2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
Abstrak
Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.
Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika dalam proses pembelajaran dikaitkan dengan kearifan
lokal yang ada pada suatu tempat. Sagu (putak) adalah makanan tradisional yang diwariskan oleh
nenek moyang masyarakat Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan semenjak dahulu kala. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi, menggunakan teknik triangulasi
berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada proses
pengolahan sagu (putak) terdapat konsep-konsep fisika yang diidentifikasi terutama pada gaya,
tekanan, suhu dan kalor, momentum, proses pemisahan campuran, larutan, pengendapan,
penguapan, perubahan volume.
Abstract
Local wisdom is a kind of knowledge, belief, comprehension and insight as well as habit and ethic that
leads human’s behavior in an ecology community. Physics will be meaningful learning process is
related to the local wisdom in a certain context. Sagu (putak) is a kind of traditional meal which is
inherited by the anchestors of Santian community, Timor Tengah Selatan from time to time. This study
is a phenomenology, applying qualitative method, triangulating among observation, interview and
documentation. The result showed that in processing sagu (the traditional meal), there were some
physics concepts identified particularly force, pressure, temperature and heat, momentum, mixture
separation, solution, deposition, evaporation and volume change.
77
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
istiadat, tarian, dan lagu maupun upacara dengan memanfaatkan budaya lokal yang ada
daerah[4]. Kebiasaan-kebiasaan yang di sekeliling peserta didik.
dilakukan oleh masyarakat mengandung Budaya yang dieksplor dengan konsep
konsep-konsep dalam pembelajaran fisika fisika telah diungkapkan oleh beberapa peneliti
yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik. sebelumnya. Salah satu penelitian tentang
Pembelajaran sains berbasis kearifan budaya masyarakat Lalundu yang berkaitan
lokal dilakukan dengan cara menata ulang dengan konsep fisika contohnya cekot (sendok
sains asli dan menerjemahkan sains asli ke yang terbuat dari batok kelapa). Selain itu ada
dalam konsep-konsep sains ilmiah. Sains asli juga alat tradisional yang biasa digunakan oleh
ini di dapatkan melalui observasi budaya- masyarakat Lalundu yaitu kendi (dibuat dari
budaya yang ada di masyarakat. Oleh karena tanah liat) juga memanfaatkan pengetahuan
itu, dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini sains yaitu tentang perubahan wujud zat [6].
berbasis kearifan lokal, karena didapatkan dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)
pengetahuan asli (indigineous knowledge) atau memiliki kearifan lokal yang menjadi ciri khas
kecerdasan local (local genius) suatu daerah baik berupa makanan, adat istiadat,
masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi tarian, lagu maupun upacara daerah. Agar
budaya untuk mengatur tatanan kehidupan potensi budaya yang ada di Kabupaten TTS
masyarakat dalam rangka mencapai kemajuan tetap dilestarikan maka upaya yang dilakukan
komunitas baik dalam penciptaan kedamaian adalah dengan menanamkan nilai-nilai budaya
maupun peningkatan kesejahteraan lokal kepada masyarakat. Jika pembelajaran
masyarakat[5]. Pembelajaran berbasis budaya berorientasi pada kearifan lokal tidak
merupakan suatu pembelajaran yang dapat diterapkan sejak dini, maka masa yang akan
diciptakan oleh lingkungan belajar dan datang globalisasi dan perkembangan
pengalaman belajar serta mengintegrasikan teknologi yang sangat pesat dapat menggeser
budaya dalam proses pembelajaran. Salah satu kearifan lokal dalam masyarakat. Pergeseran
bentuknya adalah menekankan belajar dengan ini terjadi karena tidak adanya batasan yang
budaya. Proses pembelajaran sains jelas antara budaya local dan budaya asing.
