dengan tulangnya 1 : 4,23.
Sapi ongole termasuk lambat untuk mencapai dewasa, yaitu sekitar
umur 4 – 5 tahun. Untuk sapi PO, bobot badan rataan sekitar 200 –
350 Kg dengan pertambahan bobot badan 0,6 – 0,8 Kg/hari jika
dipelihara dengan baik.
9
perharinya 1,1 Kg. Ukurannya besar dan panjang serta dadanya
besar dan berdaging tebal. Bulunya berwarna merah mulus. Sorot
matanya tajam, kaki tegap dengan warna pada bagian lutut
kebawah berwarna terang. Tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar
dan agak melengkung (Sudarmono, 2008).
Selain itu, bobot sapi jantan 850 Kg dan betina 650 Kg, dengan
pola daging yang ekstrim. Sapi Limousine asli memiliki bentuk
tubuh besar dengan tulang iga dangkal. Sapi jantan dapat mencapai
bobot 1000 sampai dengan 1400 Kg, sedangkan betina dapat
mencapai bobot 600-850 Kg. Masa produktif sapi betina antara 10-
12 tahun (Sudarmono, 2008).
6. Sapi Simental
Sapi Simental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar,
1999). Nama Simental berasal dari tempat asalnya Simmental, yaitu
di Lembah Simme di Swiss, sedangkan Thal atau tal dalam bahasa
Jerman (Swiss juga berbahasa Jerman) artinya adalah lembah,
sehingga sapi dari lembah Simme ini lebih dikenal dengan sebutan
Simmetal. Tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa
dan Amerika.
Talib dan Siregar (1999) juga menambahkan bahwa Simmental
merupakan tipe perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan
(merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor
berwarna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat
badan 1150 Kg sedangkan betina dewasanya 800 Kg. Bentuk
tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara
di tempat yang iklimnya sedang. Persentase karkas sapi jenis ini
tinggi, mengandung sedikit lemak. Dapat difungsikan sebagai sapi
perah dan potong.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal
dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar,
mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake
(kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang
10
sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga
menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
Sapi potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa
menjadi sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup
mudah dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya.Kendala tersebut
pemeliharaan yang dilakukan peternak.Beberapa peternak belum memiliki
orientasi bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan
utama.Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal–asalan.
Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management
pemeliharaan.Pemilihan bibit, pemberian pakan, dan pemasaran.Pemasalahan
tersebut sering kali menjadi kendala para peternak.
Para peternak harus memperhatikan bibit yang akan dipelihara. Banyak macam
untuk dapat memilih bibit sesuai dengan kebutuhannya. Pemilihan bibit harus
memperhatikan beberapa hal antara lain :
Menurut Purnomoadi, (2003) ada 2 model kandang sapi, yakni kandang bebas
(loose housing) dan kandang konvensional (conventional/stanchion barn).
Kandang Bebas
Kandang bebas merupakan barak atau areal yang cukup luas dengan atap
diatasnya.Kandang ini ditempati populasi sapi tanpa adanya batasan sedikit
11
pun.Sapi dapat bergerak bebas kemana saja selama masih ada didalam area
kandang. Kandang bebas hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan,
tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak, Sebuah kandang bebas
yang berukuran 7m X 9m dan dapat menampung 20-25 ekor sapi.
Kandang Konvensional
Stall Tunggal
Pada kandang stall tunggal, sapi ditempatkan satu baris dengan kepala
searah. Bentuk ini tepat untuk jumlah ternak yang tidak lebih dari 10 ekor.
Sapi pada kandang Stall ganda tail to tail ditempatkan dua baris sejajar
(stall ganda) dengan gang di tengah, sedangkan kepala ternak berlawanan
arah atau ekor saling berhadapan (tail to tail).
Model kandang ini mendesain sapi pada dua baris sejajar dengan gang di
tengah dengan kepala ternak saling berhadapan (face to face).Gang di
tengah agak lebar.
