Anda di halaman 1dari 6

Vol. 4, No.

2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA PADA KEARIFAN LOKAL ANYAMAN


DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

Vivi Elvi Rosanti Husin dan Agsen Hosanty Billik


Program Pendidikan Fisika, STKIP SOE, Jalan Badak, No. 5a, Lokasi 2 SMK Negeri 1 Soe, Kota Soe,
85511, Indonesia
E-mail: vivielvi02@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran fisika berbasis budaya lokal mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membangun pengetahuan, mengembangkan
keterampilan proses sains, dan menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna
apabila terdapat kesinambungan antara materi mata pelajaran dengan aktivitas kehidupan sehari-hari di
lingkungan tempat tinggal peserta didik yang digunakan sebagai sarana dan sumber belajar. Hal ini
dapat diperoleh melalui keterkaitan penerapan materi fisika dengan potensi lokal daerah tersebut.
Anyaman adalah salah satu kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat Desa Linamnutu, Kabupaten
Timor Tengah Selatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar khususnya dalam materi fisika.
Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan lingkungan tempat tinggal peserta didik
khususnya dalam kearifan local anyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep fisika
yang ada dalam proses anyaman. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, teknik
pengumpulan data adalah triangulasi dengan teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari proses anyaman terdapat konsep fisika untuk materi gaya dan
Hukum Newton. Oleh karena itu, dalam proses anyaman terdapat konsep fisika.

Kata kunci: anyama;, konsep fisika.

Abstract
The Physics teaching and learning that based on Local culture as part of the teaching and learning
process that involves students to build knowledge, develop science process skills, and foster scientific
attitudes. Physics learning will be more meaningful if there is continuity between the subject material
with the daily life activities in the environment where students live as a means and source of learning.
This can be obtained through the connection of the application of physical material with the local
potential of the area. A woven leaf is one of the local wisdom found in the society of Linamnutu Village in
South Central Timor Regency, which can be used as a learning source, especially in physics materials.
Physics learning will be more meaningful if it is associated with the environment, in which students live,
especially in the local wisdom of woven leaf. This study aims to identify the concepts of physics that exist
in the process of making the woven leaf. The research method used is qualitative research, the data
collection techniques were triangulation with data analysis techniques in the form of descriptive
qualitative. The results showed that from the process of making woven leaf there are physical concepts
for force material and Newton's Law. Therefore, in the process of making the woven leaf, there is a
physics concept.

Keywords: woven leaf; physics concepts

PENDAHULUAN untuk memahami dan melestarikan kekhususan


Keanekaragaman budaya bangsa harus budaya lokal melalui usaha-usaha nyata dan
dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap formal dalam kurikulum sehingga peserta didik
mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa melalui tidak terasing dari budayanya sendiri[5].
pendidikan[5]. Sekolah perlu memprogramkan Menurut Aztawa (2015) guru perlu menguasai
dan memberikan wadah kepada peserta didik berbagai pendekatan dan metodologi

153
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

pembelajaran yang mengintegrasikan budaya masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan


lokal dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu (TTS). Aktivitas masyarakat di TTS khususnya
mata pelajaran di sekolah yang bisa di desa Linamnutu sebagai pengrajin kerajinan
dintegrasikan kedalam budaya lokal adalah mata Anyaman. Anyaman yang diproduksi berbahan
pelajaran Fisika, karena pembelajaran Fisika dasar dari pucuk gewang dan daun lontar. Pucuk
mempelajari tentang fenomena-fenomena alam gewang dan daun lontar dijadikan sebagai bahan
yang sering diamati oleh peserta didik[2]. dasar pembuat oko sloi (tas), okomama (tempat
Secara universal, masalah yang dihadapai sirih), tupa (nyiru), bakul, dan nahe (tikar)
dalam pembelajaran fisika di sekolah mirip dengan menjadikan daun gewang tersebut
dengan matematika karena sebagian konsep dan sebagai tuinketa, dan heta, lalu bersihkan lagi
prinsip digunakan untuk pemecahan masalah[7]. sampai menghasilkan daun yang putih dan
Peserta didik kurang berminat terhadap pelajaran ringan (ki’u), dijemur untuk dianyam menjadi
fisika, peserta didik mempersepsi bahwa mata suatu produk kerajinan. Aktivitas kehidupan
pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang sehari-hari masyarakat dalam memproses
sulit. Persepsi negatif peserta didik tersebut kerajinan ternyata dapat dikaitkan dengan
berpengaruh langsung terhadap produk belajar penerapan konsep materi pembelajaran fisika.
fisika peserta didik yang cenderung rendah. Pengamatan aktivitas peserta didik dalam
Salah satu faktor penyebabnya adalah karena kegiatan pembelajaran fisika menunjukkan
pembelajaran fisika di sekolah sampai saat ini bahwa peserta didik cenderung pasif hanya
lebih berfokus pada aspek matematika, sedikit mendengarkan guru dan tidak ada interaksi
penekanan pada konsep dan prinsip, dan tidak komunikasi yang dilakukan peserta didik dengan
dikaitkan dengan budaya lokal dalam hal ini guru. Respon dan aktivitas peserta didik juga
kearifan lokal masing-masing daerahnya. tampak kurang. Peserta didik cenderung hanya
Pembelajaran fisika berbasis budaya lokal menerima materi tanpa mengkomunikasikan
mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian masalah yang dialami.
dari proses pembelajaran yang melibatkan Permasalahan yang diangkat dalam dalam
peserta didik untuk membangun pengetahuan, penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi
mengembangkan keterampilan proses sains dan konsep fisika yang ada pada proses anyaman.
menumbuhkan sikap ilmiah[3]. Pembelajaran Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
fisika akan lebih bermakna apabila terdapat konsep fisika yang ada pada proses anyaman
kesinambungan antara materi mata pelajaran pada masyarakat Desa Linamnutu Kabupaten
dengan aktivitas kehidupan sehari-hari di Timor Tengah Selatan.
lingkungan tempat tinggal siswa yang digunakan
sebagai sarana dan sumber belajar. Hal ini dapat METODE
diperoleh melalui keterkaitan penerapan materi Metode penelitian yang digunakan dalam
fisika dengan potensi lokal daerah tersebut. Oleh penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang
sebab itu, pembelajaran fisika tidak hanya dilakukan di Desa Linamnutu, Kabupaten Timor
menekankan pada aspek matematika, konsep dan Tengah selatan. Jenis data yang digunakan
prinsip fisika, terutama pemahaman yang dapat berupa data primer yang diperoleh pedoman
dihubungkan dengan nilai kearifan lokal yang wawancara dengan masyarakat. Teknik
terdapat di lingkungan peserta didik. Hal ini pengumpulan data menggunakan instrumen
penting agar peserta didik kelak mampu triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan
memahami hubungan antara pembelajaran di berupa deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
sekolah dan lingkungan sehari-hari siswa. adalah masyarakat Desa Linamnutu, Kabupaten
Belajar dan budaya merupakan strategi Timor Tengah Selatan.
yang memanfaatkan budaya menjadi media
dalam pembelajaran. Tarian, Anyaman, HASIL DAN PEMBAHASAN
Umekbubu, Tenunan, pembuatan minuman adat, Pendidikan melalui pembelajaran–
dan pengolahan makanan tradisional (sagu) pembelajaran di sekolah dapat menjadi media
merupakan kearifan lokal yang ada pada untuk mentransfer nilai-nilai kebudayaan kepada