menekankan pada pemberian pengalaman Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa perlu
langsung kepada peserta didik untuk diterapkan pembelajaran yang berorientasi
mengembangkan kompetensinya agar mampu pada kearifan lokal. Salah satu kebudayaan
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara yang di identifikasi adalah proses pengolahan
ilmiah. Pembelajaran sains akan bermakna sagu (putak) yang ada di masyarakat Santian
dalam kehidupan masyarakat apabila ada Kecamatan Santian Kabupaten Timor Tengah
keterampilan guru dalam merancang, Selatan. Sagu (putak) merupakan makanan
mengembangkan, dan mengelola sistem tradisional yang diwariskan oleh nenek
pembelajaran sehingga guru mampu moyang masyarakat Santian, semenjak dahulu
menciptakan suasana pembelajaran yang kala. Sagu (putak) yang dikonsumsi
efektif dan menggairahkan. masyarakat Santian adalah sagu dari tumbuhan
Pada kuriulum 2013 peran guru di kelas gewang. Proses pengolahan sagu di lakukan
semakin berkurang dimana guru hanya sebagai secara tradisional. Dalam penelitian ini proses
fasilitator untuk mengarahkan peserta didik pengolahan makanan pokok sagu (putak) dapat
sedangkan peserta didik yang berperan aktif di dieksplorasi hubungannya dengan konsep-
dalam kelas. Keadaan ini harus didukung konsep fisika.
dengan media pembelajaran yang memadai Berdasarkan latar belakang yang telah
sehingga peserta didik dapat memahami diuraikan di atas, yang menjadi tujuan dalam
konsep-konsep fisika dalam pembealajaran. penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
Jika dalam pembelajaran guru hanya konsep fisika pada kearifan lokal pengolahan
menggunakan buku sumber yang disediakan di sagu (putak) masyarakat Desa Santian,
sekolah maka peserta didik akan sulit Kecamatan Santian Kabupaten Timor Tengah
memahami konsep fisika. Kurangnya media Selatan.
pembelajaran di sekolah mengakibatkan
peserta didik cenderung merasa malas dan METODE
bosan. Salah satu cara yang dapat dilakukan Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam pembelajaran fisika di sekolah adalah kualitatif fenomenologi. Penelitian
78
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
79
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
80
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
81
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
Tabel 2. Hubungan antara proses pengolahan sagu dengan kompetensi dasar Fisika di SMP
2. Menjelaskan konsep partikel materi Pemadatan sagu yang telah mengendap dengan cara
ditepuk menyebabkan kerapatan partikel.
3. Memahami peranan usaha, gaya dan Gaya menyebabkan perubahan bentuk pada proses
tekanan dalam kehidupan sehari-hari pengolahan sagu.
4. Menyelidiki tekanan pada benda padat, Pada proses penebangan batang gewang, semakin
cair, dan gas serta penerapannya dalam kecil luas permukaan parang/kapak serta gaya
kehidupan sehari-hari. dorong yang diberikan semakin besar maka akan
mempercepat proses pemotongan/tekanannya
semakin besar.
Tabel 3. Hubungan antara proses pengolahan sagu dengan kompetensi dasar Fisika di SMA
No Kompetensi Dasar Konsep fisika dalam proses pengolahan sagu
1 Menganalisis proses Proses penjemuran sagu untuk menghilangkan kandungan air
pemuaian, perubahan dalam ruang antar partikel. Air terevaporasi dan partikel-partikel
wujud zat dan perpindahan menjadi lebih dekat satu sama lain dan terjadi penyusutan. Proses
kalor dengan konsep suhu pengeringan melalui tradisi sei jika hujan. Proses pengeringan
dan kalor. sagu setelah proses pengendapan.
Kearifan lokal (local wisdom) Tengah Selatan sejak dahulu kala. Putak yang
merupakan pandangan hidup, ilmu dikonsumsi masyarakat Santian adalah sagu
pengetahuan, dan berbagai strategi dari tumbuhan gewang. Pilihan mengkonsumsi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang sagu sebagai makanan pokok merupakan
dilakukan oleh masyarakat setempat untuk reaksi terhadap ketersediaan tumbuhan gewang
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan di sekitar tempat tinggal mereka.
kebutuhan mereka. Kearifan lokal berperan Masyarakat Santian Kabupaten TTS
sebagai proses pembelajaran yang menuntut masih mempertahankan budaya pengolahan
adanya interaksi aktif antara guru dan peserta sagu karena sagu (putak) merupakan bahan
didik serta berbagai sumber belajar pada suatu pangan lokal masyarakat yang diwariskan
lingkungan belajar baik yang dikembangkan secara turun temurun sampai saat ini. Alasan
oleh guru atau sumber belajar yang sudah lain yaitu dengan menjual sagu masyarakat
tersedia secara alami di lingkungan hidup. dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sagu (putak) merupakan bahan makanan Sagu juga dapat di gunakan sebagai makan
pokok masyarakat Santian Kabupaten Timor ternak.
