Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA

INDUSTRI SUSU PASTEURISASI DAN HOMOGENISASI

CV CITA NASIONAL

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat kehadiran perkuliah online tanggal
18 Maret 2020 dan laporan tugas pengolahan limbah cair di Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan ME2 – 2018

Oleh : Agus Saefudin / 104117005 CV 17

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA JAKARTA

TAHUN 2020

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen terpenting bagi tubuh manusia. Rata – rata tubuh manusia
membutuhkan air sekitar 50 – 75 % (Mentes J, 2006). Manusia dapat bertahan selama 3 – 4
hari saja tanpa minum. Sedangkan manusia dapat bertahan sampai 3 minggu tanpa makan. Hal
ini membuktikan bahwa Air merupakan komponen terpenting dan terbesar bagi tubuh manusia.
Namun, apakah air yang saat ini ada di bumi sudah dapat dimanfaatkan dengan baik atau justru
menyebabkan sumber air menjadi berkurang bahkan sampai krisis. Menurut sebuah data resmi
yang dirilis oleh National Gegraphic tahun 2016 menyebutkan bahwa 1 dari 10 penduduk
dunia tidak memiliki akses ke air bersih. Selain itu, sekitar 2 miliar orang atau hampir seperlima
populasi dunia tinggal didaerah yang mengalami kelangkaan air (FAO, 2007). Kemudian
sekitar 700 juta orang di total 43 negara saat ini menderita kelangkaan air (Global Water
Institute, 2013). Bahkan pada tahun 2015, UNESCO mencatat sekitar 1,8 miliar orang
diperkirakan tinggal dinegara atau wilayah dengan kelangkaan air absolut dan duapertiga
penduduk dunia berada dalam kondisi water stress. Oleh karena itu, masalah krisis air bersih
sangat penting untuk diperbincangkan dan menjadi nomor satu sebagai tantangan global yang
akan dihadapi dalam satu dekade mendatang menurut Forum Ekonomi Dunia.

Seiring dengan tantangan dalam dunia industri maupun perdagangan yang saat ini semakin
pesat, maka setiap industri dituntut untuk memiliki strategi efektif dalam mengembangkan
industri, sehingga dapat bersaing dengan negara – negara lain yang telah sukses maju, terutama
dalah hal pengolahan limbah cair industri. Hal diatas sejalan dengan konsep pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development) sehingga setiap perusahaan mutlak untuk dilakukan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah strategi pembangunan yang terfokus pada
pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa menyampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini
dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan alam sekitar. Di dalam 17 tujuan pembangunan
berkelanjutan, Air bersih dan sanitasi termasuk didalamnya. Saat ini, penyebab kelangkaan air
dan lingkungan yang paling dominan salah satunya adalah limbah cair yang berasal dari
industri. Limbah cair jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan dampak
pencemaran air yang sangat besar pada perairan, khususnya sumber daya air. Apabila terjadi
kelangkaan sumber daya air dimasa yang akan datang disertai berbagai bencana seperti longsor,
banjir, erosi dan lain lain, maka akan berdampak terhadap kepunahan ekosistem perairan. Hal
TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
ini akan terjadi jika kita semua sebagai kaum akademisi dan intelektual tidak peduli lagi
terhadap permasalahan pengolahan limbah cair.

Semua industri tentunya akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah padat dan limbah
cair. Sehingga, limbah insdustri perlu ada standarisasi yang jelas dan dipatuhi semua kalangan
industri. Standar industri dibagi menjadi dua bagian yaitu Effluent Standard (Baku Mutu
Efluen) dan Stream Standard (Baku Mutu Badan Air Sesuai Peruntukannya). Baku Mutu
Efluen yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
Kep-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
Sedangkan Baku Mutu Badan Air sesuai Peruntukannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Setiap bahan baku susu industri yang digunakan tinggi maka akan menghasilkan limbah
cair industri yang mengandung komponen organik terlarut yang tinggi pula. Apabila industri
tersebut tidak melakukan pengolahan limbah air yang baik, maka akan terjadi proses
pembusukan oleh mikroorganisme yang semakin cepat berlansgsung sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan disekitar perairan tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentang air limbah industry , maka semua industry wajib
melakukan uji terhadap limbah yang mereka hasilkan sebelum nantinya akan dibuang ke sungai
atau perairan. Sehingga untuk memenuhi stnadar tersebut, banyak industry pangan yang
mendirikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun pada kenyataannya, IPAL tidak
selamanya dapat berfungsi dengan baik, maka dibutuhkan pemantauan hasil pengujian air
limbah secara berkala dan melakukan evaluasi IPAL ketika terjadi masalah terhadap hasil uji
karakteristik limbah tersebut.