Sedangkan menurut (Sugeng dan Sudarmono, 2008) bentuk atau tipe kandang
sebagai berikut :
Kandang tunggal merupakan tipe kandang yang ditempati ole h satu ternak
di lengkapi oleh tempat pakan dan tempat minum.Penempatan ternak pada
kandang tunggal dilakukan dengan metode satu baris atau sejajar,
sedangkan pada bagian belakang adalah parit pembuangan kotoran.
12
Kandang Tipe Ganda
Kandang pembibitan
Kandang beranak
13
termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan palungan pada bagian
depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di belakang
kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran. Lantai kandang selalu
bersih, kering dan tidak licin.
Kandang pembesaran
Kandang penggemukan
Kandang pejantan
4.4 Pakan
14
Pakan untuk pedet
Pemberian Kolostrum. Kolostrum disekresi oleh glandula mamary segera
sebelum dan setelah persalinan. Kolostrum yang sebenarnya disekresi
hanya saat perahan pertama, setelah 1,5 sampai dua hari kemudian,
dinamakan susu transisi. Kolostrum diperuntukkan kepada pedet sebagai
makanan utama. kolostrum mengandung dua kali atau lebih bahan kering
dan total bahan padat, dua – tiga kali lebih banyak mineral dan lima kali
lebih banyak protein dari susu pada umumnya. Kolostrum juga
mengandung berbagai hormon dan pemicu pertumbuhan yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan saluran pencernaan. Kolostrum memiliki
kandungan laktosa lebih rendah sehingga mengurangi terjadinya gangguan
diare. Susu yang diperah setelah masa awal pemerahan memiliki kualitas
yang rendah dan sebaiknya tidak diberikan sebagai makanan bagi pedet
sebagai susu kolostrum.
15
calf starter 0.5 – 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar
umur 1 – 2 bulan.Tolak ukur kualitas calf starter yang baik adalah dapat
memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam kurun waktu 8
minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 – 20%,
TDN 75 – 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi segar, palatable, craked.
Pakan untuk indukan sapi
1. Zat Nutrisi
Zat nutrien adalah zat- zat gizi di dalam bahan pakan yang sangat
diperlukan untuk hidup ternak meliputi protein, karbohidrat,lemak,
mineral, vitamin dan air .
2. Bahan pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak
yang memakannya (Tillman et al., 1998)
Bahan pakan terdiri dari 2 kelompok, yaitu bahan pakan asal tanaman
dan asal non tanaman (ternak atau ikan). Berdasarkan sifat fisik dan kimianya
dibedakan menjadi 8 klas yaitu : hijauan kering dan jerami, tanaman padangan
rumput,hijauan segar, silage dan haylage; sumber energi; sumbe r protein;
suplemen vitamin, mineral; aditif dan non aditif (Kellems and Church, 1998).
Berikut ini beberapa bahan pakan yang dapat di gunakan untuk pakan sapi
pembibitan yang ekonomis yang biasa di gunakan di feedlot.
- Onggok
- Kulit kopi
- Bungkil Kopra
- Jerami
- Rumput Lapang
- Jerami tongkol jagung
- Janggel jagung
- Kulit Coklat
- Bungkil sawit
- Bungkil Kedelai
- DDGS
- Jagung
16
- Jerami
- Molasis
- Dedak Halus
- Ampas Tahu
- Ampas bir
- CPO
- Tapioca Chip
- Gren chop
- Shorgum
- King Grass
- Ampas Nanas
- Ampas Markisa
Kebutuhan hijauan segar kira-kira 10% dari bobot badan, sedangkan pakan
konsentrat sebanyak 1-2% dari bobot badan. Konsentrat merupakan pakan
tambahan yang mempunyai kadar serat rendah dan kadar energi tinggi.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam,
rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata),
rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan
17
jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), Kaliandra
(Calliandra calothyrsusmiessn), Gamal (Gliricidia sepium), Turi (Sesbania
grandiflora), Albasia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber
hijauan pakan ternak seperti; jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami
kacang tanah. Untuk jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan
kadar energi yang rendah sehinga nilai cernanya rendah. Untuk itu
sebaiknya diperlakukan agar mudah dicerna yaitu dengan proses
fermenasi.