82
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
Konsep-konsep fisika pada proses fisika tentang gaya, tekanan, suhu dan kalor,
pengolahan sagu yang berbasis kearifan lokal momentum, proses pemisahan campuran,
dapat di integrasikan dalam pembelajaran larutan, pengendapan, penguapan, perubahan
fisika. Pembelajaran ini membuat adanya volume. Saran penulis untuk peneliti
interaksi antara pendidik dan peserta didik, selanjutnya agar membahas konsep fisika lebih
dengan memberikan makna terhadap apa yang mendalam dan menerapkan dalam proses
dilihat, didengar, dibaca dan dipelajari dari pembelajaran di sekolah.
warisan budaya sehingga mengembangkan
potensi peserta didik untuk berpikir rasional. UCAPAN TERIMAKASIH
Kearifan lokal diterapkan pada penelitian ini Ucapan terima kasih kepada:
dimaksudkan untuk memperkenalkan dan 1. Program studi pendidikan Fisika
melestarikan budaya lokal pada peserta didik STKIP SoE yang telah memberikan
sehingga diharapkan peserta didik memahami waktu dan kesempatan kepada peneliti
dan semakin mencintai kearifan lokalnya.
untuk melakukan penelitian ini.
Konsep fisika yang terdapat pada proses
pengolahan sagu sangat bermanfaat untuk 2. Kemenristek Dikti yang telah
pembelajaran sehingga peserta didik lebih memberikan bantuan dana demi
mengenal budaya yang ada pada masyarakat kelancaran penelitian ini.
sebagai sumber belajar. Di samping itu pula
peserta didik dapat mengetahui peran budaya DAFTAR PUSTAKA
pada proses pembelajaran sehingga membuat 1 Kusnandi. 2017. Model Inovasi
peserta didik berpikir dengan mudah untuk Pendidikan Dengan Strategi Implementasi
menyelesaikan konsep-konsep fisika yang di Konsep “Dare To Be Different”. Jurnal
anggap sulit.
Wahana Pendidikan. Vol. 4, No.1.
Keberhasilan proses pembelajaran dalam
suatu lingkungan belajar, dipengaruhi oleh 2 Mujadi. 2015. Indiginasi seni dan udaya
beberapa faktor di antaranya metode dan dalam pembelajaran fisika. JRKPF UAD:
sumber belajar yang digunakan oleh pendidik. Vol. 2 No. 2 : 66 - 72.
Pembelajaran yang bersumber pada kearifan 3 Hidayanto, F., Sriyono., & Nur Ngazizah,
lokal dan melibatkan tradisi yang ada di N. 2016. Pengembangan Modul Fisika
lingkungan tempat tinggal peserta didik, SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk
sehingga memberikan kesan yang
Mengoptimalkan Karakter Peserta Didik.
kontekstual[9]. Pembelajaran yang dikaitkan
dengan kehidupan nyata peserta didik akan Radiasi : Vol. 9 No.1.
membuat peserta didik berpikir lebih mudah, 4 Maknun. J. 2017. Konsep Sains Dan
karena konsep yang diterapkan sesuai dengan Teknologi Pada Masyarakat Tradisional di
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari- Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Jurnal
hari. Hal ini akan membuat peserta didik lebih Indonesia Untuk Kajian Pendidikan.
aktif, kreatif dan mampu berpikir kritis Vol.2, No.2: 127 – 142.
sehingga pembelajaran fisika menyenangkan.
Pembelajaran dengan pendekatan etnosains 5 Khusniati, M. 2014. Model pembelajaran
akan memberikan pemahaman bagi siswa sains berbasis kearifan lokal dalam
untuk lebih menghargai alam dan menumbuhkan karakter konservasi.
memanfaatkan sains dalam kehidupan sehari- Indonesian Journal of conservation, Vol. 3
hari[10]. No. 1 : 67 – 74.
6 Saputra, I. W.A ., Nurjannah., & Lamba H.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. 2017. Pengembangan bahan ajar fisika
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa adanya materi suhu dan kalor berbasis budaya
hubungan antara pengolahan sagu (putak) masyarakat. Jurnal pendidikan fisika
masyarakat Santian Kabupaten Timor Tengah Tadulako (JPFT), Vol. 1 No. 4 : 55 – 58.
Selatan dengan konsep-konsep fisika. 7 Kurniawan, H & D. Yuniati. 2015.
Berdasarkan tahap proses pengolahan sagu Potensi Simpanan Karbon Pada Tiga
ditemukan keterkaitannya dengan konsep
83
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)
84