154
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

generasi penerus untuk dapat mengenal dalam pembelajaran fisika atau pembelajaran
kebudayaan leluhurnya adalah melalui bersifat kontekstual. Keberhasilan proses
Pendidikan. Bagaimana tradisi adat itu pembelajaran sangat bergantung pada
berlangsung dan dilaksanakan juga dapat kemampuan apresiasi dan kreatifitas guru. Guru
dipelajari oleh peserta didik di kelas dan perlu memahami jiwa, visi, misi kurikulum yang
Pendidikan berfungsi memberdayakan potensi berlaku, perspektif, dan pendekatan masing-
manusia untuk mewariskan, mengembangkan masing satuan pendidikan, menggunakan metode
serta membangun kebudayaan dan peradaban mengajar yang sesuai dengan tingkat
masa depan[8]. kemampuan siswa, memanfaatkan media belajar
Permasalah-permasalahan di sekolah serta objek yang tersedia secara optimal[11].
khususnya sekolah di Kabupaten TTS saat ini Rohmad (2013: 2) menyatakan guru
dalam proses pembelajaran fisika yakni: 1) sebagai fasilitator merupakan pembimbing
minimnya sumber belajar yang disiapkan oleh proses, narasumber, orang yang menunjukkan
guru dalam proses pembelajaran, 2) guru hanya dan mengenalkan kepada peserta didik tentang
menyampaikan materi dan kurang memberikan suatu materi dalam kegiatan belajar mengajar[6].
contoh-contoh yang kongkrit tentang materi Pemahaman materi pelajaran menjadi lebih
yang dibahas, 3) pembelajaran yang kurang mudah apabila guru menggunakan sumber
variative yang belum memanfaatkan lingkungan belajar yang baik dan tepat. Beragam kekayaan
sekitar sebagai sumber belajar.Perlu diketahui alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
bahwa salah satu yang menentukan keberhasilan belajar tidak terlepas dari peran seorang guru
kurikulum adalah pengembangan sumber belajar yang memiliki tugas sebagai fasilitator dalam
yang memadai dalam pembelajaran, agar proses pembelajaran yang dituntut untuk
kurikulum yang telah dirancang dapat memiliki kreatifitas dalam mengembangkan
dilaksanakan secara optimal. materi pembelajaran dengan memanfaatkan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai proses pembelajaran sehingga kekayaan alam itu
sumber belajar atau pembelajaran kontekstual di dapat melekat dalam pengetahuan siswa.
sekolah. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Pembelajaran yang disesuaikan dengan
Tejokusumo (2015) tentang pengembangan buku kondisi lingkungan dan budaya memudahkan
pengayaan, dengan kesimpulan bahwa siswa mengimplementasikan nilai kearifan lokal
lingkungan yang digunakan sebagai sumber terhadap lingkungan hidup. Beberapa penelitian
belajar mampu meningkatkan inspirasi dan terdahulu yang diuraikan pada paragraf diatas
menjadi motivator dalam meningkatkan berupa penelitian dan pengembangan suplemen
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bahan ajar berbasis kearifan lokal yang hasilnya
di kelas[10]. Dalam hal ini, fenomena perubahan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
sosial yang terjadi di lingkungan siswa bersifat kontekstual dengan mengangkat kearifan
merupakan faktor pendorong yang menjadi lokal suatu daerah dalam pembelajaran fisika
penentu dalam meningkatkan pemahaman siswa menghasilkan pembelajaran yang lebih
dalam setiap pembelajaran. bermakna (meaningfull), memberikan kontribusi
Mulyasa (2015 : 49) mengatakan yang positif dalam meningkatkan konsep dan
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber kinerja ilmiah bagi siswa serta menjaga
belajar, misalnya memanfaatkan batu-batuan, kelestarian budaya.
tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, pasar, Keanekaragaman budaya yang ada di
kondisi sosial, ekonomi dan budaya kehidupan Kabupaten TTS sangat cocok diangkat sebagai
yang berkembang di masyarakat salah satu kunci bahan ajar di sekolah. Disamping untuk
sukses yang menentukan keberhasilan memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
implementasi kurikulum 2013[5]. Hal ini sebagai tugas utama seorang guru, yaitu
menjadi salah satu dasar bahwa kekayaan fasilitator dalam proses pembelajaran agar siswa
kearifan lokal budaya di TTS sangat penting lebih mudah memahami materi-materi dan
untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar di menambah wawasan siswa yang berkaitan

