CV CITA NASIONAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat kehadiran perkuliah online tanggal
18 Maret 2020 dan laporan tugas pengolahan limbah cair di Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan ME2 – 2018
TAHUN 2020
PENDAHULUAN
Air merupakan komponen terpenting bagi tubuh manusia. Rata – rata tubuh manusia
membutuhkan air sekitar 50 – 75 % (Mentes J, 2006). Manusia dapat bertahan selama 3 – 4
hari saja tanpa minum. Sedangkan manusia dapat bertahan sampai 3 minggu tanpa makan. Hal
ini membuktikan bahwa Air merupakan komponen terpenting dan terbesar bagi tubuh manusia.
Namun, apakah air yang saat ini ada di bumi sudah dapat dimanfaatkan dengan baik atau justru
menyebabkan sumber air menjadi berkurang bahkan sampai krisis. Menurut sebuah data resmi
yang dirilis oleh National Gegraphic tahun 2016 menyebutkan bahwa 1 dari 10 penduduk
dunia tidak memiliki akses ke air bersih. Selain itu, sekitar 2 miliar orang atau hampir seperlima
populasi dunia tinggal didaerah yang mengalami kelangkaan air (FAO, 2007). Kemudian
sekitar 700 juta orang di total 43 negara saat ini menderita kelangkaan air (Global Water
Institute, 2013). Bahkan pada tahun 2015, UNESCO mencatat sekitar 1,8 miliar orang
diperkirakan tinggal dinegara atau wilayah dengan kelangkaan air absolut dan duapertiga
penduduk dunia berada dalam kondisi water stress. Oleh karena itu, masalah krisis air bersih
sangat penting untuk diperbincangkan dan menjadi nomor satu sebagai tantangan global yang
akan dihadapi dalam satu dekade mendatang menurut Forum Ekonomi Dunia.
Seiring dengan tantangan dalam dunia industri maupun perdagangan yang saat ini semakin
pesat, maka setiap industri dituntut untuk memiliki strategi efektif dalam mengembangkan
industri, sehingga dapat bersaing dengan negara – negara lain yang telah sukses maju, terutama
dalah hal pengolahan limbah cair industri. Hal diatas sejalan dengan konsep pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development) sehingga setiap perusahaan mutlak untuk dilakukan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah strategi pembangunan yang terfokus pada
pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa menyampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini
dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan alam sekitar. Di dalam 17 tujuan pembangunan
berkelanjutan, Air bersih dan sanitasi termasuk didalamnya. Saat ini, penyebab kelangkaan air
dan lingkungan yang paling dominan salah satunya adalah limbah cair yang berasal dari
industri. Limbah cair jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan dampak
pencemaran air yang sangat besar pada perairan, khususnya sumber daya air. Apabila terjadi
kelangkaan sumber daya air dimasa yang akan datang disertai berbagai bencana seperti longsor,
banjir, erosi dan lain lain, maka akan berdampak terhadap kepunahan ekosistem perairan. Hal
TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
ini akan terjadi jika kita semua sebagai kaum akademisi dan intelektual tidak peduli lagi
terhadap permasalahan pengolahan limbah cair.
Semua industri tentunya akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah padat dan limbah
cair. Sehingga, limbah insdustri perlu ada standarisasi yang jelas dan dipatuhi semua kalangan
industri. Standar industri dibagi menjadi dua bagian yaitu Effluent Standard (Baku Mutu
Efluen) dan Stream Standard (Baku Mutu Badan Air Sesuai Peruntukannya). Baku Mutu
Efluen yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
Kep-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
Sedangkan Baku Mutu Badan Air sesuai Peruntukannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Setiap bahan baku susu industri yang digunakan tinggi maka akan menghasilkan limbah
cair industri yang mengandung komponen organik terlarut yang tinggi pula. Apabila industri
tersebut tidak melakukan pengolahan limbah air yang baik, maka akan terjadi proses
pembusukan oleh mikroorganisme yang semakin cepat berlansgsung sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan disekitar perairan tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentang air limbah industry , maka semua industry wajib
melakukan uji terhadap limbah yang mereka hasilkan sebelum nantinya akan dibuang ke sungai
atau perairan. Sehingga untuk memenuhi stnadar tersebut, banyak industry pangan yang
mendirikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun pada kenyataannya, IPAL tidak
selamanya dapat berfungsi dengan baik, maka dibutuhkan pemantauan hasil pengujian air
limbah secara berkala dan melakukan evaluasi IPAL ketika terjadi masalah terhadap hasil uji
karakteristik limbah tersebut.