Namun, kabar baiknya setiap bulan CV Cita Nasional melakukan pengujian kualitas output
dari limbah oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI). Apabila
terdapat penyimpangan terhadap standar yang ada, maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan sebuah peringatan dan himbauan untuk memperbaiki IPAL. Hal itu dilakukan
secara berturut – turut dan apabila terjadi penyimpangan sampai 3 kali, maka perusahaan
tersebut diperintahkan untuk diberhentikan seluruh proses produksi, hingga hasil uji output
limbah kembali memenuhi standar. Oleh karena itu, analisis terhadap proses instalasi
pengolahan limbah cair pada industri susu pasteurisasi dan homogenisasi CV Cita Nasional
perlu dilakukan agar pengolahan limbah tetap optimal.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
1.2 Tujuan Laporan Tugas

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut :

1. Mengetahui proses pengolahan limbah cair pada industri susu CV Cita Nasional.
2. Mengetahui parameter yang digunakan dalam pengujian limbah cair.
3. Mengidentifikasi terhadap hasil pengujian air limbah tersebut.

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN CV CITA NASIONAL

2.1 Latar Belakang Perusahaan

CV Cita Nasional adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan susu murni
menjadi susu pasteurisasi dan homogenesasi. Hasil dari proses tersebut, dikemas dalam bentuk
cup dan pure pack dengan merk dagang “Susu Segar Nasional”. Tujuan berdirinya perusahaan
ini dilatarbelakangi oleh jiwa kewirausahaan dan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah
membuat produk susu yang aman dan memili mutu yang tinggi namun dengan harga ekonomis
serta menyediakan lapangan pekerjaan didaerah tersebut.

2.2 Sejarah Perusahaan

Perusahaan CV Cita Nasional didirikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Bapak
H. Rudi Kurnia Danu Wijaya dan diresmikan oleh Menteri Pertanian dan Perkebunan Republik
Indonesia yaitu Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, Msc. Pada awal berdiri, perusahaan CV Cita
Nasional memproduksi susu murni sekitar 5000 liter dan menghasilkan produk susu
pasteurisasi dan homogenisasi sebanyak 20.000 kemasan dalam cup. Kota Surabaya menjadi
daerah pemasarana pertama kali dengan nama produk Susu Segar Nasional yang memiliki 2
rasa yaitu cokelat dan stroberi sebesar 180 ml/cup dan plain (pure pack) sebesar 500 ml/pack.
Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka produk tersebut mulai dikenal oleh banyak
orang dan akibatnya perusahaan CV Cita Nasional berkembang maju dan menghasilkan
beragam produk baru seperti yoghurt.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
2.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan CV Cita Nasional adalah sebaga pelopor perusahaan susu
pasterisasi dan homogenisasi yang berskala nasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan susu
dengan harga yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan. Selain itu, misi dari perusahaan
CV Cita Nasional adalah untuk menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan gizi
rakyat Indonesia agar generasi penerus menjadi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas.

2.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi Perusahaan CV Cita Nasional di Jalan Raya Kopeng KM 5, Desa Sumogawe,


Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia dengan ketinggian daerah
diantara 400 – 500 m dpl. Batasaan wilayah perusahaan CV Cita Nasional utara berbatasan
dengan KUD Getasan dibagian barat dan selatan dengan perkebunan, sedangkan bagian timur
dengan pemukiman penduduk. Total luas perusahaan sebesar 4000 m2 persegi.