155
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

dengan kebudayaan, hal yang lebih penting Anyaman merupakan salah satu budaya
lainnya, yaitu menjaga kelestarian budaya lokal yang masih dijaga dan digunakan oleh
melalui pengenalan budaya lokal lewat jalur masyarakat TTS dalam menjalani kehidupan
pendidikan di sekolah. mereka. Sebagaian besar masyarakat Desa
Berdasarkan hasil observasi, wawancara Linamnutu menggunakan anyaman ini dalam
dan dokumentasi dengan masyarakat Desa kehidupan sehari-hari sebagai perabot rumah
Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, tangga seperti tempat siri pinang, nyiru, tikar,
Kabupaten TTS tercatat 6 kearifan (potensi) tas, kipas tangan, tepat menyimpan hasil kebun
lokal yang masih terjaga kelestarian dan (bakul) dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil
keasliannya sampai sekarang. Namun, hanya wawancara dengan warga Desa Linamnutu,
satu kearifan lokal saja yang diidentifikasi yaitu anyaman ini merupakan salah satu warisan dan
kearifan lokal anyaman untuk dihubungkan pengetahuan yang sudah turun temurun mereka
dengan konsep-konsep fisika. Berdasarkan hasil gunakan sebagai perabot rumah tangga.
identifikasi beberapa kearifan lokal dengan Sebagian besar masyarakat Desa Linamnutu
konsep fisika, maka dapat dilihat hasilnya pada masih menggunakan produk anyaman sebagai
tabel 1. Hasil identifikasi kearifan lokal bisa perabot rumah tangga. Beberapa produk
dilihat dalam Tabel 1. anyaman yang masih digunakan masyarakt
tersebut yaitu tempat sirih, nyiru, tikar, bakul,
Tabel 1. Identifikasi Kearifan lokal di Kabupaten keranjang sayur dan lain sebagainya. Bahan
Timor Tengah Selatan dasar yang diperlukan dalam membuat anyaman
adalah daun lontar. Lontar merupakan salah satu
No Nama Potensi Materi Fisika jenis palem yang berdaun seperti kipas dengan
Lokal tinggi pohon mencapai 15-30 m dan palem
1 Anyaman Gaya dan tersebut banyak tumbuh di daerah-daerah kering
Hukum Newton. seperti pulau Jaqa bagian Timur, Madura, Bali
2 Tenunan Gaya, Hukum dan Nusa Tenggara. Tangkai daun lontar
Newton, Kalor berukuran 60-120 cm dengan suri kasar, daunnya
dan Tekanan. berbentuk kipas, menjari, tebal dan Panjang 2,5
3 Ukiran Gaya dan meter sampai 3 meter. Lebar tiap tajuk daunnya
Tekanan. berpelepah dan panjangnya mencapai 1 meter.
4 Tarian bonet Gerak Warna daunnya hijau dan teksturnya agak kaku.
melingkar. Proses pembuatan kerajinan anyaman
5 Rumah Tradisonal Suhu dan Kalor. berbahan dasar lontar dimulai dari penebangan
(umekbubu) daun lontar kemudian daun lontar dijemur tapi
6 Pengolahan Suhu dan kalor. tidak sampai kering setelah itu pemisahan daun
makanan dari lidinya (tuinketa), setelah itu proses
tradisional (sagu) pembuatan ukuran lebar supaya sama (Heta),
dilanjutkan dengan proses untuk mendapatkan
Tabel 1 memperlihatkan bahwa ada daun lontar halus, ringan dan putih (Ki’u) setelah
beberapa kearifan lokal yang masih dijaga dan melewati beberapa proses maka daun lontar
dilestarikan hingga saat ini bahkan kearifan- tersebut siap untuk dianyam menjadi sebuah
kearifan lokal tersebut masih digunakan oleh produk anyaman.
masyarakat TTS sebagai panduan hidup dan Pengajaran yang berbasis kearifan lokal
sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari. adalah bahan pengajaran yang sesuai untuk
Salah satunya adalah kearifan lokal anyaman pendidikan generasi muda Indonesia, dapat
yang masih digunakan oleh masyarakat di Desa menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme, harmoni,
Linamnutu. Berdasarkan Hasil identifikasi dan moral untuk membangun identitas[9]. Oleh
menunjukkan bahwa kearifan lokal anyaman karena itu, diperlukan penyajian bahan ajar
dapat dihubungkan dengan konsep fisika pada dengan menambahkan materi pemikiran kearifan
materi Gaya dan Hukum Newton. lokal untuk mempercepat globalisasi di bidang