Namun, kabar baiknya setiap bulan CV Cita Nasional melakukan pengujian kualitas output
dari limbah oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI). Apabila
terdapat penyimpangan terhadap standar yang ada, maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan sebuah peringatan dan himbauan untuk memperbaiki IPAL. Hal itu dilakukan
secara berturut – turut dan apabila terjadi penyimpangan sampai 3 kali, maka perusahaan
tersebut diperintahkan untuk diberhentikan seluruh proses produksi, hingga hasil uji output
limbah kembali memenuhi standar. Oleh karena itu, analisis terhadap proses instalasi
pengolahan limbah cair pada industri susu pasteurisasi dan homogenisasi CV Cita Nasional
perlu dilakukan agar pengolahan limbah tetap optimal.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut :
1. Mengetahui proses pengolahan limbah cair pada industri susu CV Cita Nasional.
2. Mengetahui parameter yang digunakan dalam pengujian limbah cair.
3. Mengidentifikasi terhadap hasil pengujian air limbah tersebut.
BAB II
CV Cita Nasional adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan susu murni
menjadi susu pasteurisasi dan homogenesasi. Hasil dari proses tersebut, dikemas dalam bentuk
cup dan pure pack dengan merk dagang “Susu Segar Nasional”. Tujuan berdirinya perusahaan
ini dilatarbelakangi oleh jiwa kewirausahaan dan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah
membuat produk susu yang aman dan memili mutu yang tinggi namun dengan harga ekonomis
serta menyediakan lapangan pekerjaan didaerah tersebut.
Perusahaan CV Cita Nasional didirikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Bapak
H. Rudi Kurnia Danu Wijaya dan diresmikan oleh Menteri Pertanian dan Perkebunan Republik
Indonesia yaitu Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, Msc. Pada awal berdiri, perusahaan CV Cita
Nasional memproduksi susu murni sekitar 5000 liter dan menghasilkan produk susu
pasteurisasi dan homogenisasi sebanyak 20.000 kemasan dalam cup. Kota Surabaya menjadi
daerah pemasarana pertama kali dengan nama produk Susu Segar Nasional yang memiliki 2
rasa yaitu cokelat dan stroberi sebesar 180 ml/cup dan plain (pure pack) sebesar 500 ml/pack.
Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka produk tersebut mulai dikenal oleh banyak
orang dan akibatnya perusahaan CV Cita Nasional berkembang maju dan menghasilkan
beragam produk baru seperti yoghurt.
Visi dan misi perusahaan CV Cita Nasional adalah sebaga pelopor perusahaan susu
pasterisasi dan homogenisasi yang berskala nasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan susu
dengan harga yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan. Selain itu, misi dari perusahaan
CV Cita Nasional adalah untuk menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan gizi
rakyat Indonesia agar generasi penerus menjadi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas.
Perusahan CV Cita Nasional adalah badan usaha berbentuk CV dengan surat ijin
perusahaan No. 155/KWDPP.11/3.1/XI/2000 berdasarkan surat keputusan Dinas Perindustrian
dan Perdangangan No. 160/11.16/PK/VII/2000 berdasarkan Surat Ijin Usaha Perusahaan
(SIUP). Berikut dibawah ini susunan Personalia Perusahaan CV Cita Nasional :
Jabatan Nama
Ditektur Utama Rudi Kurnia Danuwijaya
Plan Manager Iskandar Muhklas
Asisten Manager Enang Komara
Kepala Quality Control dan R&D Moh. Nur Ali Muslim
Kepala Engineering Ade Herman
Kepala Gudang Atang S
Ass. Supervisor Proses Nur Haryanto
Ass. Supervisor QC dan R&D Agung Tri Kuncoro
Ass. Supervisor Filling & Sealing Santosa
Administrasi Supriyanti
(Sumber : Arsip CV. Cita Nasional , 2016)
Sistem Pemasaran produk CV Cita Nasional bekerja sama dengan CV Cipta Karsa
Bersama yang dimana sebagai tim marketing yang berpusat di Jakarta dengan sistem
menjemput bola yaitu menjajakan produk hingga ke konsumen lapisan terbawah. Saat ini,
perusahaan CV Cita Nasional telah memiliki depot di wilayah pulau Jawa sejumlah 7 depot
yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Solo, Purwokerto dan Surabaya dengan sub
depot sejumlah 160 dan tenaga loper sejumlah sekitar 2500 orang.