2.5 Struktur Organisasi

Perusahan CV Cita Nasional adalah badan usaha berbentuk CV dengan surat ijin
perusahaan No. 155/KWDPP.11/3.1/XI/2000 berdasarkan surat keputusan Dinas Perindustrian
dan Perdangangan No. 160/11.16/PK/VII/2000 berdasarkan Surat Ijin Usaha Perusahaan
(SIUP). Berikut dibawah ini susunan Personalia Perusahaan CV Cita Nasional :

Tabel 2.1 Susunan Personalia CV Cita Nasional

Jabatan Nama
Ditektur Utama Rudi Kurnia Danuwijaya
Plan Manager Iskandar Muhklas
Asisten Manager Enang Komara
Kepala Quality Control dan R&D Moh. Nur Ali Muslim
Kepala Engineering Ade Herman
Kepala Gudang Atang S
Ass. Supervisor Proses Nur Haryanto
Ass. Supervisor QC dan R&D Agung Tri Kuncoro
Ass. Supervisor Filling & Sealing Santosa
Administrasi Supriyanti
(Sumber : Arsip CV. Cita Nasional , 2016)

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
2.6 Sistem Ketenagakerjaan

Sistem ketenagakerjaan perusahaan CV Cita Nasional dalam melaksanakan


produksinya sehari – hari didukung oleh tenaga kerja sejumlah 118 orang yang terdiri dari 112
orang karyawan dan 6 orang karyawati. Berikut dibawah ini, gambaran secara umum sistem
kenegakerjaan di Perusahaan CV Cita Nsaional :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi CV Cita Nasional

(Sumber : Arsip CV. Cita Nasional, 2014)

2.7 Sisten Pemasaran Produk

Sistem Pemasaran produk CV Cita Nasional bekerja sama dengan CV Cipta Karsa
Bersama yang dimana sebagai tim marketing yang berpusat di Jakarta dengan sistem
menjemput bola yaitu menjajakan produk hingga ke konsumen lapisan terbawah. Saat ini,
perusahaan CV Cita Nasional telah memiliki depot di wilayah pulau Jawa sejumlah 7 depot
yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Solo, Purwokerto dan Surabaya dengan sub
depot sejumlah 160 dan tenaga loper sejumlah sekitar 2500 orang.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
BAB III

SPESIFIKASI PRODUK INDUSTRI

3.1 Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi

Proses pasteurisasi dan homogenisasi yang merupakan ciri khas dari produk susu ini.
Kemudian diberi tambahan lain seperti gula, rasa, skim bubuk, penstabil, pengental dan
pewarna. Terdapat berbagai jenis kemasan pada produk susu ini diantaranya kemasan cup,
minipack, dan purepack. Kemasan cup memiliki berat bersih 150 ml dan memiliki 4 varian
rasa yaitu cokelat, stroberi, moka dan jeruk serta langsung dipasarkan ke masyarakat umum
melalu depot dan peloper. Berikut gambaran contoh produk kemasan Susu Segar Nasional
Kemasan 150 ml :

Gambar 3.1 Kemasan Cup 150 ml Susu Segar Nasional

Sedangkan, untuk kemasan cup industri 180ml dipasarkan sesuai dengan pesanan
perusahaan tertentu saja. Kemasan ini terdiri dari tiga varian rasa yaitu stroberi, cokelat dan
moka, berikut dapat dilihat gambar contoh kemasan dibawah ini :

Gambar 3.2 Kemasan Cup 180 ml Susu Segar Nasional

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Sementara itu, kemasan minipack dengan volume bersih yakni 125 ml dan 200 mm
memiliki 3 varian rasa diantaranya striberi, cokelat dan putih manis serta dipasarkan langsung
oleh peloper yang ada. Berikut dibawah ini contoh gambaran kemasan minipack Susu Segar
Nasional dibawah ini :

Gambar 3.3 Kemasan minipack 125 (kiri) dan 200 ml (kanan) Susu Segar Nasional

Kemasan terakhir adalah purepack yang berisi 500 ml tanpa ada penambahan rasa ataupun
flavor. Kemasan ini tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya bertahan 7 hari saja dalam
suhu dingin karena hanya mengandalkan pasterisasi saja. Berikut contoh gambar kemasan
purepack dibawah ini :

Gambar 3.4 Kemasan purepack 500 ml Susu Segar Nasional

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
3.1 Yogurt

Terdapat beberapa kemasan yoghurt yang dibuat oleh perusahaan CV Cita Nasional
diantaranya drink yoghurt dalam kemasan cup, stirred cup dalam kemasan botol, dan set
yoghurt dalam kemasan kaleng plastic.