156
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

pendidikan. Pembelajaran kontekstual dapat Saran


memudahkan siswa mencapai tujuan Kearifan lokal anyaman seharusnya
pembelajaran[1]. Usaha tersebut dapat dilakukan dijadikan sebagai sumber belajar untuk
dengan membawa lingkungan siswa ke dalam pembelajaran fisika di sekolah atau sebagai
situasi pembelajaran. pembelajaran berbasis kontekstual dan juga
Pembelajaran Kontekstual (Contextual dapat dibuat dalam bentuk bahan ajar berbasis
Teaching and Learning) merupakan konsep kearifan lokal sehingga pembelajaran fisika di
pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan sekolah menjadi lebih bermakna (meaningful)
antara materi pembelajaran dengan dunia dan kelestarian kerifan lokal ini tetap terjaga.
kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan DAFTAR PUSTAKA
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam 1 Adnyana. 2014. Pengembangan Modul
kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan Geografi Model Depdiknas Berbasis
kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta Kearifan Lokal Bali Pada Kompetensi Inti
didik merasakan pentingnya belajar, dan mereka Pengetahuan Tentang Lingkungan Hidup
memperoleh makna yang mendalam terhadap SMA/MA Kelas XI. Tesis tidak diterbitkan.
apa yang dipelajarinya[4]. Malang: PPs-Universitas Negeri Malang.
Pemetaan mata pelajaran yang dapat 2 Astawa. 2015. Pengembangan Kurikulum
disisipi kearifan lokal perlu dilakukan dengan Geografi Berbasis Kearifan Lokal Untuk
cermat agar dapat terintegrasi secara harmonis Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pada
sehingga tidak tumpang tindih[3]. Penggunaan Kawasan Upland Bali dan Implikasinya
kearifan lokal dalam membelajarkan materi Terhadap Sikap Kosmosentris Siswa.
pelajaran sebenarnya juga merupakan wujud Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs-
penerapan pembelajaran kontekstual. Agar dapat Universitas Negeri Malang.
memilih kearifan lokal yang sesuai dengan 3 Husin. V. E. R., Wiyanto., & Darsono. T.
materi pelajaran dan lingkungan siswa, maka 2018. Integrasi Kearifan Lokal Rumah
guru perlu melakukan identifikasi kearifan lokal Umekbubu dalam Bahan Ajar Materi Suhu
[3]. Berdasarkan hasil analisis instrument dan Kalor untuk Meningkatkan Motivasi dan
triangulasi, kearifan lokal anyaman ini dapat Hasil Belajar Siswa SMA. Journal Physics
disisipkan atau diintegrasikan ke dalam mata Communication. 2(1). 26-35.
pelajaran fisika khususnya materi Gaya dan 4 Mulyasa, E. (2006). KTSP Sebuah Panduan
Hukum Newton yang bisa juga dibuat dalam Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
bentuk bahan ajar fisika berbasis kearifan lokal 5 Mulyasa. E. 2015. Pengembangan dan
untuk menjawab permasalahan materi Gaya dan Implementasi Kuikulum 2013. Bandung:
Hukum Newton dalam kegiatan pembelajaran di Remaja Rosdakarya.
kelas guna meningkatkan minat belajar siswa 6 Pasaka. H. A. 2017. Studi Pengembangan
SMA. Ekowisata Bahari di Pulau Pasir Putih
Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Ilmu
SIMPULAN DAN SARAN Kesehatan. 3(1).
Simpulan 7 Rohmad. 2013. Pengembangan Lembar
Berdasarkan penelitian yang telah Kerja Siswa (LKS) Berbasis Eksplorasi,
dilakukan maka peneliti dapat mengambil Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) Serta
kesimpulan bahwa Kearifan lokal anyaman Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar Mata
menjadi salah satu budaya yang sudah mendarah Pelajaran Geografi SMA/MA di Kabupaten
daging pada masyarakat Desa Linamnutu karena Rembang. Universitas Negeri Semarang.
sebagai mata pencaharian bagi masyarakat di 1(2):hlm.2,(Online),https://scholar.google.co
daerah tersebut. Dalam proses anyaman terdapat .id/), diakses 24 Juli 2016.
konsep fisika yang bisa dihubungkan ke dalam 8 Satriawan, M. & Rosmiati. 2016.
pembelajaran fisika khususnya pada materi Gaya Pengembangan bahan ajar fisika berbasis
dan Hukum Newton. Kontekstual dengan mengintegrasikan

157
Vol. 4, No. 2 – Oktober 2019
ISSN: 2503-5274(p), 2657-1900(e)

Kearifan lokal untuk meningkatkan


Pemahaman konsep fisika pada mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Sains.Vol. 6(1).ISSN:
2089-1776.
9 Simanjuntak. 2014. Korelasi Kebudayaan
dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Obor
Indonesia.
10 Sukmawati. 2015. Pengembangan Suplemen
Bahan Ajar Pengetahuan Lingkungan
Berbasis Kearifan Lokal Tentang Pelestarian
Hutan Adat Ammatoa di Kabupaten
Bulukumba Sulawesi Selatan. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: PPs-Universitas Negeri
Malang.
11 Tejokusumo. 2015. Pengembangan Buku
Pengayaan Perubahan Sosial di Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga Jawa
Tengah Sebagai Sumber Belajar IPS di
SMP. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs-
Universitas Negeri Malang.
12 Zahra. 2014. Pengembangan Bahan Ajar
Sejarah Pokok Bahasan Islamisasi Berbasis
Peninggalan Sejarah Masjid Agung Demak.
Universitas Negeri Semarang, 3(1): hlm. 18,
(Online),(https://scholar.google.co.id/),
diakses 24 Juli 2016.

158

Anda mungkin juga menyukai