Proses pasteurisasi dan homogenisasi yang merupakan ciri khas dari produk susu ini.
Kemudian diberi tambahan lain seperti gula, rasa, skim bubuk, penstabil, pengental dan
pewarna. Terdapat berbagai jenis kemasan pada produk susu ini diantaranya kemasan cup,
minipack, dan purepack. Kemasan cup memiliki berat bersih 150 ml dan memiliki 4 varian
rasa yaitu cokelat, stroberi, moka dan jeruk serta langsung dipasarkan ke masyarakat umum
melalu depot dan peloper. Berikut gambaran contoh produk kemasan Susu Segar Nasional
Kemasan 150 ml :
Sedangkan, untuk kemasan cup industri 180ml dipasarkan sesuai dengan pesanan
perusahaan tertentu saja. Kemasan ini terdiri dari tiga varian rasa yaitu stroberi, cokelat dan
moka, berikut dapat dilihat gambar contoh kemasan dibawah ini :
Gambar 3.3 Kemasan minipack 125 (kiri) dan 200 ml (kanan) Susu Segar Nasional
Kemasan terakhir adalah purepack yang berisi 500 ml tanpa ada penambahan rasa ataupun
flavor. Kemasan ini tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya bertahan 7 hari saja dalam
suhu dingin karena hanya mengandalkan pasterisasi saja. Berikut contoh gambar kemasan
purepack dibawah ini :
Terdapat beberapa kemasan yoghurt yang dibuat oleh perusahaan CV Cita Nasional
diantaranya drink yoghurt dalam kemasan cup, stirred cup dalam kemasan botol, dan set
yoghurt dalam kemasan kaleng plastic.
Limbah merupakan sisa dari suatu usaha atau kegiatan produksi industri. Limbah
berbahaya dan beracun memiliki kandungan bahan berbahaya dan beracun karena sifat,
konsentrasi, dan jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan,
merusak lingkungan, atau membahayakn lingkungan hidup beserta mahluk hidup didalamnya.
Sedangkan limbah cari merupakan bahan – bahan pencemar yang berbentuk cair dan air
limbah sendiri adalah air yang membawa limbah dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yang
terdiri dari campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi yang dibuang kedalam
lingkungan. Setiap orang diperbolehkan membuang limbah kemedia lingkungan hidup dengan
catatan telah memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan hidup dan mendapat izin dari
menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Dampak limbah cair industri pada dasarnya mempengaruhi terhadap kualitas air yaitu
meningkatnya konsentrasi bahan – bahan terlaurt dan tersuspensi. Dampak limbah cair dapat
berbeda – beda tergantung pada jenis industrinya. Hanya industri makanan dan processing serat
yang mirip dampaknya dengan air limbah domestic yaitu mendorong berlangsungnya proses
degradasi dalam air. Beberapa dampak yang terjadi terhadap lingkungan diantaranya sebagai
berikut : a) Estetika badan air akibat kekeruhan, warna, dan bau ; b) Ekologi badan air akibat
konsumsi oksigen terlarut oleh bahan organic biodegradable; kandungan bahan toksik,
nutrient, dan bahan toksi, dan lain – lain; c) Kesehatan akibat kandungan bahan toksik, logam
berat dan bakteri pathogen. Dampak yang ditimbulkan merupakan akibat kandungan bahan
dalam air limbah. Bahan – bahan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air (kekeruhan dan warna), 2) dapat
terbiodegradasi dalam air (organic biodegradable); 3) dapat menghalangi ransfer O2 dari udara
kedalam air (minyak dan lemak); 4) dapat mendorong proses eutrofikasi (nutrient); 5) bersifat
toksik (bahan kimia, B3). Sedangkan baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar
unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air
limbah yang aka dibuang atau dilepas kedalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya
didalam air.
TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PENGETAHUAN LINGKUNGAN ME2-2018
UNIVERSITAS PERTAMINA
4.2 Parameter Pencemaran Limbah Cair Industri Susu
1. Parameter Fisik
Ciri – ciri perubahan yang ditimbulkan oleh parameter fisik limbah cair yaitu bau,
warna, kekeruhan, temperature, zat padat terlarut, zat pada tersuspensasi, dll.
2. Parameter Kimia Anorganik
Parameter Kimia Anorganik dapat ditentukan oleh kandungan unsur yang membuat
sifat – sifat kimia dari limbah cair, seperti : pH, Biochemical Oxygen Demand
(BOD), Chemical Ocygen Demand (COD), DO, Fosfat, Nitrat, Nitrit, Krom (VI),
Besi, Klorida, Sianida, Sulfat, Klorin, Belerang, Timbal , dan lain – lain.
3. Parameter Kimia Organik
Parameter Kimia Anorganik dapat ditentukan oleh kandungan unsur yang membuat
sifat – sifat kimia dari limbah cair, seperti : Minyak dan Lemak, deterjen, fenol,
insektisida, pestisida, dan lain – lain.
4. Parameter Mikrobiologi
Parameter mikrobiologi dapat ditentukan oleh kandungan organisme didalam air
seperti bakteri fecal coliform, total coliform dan mikrooranisme lainnya yang
termasuk ganggang dan jamur.
5. Parameter Radioaktivitas
Paameter radioaktivitas dapat diamati dengan adanya gross alpha activity, dan
gross beta activity.
Proses pengolahan limbah cair yang saat ini telah berkembang pada umumnya adalah
proses pengolahan limbah secara fisika, kimia dan biologi. Didalam penerapannya terdiri dari
masing - masing proses yang dapat digunakan dengan cara mengkobinasikannya ataupun
tidak. Berikut tingkat pengolahan limbah cair :
BAB V
Dapat dilihat bahwa proses pengujian fisika maupun kimia belum dapat memenuhi
baku mutu yang standarkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah, namun uji yang telah dilakukan masih
sesuai dengan baku mutu air limbah industry susu dan produk susu yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2012.
Perusahaan CV. Cita Nasional sendiri telah memiliki sebuah Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). IPAL ini berfungsi untuk mengolah air limbah dari keseluruhan proses
produksi di CV. Cita Nasional. Tujuan dibangun IPAL ini agar kualitas air limbah yang
dibuang ke lingkungan sesuai dengan baku mutu air limbah dan tidak akan menimbulkan
masalah bagi lingkungan sekitar. Proses pengolahan air limbah CV. Cita Nasional merupakan
kombinasi dari proses fisika, kimia dan biologi. Menurut salah satu pakar industry pengolahan
susu yakni Wagini, mengatakan bahwa limbah cair terhadap pengolahan susu rentan terhadap
pertumbuhan bakteri, sehingga ini dapat menyebabkan kandungan nutrisi pada limbah ini
tergolong tinggi. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut, maka air limbah
akan cepat membusuk dan menimbulkan polusi bagi lingkungan sekitar.
Peggolahan air limbah di CV. Cita Nasional dilakukan terus menerus selama 24 jam.
Namun, ketika proses produksi berlangsung, hasil pengolahan limbah akan dialirkan
kepembuangan air dan ketika tidak ada proses produksi, pengolahan limbah tetap beroperasi,
tetapi prosesnya hanya akan berputar saja tanpa adanya output. Secara keseluruhan, proses
produksi susu di CV. Cita Nasional menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini berasal dari
tumpahan susu didalam proses produksi setelah dilakukannya Cleaning In Process (CIP)
peralatan, selain itu karena pipa bocor, pembilasan setiap pergantian rasa diproses pengemasan,
susu, dan yoghurt dalam kemasan rusak, susu bekas uji harian serta limbah dari pembersih
lantai industry setelah proses produksi selesai.