a). Kemasan Cup b). Kemasan Stirred Cup Botol

c). Kemasan Kaleng Plastik Set

Gambar 3.5 Kemasan a, b, dan c Yoghert Susu Segar Nasional

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
BAB IV

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

4.1 Pengertian Limbah Cair dan Dampak nya

Limbah merupakan sisa dari suatu usaha atau kegiatan produksi industri. Limbah
berbahaya dan beracun memiliki kandungan bahan berbahaya dan beracun karena sifat,
konsentrasi, dan jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan,
merusak lingkungan, atau membahayakn lingkungan hidup beserta mahluk hidup didalamnya.
Sedangkan limbah cari merupakan bahan – bahan pencemar yang berbentuk cair dan air
limbah sendiri adalah air yang membawa limbah dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yang
terdiri dari campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi yang dibuang kedalam
lingkungan. Setiap orang diperbolehkan membuang limbah kemedia lingkungan hidup dengan
catatan telah memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan hidup dan mendapat izin dari
menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Dampak limbah cair industri pada dasarnya mempengaruhi terhadap kualitas air yaitu
meningkatnya konsentrasi bahan – bahan terlaurt dan tersuspensi. Dampak limbah cair dapat
berbeda – beda tergantung pada jenis industrinya. Hanya industri makanan dan processing serat
yang mirip dampaknya dengan air limbah domestic yaitu mendorong berlangsungnya proses
degradasi dalam air. Beberapa dampak yang terjadi terhadap lingkungan diantaranya sebagai
berikut : a) Estetika badan air akibat kekeruhan, warna, dan bau ; b) Ekologi badan air akibat
konsumsi oksigen terlarut oleh bahan organic biodegradable; kandungan bahan toksik,
nutrient, dan bahan toksi, dan lain – lain; c) Kesehatan akibat kandungan bahan toksik, logam
berat dan bakteri pathogen. Dampak yang ditimbulkan merupakan akibat kandungan bahan
dalam air limbah. Bahan – bahan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air (kekeruhan dan warna), 2) dapat
terbiodegradasi dalam air (organic biodegradable); 3) dapat menghalangi ransfer O2 dari udara
kedalam air (minyak dan lemak); 4) dapat mendorong proses eutrofikasi (nutrient); 5) bersifat
toksik (bahan kimia, B3). Sedangkan baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar
unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air
limbah yang aka dibuang atau dilepas kedalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya
didalam air.
TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
4.2 Parameter Pencemaran Limbah Cair Industri Susu

Parameter pencemaran air dapat diklasfikasikan menjadi 5 kelompok yaitu Parameter


Fisik, Kimia Anorganik, Kimia Organik, Mikrobiologi dan Radioaktivitas.

1. Parameter Fisik
Ciri – ciri perubahan yang ditimbulkan oleh parameter fisik limbah cair yaitu bau,
warna, kekeruhan, temperature, zat padat terlarut, zat pada tersuspensasi, dll.
2. Parameter Kimia Anorganik
Parameter Kimia Anorganik dapat ditentukan oleh kandungan unsur yang membuat
sifat – sifat kimia dari limbah cair, seperti : pH, Biochemical Oxygen Demand
(BOD), Chemical Ocygen Demand (COD), DO, Fosfat, Nitrat, Nitrit, Krom (VI),
Besi, Klorida, Sianida, Sulfat, Klorin, Belerang, Timbal , dan lain – lain.
3. Parameter Kimia Organik
Parameter Kimia Anorganik dapat ditentukan oleh kandungan unsur yang membuat
sifat – sifat kimia dari limbah cair, seperti : Minyak dan Lemak, deterjen, fenol,
insektisida, pestisida, dan lain – lain.
4. Parameter Mikrobiologi
Parameter mikrobiologi dapat ditentukan oleh kandungan organisme didalam air
seperti bakteri fecal coliform, total coliform dan mikrooranisme lainnya yang
termasuk ganggang dan jamur.
5. Parameter Radioaktivitas
Paameter radioaktivitas dapat diamati dengan adanya gross alpha activity, dan
gross beta activity.