4.5 Penyakit
1. Disentri / Diare
a. Penyebab Diare
18
1. Faktor / Perubahan Fisiologis
Ciri-ciri :
19
2. Faktor Penyakit/Agen Infeksi
Penanganan bagi ternak yang terkena diare dengan gejala klinis seperti
di atas selain dengan cara penggantian cairan tubuh yang hilang sebagai
pertolongan pertama juga dilakukan pengobatan untuk menghentikan gejala
diare atau mengatasi penyebab diare. Berikut ada beberapa resep lain yang
dipercaya masyarakat dapat digunakan untuk menangkal diare pada sapi, baik
sapi pedet maupun sapi dewasa gejala diare yang masih dalam stadium awal :
Cara membuat :
Cara Pengobatan
20
b. Bahan : Minyak kelapa 500 ml
Cara Pengobatan :
d. Daun nangka maupun buah nangka yang masih muda dan baru tumbuh
diberikan secara langsung maupun ditumbuk dan dicampur sedikit air lalu
diminumkan ke ternak
e. Campur dan haluskan temu ireng, kunir, kencur, lempuyang dan tempe
busuk masing- masing 200-300 gram, dimasukkan ke dalam plastik dan
didiamkan selama 1 malam lalu diperas. Hasil perasan diminumkan 3 kali
sehari selama 2 hari.
f. Campur dan haluskan lempuyang 3 biji, gula pasir 250 gram lalu
tambahkan 10 liter air masak dan diminumkan ke ternak dengan dosis 1
liter/ekor 3 kali sehari (Anonimus, 1994)
Pisahkan sapi dara dan sapi yang lebih dewasa, tingkat imunitas dari
pedet yang dilahirkan sapi dara secara umum lebih rendah daripada
pedet yang dilahirkan sapi dewasa.
Hindari tempat melahirkan yang basah dan lembab, proses kelahiran
dapat dilakukan di padang penggembalaan apabila cuaca dan tempat
memungkinkan. Lingkungan ideal untuk melahirkan adalah
padang/lapangan rumput yang tidak terlalu curam, tersedia penahan
angin (windbreak), cuaca hangat dan kering. Ingatlah bahwa penyebab
diare adalah udara lembab, dingin, basah dan lingkungan yang kotor.
Apabila melahirkan di tempat yang sempit, apabila kondisi
memungkinkan, pindahkan induk dan anak ke lapangan rumput yang
bersih segera setelah melahirkan. Lindungi pedet (dengan kandang
portable) dari udara dingin, hujan atau serangan binatang buas
21
Isolasi pedet yang diare secepat mungkin. Bersihkan dan desinfeksi
lingkungan kandang. Isolasi sedini mungkin sangat kritis untuk
menghindari penyebaran diare pada pedet lain.
Pastikan induk dan anak dalam kondisi yang baik, terapkan program
pakan dan nutrisi untuk memastikan ternak tumbuh sehat dan kuat.
Berikan larutan iodine (betadine, atau minimal obat merah) pada ari ari
pedet, sedini mungkin setelah dilahirkan.
Minta saran dokter atau mantri hewan mengenai vaksinasi atau
perawatan kesehatan yang dapat diberikan
22
KATA PENGANTAR
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan PKL
kami ini bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAKENGANTAR................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
2.2.2 Geografis................................................................................ 3
BAB IV PEMBAHASAAN
BAB VPENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAPORAN PRAKERIN
KELOMPOK :II
ARI HENDRIANSYAH
JUNAIDA
MAHZAR
NABIEL FAJRI
UMMI FADHILAH
2018
iv