Untuk gamabaran secara umumnya mengenai alur pengolahan limbah, dapat dilihat
gambar flowchart alur pengolahan limbah beserta penjelasan setiap prosesnya dibawah ini :
Padatan
*Soda Kaustik *Oksigen +
Keterangan: Mikroorganisme Flokulasi
* : Penambahan (Secara Kimia)
Padatan Padatan
Air
Limbah
Pada tahap ini adalah tahapan awal dari IPAL di CV. Cita Nasional . Di tangki besar
ini, semua air limbah dari ruang produksi, pengemasan, dan juga laboratorium dialirkan
kedalam sini. Didalam tangka tersebut terdapat agitator yang berfungsi untuk mengaduk air
limbah yang ada didalamnya supaya menjadi lebihhomogen sebelum masuk ke proses
selanjutnya. Jumlah tangka yang dimiliki oleh perusahaan CV. Cita Nasional berjumlah 4 buah.
Air
Limbah
Buih Air
Limbah Akibat
Aerator
Tahap ini adalah tahap setelah dilakukan proses ekualisasi, air limbah masuk kedalam
bak aerasi 1. Pada bak aerasi 1 akan dilakukan penambahan mikroorganisme pengurai dalam
bentuk cair. Biasanya mikroorganisme yang ditambahkan adalah Aerobacter sp, Nitrobacter
sp, dan Lactobaccilus sp. Proses penanganan limbah secara biologi berlangsung secara alami
serta berguna efektif digunakan untuk menangani senyawa organic, sehingga pengolahan
senyawa organic ini sangat efektif, namun masih membutuhkan kombinasi beberapa
mikroorganisme yang berbeda untuk menguraikan komponen yang berbeda – beda. Fungsi
Pada tahap flotasi dilakukan dengan pengapungan air limbah. Penganpungan ini
bertujuan agar biomassa yang dihasilkan dari tahap aerasi akan tertinggal dibawah. Sehingga,
pemisahaan ini terjadi karena terdapat perbedaan berat jenis masa anatara air dan bahan padat
atau pengotor, keduan bagian tersebut akan terpisahkan dengan adanya gaya gravitasi bumi.
Kemudian, partikel yang mengapung akan lanjut ketahap berikutnya (Kusnaedi, 2010). Pada
tahap ini disebut juga tahap sedmentasi 1.
Pada tahap ini dilakukan penambahan koagulan. Koagulan yaitu poli alumunium
chloride (PAC) yang efektif dalam memisahkan residu yang ada pada caoran karena memiliki
gugus aktif alumnia yang bagus untuk mengikat koloid yang ada pada cairan limbah tersebut.
Penggunaan PAC akan efektif menurunkan kekeruhan (tubiditas) dan nilai TSS dari air limbah
Pada tahap ini, dilakukan proses pemisahan padatan dengan melakukan sedimentasi
untuk memperoleh cairan yang lebih bersih lagi. Proses tersebut dinamakan filtrasi. Filtrasi
yang dilakukan dengan media pasir lembut atau sand filter . Menurut SNI tahu 2008, filtrasi
dengan menggunakan pasir yang sangat lembut dan mengandung nilai kuarsa tinggi dapat
digunakan untuk penyaringan air minum sehingga ini sangat aman bagi manusia ketika air
masuk kedalam tubuh.
Pada tahap mediasi ini adalah proses terakhir didalam pengolahan air limbah industry
CV. Cita Nasional. Tahap ini adalah tahap sebelum air limbah dibuang kelingkungan. Tapah
mediasi dilakukan suapaya memastikan bahwa air benar – benar aman bagi lingkungan dan
mahluk hidup. Mediasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan ikan sebagai mediator.
Jenis ikan yang digunakan adalah ikan mas, nila dan koi. Indikasinya ketika ikan tersebut hidup
baik didalam air limbah, maka air limbah tersebut aman untuk dibuang kelingkungan. Selain
itu, hasilnya limbah ini dapat dimanfaatkan juga untuk menyiram tumbuhan, serta padatan yang
berhasil dipisahkan dapat digunakan sebagai pupuk tanaman hijau.