4.3 Tingkat Pengolahan Limbah Cair

Proses pengolahan limbah cair yang saat ini telah berkembang pada umumnya adalah
proses pengolahan limbah secara fisika, kimia dan biologi. Didalam penerapannya terdiri dari
masing - masing proses yang dapat digunakan dengan cara mengkobinasikannya ataupun
tidak. Berikut tingkat pengolahan limbah cair :

1. Preliminary Treatment (Pengolahan Pendahuluan) yaitu proses secara fisika yaitu


menyisihkan materi/padatan kasar (sampah), minyak, lemak dan materi lainya yang
menyebabkan gangguan pada operasi/pengolahan selanjutnya, seperti penyaringan
(Bar Screen), Grit and Grease Removal, floatasi, sedimentasi dan adsorpsi.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
2. Primary Treatment (Pengolahan Primer) yaitu proses secara fisika/kimia seperti
menyisihkan padatan tersuspensi.
3. Secondary Treatment (Pengolahan Sekunder) yaitu proses secara biologi dengan cara
menyisihkan kandungan organic terlarut.
4. Tertiary Treatment (Pengolahan Tersier) yaitu proses secara fisika/kimia/biologi
dengan cara menyisihkan residu padatan tersuspensi yang masih tersisa, menyisihkan
nutrient (N&P) dan desinfeksi.
5. Advanced Treatment (Pengolahan Tingkat Lanjut) yaitu proses secara
fisika/kimia/biologi dengan cara menyisihkan padatan terlarut, tersuspensi atau zat –
zat pencemar spesifikasi lainya yang tidak dapat dihilangkan pada pengolahan tingkat
sebelumnya.
6. Sludge Handling (Penanganan Lumpur) dengan cara mengolah lumpur yang dihasilkan
dalam proses sebelumnnya sehinga sipa dibuang kelingkungan.

BAB V

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

5.1 Parameter Limbah Cair

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah, parameter yang perlu untuk diperhatikan dalam
membuang limbah cair industri susu ini adalah BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, NH3N,
dan pH. Setiap bulannya, perusahaan Cv. Cita Nasional melaksanakan pengujian kualitas
output limbah cair oleh BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri).
Pengujian yang telah dilakukan setiap bulannya adalah pengujian fisika dan kimia dari limbah
cair. Parameter fisika yang diuji adalah Total Suspended Solid (TSS), sedangkan parameter
kimia yang diuji adalah pH, COD, dan BOD.

Dapat dilihat bahwa proses pengujian fisika maupun kimia belum dapat memenuhi
baku mutu yang standarkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah, namun uji yang telah dilakukan masih
sesuai dengan baku mutu air limbah industry susu dan produk susu yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2012.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
5.2. Proses Pengolahan Limbah Cair CV CITA NASIONAL

Perusahaan CV. Cita Nasional sendiri telah memiliki sebuah Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). IPAL ini berfungsi untuk mengolah air limbah dari keseluruhan proses
produksi di CV. Cita Nasional. Tujuan dibangun IPAL ini agar kualitas air limbah yang
dibuang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu air limbah dan tidak akan menimbulkan
masalah bagi lingkungan sekitar. Proses pengolahan air limbah CV. Cita Nasional merupakan
kombinasi dari proses fisika, kimia dan biologi. Menurut salah satu pakar industry pengolahan
susu yakni Wagini, mengatakan bahwa limbah cair terhadap pengolahan susu rentan terhadap
pertumbuhan bakteri, sehingga ini dapat menyebabkan kandungan nutrisi pada limbah ini
tergolong tinggi. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut, maka air limbah
akan cepat membusuk dan menimbulkan polusi bagi lingkungan sekitar.

Peggolahan air limbah di CV. Cita Nasional dilakukan terus menerus selama 24 jam.
Namun, ketika proses produksi berlangsung, hasil pengolahan limbah akan dialirkan
kepembuangan air dan ketika tidak ada proses produksi, pengolahan limbah tetap beroperasi,
tetapi prosesnya hanya akan berputar saja tanpa adanya output. Secara keseluruhan, proses
produksi susu di CV. Cita Nasional menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini berasal dari
tumpahan susu didalam proses produksi setelah dilakukannya Cleaning In Process (CIP)
peralatan, selain itu karena pipa bocor, pembilasan setiap pergantian rasa diproses pengemasan,
susu, dan yoghurt dalam kemasan rusak, susu bekas uji harian serta limbah dari pembersih
lantai industry setelah proses produksi selesai.

Untuk gamabaran secara umumnya mengenai alur pengolahan limbah, dapat dilihat
gambar flowchart alur pengolahan limbah beserta penjelasan setiap prosesnya dibawah ini :

Bak Penampungan Ekualisasi Aerasi Flotasi


Air Limbah (Secara Kimia) (Secara Biologi) (Secara Fisika)

Padatan
*Soda Kaustik *Oksigen +
Keterangan: Mikroorganisme Flokulasi
* : Penambahan (Secara Kimia)
Padatan Padatan

Output Air Limbah Mediasi Filtrasi Koagulan (PAC)


(Secara Biologi) (Secara Fisika)

Gambar 5.1 Alur Pengolahan Limbah CV. Cita Nasional

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Proses pengolahan limbah cair di CV. Cita Nasional terdiri dari 7 tahapan proses yaitu
penampungan air limbah, ekualisasi, aerasi, flotasi, flokulasi,filtrasi, dan mediasi. Hal ini mirip
dengan proses pengolahan limbah cair industri susu yang dijelaskan oleh Wigani (2002), yaitu
ekualisasi, aerasi, sedimentasi (1), koagulasi/flukolasi, sedimentasi (2), lotasi, sedimentasi (3),
dan filtrasi. Keduannya memiliki tahapan yang mirip, namun hanya berbeda pada urutan saja.
Proses secara fisika meliputi flotasi dan filtrasi dengan output padatan, kemudian proses secara
kimia meliputi ekualisasi dan flokulasi, dan proses secara biologi meliputi aerasi dan mediasi.

5.2.1 Penampungan Air Limbah

Air
Limbah

Gambar 5.2 Tangki Penampungan Air Limbah

Pada tahap ini adalah tahapan awal dari IPAL di CV. Cita Nasional . Di tangki besar
ini, semua air limbah dari ruang produksi, pengemasan, dan juga laboratorium dialirkan
kedalam sini. Didalam tangka tersebut terdapat agitator yang berfungsi untuk mengaduk air
limbah yang ada didalamnya supaya menjadi lebihhomogen sebelum masuk ke proses
selanjutnya. Jumlah tangka yang dimiliki oleh perusahaan CV. Cita Nasional berjumlah 4 buah.

5.2.2 Proses Ekualisasi

Air
Limbah

Gambar 5.3 Bak Ekualisasi

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Pada tahap ini ekualisasi, dilakukan penyeragaman air limbah didalam bak, terutama
limbah yang berkaitan langsung dengan pH yang rendah untuk dapat dilakukan pengolahan
limbah tahap selanjutnya, terkhusus untuk tahap penguraian oleh mikroba. Penyeragaman ini
bertujuan untuk mendekati pH netral. Jika pH air limbah rendah, maka ditahap ekualisasi akan
dlakukan dengan melakukan penambahan soda kaustik.

5.2.3 Proses Aerasi

Buih Air Aerator


Limbah

Gambar 5.4 Bak Aerasi 1

Buih Air
Limbah Akibat
Aerator

Gambar 5.5 Bak Aerasi 2

Tahap ini adalah tahap setelah dilakukan proses ekualisasi, air limbah masuk kedalam
bak aerasi 1. Pada bak aerasi 1 akan dilakukan penambahan mikroorganisme pengurai dalam
bentuk cair. Biasanya mikroorganisme yang ditambahkan adalah Aerobacter sp, Nitrobacter
sp, dan Lactobaccilus sp. Proses penanganan limbah secara biologi berlangsung secara alami
serta berguna efektif digunakan untuk menangani senyawa organic, sehingga pengolahan
senyawa organic ini sangat efektif, namun masih membutuhkan kombinasi beberapa
mikroorganisme yang berbeda untuk menguraikan komponen yang berbeda – beda. Fungsi

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
dimasukannya bakteri Nitrobacter sp adalah untul menguraikan cat organic yang terdapat
dalam air limbah pengolahan susu menjadi zat anorganik yang stabil dan tidak memberikan
dampak pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Aerator pada bak ini berfungsi sebagai alat
untuk memasukan oksigen kedalam air limbah serta membantu penguraian komponen dalam
limbah air tersebut. Sehingga, dengan terpenuhi kebutuhan oksigen, maka proses penguraian
komponen organic pada limbah oleh mikroba berlangsung lebih baik, sehingga dapat
menurunkan nilai BOD limbah cair. Pada tahap ini, akan menghasilkan gas CO2 serta lumpur
aktif yang mengandung biomassa mikroba. Tahap aerasi ini dilakukan 2 kali pada dua bak yang
berbeda dengan tujuan untuk menambah kapasitas pengolahan limbah cair yang dapat
menyesuaikan dengan kapasitas produksi industri.