5.3 Hasil Uji Analisis Air Limbah CV Cita Nasional oleh BBTPPI
Selain proses pengolahan air limbah diatas, perusahaan CV. Cita Nasional juga
memperoleh hasil analisis air limbah dari BBTPPI pada bulan Januari 2019. Hasilnya
parameter BOD, COD, TSS, pH dan debit sesuai / tidak melebihi standar yang ada. Namun
pada prinsipnya, pengujian air limbah industri tidak mungkin selamanya memenuhi standar,
termasuk perusahaan CV. Cita Nasional pernah beberapa kali tidak sesuai dengan standar yang
ada.Namun, penyimpangan ini masih dianggap wajar karena tidak pernah berlangsung lama
dan berturut – turut terjad. Biasanya, salah satu factor penyebab penyimpangan itu terjadi
adalah penurunan pH secara drastic pada limbah awal, sedangkan pada proses ekualisasi
berjalan seperti biasanya. Hal ini dapat dipicu karena pembuangan limbah yoghurt yang rusak
langsung dibuang tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim IPAL. Selain itu, faktor
lainya adala nilai COD yang tinggi dapat terjadi karena penggunaan cairan pembersih dan oli
yang berlebih, sehingga menyebabkan aerator rusak, serta adanya pemadaman listrik malam.
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari proses pengolahan air limbah dan hasil
uji analisis air limbah oleh BBTPPI maka diperoleh beberapa kesimpulan dianataranya :
▪ Perusahaan CV. Cita Nasional menghasilkan limbah padat dan limbah cair.
▪ Limbah cair berasalh dari tumpahan susu pada saat proses produksi sedang
berlangsung, pipa yang bocor selama pengaliran susu, setelah dilakukan CIP peralatan,
pembilasan setiap pergantian rasa diproses pengemsan, susu, dan yoghurt dalam
kemasan rusak, susu akibat beas uji harian dan pembersih lantai.
▪ Proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di CV. Cita Nasional menggunakan
kombinasi proses kimia, fisika, dan biologi.
▪ Proses IPAL berlangsung melalui 7 tahapan diantaranya : tangka penampungan air
limbah, ekualiasasi, aerasi, flotasi, flokulasi, filtrasi dan mediasi dengan menggunakan
mediator yaitu ikan mas, nila dan koi.
▪ Parameter yang dianalisis oleh BBTPPI adlah TSS, BOD, COD, pH, dan Debit dan
hsilnya semuanya sesuai/aman.
▪ Penyimpangan parameter dapat sesekali terjadi karena parameter TSS dan BOD. Ketika
TSS output tinggi, maka evaluasi proses aerasi atau flokulasi, sedangnkan jika nilai
BOD dan COD output limbah tinggi, maka evaluasi pada efektifitas kombinasi
mkroorganisme yang dipakai, sumber limbah awal dan proses aerasi.
▪ Jika pH ouput tidak sesuai, maka dilakukan evaluasi terhadap proses ekualisasi.
6.2 Saran
▪ Setiap perusahaan termasuk Perusahaan CV. Cita Nasional wajib agar selalu
memperhatikan proses pengolahan limbah cair industry.
▪ Apabila ingin meningkatkan jumlah produksi, maka diikuti juga pengembangan IPAL
yang lebih luas pula.
▪ Sebaiknya selalu menjaga kerjasama antara karyawan dengan petugas IPAL agar
kedepannya tidak lagi terjadi kesalahan teknis maupun non teknis ketika pembuangan
limbah industri.
Environtment Indonesia Center. (2019). Retrieved from 10 Cara Penanganan Limbah CAir:
https://environment-indonesia.com/training/10-cara-penanganan-limbah-cair/
Junaidi, J. (2009). Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Tektil (Studi
Kasus PT. Iskandar INdah Printing Textile Surakarta). Repository Diponegoro
University, 1-2.
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Retrieved from Swadaya:
https://books.google.co.id/books?id=QqqkS4zPlLsC&printsec=frontcover#vone
page&q&f=false.
Putri, L. J. (2019, Juni 27). LJK Putri 2019 . Retrieved from Repository UNIKA:
repository.unika.ac.id/19622/1/16.I1.0143%20-
%20Laurentia%20Julia%20Kharisma%20Putri%20-%20kp.pdf
Wigani, R. (2002). Pengolahan Limbah Cair Industri. Retrieved from Manusia dan
Lingkungan 9: https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18585