5.2.4 Proses Flotasi

Gambar 5.6 Bak Flotasi

Pada tahap flotasi dilakukan dengan pengapungan air limbah. Penganpungan ini
bertujuan agar biomassa yang dihasilkan dari tahap aerasi akan tertinggal dibawah. Sehingga,
pemisahaan ini terjadi karena terdapat perbedaan berat jenis masa anatara air dan bahan padat
atau pengotor, keduan bagian tersebut akan terpisahkan dengan adanya gaya gravitasi bumi.
Kemudian, partikel yang mengapung akan lanjut ketahap berikutnya (Kusnaedi, 2010). Pada
tahap ini disebut juga tahap sedmentasi 1.

5.2.5 Proses Flokulasi

Pada tahap ini dilakukan penambahan koagulan. Koagulan yaitu poli alumunium
chloride (PAC) yang efektif dalam memisahkan residu yang ada pada caoran karena memiliki
gugus aktif alumnia yang bagus untuk mengikat koloid yang ada pada cairan limbah tersebut.
Penggunaan PAC akan efektif menurunkan kekeruhan (tubiditas) dan nilai TSS dari air limbah

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
(Ramadhani, 2013). Penambahan koagual ini diharapkan komponen pengotor yang masih ada
di air limbah akan menggumpal dan berkumpul menjadi berat sehingga komponen berat
tersebut akan mengendap dibawah, dan cairan akan lebih jernih karena terpisahkan keatas.
Cairan jernis ini yang akan lanjut ketahap berikutnya yaitu filtrasi. Tahap flukolasi ini sering
disebut juga tahap sedmentasi 2.

Gambar 5.6 Bak Flokulasi

5.2.6 Proses Filtrasi

Gambar 5.7 Bak Flokulasi

Pada tahap ini, dilakukan proses pemisahan padatan dengan melakukan sedimentasi
untuk memperoleh cairan yang lebih bersih lagi. Proses tersebut dinamakan filtrasi. Filtrasi
yang dilakukan dengan media pasir lembut atau sand filter . Menurut SNI tahu 2008, filtrasi
dengan menggunakan pasir yang sangat lembut dan mengandung nilai kuarsa tinggi dapat
digunakan untuk penyaringan air minum sehingga ini sangat aman bagi manusia ketika air
masuk kedalam tubuh.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
5.2.7 Proses Mediasi

Gambar 5.8 Kolam Air Limbah yang berisi ikan

Pada tahap mediasi ini adalah proses terakhir didalam pengolahan air limbah industry
CV. Cita Nasional. Tahap ini adalah tahap sebelum air limbah dibuang kelingkungan. Tapah
mediasi dilakukan suapaya memastikan bahwa air benar – benar aman bagi lingkungan dan
mahluk hidup. Mediasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan ikan sebagai mediator.
Jenis ikan yang digunakan adalah ikan mas, nila dan koi. Indikasinya ketika ikan tersebut hidup
baik didalam air limbah, maka air limbah tersebut aman untuk dibuang kelingkungan. Selain
itu, hasilnya limbah ini dapat dimanfaatkan juga untuk menyiram tumbuhan, serta padatan yang
berhasil dipisahkan dapat digunakan sebagai pupuk tanaman hijau.

5.3 Hasil Uji Analisis Air Limbah CV Cita Nasional oleh BBTPPI

Selain proses pengolahan air limbah diatas, perusahaan CV. Cita Nasional juga
memperoleh hasil analisis air limbah dari BBTPPI pada bulan Januari 2019. Hasilnya
parameter BOD, COD, TSS, pH dan debit sesuai / tidak melebihi standar yang ada. Namun
pada prinsipnya, pengujian air limbah industri tidak mungkin selamanya memenuhi standar,
termasuk perusahaan CV. Cita Nasional pernah beberapa kali tidak sesuai dengan standar yang
ada.Namun, penyimpangan ini masih dianggap wajar karena tidak pernah berlangsung lama
dan berturut – turut terjad. Biasanya, salah satu factor penyebab penyimpangan itu terjadi
adalah penurunan pH secara drastic pada limbah awal, sedangkan pada proses ekualisasi
berjalan seperti biasanya. Hal ini dapat dipicu karena pembuangan limbah yoghurt yang rusak
langsung dibuang tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim IPAL. Selain itu, faktor
lainya adala nilai COD yang tinggi dapat terjadi karena penggunaan cairan pembersih dan oli
yang berlebih, sehingga menyebabkan aerator rusak, serta adanya pemadaman listrik malam.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Gambar 5.9 Hasil Analisis Air Limbah CV. Cita Nasional pada Bulan Jnauari 2019

(Sumber : Data CV. Cita Nasional)

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari proses pengolahan air limbah dan hasil
uji analisis air limbah oleh BBTPPI maka diperoleh beberapa kesimpulan dianataranya :

▪ Perusahaan CV. Cita Nasional menghasilkan limbah padat dan limbah cair.
▪ Limbah cair berasalh dari tumpahan susu pada saat proses produksi sedang
berlangsung, pipa yang bocor selama pengaliran susu, setelah dilakukan CIP peralatan,
pembilasan setiap pergantian rasa diproses pengemsan, susu, dan yoghurt dalam
kemasan rusak, susu akibat beas uji harian dan pembersih lantai.
▪ Proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di CV. Cita Nasional menggunakan
kombinasi proses kimia, fisika, dan biologi.
▪ Proses IPAL berlangsung melalui 7 tahapan diantaranya : tangka penampungan air
limbah, ekualiasasi, aerasi, flotasi, flokulasi, filtrasi dan mediasi dengan menggunakan
mediator yaitu ikan mas, nila dan koi.
▪ Parameter yang dianalisis oleh BBTPPI adlah TSS, BOD, COD, pH, dan Debit dan
hsilnya semuanya sesuai/aman.
▪ Penyimpangan parameter dapat sesekali terjadi karena parameter TSS dan BOD. Ketika
TSS output tinggi, maka evaluasi proses aerasi atau flokulasi, sedangnkan jika nilai
BOD dan COD output limbah tinggi, maka evaluasi pada efektifitas kombinasi
mkroorganisme yang dipakai, sumber limbah awal dan proses aerasi.
▪ Jika pH ouput tidak sesuai, maka dilakukan evaluasi terhadap proses ekualisasi.

6.2 Saran

▪ Setiap perusahaan termasuk Perusahaan CV. Cita Nasional wajib agar selalu
memperhatikan proses pengolahan limbah cair industry.
▪ Apabila ingin meningkatkan jumlah produksi, maka diikuti juga pengembangan IPAL
yang lebih luas pula.
▪ Sebaiknya selalu menjaga kerjasama antara karyawan dengan petugas IPAL agar
kedepannya tidak lagi terjadi kesalahan teknis maupun non teknis ketika pembuangan
limbah industri.

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
DAFTAR PUSTAKA

Environtment Indonesia Center. (2019). Retrieved from 10 Cara Penanganan Limbah CAir:
https://environment-indonesia.com/training/10-cara-penanganan-limbah-cair/
Junaidi, J. (2009). Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Tektil (Studi
Kasus PT. Iskandar INdah Printing Textile Surakarta). Repository Diponegoro
University, 1-2.
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Retrieved from Swadaya:
https://books.google.co.id/books?id=QqqkS4zPlLsC&printsec=frontcover#vone
page&q&f=false.
Putri, L. J. (2019, Juni 27). LJK Putri 2019 . Retrieved from Repository UNIKA:
repository.unika.ac.id/19622/1/16.I1.0143%20-
%20Laurentia%20Julia%20Kharisma%20Putri%20-%20kp.pdf
Wigani, R. (2002). Pengolahan Limbah Cair Industri. Retrieved from Manusia dan
Lingkungan 9: https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18585

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Sederhana proses pengolahan Limbah Cair di Perusahaan Industri


Susu CV. Cita Nasional

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Lampiran 2. Baku Mutu Air Limbah Menurut Perda Provinsi Jawa Tengah

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Lampiran 3. Baku Mutu Air Limbah Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
Lampiran 4. Data Hasil Analisis Output Air Limbah dari BBTPPI

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA

Anda mungkin juga menyukai